c. Validasi retrospektif: Validasi hanya dengan - Larangan personil dengan penyakit yang jelas dan lesi
evaluasi data, jika data yang cukup tersedia untuk terbuka, kosmetik, aksesori.
dievaluasi. - Laporkan untuk kondisi yang dapat memengaruhi
2. Revalidasi (validasi ulang): Validasi dilakukan jika kualitas.
terjadi perubahan atau penyimpangan signifikan - Larangan kontak langsung tangan dengan bahan,
terhadap objek validasi yang sebelumnya valid. produk antara atau produk massal
Prioritas validasi proses: - Penutup tubuh yang bersih harus digunakan.
1. Produk baru - Larangan: merokok, makan, minum, mengunyah,
menjaga tanaman dan obat-obatan pribadi.
1
2
Tekanan ruangan
AHU/HVAC Lokasi terminal udara dan aliran udara terarah
Defenisi: AHU (Air Handling Unit) adalah suatu Filtrasi udara, perubahan udara atau laju
sistem yang dibuat untuk mengendalikan kondisi udara, pembilasan
suhu, kelembaban, partikel, jumlah mikroba, dan
Suhu dan kelembaban
pertukaran udara perjam yang dibutuhkan oleh fasilitas
tertentu. Aliran material, aliran personel
Mengapa: Perlu menerapkan sitem AHU karena udara Pergerakan peralatan
yang masuk ke ruang produksi harus memenuhi
persyaratan baik itu persyaratan jumlah partikel, suhu, Proses yang sedang dilakukan, dan jenis produk
jumlah mikroba dan penggantian udaranya harus Hunian
memenuhi persyaratan.
Kondisi udara luar
Tujuan: Untuk melindungi kualitas, kemanjuran dan
keamanan produk, dan untuk menyediakan lingkungan
yang nyaman dan aman bagi orang-orang dengan Ruang Produksi Farmasi (Klasifikasi dan
mencegah kontaminasi silang, suhu, kelembaban, Persyaratan)
perubahan udara, aliran dan tekanan yang salah.
Room Classes Temp RH Qty of particles / Qty of Micr AC/
Bagaimana cara menyediakan HVAC yang cocok? (%) m3 obe/m3
(℃) ≥ 5μm ≥0,5μm hr
Itu tergantung pada sejumlah kriteria:
A <1 >120
Klasifikasi area bersih atau tingkat perlindungan B 5
1 100 3.5x103 0
Tipe produk
WA
Hunian 2 10.000 C 3.5x105 2x103 100
16-25 45-55 20-40
Kondisi dan lokasi iklim. D
Lokasi terminal udara dan aliran udara terarah
GA 3 100.00 E 20-28 30-40 3.5x106 2x104 500
Konfigurasi ruangan, pasokan udara, dan lokasi 0
F 20-28 45-75
5-20
ekstraksi
G
Area Bersih (Clean Room) H
BA 4 WA=White Area, GA=Grey Area, BA=Black Area
Defenisi: Suatu area (atau ruangan) dengan kontrol
lingkungan tertentu dari kontaminasi partikel dan
mikroba, dibangun dan digunakan sedemikian rupa
untuk mengurangi pengenalan, pembangkitan dan
penyimpanan kontaminan di dalam area.
Tujuan: Untuk memfasilitasi proses produksi di mana
bahan dan produk awal farmasi, peralatan dan
peralatan terpapar di area tersebut.
Persyaratan Area Bersih:
Beberapa kriteria dasar dalam menciptakan area bersih
yang efektif dan efisien:
Bangunan dan struktur selesai
2
3
Full Fresh-Air System AHU b. Air untuk Injeksi: Kualitas tertinggi Air Murni yang
disuling digunakan sebagai perantara atau produk
massal untuk injeksi.
c. Air Sangat Murni: Kualitas tertinggi dari Air Murni
yang diproduksi dengan metode gabungan dari RO,
ultrafiltrasi dan deionisasi
Mengapa:
Air yang dimurnikan memainkan peran penting dan
penting sebagai bahan baku untuk produk farmasi.
Air adalah media yang baik untuk mikroba, dan dapat
larut, menyerap, mengandung banyak senyawa
termasuk kontaminan beracun.
Sebagai bahan baku, air murni langsung digunakan
tanpa tes sebelumnya.
Tes mikroba dilakukan setelah air digunakan, perawatan
harus diambil untuk kontaminasi mikrobiologis dan
proliferasi ke dalam sistem.
Metode pemurnian/pengolahan air
a. Destilasi: dilakukan dengan mendidihkan air menjadi
uap, lalu mendinginkan uap tersebut menjadi air
3
4
4
5
5
6
2. Strong : Tersedianya kapasitas untuk mentoleransi Spesifikasi: Penjelasan rinci tentang desain dan bahan
resiko dalam mengelola resiko-resiko yang terjadi. yang digunakan untuk membuat sesuatu.
3. Adequate : Lengkapnya implementasi dari Penyimpangan adalah peristiwa yang tidak biasa atau
prinsip-prinsip manajemen resiko. 'abnormal'. Didefinisikan secara formal sebagai
persetujuan instruksi yang disetujui atau standar
4. Weak : Implementasi manajemen resiko disesuaikan estabilsh. Dapat direncanakan atau tidak direncanakan.
dengan kinerja yang dicapai (bersifat adjustment).
Contoh Penyimpangan-Direncanakan:
Hambatan dalam Penerapan Manajemen Resiko
- Substitusi peralatan
Terpadu:
1. Kurangnya komitmen pimpinan pada berbagai - Pelepasan awal / sementara untuk bahan awal
tingkatan serta seluruh karyawan yang ada - Memaksimalkan atau memperkecil batch menjadi
kualitas non-standar
2. Kurangnya kompetensi SDM
- Sumber alternatif bahan awal
3. Belum adanya SOP
Contoh Penyimpangan- tidak Direncanakan:
6
7
Penyimpangan, terjadinya peristiwa non-rutin selama 2. Apakah personel operasi Anda tahu cara melaporkan
pembuatan obat-obatan dan biofarmasi, adalah fakta penyimpangan & menentukan dampak langsungnya?
kehidupan. Malfungsi peralatan, kesalahan oleh 3. Apakah ada sumber daya yang cukup untuk
personel, gangguan daya, dan banyak jenis peristiwa menyelidiki dan meninjau penyimpangan ini secara
yang tidak direncanakan lainnya dapat memengaruhi tepat waktu?
operasi produksi normal.
4. Apakah para penyelidik mampu melakukan
Praktik-praktik manufaktur yang baik mengharuskan penyelidikan yang efektif dan ditulis dengan baik yang
setiap peristiwa ini dikatalogkan dan diinvestigasi
dengan benar untuk menentukan dampak pada produk,
7
8
8
9
- Manajemen perubahan adalah suatu pendekatan - Setelah implementasi, dan bila sesuai, hendaklah
untuk mengubah individu, tim, dan organisasi kepada dilakukan evaluasi efektivitasnya untuk memastikan
kondisi masa depan yang diinginkan. bahwa perubahan tersebut telah berhasil.
- Manajemen Perubahan adalah suatu proses sistematis ISO 9001 : 2015
untuk melakukan sesuatu yang berbeda dan menuju
arah yang lebih baik, baik bagi perorangan maupun
organisasi
Pendahuluan
Manajemen Perubahan adalah sebuah sistem
manajemen untuk memastikan bahwa perubahan dari
sebuah proses, teknologi, peralatan, prosedur, fasilitas,
dan tenaga kerja sudah benar-benar dianalisa,
didokumentasi dan dikomunikasikan kepada pihak
terkait, sehingga perubahan yang direncanakan tidak
menimbulkan kerugian Mutu Produk, dan Efektifitas
Sistem Mutu.
CPOB 2018 (Bab 12)
1. Pengendalian perubahan merupakan bagian penting
dari pengelolaan pengetahuan dan hendaklah ditangani
dalam Sistem Mutu Industri Farmasi.
2. Hendaklah tersedia prosedur tertulis yang merinci
langkah yang diambil bila ada usul perubahan terhadap
bahan awal, komponen produk, peralatan, proses, Manfaat
bangunan-fasilitas, ragam produk, proses produksi atau 1. Organisasi dapat merespon lebih cepat terhadap
metode pengujian, ukuran bets, design space, atau permintaan pelanggan.
perubahan apa pun pada siklus hidup produk yang
mungkin berpengaruh pada mutu atau reprodusibilitas 2. Membantu menyelaraskan sumber daya yang ada
dalam organisasi.
3. Manajemen risiko mutu hendaklah digunakan untuk
mengevaluasi perubahan yang direncanakan, untuk 3. Kinerja karyawan meningkat ketika karyawan yang
menentukan dampak potensial terhadap mutu produk, bersangkutan merasa didukung dan memahami proses
Sistem Mutu Industri Farmasi, dokumentasi, validasi, perubahannya.
status pemenuhan persyaratan yang berlaku, kalibrasi, 4. Menyediakan cara untuk mengantisipasi tantangan
perawatan dan pada sistem lain untuk menghindarkan dan menanggapi ini secara efisien.
akibat yang tidak diinginkan dan untuk merencanakan
proses validasi, verifikasi, atau upaya rekualifikasi 5. Menurunkan risiko yang terkait dengan perubahan
yang diperlukan.
6. Kemungkinan kegagalan perubahan berkurang.
4. Perubahan hendaklah diotorisasi dan disetujui oleh
personel yang bertanggung jawab atau personel
fungsional terkait sesuai dengan yang tercantum pada
Sistem Mutu Industri Farmasi.
- Data pendukung, misal salinan dokumen, hendaklah
dikaji untuk memastikan bahwa dampak perubahan
telah dipertimbangkan sebelum disetujui .
9
10
10
11
Management Review
Company Quality Target Example
11
12
12
13
- Hasil audit internal dan eksternal, komitmen pada - Menghasilkan obat yang aman, berkhasiat dan
regulator, bermutu tanpa pengawasan yang ketat dari regulator
- Kepuasan pelanggan: Keluhan dan penarikan - Pendekatan yang sama membantu regulator secara
global
- Kesimpulan dari hasil pemantauan PP&PQ
- Efektivitas dari perubahan pada proses dan produk
termasuk perubahan sebagai hasil dari CAPA
- Tindaklanjut dari pengkajian sebelumnya
Goals Quality System Review
- Memperbaiki sistem mutu dan prosesnya
- Pengaturan Sumber Daya (kompetensi, kapasitas)
- Mengkaji Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu
How ???
- Key Performance Indicator (KPI) >> Quality Metric
- Merupakan salah satu pengukuran kinerja. DATA INTEGRITY
- KPI mengevaluasi berapa sukses suatu organisasi Contoh relevan
atau pengukuran kinerja suatu aktivitas.
Label kalibrasi. Memperlihatkan nomor unik obyek
- Indikator kinerja secara rutin dikaitkan dengan ikhtiar kalibrasi, identitas instrumen benar sesuai dengan
perbaikan kinerja. informasi yang tertempel, ketika kita akan
Contoh menggunakan alat ukur tersebut, di label kita melihat
ternyata jatuh tempo kalibrasi kembali sudah
- Batch yang tepat pertama kali,% kadaluwarsa hari kemarin. Secara teknis mungkin alat
- Total pemberitahuan penyimpangan (termasuk OOS) tersebut masih memberikan akurasi yang baik, tapi dari
perspektif sifat data integrity, kita tidak memiliki cukup
- Pemberitahuan penyimpangan> 30 hari (CAPA) keyakinan bahwa alat tersebut akan mengukur secara
- Keluhan akurat. Bila kita tetap menggunakannya dan kita
mencatat penggunaan alat tersebut pada sebuah
- penarikan rekaman bets misalnya, maka dokumen rekaman bets
tersebut tidak memiliki sifat data integrity yang baik.
- Inspeksi diri
- Program Kepatuhan terhadap Pelatihan
- Audit vendor termasuk manufaktur pihak ketiga
Quality Metric Objective
- Mendorong pembuatan obat yang aman, berkhasiat
dan bermutu
- Mendorong pembentukan perilaku sadar mutu dan
sadar CPOB
- Mengurangi kesenjangan obat karena mutu dan recall
13
14
- Bahwa data yang direkam harus persis sama seperti Biasanya, penggunaan tanggal mundur ini ditemukan
yang dimaksud, dan saat diambil kembali maka data itu dalam analisis stabilitas. Sampel diuji dengan HPLC
persis sama saat pertama kali disimpan. dalam tanggal mundur dengan mengubah tanggal dalam
sistem komputer karena berbagai alasan, seperti
Permasalahan di industrI farmasi ketidaktersediaan sistem HPLC atau sumber daya
- Manipulasi manusia. Penggunaan tanggal mundur dianggap sebagai
masalah serius dalam regulasi.
- Pengujian sampel berulang
Akses data yang tidak terotorisasi
- Dokumentasi dengan tanggal mundur (back date)
Penghapusan atau pengubahan data elektronik yang
- Akses data yang tidak terotorisasi dihasilkan oleh berbagai instrument oleh analis
- Catatan logbook termasuk ke dalam pengaksesan data oleh pihak yang
tidak berwenang. Semua instrument yang menghasilkan
- Menyalin data data elektronik harus memiliki sistem audit trail (sistem
Manipulasi data yang dapat memperlihatkan catatan nama orang yang
mengakses sistem computer disertai tanggal dan jam).
Pengubahan atau manipulasi data asli untuk
memperoleh hasil yang memenuhi syarat untuk setiap
produk yang diproduksi merupakan masalah yang Catatan log book
sangat banyak ditemukan di laboratorium pengawasan
mutu (quality control). Analis dapat menggunakan Masalah integritas data dalam hal ini terjadi saat setiap
cairan penghapus atau pemutih untuk kegiatan yang dilakukan menggunakan setiap
menyembunyikan hasil aslinya, metode koreksi ini instrument tidak dicatat dalam logbook instrument atau
berlawanan dengan regulasi Good Manufacturing tertukarnya data antara dua atau lebih instrument yang
Process (GMP) dan Good Documentation Process berbeda. BPOM dapat menganggap aktivitas tersebut
(GDocP). tidak benar-benar dilakukan dan laporannya dipalsukan.
Contoh
14
15
Pedoman
Modern Humanities Research Association (MHRA)
Contoh
World Health Organization (WHO)
USA-Food and Drug Agency (FDA)
Pharmaceuticals Inspection Cooperation/Scheme
(PIC/s)
Latar belakang
- Memastikan bahwa data integrity dipahami sebagai
komponen penting di industry farmasi dalam menjamin Defenisi
kemanan, khasiat dan mutu obat dan karena Praktik yang Baik untuk Manajemen Data dan Integritas
melindungi masyarakat adalah bagian penting dari dalam Lingkungan GMP / GDP yang Diatur, Panduan
pengawasan regulator (BPOM) PIC / S, 2016
“... sangat penting dalam sistem mutu farmasi yang
memastikan bahwa obat-obatan berkualitas baik.
15
16
Praktik integritas data yang buruk dan kerentanan - Istilah “akurat” berarti data : benar, jujur, lengkap,
merusak kualitas catatan dan bukti dan akhirnya dapat valid dan dapat diandalkan
merusak kualitas produk obat. "
- Untuk catatan kertas dan elektronik, untuk
Prinsip utama data integrity mendapatkan data yang akurat diperlukan prosedur,
proses, sistem dan control yang memadai yang termasuk
Attributable: Jelas siapa yang mendokumentasikan data
dalam sistem manajemen mutu.
Legible: Dokumen terbaca, dengan tandatangan yang
- Kontrol yang menjamin keakuratan data dalam catatan
bisa dikenali
kertas dan catatan elektronik meliputi, namun tidak
Contemporaneous : Informasi didokumentasikan dalam terbatas pada :
kerangka waktu yang benar, sesuai kronologi
- Kulifikasi, kalibrasi dan pemeliharaan peralatan,
Original: Dokumen asli. Jika tidak, salinannya harus seperti timbangan dan pH meter, yang
persis seperti catatan aslinya menghasilkan cetakan
Accurate: Akurat dan konsisten terhadap fakta - Validasi sistem komputerisasi yang menghasilkan,
memproses, memelihara, mendistribusikan atau
Attributable mengarsipkan catatan elektronik
Dapat diketahui secara pasti dan spesifik, siapa yang - Investigasi penyimpangan dan hasil yang
telah mencantumkan/menghasilkan semua diragukan dan tidak pasti
data/informasi yang terdapat dalam sebuah rekaman
(misalnya seseorang, atau suatu sistem komputer) -Kontrol manajemen risiko lainnya dalam sistem
manajemen mutu
Ekspektasi dari attributable
Kunci dari data integrity
- Bagaimana data dikumpulkan dan dilaporkan
- Bagaimana data ditinjau
- Bagaimana integritas data dilindungi
Ekspektasi dari eligible - Bagaimana kesalahan perhitungan ditangani
- Bagaimana alarm dikelola
- Siapa yang berwenang untuk memvalidasi data
- Apa yang terjadi pada data ( misalnya : dibuang,
diarsipkan)
- Bagaimana data elektronik dilindungi dari pengeditan,
perubahan, atau penghapusan
Ekspektasi dari contemporaneous - Bagaimana password ditentukan dan dilindungi
Penerapan Good documentation practice (gDocP)
yang berdampak pada data integrity
- Selalu lakukan pencatatan pada saat kegiatan
dilakukan
- Selalu tuliskan tanggal dan tanda tangan dan atau
initial
Accurate
- Selalu gunakan pulpen dengan kualitas tinta yang baik
16
17
- Cross functional (mendapatkan hasil lebih objektif) - Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas dan obat
jadi
-Kompetensi inspector/auditor >> ditetapkan
persyaratan-persyaratan - Peralatan
18
19
-Hasil inspeksi diri sebelumnya dan tindakan perbaikan 4. Verifikasi kepada pemilik proses (auditee), terkait
temuan tsb.
Pembuatan Daftar Periksa
5. Temuan tsb harus disepakati terlebih dahulu, sblm
1. Lihat standard yang digunakan oleh proses selanjutnya
bagian/perusahaan :
Desk Inspection/Audit
CPOB/cGMP
1. Team inspeksi mengumpulkan hasil temuan di
PICs lapangan
ISO 9001 2. Berdiskusi dengan Lead Inspector, terkait temuan
SOP (Prosedur Standard Operasional) yang dinilai “ragu-ragu” (mis : tidak cukup bukti, salah
interpretasi standard)
Instruksi Kerja, dll
3. Inspector bisa meminta tambahan bukti (tertulis)
2. Ubah kalimat pernyataan menjadi pertanyaan (?) kepada auditee, terkait temuan-temuan dilapangan
3. Membantu inspector dalam mencari bukti 4. Penyimpangan (ketidaksesuaian) bisa disimpulkan,
4. “Memaksa” inspector untuk memahami terlebih dengan minimal memenuhi 3 faktor :
dahulu proses yang akan di inspeksi Bukti
Pelaksanaan Inspeksi Diri Standard yang digunakan
1. Opening meeting/pembukaan Permasalahan
2. Site tour/verifikasi lapangan
“berdasarkan proses bisnis”
3. Desk inspection/dokumentasi
Opening Meeting (Pembukaan)
Lead inspector menyampaikan :
1. Tujuan
2. Ruang lingkup
3. Rundown
Pelaporan Hasil
19
20
Setelah pelaksanaan, maka team inspector WAJIB : Pembuatan CAPA (Corrective Action and Preventive
Action)
1. Menyampaikan hasil temuan kepada auditee pada
saat closing meeting 1. Dibuat berdasarkan hasil temuan inspeksi/audit
2. Memberikan laporan tertulis kepada auditee dan 2. Menggunakan metoda Root Cause Analysis
Manajemen terkait hasil inpeksi
Pharmaceutical Quality System(Sistem Mutu
3. Menyampaikan tenggat waktu, kapan laporan Industri Farmasi)International Convention of
tertulis bisa diterima auditee Harmonization (ICH) Q10
4. Menyampaikan tenggat waktu, kapan feed back dari Tujuan menggunakan Obat
auditee bisa diterima tim inspektor
- Menyelamatkan nyawa
Diharapkan sudah tidak ada lagi debat mengenai hasil
- Menyembuhkan
temuan inspeksi
- Meningkatkan kualitas hidup
Tingkat Hasil Temuan
- Meningkatkan kesehatan
Pada laporan, temuan audit/inspeksi diklasifikasikan
dalam beberapa level : Risk for Patient and User
1. Critical (Kritis) 1. Menerima obat yang salah
Adalah kekurangan yang mempengaruhi mutu obat dan 2. Menerima obat yang benar, tetapi super-potent
dapat mengakibatkan reaksi fatal terhadap kesehatan
konsumen sampai kematian. 3. Menerima obat yang benar, tetapi sub-potent
Pencemaran silang, salah penandaan, WFI tercemar 5. Obat dikemas dengan label atau/brosure yang salah
Tindakan segera pengamanan segera diambil 6. Cara penyimpanan/pengiriman obat yang tidak sesuai
dengan persyaratan
Diinspeksi kembali dalam kurun waktu 3 bulan
2. Major (berdampak besar)
Adalah kekurangan yang mempengaruhi mutu obat
tetapi tidak berdampak fatal terhadap kesehatan
konsumen.
Contoh :
Peralatan utama tidak dikalibrasi, penyimpangan
proses tidak di dokumentasikan
3. Minor(berdampak kecil)
Adalah kekurangan yang kecil pengaruhnya terhadap
mutu obat dan tidak berdampak terhadap kesehatan
konsumen.
Contoh :
Pembersihan gedung tidak sesuai jadwal, permukaan
dinding retak, catatan ditulis dengan pensil
Tindak Lanjut Hasil Inspeksi
20
21
Prinsip SMIF
1. Sistem Mutu:
- Didesain secara komprehensif
- Diterapkan dengan benar
- Terdokumentasi dan dipantau efektivtasnya
2. Sasaran Mutu:
- Kepatuhan Regulasi
- Menghasilkan produk yang aman, bekhasiat dan
bermutu
- Partisipasi pihak internal dan eksternal
3. Manajemen Puncak
21
22
- Pendekatan sistematik dan lifecycle untuk 2. Memproduksi obat yang aman, berkhasiat dan
mendapatkan, menganalisa, menyimpan dan membagi bermutu: Recall, self inspection, quality audit
pengetahuan tentang produk, proses, komponen,
3. Perbaikan yang berkelanjutan pada proses dan sistem:
material dll.
Penanganan CAPA, PQR, Management review
22
23
23
24
Awalan QRM
1. Memahami organisasi dan konteksnya
- Masalah Eksternal (Hukum, teknologi, Pasar,
Sosial-budaya)
- Masalah Internal (Nilai, Budaya, Kinerja)
- Hasil yang Dimaksudkan dari QMS
Alur Manajemen Risiko Mutu 2. Memahami kebutuhan & harapan pihak yang
berkepentingan.
- Pelanggan, Regulator, Karyawan
- Masyarakat, Pemasok
Penilaian Risiko
Sebuah proses sistematis mengorganisir informasi untuk
mendukung keputusan risiko harus dibuat dalam suatu
proses Manajemen Risiko.
Terdiri dari : Identifikasi Risiko, Analisa Risiko dan
Evaluasi Risiko
QMS Cycle (ISO 9001:2015) Identifikasi Risiko
- Organisasi harus melakukan identifikasi sumber risiko,
area dampak risiko, peristiwa dan penyebabnya, serta
potensi akibatnya.
- Tahapan ini adalah membuat daftar risiko secara
komprehensif dan luas.
- Informasi yang relevan dan terkini, sangat penting.
Analisis Risiko
24
25
Risk Evaluation
Membandingkan risiko yang telah diidentifikasi dan
dianalisa terhadap kriteria risiko yang ditetapkan.
Risk Control
- Pengontrolan risiko mencakup pengambilan keputusan
untuk mengurangi dan/atau menerima risiko.
- Tujuan : mengurangi risiko, sampai pada level yang
dapat diterima.
- Pengontrolan risiko berfokus pada pertanyan berikut :
1. Risiko ada di atas tingkat yang bisa diterima.
2. Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko.
3. Apakah ada risiko baru sebagai hasil
pengontrolan risiko yang teridentifikasi?
Risk Reduction
- Berfokus pada proses-proses untuk mengurangi atau
menghindari risiko mutu yang melebihi tingkat yang
telah ditentukan.
25
26
Risk Communication
Penyebaran informasi mengenai risiko dan manajemen
risiko, antara pengambilan keputusan dan pihak
lainnya.
Hasil/output dari manajemen risiko mutu harus
dikomunikasikan dan didokumentasikan dengan
memadai.
Risk Review
1. QRA harus ditinjau secara teratur dan tinjauan ini
diintegrasikan dengan APR.
2. Laporan QRA yang terkait harus ditinjau ulang, bila
ada laporan penyimpangan dan keluhan terkait dengan
proses tersebut.
26