Obat bermutu
Konsumen Industri
CPOB
Regulator/POM
KEBUTUHAN KEINGINAN
Pengobatan Business
Makin besar
Aman & berkhasiat
Adi S 2
Adi S 3
Menyangkut kesehatan manusia
Adi S 4
PERATURAN KEPALA BADAN
POM REPUBLIK INDONESIA
Nomor HK.00.053.0027 tahun
2006
Tentang : Persyaratan Teknis
Cara Pembuatan Obat Yang
Baik
Adi S 5
1. BAB 1. : Manajemen Mutu
2. BAB 2. : Personalia
3. BAB 3. : Bangunan dan Fasilitas
4. BAB 4. : Peralatan
5. BAB 5. : Sanitasi dan Higiene
6. BAB 6. : Produksi
7. BAB 7. : Pengawasan Mutu
8. BAB 8. : Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok
9. BAB 9. : Penanganan keluhan terhadap Produk dan Penarikan Kembali
Produk
10. BAB 10. : Dokumentasi
11. BAB 11. : Pembuatan dan Analisis berdasarkan kontrak
12. BAB 12. : Kualifikasi dan Validasi
Adi S
6
Prinsip :
Menjamin mutu suatu produk jadi tidak hanya mengandalkan pelulusan
dari serangkaian pengujian , tetapi mutu obat hendaklah :
• Dibangun sejak awal ke dalam produks tersebut. Mutu obat sangat
dipengaruhi,oleh process pembuatan dan pengawasan mutu, bangunan dan
peralatan yang dipakai serta semua personil yang terlibat dan
• Dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau dengan cermat agar
obat yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan
7
Konsep keterkaitan mutu antara Manajemen Mutu , Pemastian Mutu
, CPOB , Pengawasan Mutu
9
Industri Farmasi hendaklah memiliki personil yang sehat, terkualifikasi
dan berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai
10
11
12
13
Ruang di Industri Farmasi merupakan salah satu aspek yang
harus
dijaga kebersihannya. Untuk menghindari kontaminasi silang
antar
produk maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. :
1. Permukaan ruang harus kedap air. Tidak terdapat sambungan
retakan tidak merupakan tempat pertumbuhan mikroba ,
mudah dibersihkan , bagian sudut dan tepi dinding dibuat
melengkung
2. Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit – langit
3. Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit – langit
4. Tahan terhadap bahan pembersih
14
Area pabrik dibagi menjadi 4 zone dimana masing-masing zone memiliki
spesifikasi tertentu.
Empat zone tersebut meliputi :
a. Unclassified Area
Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan ( unclassified area )
tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang
dipantau. Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia ( suhu
terkontrol ) , gudang ( suhu terkontrol untuk cold storage dan cool room
) , kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.
b. Black Area
Area ini disebut juga area kelas E , Ruangan ataupun area yang termasuk
dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan
area produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder.
Setiap karyawan wajib menggunakan sepatu dan pakaian black area (
dengan penutup kepala )
c. Grey Area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk
dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang
penegamsan primer , ruang timbang , laboratorium mikrobiologi ( ruang
preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi ) , ruang sampling di gudang.
Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (
pakaian dan sepatu grey )
15
d. White Area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A ( dibawah LAF ) . Ruangan
yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk
penimbangan bahan baku produks steril, ruang mixing untuk produksi
steril, background ruang filling, laboratorium mikrobologi ( ruang uji
sterilitas ). Setiap karyawan yang akan masuk area ini wajib mengenakan
pakaian antistatik ( pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel )
Antara grey area dan white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian
white dan airlock
16
Buffer Room/Ruang Antara/Ruang Penyangga
Adalah ruangan yang terletak antara dua ruang dengan kelas kebersihan
yang berbeda.
Tujuan ruang antara ada beberapa macam , diantaranya adalah :
1. Untuk mengendalikan partikel
2. Untuk mencegah kontaminasi
3. Untuk self containment
17
Klasifikasi ruang Industri Farmasi
18
19
20
21
22
23
24
Ventilasi
25
D Bersih 20 - 27 40 - 60 H13 Minimal 20 Pembuatan
( 99.95 % ) kali obat steril
Bila dengan
menggunak sterilisasi
an sistem akhir
resirkulasi
ditambah
make – up
air ( 10 – 20
% fresh air )
E Umum 20 - 27 Maks. 70 H13 5 - 20 Ruang
( 99.95 % ) pengolahan
Bila dan
menggunak pengemasan
an sistem primer obat
resirkulasi non steril,
ditambah pembuatan
make – up salep kecuali
air ( 10 – 20 salep mata
% fresh air )
27
28
29
30
31
32
33
34
Beberapa golongan obat memiliki sifat yang
sangat berbahaya, baik dari segi toksisitas,
adanya sifat hipersensitifitas maupun dari
segi paparan terhadap personnel maupun
lingkungan. Obat-obat tersebut antara lain :
36
Pembuatan produk-produk tsb HARUS
dilakukan di fasilitas :
• terpisah
•Tersegregasi
•Terdedikasi atau terkungkung (self
contained facilities)
Pemisahan fasilitas dapat di bangunan
yang berbeda atau di bangunan yang sama
dengan fasilitas yang berlainan tetapi
harus tetap terpisah secara fisik antara
lain:
•alur masuk
•fasilitas personil dan sistem tata udaranya
(lihat denah site plant di atas)
37
Beberapa persyaratan fasilitas khusus untuk
produksi obat yang mengandung bahan
berbahaya, antara lain :
• Bangunan dan fasilitas harus didesain dan dikonstruksi untuk
mencegah kontaminan masuk atau keluar
• Struktur yang kedap terhadap kebocoran udara melalui plafon,
retakan atau area servis
• Dalam membuat desain fasilitas harus diperhatikan tingkat
keterkungkungan yang diberikan oleh peralatan.
• Hubungan antara bagian luar dan bagian dalam fasilitas harus
melalui ruang penyangga udara (untuk personil dan/atau
material), ruang ganti, pass box,peralatan dekontaminasi dll.
• Pintu masuk dan keluar untuk personil dan material harus
dilengkapi dengan mekanisme interlock atau sistem lain yang
tepat untuk mencegah terbukanya lebih dari satu pintu pada
waktu bersamaan.
• Ruang ganti harus dilengkapi dengan “step-overbench”
38
Contoh : step – overbench
39
• Fasilitas di tempat keluar personil HARUS dilengkapi
pancuran air untuk mandi.
• Fasilitas harus didesain untuk memfasilitasi kaskade
tekanan dan pengungkungan udara yan dipersyaratkan
40
Sistem Tata Udara (HVAC)
41
• Udara yang dibuang keluar harus melalui HEPA filter dan tidak
• diresirkulasi kecuali ke area yang sama, dengan syarat udara yang
dikembalikan tersebut disaring dengan HEPA filter.
• Bila memungkinkan, dipakai sistem tata udara single-pass tanpa
resirkulasi
42
Contoh Pakain Kerja
Jumpsuit overall
(masker terpisah) kain drill, jumpsuit
Untuk area Steril Untuk Grey Area
43
44
45
Daftar Pustaka
46
TERIMA KASIH