KASUS 3-3
Oleh:
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
1. Sebuah artikel dalam The Wall Street Journal, 10 Desember 1957, memberikan gambaran
pembuatan biaya dalam “sebuah imajinasi, divisi mobil dalam Ford-Chevrolet-Plymouth
field.” Sebagian besar data diberikan sebagai bagian dari pertanyaan ini yang diperoleh
dari artikel tersebut. Dengan menggunakan data-data tersebut, hitunglah harga standar.
Rasio modal kerja (working capital ratio) tidak diberikan, asumsikan bahwa mereka sama
dengan yang terdapat dalam Tampilan 2.
Jawab:
Keterangan:
Pada Tampilan 2 terjadi penghilangan biaya komersial agar dapat menghitang harga
standar dengan rasio penjualan (a = 0,100) dan rasio terhadap biaya pabrik (b = 0,125).
Setelah melakukan penghilangan dari biaya komersial sebesar 7%, maka penyisihan
standar untuk pengeluaran pada rasio penjualan adalah sebesar 0,070, dan pada rasio
terhadap biaya pabrik tetap adalah sebesar 0,125. Sehingga hasil untuk nilai a = 0,100
dikurangi dengan 0,070 sama dengan 0,03. Selanjutnya mencari harga standar dengan
rumus:
1+ b 1+0,125
Harga jual, sebagaimana rasio terhadap biaya pabrik ¿ = = 1,160
1−a 1−0,03
2. Apa yang akan terjadi pada laba dan ROI sebelum kena pajak dalam setahun di mana
volumenya hanya 60% dari kapasitas? Apa yang akan terjadi dalam setahun bila
volumenya 100% dari kapasitas? Asumsikan bahwa biaya nonvariabel termasuk dalam
$1.550 biaya per unit di atas adalah $350 juta (yaitu, besarnya biaya variabel adalah
$1.500 - $350 = $1.150). Dalam kedua situas tersebut, asumsikan bahwa mobil-mobil
dijual pada harga standar yang ditetapkan dalam pertanyaan nomor 1, karena harga standar
tidak berubah untuk mencerminkan perubahan tahunan dalam volume.
Jawab:
$ 156.000 .000
x 100 %=26 %
$ 600.000 .000
$ 260.000 .000
x 100 %=43,3 %
$ 600.000 .000
3. Pada tahun 1975, General Motors memberikan potongan tunai sebesar $300 per mobil dari
daftar harga. Pada tahun 1972 dan 1973 harga-harga dibatasi oleh peraturan pengendalian
harga, yang mensyaratkan bahwa harga penjualan dapat naik hanya jika harga meningkat.
Karena itu, harga jual tidak dapat dikendalikan meskipun selalu ada kemungkinan bahwa
peraturan pengendalian harga dapat diberlakukan lagi. Pada tahun 1975, permintaan akan
mobil menurun drastis dibandingan dengan tahun 1974, sebagian disebabkanoleh adanya
resesi dan sebagian lagi disebabkan oleh kekhawatiran akan tingginya harga bahan bakar.
Apakah potongan tunai tersebut mencerminkan bahwa General Motors menerapkan
kebijakan harga yang baru pada tahun 1975, atau apakah hal tersebut konsisten dengan
kebijakan yang digambarkan pada kasus tersebut?
Jawab:
Ya, konsisten. Karena dalam kebijakan tersebut dijelaskan bahwa yang menjadi
prtimbangan dasar adalah angka pengembalian rata-rata selama periode yang sekian lama,
bukan berdasarkan angka pengembalian tertentu, pada tahun tertentu dan pada waktu
singkat. Jadi, dengan pemberian potongan, diharapkan tetap menstabilkan angka
penjualan, sehingga produk jadi tidak menumpuk.
4. Apakah kebijakan tersebut tepat bagi General Motors? Apakah tepat bagi Amerika?
Jawab:
Ya, tepat. Karena General Motors memberikan potongan tunai bukan berarti menerapkan
kebijakan baru, termasuk upaya pengendalian harga terhadap apa yang terjadi pada
perekonomian global. Selain itu, pemberian potongan tunai adalah kebijakan yang tepat
melihat tren permintaan produk pada tahun sebelumnya (1974) yang terus menurun.
Dengan demikian, meskipun tidak memperoleh keuntungan yang besar, produk masih
memiliki daur hidup dalam keberlanjutan bisnis, sehingga produk tidak hanya menjadi
barang yang hanya tersimpan di garasi dan gudang saja.
Kemudian bagi Amerika, kebijakan yang diambil sudah tepat mengingat pada tahun
tersebut keadaan ekonomi di Amerika mengalami resesi. Karena meskipun secara nilai
atau pendapatan yang diperoleh negara terlihat akan berkurang dengan adanya diskon
yang diambil General Motors, karena meski nilai turun Amerika tetap memperoleh
pendapatan dari usaha General Motors tersebut akibatnya Gross Domestics Product (GDP)
tidak turun secara drastis.