Anda di halaman 1dari 24

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

SISTEM IMUNOLOGI

Tim Penyusun :
EDISI Noor Diani, S.Kep, Ns, M.Kep,
REVISI Sp.Kep.MB
Devi Rahmayanti, S.Kep, Ns. M.Imun

Editor : Devi Rahmayanti, S.Kep, Ns. M.Imun


NAMA MAHASISWA :
NIM :
SEMESTER :
NOMOR HP :

Tanda Tangan Mahasiswa

___________________________

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 1


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan


Taufik dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Buku Panduan Praktikum Sistem Imunologi pada Mata Kuliah Ilmu dasar
Keperawatan III untuk mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

Buku Panduan Praktikum Sistem Imunologi ini disusun dengan tujuan agar
mahasiswa memperoleh gambaran umum tentang tatalaksana klien yang
mengalami gangguan sistem Imunologi dan menjadikannya panduan dalam
pelaksanaan praktik di bangsal rumah sakit. Buku panduan ini berisi tentang
informasi umum, proses dan peraturan pelaksanaan praktikum sistem Imunologi
tujuan dan kompetensi dari praktikum serta panduan pelaksanaan praktikum.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku


ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
buku ini. Kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat dalam proses
pencapaian kemampuan mahasiswa sesuai dengan tujuan dan kompetensi pada
praktik Sistem Imunologi dan Hematologi.

Banjarbaru, Mei 2020

Penyusun

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 2


DAFTAR ISI

Hal.

Halaman Judul ............................................................................................................. 1

Kata Pengantar ............................................................................................................ 2

Daftar Isi ........................................................................................................................ 3

BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 4

BAB II Petunjuk Pelaksanaan Praktikum ..................................................... 5

BAB III Pokok Materi Pengkajian Sistem Imunologi


Praktikum ................................................................................................................... 7

Lampiran

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 3


BAB I
PENDAHULUAN

Praktikum Sistem Imunologi merupakan rangkaian dari kegiatan


pembelajaran mata kuliah Ilmu dasr Keperawatan III . Mata ajar ini diberikan
pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Program Reguler semester III
dengan beban SKS yaitu 1 SKS.
Praktikum sistem Imunologi dan Hematologi, memberikan gambaran
umum tentang tatalaksana klien yang mengalami gangguan sistem Imunologi
khususnya tentang penatalaksanaan dan pemeriksaan fisik untuk kasus imun.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan keahlian bagi perawat untuk ahli dalam
melakukan pemeriksaan dan penatalaksanaan untuk mengatasi masalah pada
sistem imun.
Praktikum Sistem Imunologi ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
imunologi . Dengan adanya praktikum ini mahasiswa mampu melakukan
pengkajian melalui pengumpulan data obyektif dan subyektif yang akurat dan
relevan melalui pengkajian kesehatan dan keperawatan yang sistematik serta
dapat mengikuti pedoman praktik terbaik yang berdasarkan pembuktian
(Evidence-based) dalam melakukan praktik keperawatan.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 4


BAB II
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a. Ketentuan
1. Praktikkan diharuskan datang tepat waktu, 15 menit sebelum praktikum
dimulai. Jika terlambat kurang dari 15 menit maka praktikkan wajib
melapor ke dosen koordinator dan hanya dapat mengikuti praktikum atas
izin dosen koordinator praktikum. Keterlambatan lebih dari 15 menit
dianggap praktikkan tidak mengikuti praktikum pada hari tersebut.
Jumlah kehadiran dalam praktikum Sistem Imunologi dan Hematologi
adalah 100 %.
2. Setiap akan melaksanakan praktikum diadakan pretest untuk menilai
kesiapan praktikan.
3. Pada saat pelaksanaan praktikum, praktikkan harus membawa Buku
Panduan Praktikum Sistem Imunologi dan Hematologi, memakai jas
praktik dan memakai identitas/ tanda pengenal.
4. Bekerja dengan tertib dan teliti, berpakaian dan berperilaku yang sopan,
sesuai ketentuan, membawa literatur serta alat bantu pembelajaran yang
diperlukan (alat tulis menulis).
5. Jika menemukan kesulitan pada saat praktikum, praktikkan
diperkenankan untuk bertanya kepada dosen pembimbing praktikum.
6. Praktikan diwajibkan menyelesaikan praktikum dengan tepat waktu
sesuai durasi waktu yang telah ditentukan. Kelompok yang belum
menyelesaikan praktikum pada waktu yang telah ditentukan, maka
diharuskan mengulang di waktu yang lain.
7. Setiap selesai praktikum, praktikkan meminta paraf dosen pembimbing
praktikum.

b. Kegiatan
Melakukan pemeriksaan yang meliputi: Pengkajian Sistem Imunologi

c. Evaluasi

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 5


Evaluasi diberikan melalui beberapa mekanisme berikut:
No. Aspek Penilaian Persentasi
1. Pretest 20 %
2. Observasi skill 20 %

d. Tugas
Praktikkan akan dibagi menjadi 8 kelompok dan apabila terdapat tugas,
maka bertanggung jawab dalam penyelesaian laporan tersebut.
1. Seluruh laporan dijilid menjadi satu dengan ketentuan kertas HVS A4 80
gram, huruf Times New Roman 12, margin 4-4-3-3 dengan spasi 1.5, jilid
cover depan mika bening dan bagian belakang warna hijau tua.
2. Laporan dikumpulkan pada jadwal praktikum terakhir.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 6


BAB III
POKOK MATERI DAN PRAKTIKUM

Tema : Pengkajian Sistem Imunologi


Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan pengkajian sistem imunologi sebagai
sumber data untuk tindakan keperawatan selanjutnya dan
monitoring status kesehatan klien
Tugas : Pengumpulan data dan monitoring status kesehatan klien

PENGKAJIAN SISTEM IMUNOLOGI

Noor Diani, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB


Pendahuluan

Tubuh manusia secara terus menerus terancam berbagai benda asing, agen
infeksi atau sel-sel abnormal. Tubuh memiliki mekanisme pertahanan tubuh baik
secara nonspesifik maupun spesifik. Respon nonspesifik terdapat pada : kulit, air
mata bersin, pagositosis oleh lekosit. Respon spesifik terdapat pada : imunitas
humoral dan imunitas cell-mediated. Sistem imunitas tidak memiliki kemampuan
pada penurunan kemampuan berespon jika terdapat infeksi berat,
immunodeficiency.

Sistem imunitas bereaksi berlebihan yang disebut juga hipersensitifitas


terjadi jika terdapat alergi, penyakit autoimmun. Sistem imunitas adalah :
mekanisme pertahanan utama yang melawan organisme infeksi, sel abnormal
atau sel yang rusak. Penting bagi perawat : pengetahuan fungsi dan respon dari
sistem immunitas dimana perawat bertugas :
1. Pencegahan
2. Peningkatan homeostatis
3. Membantu klien mempertahankan tingkat kesehatan secara optimal.
4. Mengantisipasi kemungkinan masalah yang berhub dengan fungsi imun.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 7


Melalui pengetahuan tentang sistem imunitas dapat membantu perawat
memberikan penjelasan klien/ keluarga agar mampu mengikuti pengobatan,
meningkatkan/ mempertahankan status kes dan mencegah penyakit.

Penilaian fungsi imun dimulai dari anamnesis riwayat kesehatan pasien dan
pemeriksaan fisik. Riwayat kesehatan pasien harus mengandung informasi yang
rinci mengenai faktor-faktor di masa lalu serta sekarang dan berbagai kejadian
yang menunjukkan status sistem imun di samping faktor-faktor dan kejadian
yang dapat mempengaruhi fungsi sistem imun.

Faktor-faktor dan kejadian ini mencakup infeksi, kelainan alergi, kelainan


autoimun, penyakit neoplasma, keadaan sakit yang kronis, riwayat pembedahan,
imunisasi, penggunaan obat-obatan, transfusi darah, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi fungsi imun dan hasil pemeriksaan laboratorium serta tes
diagnostik lainnya.

Pengkajian fisik pasien mencakup palpasi nodus limfatikus dan


pemeriksaan kulit, membran mukosa dan sistem respiratorius, gastrointestinal,
urogenital, kardiovaskular, serta neurosensorik.

Imunitas adalah respon protektif tubuh yang spesifik terhadap benda asing
dan mikroorganisme.

Respon imunitas terbagi atas 3 fungsi (Lewis, 2000) :


1. Pertahanan
Tubuh menghambat perlawanan invasi oleh kuman dan mencegah
perkembangn infeksi oleh serangan antigen asing dan kemampuan
patogennya.

2. Homeostatis
Merusak substansi selular dengan cara mencerna dan membuang melalui,
Mekanisme ini, tubuh dengan berbagai selnya tetap menyatu dan tidak
berobah.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 8


3. Penyelidikan (surveillance)
Perubahan secara terus menerus akan dapat mengenal sel-sel asing dan
kemudian dirusak/ dihancurkan.

Menurut Lemone (1996) sistem imunitas memiliki fungsi :


1. Mempertahankan dan melindungi tubuh dari infeksi yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur dan parasit.
2. Membuang dan merusak atau membunuh sel.
3. Mengidentifikasi dan merusak sel-sel ganas, sehingga dapat mencegah
perkembangan tumor.

Respon sistem imunitas dapat berupa :


1. Respon nonspesifik
Mencegah atau membatasi masuknya benda asing/ kuman kedalam tubuh.
Inflamasi adalah bentuk respon.
2. Apabila proses inflamasi tidak dapat merusak organisme yang masuk, maka
akan terjadi aktivasi respon spesifik.

Macam-macam imunitas :
1. Imunitas alami
Tidak diproduki oleh respon imun. Terdapat pada seseorang tanpa kontak
dengan antigen seperti bayi baru lahir memiliki kemampuan immunitas
untuk agen infeksi tertentu.
2. Imunitas yang diperoleh
Terbagi atas : aktif dan pasif.
a. Imunitas aktif
Sebagai akibat invasi substansi asing dan mengakibatkan perkembangan
antibodi dan sensitifitas limfosit. Apabila terjadi invasi ulang kuman
kedalam tubuh maka tubuh akan berespon secara cepat guna melawan
kuman yang masuk. Immunisasi merupakan pemberian antigen yang
virulensinya lemah (aktif). Imunisasi jenis ini tidak dapat berlangsung
lama.
b. Imunitas pasif

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 9


Tubuh menerima antibodi. Seperti pula perpindahan immunoglobulin
melalui membran plasenta dari ibu ke fetus.
3. Imun antigen.
Adalah substansi yang menghasilkan respon immunitas. Banyak antogen yang
mengandung protein. Semua sel tubuh memiliki antigen permukaan yang
unik dan cukup bagi tubuh guna mengenal dirinya.

Komponen sistem imunitas : Sistem imunitas termasuk molekul, sel dan


organ yang berfungsi memperoduksi respon immunitas. Komponen ini dapat
berupa respon peradangan nonspesifik, respon immunologi yang spesifik atau
keduanya.

Pengkajian sistem imunitas Sistem immun menyebar diseluruh tubuh


dalam berbagai jenis. Fungsi immun secara optimal bergantung pada kontak pada
kulit dan mucosa membran. Produk sel darah yang adekuat dan berbagai
jenisnya, fungsi sistem limfatik Kemampuan membedakan jaringan asing dan
tubuh yang normal, oleh berbagai organ dan fungsinya, maka pengkajian sistem
immun sering diintegrasikan dengan riwayat kesehatan dan pengkajian fisik.

A. Riwayat Kesehatan
1) Infeksi dan Imunisasi
Tanyakan pada pasien :
a. Status imunisasi :
1) Yang baru didapat.
2) Diperoleh ketika masih kecil.
b. Riwayat kontak dengan penyakit Tuberkulosis (masa lalu dan
sekarang) :
1) Tanggal dan hasil tes tuberkulin (PPADA; purified-protein
derivative).
2) Tanggal dan hasil pemeriksaan sinar-x thorax.
c. Kontak yang dialami pasien akhir-akhir ini dengan infeksi apapun dan
tanggal terjadinya kontak.
d. Riwayat infeksi di masa lalu dan sekarang :

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 10


1) Tanggal dan terapi yang pernah dijalani.
2) Riwayat infeksi persisten yang multiple.
3) Demam yang tidak diketahui penyebabnya.
4) Lesi atau luka-luka atau pun tindakan drainase bentuk apapun.

2) Alergi
Tanyakan pada pasien :
a. Riwayat alergi :
a) Tipe alergen (serbuk, debu, tanaman, kosmetika, makanan, obat-
obatan, vaksin).
b) Gejala yang dialami.
c) Variasi cuaca yang berkaitan dengan terjadinya atau beratnya
gejala.
b. Riwayat pemeriksaan dan pengobatan yang pernah atau sedang
dijalani oleh pasien untuk mengatasi alergi dan efektivitas pengobatan.
c. Semua riwayat alergi terhadap obat dan makanan harus dicantumkan
pada stiker ”waspada alergi” serta ditempelkan didepan catatan
kesehatan atau kartu berobatpasien untuk mengingatkan orang lain
mengenai kemungkinan alergi tersebut.
d. Penilaian yang berkelanjutan terhadap reaksi alergi yang berpotensi
terjadi pada pasien (merupakan pemeriksaan yang sangat penting).

3) Kelainan Autoimun
Tanyakan pada pasien :
a. Setiap kelaianan autoimun (lupus eritematosus, artritis reumatoid,
atau psoriasis)
b. Awitan.
c. Keparahan.
d. Remisali dan eksaserbasi.
e. Keterbatasan fungsional.
f. Terapi yang pernah atau sedang dijalani oleh pasien.
g. Efektivitas terapi tersebut (harus ditanyakan secara rinci).

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 11


4) Penyakit Neoplasma
Tanyakan pada pasien :
a. Riwayat penyakit kanker dalam keluarga :
a) Tipe kanker.
b) Usia pasien saat awitan (onset).
c) Hubungan keluarga (maternal atau paternal) dengan anggota
keluarga yang menderita kanker.
b. Riwayat kanker pasien sendiri :
a) Tipe.
b) Tanggal penegakan diagnosis.
c. Semua terapi yang pernah atau sedang dijalani oleh pasien, seperti
bentuk-bentuk terapi : radiasi dan kemoterapi (akan mensupresi
fungsi imun dan resiko infeksi).
d. Tanggal dilakukannya skrining kanker dan hasil pemeriksaan.

5) Sakit Kronik dan Pembedahan


Tanyakan pada pasien :
a. Riwayat sakit kronik (DM, penyakit renal, atau penyakit paru
obstruktif menahun).
b. Riwayat awitan dan beratnya sakit, terapi yang pernah dijalani.
c. Riwayat operasi pengangkatan lien, nodus limfatikus atau kelenjar
timus.
d. Riwayat transplantasi organ.
6) Obat-obatan dan Transfusi Darah
Tanyakan pada pasien :
1) Riwayat penggunaan obat pada masa lalu dan sekarang yang dapat
menimbulkan supresi kekebalan :
1) Dalam dosis yang tinggi.
2) Antibiotik.
3) Kortikosteroid.
4) Preparat sitotoksik.
5) Salisilat.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 12


6) NSAID.
7) Obat anastesi.
2) Riwayat transfusi darah satu kali atau lebih (kontak dengan antigen
asing disertai fungsi imun yang abnormal). Resiko terkena virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus)

7) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Imun


Tanyakan pada pasien :
Riwayat terperinci :
1) Kebiasaan merokok.
2) Minum minuman keras/ konsumsi alkohol berlebihan.
3) Asupan diet/ status nutrisi yang buruk.
4) Tingkat stres.
5) Pemajanan ditempat kerja atau dirumah terhadap radiasi serta
polutan.

B. Pemeriksaan Fisik
1) Kondisi kulit dan membran mukosa :
a. Lesi.
b. Dermatitis.
c. Purpura (perdarahan subkutan).
d. Urtikaria.
e. Inflamasi.
f. Pengeluaran sekret.
2) Tanda-tanda infeksi.
3) Suhu tubuh : menggigil dan perspirasi.
4) Palpasi pembesaran nodus limfatikus : kelenjar limfe servikal anterior
serta posterior, aksilaris, dan inguinalis :
a. Lokasi.
b. Ukuran.
c. Konsistensi.
d. Keluhan nyeri saat palpasi.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 13


5) Pemeriksaan sendi-sendi : menilai nyeri tekan, pembengkakan, dan
keterbasaran kisaran gerak.
6) Status respiratorius :
a. Frekuensi nafas.
b. Gejala batuk : kering atau produktif.
c. Suara paru abnormal : mengi, krepitasi, ronkhi.
d. Kaji adanya : rinitis, hiperventilasi, dan bronkhospasme.
7) Status kardiovaskuler : hipotensi, takikardia, aritmia, vaskulitis, dan
anemia.
8) Status gastrointestinal : hepatosplenomegali, kolitis, vomitus, dan diare.
9) Status urogenital : tanda-tanda infeksi saluran kemih (sering kencing, rasa
terbakar saat buang air kecil, hematuria, dan pengeluaran sekret dari
uretra)
10)Status neurosensorik : gangguan fungsi kognitif, gangguan pendengaran,
ganggguan visual, sakit kepala serta migrain, ataksia, dan tetani).
11)Status nutrisi.
12)Tingkat stres.
13)Kemampuan untuk mengatasi masalah.
14)Usia dan keterbatasan fungsional (keadaan mudah lelah serta ketahanan
tubuh).

C. Evaluasi Laboratorium dan Diagnostik


Pemeriksaan darah, tes kulit dan biopsi sumsum tulang.
1. Uji leukosit dan Limfosit.
a. Leukosit :
Leukosit merupakan sel utama tubuh yang memiliki respon immunitas
spesifik dan nonspesifik - lekosit berasal dari stem cell yaitu
hemositoblast dalam sumsum tulang. Lekosit memiliki kemampuan
mobilitas mll sirkulasi menuju kedaerah sasaran yang berguna
mendeteksi, menyerang dan merusak berbagai benda asing yang
dikenalnya.
Memiliki kemampuan bergerak kedalam ruang jaringan dimana

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 14


kerusakan terjadi atau infeksi guna berespon.
Jumlah lekosit yang bersirkulasi secara normal : 4000 – 10.000/mm 3
darah.
Banyak lekosit yang berada dipinggir dimana dia melekat pada sel
epitel dinding pembuluh darah, keruang jaringan tubuh atau kesistem
limfe.
Lekosit granuler atau granulosit (disebut karena sitoplasmanya
terdapat granuler) mencakup: neutrofil. eosinofil dan basofil. 60 % - 80
% dari total jumlah lekosit.
b. Neutrofil (juga disebut polimorfonuklear/ PMN karena nukleusnya
terdiri dari beberapa lobus).
Sel pertama yang tiba pada tempat terjadinya inflamasi.
55 ,5 – 70 % dari total jumlah lekosit yang bersirkulasi.
netrofil merupakan sel yang bersifat fagosit yang bertanggungjwb
menelan dan merusak benda asing terutama bakteri dan partikel-2
yang lebih kecil
neutrofil diproduksi oleh susmsum tulang dan dilepas kedalam
sirkulasi saat matur.
c. Eosinofil
1% - 4% dari jumlah lekosit yang bersirkulasi.
Matur dalam sumsum tulang selama 3-6 hari sebelum dilepas kedalam
sirkulasi.
Merupakan sel fagosit. Ditemukan dalam jumlah yang banyak pada
saluran pernafasan dan sal cerna
Bertanggungjawab mencegah adanya cacing, Juga berperan pada
respon hipersensitifitas.
d. Basofil
0,5% - 1% dari jumlah lekosit yang bersirkulasi.
Sel ini tidak fagosit, mengandung protein dan zat kimia seperti
heparin, histamin, bradikinin, serotinin. Substansi ini dilepaskan
kedalam aliran darah pada keadaan reaksi hipersensitifitas akut atau
respon stress.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 15


e. Monosit dan makrofag.
Monosit → 2% - #% dari lekosit yang bersirkulasi. Stl dilepaskan dari
sumsum tulang akan bertahan selama 1-2 hr. monosit bila sdh matur
akan menjadi makrofag sbm masuk ke jaringan.
Histiosit adalah ; jaringan makrofag dalam kulit dan jaringan subkutan.
Sel kuffer ditemukan dalam hati. Alveolar macrofag dalam paru-paru.
microglia dalam otak. Jaringan makrofag juga ditemukan dalam limfe,
tonsil, kelenjar Linfe dan sumsum tulang..
Monosit dan makrofag aktif fagosit memiliki kemampuan fagosit
terhdp partikel asing yang lebih besar. Seperti halnya dengan neutrofil,
makrofag berada didaerah inflamasi dan melepaskan zat kimia ke
jaringan rusak → kemoktaksis.
Monosit dan makrofag berperan pada infeksi kronik seperti TBC,
infeksi virus dan infeksi parasit.
f. Limfosit
20% - 40% dari jumlah lekosit yang bersirkulasi.
Limfosit melindungi tubuh dari mikroorganisme, jaringan asing,
mutasi sel
Berfungsi untuk mengeleminasi dan merusak zat-zat asing
Berasal dari stem cell dalam sumsum tulang.
Bersirkulasi secara menetap dalam jaringan limfe → kelenjar Limfe,
kelenjartymus, mucosa usus dan eppendik.
Apabila kontak dengan antigen, substansi ini memeiliki kemampuan
menimbulkan respon immun spesifik. Limfosit dewasa masuk kedalam
efektorsel yaitu pada sel plasma atau sel sitotoksis.
3 jenis limfosit :
a. Limfosit T (T cell).
b. Limfosit B ( B cell) dan
c. natural killer cell (NK cell atau null cell).
Sel dewasa dalam kel tymus, sedangkan sel B dewasa dalam sumsum
tulang.
Sel Nk lebih banyak ditemukan dalam limfe, kel limfe, sumsum tulang,

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 16


dan darah. 5% - 10% yang bersirkulasi.
Sel Nk menimbulkan immunitas dan resisten terhdp infeksi.
Memainkan peranan penting merusak lebih dini pada sel-sel ganas.
Seperti halnya dengan sel T dan B, sel Nk bersifat cytotoksic.
2. Pemeriksaan imunitas humoral.
3. Uji imunitas seluler.
4. Uji komponen komplemen.
5. Uji hipersensitifitas.
6. Uji Antigen–Antibodi spesifik.
7. Uji infeksi HIV.

CHEKLIST PENGKAJIAN SISTEM IMUNOLOGI

A. Data umum

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 17


1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Latar belakang suku :
5. Latar belakang budaya :

B. Riwayat penyakit
1. Riwayat Penyakit sekarang
a. Keluhan utama :

b. Alasan masuk RS :

2. Riwayat penyakit dahulu


a) Infeksi dan Imunisasi
1) Status imunisasi :

2) Riwayat kontak dengan penyakit Tuberkulosis (masa lalu dan


sekarang) :

3) Kontak yang dialami pasien akhir-akhir ini dengan infeksi apapun :

4) Riwayat infeksi di masa lalu dan sekarang :

b) Alergi
1) Riwayat alergi :
a) Tipe alergen
b) Gejala yang dialami.
c) Variasi cuaca yang berkaitan dengan terjadinya atau beratnya
gejala.
2) Riwayat pemeriksaan dan pengobatan.

c) Kelainan Autoimun

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 18


d) Penyakit Neoplasma
1) Riwayat penyakit kanker dalam keluarga :

2) Riwayat kanker pasien sendiri :

3) Semua terapi yang pernah atau sedang dijalani oleh pasien, seperti
bentuk-bentuk terapi :

4) Tanggal dilakukannya skrining kanker dan hasil pemeriksaan :

e) Sakit Kronik dan Pembedahan


1) Riwayat sakit kronik (DM, penyakit renal, atau penyakit paru
obstruktif menahun) :

2) Riwayat awitan dan beratnya sakit, terapi yang pernah dijalani

3) Riwayat operasi pengangkatan organ :

4) Riwayat transplantasi organ :

f) Obat-obatan dan Transfusi Darah


1) Riwayat penggunaan obat pada masa lalu dan sekarang yang dapat
menimbulkan supresi kekebalan :

2) Riwayat transfusi darah satu kali atau lebih :

g) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Imun


Riwayat :
1) Kebiasaan merokok.
2) Minum minuman keras/ konsumsi alkohol berlebihan.
3) Asupan diet/ status nutrisi yang buruk.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 19


4) Tingkat stres.
5) Pemajanan ditempat kerja atau dirumah terhadap radiasi serta
polutan.

3. Penampilan umum
a. Pucat
b. Tanda nyeri
c. Bentuk tubuh abnormal
d. Dehidariasi

4. Tanda – tanda Vital


a. Tekanan darah:
b. Nadi :
c. Suhu :
d. Pernafasan :
e. Perubahan BB :
f. Perubahan TB :

D. Riwayat Kesehatan

E. Pemeriksaan Fisik
1) Kondisi kulit dan membran mukosa :

2) Tanda-tanda infeksi :

3) Suhu tubuh :

4) Palpasi pembesaran nodus limfatikus :


a) Kelenjar limfe servikal anterior
b) Kelenjar limfe servikal anterior posterior

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 20


c) Aksilari
d) Inguinalis

5) Pemeriksaan sendi-sendi :

6) Status respiratorius :
a) Frekuensi nafas.
b) Gejala batuk : kering atau produktif.
c) Suara paru abnormal : mengi, krepitasi, ronkhi.
d) Kaji adanya : rinitis, hiperventilasi, dan bronkhospasme.

7) Status kardiovaskuler :
a) Hipotensi
b) Takikardia
c) Aritmia
d) Vaskulitis
e) Anemia.

8) Status gastrointestinal :
a) Hepatosplenomegali
b) Kolitis
c) Vomitus
d) Diare.

9) Status urogenital : tanda-tanda infeksi saluran kemih :


a) Sering kencing
b) Rasa terbakar saat buang air kecil
c) Hematuria
d) Pengeluaran sekret dari uretra
10)Status neurosensorik :
a) Gangguan fungsi kognitif
b) Gangguan pendengaran

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 21


c) Ganggguan visual
d) Sakit kepala serta migrain
e) Ataksia
f) Tetani

11)Status nutrisi

12)Tingkat stres

13)Kemampuan untuk mengatasi masalah

14)Usia dan keterbatasan fungsional keadaan mudah lelah serta ketahanan


tubuh).
F. Evaluasi Laboratorium dan Diagnostik
Pemeriksaan darah, tes kulit dan biopsi sumsum tulang.
1. Uji leukosit dan Limfosit.
a. Leukosit
b. Neutrofil
c. Eosinofil
d. Basofil
e. Monosit
f. Limfosit
2. Pemeriksaan imunitas humoral.
3. Uji imunitas seluler.
4. Uji komponen komplemen.
5. Uji hipersensitifitas.
6. Uji Antigen–Antibodi spesifik.
7. Uji infeksi HIV.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 22


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1 – 3.
Alih Bahasa : Monica Ester, et al. EGC. Jakarta.

Gleadle, Jonathan. (2005). At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta.


Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/ELISA. Diakses tanggal 03 Desember 2014.

http://www.amazine.co/26484/apa-itu-biopsi-sumsum-tulang-prosedur-resiko-
biayanya/. Diakses tanggal 03 Desember 2014.

http://www.scribd.com/doc/131196084/limfangiografi-komplit-doc. Diakses
tanggal 03 Desember 2014.

Hudak & Gallo. (2010). Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Lippincott.
Philadelphia.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 23


Lampiran 3

DAFTAR HADIR MAHASISWA

No. Hari/ Tanggal TTD Mahaiswa TTD Dosen

1.

2.

3.

4.

5.

PRAKTIKUM SISTEM IMUNOLOGI | 24

Anda mungkin juga menyukai