Makalah Taksonomi Dan Identifikasi Gulma Ferri
Makalah Taksonomi Dan Identifikasi Gulma Ferri
Oleh:
FERRI IRAWAN
NIM: 18021087
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Gulma
Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah
yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin
nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi, dapat bertahan
hidup pada daerah kering, lembab bahkan tergenang,
mampu beregenerasi atau memperbanyak diri besar
sekali, dapat berkembang biak dengan cepat, mempunyai
zat berbentuk senyawa kimia seperti cairan berupa
toksin (racun) yang dapat mengganggu atau menghambat
pertumbuhan tanaman pokok, bagian-bagian tumbuhan
gulma yang lain dapat tumbuh menjadi individu gulma
yang baru, seperti akar, batang, umbi dan lain
sebagainya, sehingga memungkinkan gulma unggul
dalam persaingan (berkompetisi) dengan tanaman
budidaya, dapat dibedakan menjadi beberapa golongan
atau kelompok berdasarkan bentuk daun, daerah tempat
hidup (habitat), daur atau siklus hidup, sifat botani dan
morfologi,serta cara perkembangbiakan ().
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.1 Maman Ungu (Cleome rutidosperma D.C.)
1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Capparidales
Suku : Capparidaceae
Marga :Cleome
Jenis : Cleome rutidospermae D.C.
(Backer & van den Brink, 1965)
2. Morfologi Tanama
Herba tegak, merambat atau tumbuh merangkak
tinggi 0.15-0,80 m, berbunga sepanjang tahun. Daun
mahkota bunga dengan ujung runcing seperti cakar,
panjang 9-12 mm; di Jawa berwarna biru; bulu-bulu
halus yang pendek; tangkai buah 20-30 mm; batang
(berbentuk kapsul) yang masak berada di atas goresan
daun berangsur-angsur meruncing seperti paruh;
diameter biji 1,75-2 mm, elaiosom keputihan; helaian
daun biasanya 3, bentuk daun memanjang atau bulat
memanjang, tajam atau tumpul, dengan bulu-bulu tebal
pendek; batang 0,5-2 cm dengan duri tipis.Dikenal
dengan nama Maman ungu (Waterhouse&Mitchell,1998).
Morfologi E. crus-galli
1. Daun
Daun E. crus-galli pada saat masih muda sangat mirip
dengan daun padi. Daerah pangkal daun dapat
digunakan untuk membedakan daun E. crus-galli dan
daun padi. Pangkal daun E. crus-galli tidak memiliki
ligula dan aurikel, sedangkan pangkal daun padi
memiliki ligula yang bermembran dan aurikel yang
berbulu (Itoh, 1991).
E. crus-galli memiliki daun yang tegak atau rebah
pada dasarnya. Daunnya memiliki ukuran panjang
sampai 35 cm dan lebar 0.5-1.5 cm. Warna daun rumput
ini hijau sampai hijau keabuan. Setiap daun memiliki
pelepah yang tidak berambut dan memiliki panjang 9-13
cm (Waterhouse, 1994). Pelepah daun umumnya
berwarna kemerahan di bagian bawahnya. Helaian daun
berukuran 5- 65 cm x 6-22 mm, bersatu dengan pelepah,
berbentuk linear dengan bagian dasar yang lebar dan
melingkar dan bagian ujung yang meruncing.
Permukaan daun rata, agak kasar dan menebal di bagian
tepi (Duke, 1996). Helaian daun memiliki beberapa
rambut halus pada bagian dasarnya dan agak lebat pada
permukaan daun (Fishel, 2000).
Batang
Akar
E. crus-galli memiliki jenis akar yang berserat dan
tebal. Akar E. crusgalli
dihasilkan pada setiap ruasnya (Soerjani et al., 1987).
Bunga
Biji
Lemma dari floret yang pertama memiliki permukaan
yang datar atau sedikit cembung atau tumpul. Glume
bagian bawah memiliki panjang sekitar 1.5- 2.5 mm,
berbentuk ovate, memendek dan memiliki ujung yang
memendek secara bertahap. Glume bagian atas memiliki
panjang yang sama dengan spikelet, berbentuk ovate-
oblong, runcing, memiliki rambut yang tebal dan kaku
sepanjang
0.5-3 mm serta berambut pendek (Galinato et al., 1999).
Produksi benih bervariasi dari 2 000 – 40 000 benih per
tanaman pada daerah bergulma. Hal tersebut
menunjukkan bahwa E. crus-galli mampu menghasilkan
lebih dari 1 000 kg benih/ha (Galinato et al., 1999).
Syarat Ekologi
Cahaya
E. crus-galli tumbuh pada daerah dengan ketinggian
yang rendah sampai sedang. Gulma ini tumbuh baik
pada tempat dengan penyinaran penuh sepanjang tepi
perairan (Soerjani et al., 1987). E. crus-galli
membutuhkan waktu 42-64 hari untuk melengkapi siklus
hidupnya. Benih akan langsung tumbuh setelah ditanam
tetapi sebagian lagi mengalami dormansi selama 4-48
bulan. Fotoperiodisme mempengaruhi jumlah benih yang
dorman dan intensitas dari dormansi tersebut (Zimdahl
et al., 1989). Pembungaan dipengaruhi oleh panjang hari
dimana pada hari pendek (8-13 jam) pembungaan lebih
cepat terjadi. Jumlah malai dan anakan lebih besar pada
hari pendek, tetapi ukurannya kecil. Pada hari panjang
(16 jam), gulma ini menghasilkan malai dengan ukuran
yang lebih besar dan jumlah benih yang lebih banyak
(Galinato et al., 1999). E. crus-galli yang tumbuh pada
daerah dengan penyinaran penuh memiliki bobot kering
empat kali lebih besar serta jumlah malai dan anakan
dua kali lebih banyak daripada E. crus-galli yang tumbuh
pada daerah dengan naungan 50% (Galinato et al., 1999).
I. Sistematika Bahan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Kyllinga
Species : Kyllinga monocephala Rottb.
Teki udel – udelan (nama daerah)
II. Morfologi Tumbuhan
a. Akar
Teki udel – udelan memiliki akar berupa akar rimpang
pendek yang beruas-ruas dan memiliki percabangan yang
merayap. Rimpang berwarna merah.
b. Batang
Teki udel – udelan memiliki batang berbentuk segitiga
yang tajam dengan tinggi batang 0,1 – 0,5 m. Batang
pada umumnya berwarna hijau.
c. Daun
Teki udel – udelan memiliki daun yang panjangnya 2
– 4 cm dengan bentuk garis sempit. Lebar daun teki udel
– udelan ini 2 – 4 mm dan juga terdapat daun pembalut
yang menutupi pelepah dan bongkol semu yang
berbentuk kerucut.
d. Bunga
Teki udel – udelan memiliki bunga yang biasanya
terletak di ujung pucuk pangkal dan memiliki banyak
bulir. Tidak memiliki tenda bunga, benang sari
berjumlah 3 dan cabang tangkai putik 2.
e. Buah
Teki udel – udelan memiliki buah berbentuk bulat
memanjang, sedikit gepeng, berwarna coklat muda,
berjerawat halus dan teki udel – udelan memiliki panjang
lebih kurang 1,5 mm.
f. Biji
Teki udel – udelan memiliki biji berbentuk bulat. Biji
berwarna putih, sangat ringan, dan ukurannya sangat
kecil. Biji teki udel – udelan memiliki bulu – bulu dan
keras.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran