OLEH
HUMAIDI ASH SHIDDIEQY MS
1131001028
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERISTAS BAKRIE
2014
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pengambilan Keputusan Organisasi (Organizational Decision Making Theories)
Pengambilan keputusan dalam organisasi terkait mengenai proses pengambilan keputusan
yang terjadi pada semua tingkatan dan dalam semua unit dalam organisasi. ada dua macam
proses pengambilan keputusan1 dalam pengertian ini, dapat kita lihat bahwa sebuah organsasi
menjadi suatu fokus kegiatan dalam proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan pada Organisasi Hierarki.
Di dalam struktur hierarki, manajer tertinggi berfungsi menjadi pusat dari
pengambilan keputusan strategis yang menyangkut dengan keputusan pelembagaan,
manajer tingkat tengah mengepalai pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan pada Organisasi Fungsional.
Pengambilan keputusan dalam struktur fungsional dikelola oleh tiap-tiap bidang
dengan departemen yang memimpinnya. Sementara itu, model struktur per divisi masing-
masing memegang dan menjalankan kepentingannya.
Berikut ini akan dibahas mengenai analisis proses pengambilan keputusan yang
didominasi oleh teori Mary Jo Hatch.
d. Model Koalisi
1
Suatu proses pengambilan keputusan terjadi pada semua tingkatan dan dalam semua unit organisasi,
lihat Mary Jo Hatch, Organization Theory: modern, Symbolik, Design and Post Modern Perspektif (New
York : Oxford University Press, 10997), hlm. 270.
Biasanya pembentukan suatu koalisi2 didasarkan pada perundingan yang berlangsung
dibalik layar yang berusaha untuk memberikan pertimbangan kepada semua kepentingan dalam
posisi bersama di dalam koalisi. Dengan kondisi tersebut, para pembuat keputusan menjadi tidak
fokus pada pencarian informasi pemecahan masalah, akan tetapi lebih menekankan menampung
minat alternatif.
2
Suatu usaha pembentukan kekuatan yang didasarkan pada beberapa perundingan di belakang layar
yang berusaha untuk memberikan pertimbangan kepada semua kepentingan dalam posisi bersama di
pembentukan kekuatan tersebut, dikutip dari Ibid., hlm. 277 oleh Mary Jo Hatch , Organization Theory:
modern, Symbolik, Design and Post Modern Perspektif (New York : Oxford University Press, 1997)
a). Kegiatan perumusan ( formulasi) strategik memperkuat kemampuan perusahaan mencegah
masalah. Manajer yang mendorong bawahannya untuk menaruh perhatian pada perencanaan
dibantu dalam melaksanakan tanggungjawab pemantauan dan peramalan oleh bawahan yang
menyadari perencanaan strategik.
b). Keputusan strategik yang didasarkan kelompok akan dihasilkan dari alternatif terbaik yang
ada. Proses manajemen strategik menghasilkan keputusan yang lebih baik karena interaksi
kelompok menghasilkan strategi yang lebih beragam dan karena peramalan yang didasarkan paa
bermacam-macam spesialisasi anggota kelompok meningkatkan kemampuan menyaring pilihan.
c). Keterlibatan karyawan dalam perumusan strategi meningkatkan pemahaman mereka akan
adanya hubungan produktivitas-imbalan pada setiap rencana strategik, dan dengan demikian
mempertinggi motivasi mereka.
d). Kesenjangan dan tumpang tindih kegiatan diantara individu dan kelompok berkurang, karena
partisipasi dalam perumusan strategi memperjelas adanya perbedaan peran masing-masing.
e). Penolakkan terhadap perubahan berkurang. Meskipun para peserta dalam perumusan strategi
mungkin tidak lebih senang dengan keputusan mereka sendiri ketimbang jika keputusan diambil
secara otoriter, kesadaran mereka yang lebih besar akan parameter-parameter yang membatasi
pilihan membuat mereka lebih mau menerima keputusan itu.