Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua kegiatan produksi gas dipengaruhi oleh tekanan yang ada pada
reservoirnya sendiri, dimana suatu sumur dapat mengalir secara alamiah
dikarenakan tekanan pada reservoirnya sendiri masih kuat namun seiring dengan
waktu maka tekanan yang ada pada reservoir itu akan menurun dan akan
mempengaruhi laju alir dari suatu sumur.
Oleh karena itu laju alir pada sumur sangat mempengaruhi hasil dari
produksi dimana semakin besar laju alir maka produksi dari sumur juga
meningkat.
Dalam hal ini digunakan system nodal analysis berdasarkan parameter
tekanan pada separator dimana nanti diharapkan laju alir produksi yang lebih
besar untuk meningkatkan produktifitas suatu sumur.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui laju alir
maksimum dengan menggunakan pemodelan Inflow Performance Relationship
(IPR) dan menghitung laju alir berdasarkan asumsi tekanana separator serta
mengetahui pada tekanan berapa laju alir maksimal dari asumsi tekanan separator
yang telah ditetapkan.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada tugas akhir ini hanya sebatas mengetahui pada
tekanan berapa pada separator untuk menghasilkan laju alir optimum dengan
menggunakan system nodal analysis.
2

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Gas Alam
Gas alam atau sering juga disebut gas bumi merupakan bahan bakar yang
sangat sederhana. Sekitar 90% dari gas alam adalah metana (CH 4), yang hanya
satu atom karbon dengan empat atom hidrogen melekat, dengan sisanya terdiri
dari etana (C 2 H 6), propana (C 3 H 8), butana (C 4 H 10) dan komponen-komponen
lain serta komponen pengotor seperti Air, H 2 S , CO 2dan lain-lain dengan jenis
dan jumlahnya yang bervariasi sesuai dengan sumber gas alam (Chandra, 2006).
Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga
tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil,
maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat
pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran-kotoran manusia dan
hewan. Atas dasar itulah terkadang gas alam sering juga disebut sebagai gas rawa
(Lyons, 1996).
Komposisi gas alam selalu bervariasi antara lokasi yang satu dengan lokasi
yang lain. Di beberapa lokasi tertentu gasa alam memerlukan alat operasi khusus
untuk melakukan proses gas alam. Lokasi-lokasi seperti ini biasanya adalah
lokasi gas alam yang mempunyai kadar komponen pengotor seperti Air, H 2 S ,
CO 2 diluar batas spesifikasi yang telah ditentukan. Spesifikasi produk gas alam
biasanya dinyatakan dalam komposisi dan kriteria performansi-nya. Kriteria-
kriteria tersebut antara lain : Heating Value, inert total, kandungan air, oksigen,
dan sulfur. Heating Value merupakan kriteria dalam pembakaran gas alam,
sedangkan kriteria lain terkait dengan perlindungan perpipaan dari korosi dan
plugging (Chandra, 2006).
3

2.2 Sifat Fisik Gas


1. Densitas Gas
Densitas atau berat jenis gas didefinisikan sebagai perbandingan antara
rapatan gas tersebut dengan rapatan suatu gas standar. Biasanya yang
digunakan sebagai gas standar adalah udara kering. Secara matematis berat
jenis gas dirumuskan sebagai berikut :
m PM
ρ g= = …………………………………………..……………(2.01)
V RT

Keterangan:
m =  berat gas, lb
V =  volume gas, cuft
M =  berat molekul gas, lb/lb mole
P =  tekanan reservoir, psia
T =  temperatur, oR
R  =  konstanta gas = 10.73 psia cuft/lbmole oR

2. Faktor Volume Formasi Gas


Faktor volume formasi gas (Bg) didefinisikan sebagai besarnya
perbandingan volume gas pada kondisi tekanan dan temperatur reservoir
dengan volume gas pada kondisi standar.

Vr
Bg = ……………………………………...……...…..…...…………(2.02)
V sc

Z n RT /P vol
Bg = std …………..……………...….………………(2.03)
Z sc n R T sc / Psc vol

Dengan menggunakan T sc = 520 ° R dan Psc =14.7 psia serta Z sc=1,


maka persamaan factor volume formasi gas:
4

ZT
Bg =0.0283 cuft /scf ……………...…………………………(2.04)
P

Dalam satuan bbl / scf, besarnya Bg adalah :

ZT
Bg =0.00504 bbl/ scf ………………..………………..……….(2.05)
P

Keterangan:

Bg = Faktor volume formasi, bbl/ scf atau cuft /scf

Vr = Volume gas pada reservoir, ft 3

V sc = Volume gas pada keadaan standar, ft 3

Z = Factor deviasi gas

P = Tekanan, psia

T = temperature, ° R

3. Kompresibilitas Gas
Kompresibilitas gas didefinisikan sebagai perubahan volume gas yang
disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang mempengaruhinya.
Kompresibilitas gas didapat dengan persamaan :

C pr
C g= ……………………………………….……...…….………(2.06)
P pc

Keterangan :
Cg = kompresibilitas gas, psia−1
Cpr = pseudo reduced kompresibilitas, psia−1
Cpc = pseudocritical pressure, psia
5

4. Viscositas Gas
Viscositas merupakan ukuran tahanan gas terhadap aliran. Viscositas gas
hidrokarbon umumnya lebih rendah daripada viscositas gas non hidrokarbon.
Viscositas gas akan berbanding lurus dengan temperatur dan berbanding
terbalik dengan berat molekulnya. Jadi bila berat molekulnya bertambah
besar, maka viscositasnya akan mengecil, sedangkan bila temperaturnya naik,
maka viscositasnya akan semakin besar.
Dalam viscositas sifat-sifat gas akan berlawanan dengan cairan. Untuk
gas sempurna, viscositasnya tidak tergantung pada tekanan. Bila tekanannya
dinaikkan, maka gas sempurna akan berubah menjadi gas tidak sempurna dan
sifat-sifatnya akan mendekati sifat-sifat cairan.

5. Faktor Deviasi Gas


Penyelesaian masalah aliran gas, baik di reservoir, tubing, dan pipa
produksi membutuhkan hubungan yang menerangkan tekanan, volume, dan
temperatur. Untuk gas yang ideal hubungan tersebut dinyatakan oleh
persamaan keadaan :

P.V = n.R.T ………………………………….……...………..……(2.07)

Gas yang bersifat sebagai gas nyata / real gas tidak memenuhi persamaan
diatas, tetapi memberi penyimpangan sebesar z (faktor deviasi), sehingga
persamaan diatas menjadi :
P.V=n.z.R.T ………………………………………………………(2.08)

Keterangan :
P = tekanan, psia
V = volume, scf
n = jumlah mol, lb−1 mol
T = temperatur, ° R
6

R = konstanta gas = 10.73 , cuft/lb−1mol

6. Kelarutan Gas di Air

Harga kelarutan Gas di Air tergantung dari tekanan, temperature dan


salinitas air. Dimana factor koreksi untuk salinitas dihitung dari persamaan.
Rsw
=1− X Y . 10−4 ………………..………………...……………(2.09)
R swp
Keterangan:

Y = Salinitas air, ppm

X = 3.471 / T 0.837

T = Temperature, ℉

R sw = Kelarutsa gas terkoreksi, cuft/bbl

R swp = Kelarutsa gas dalam air tawar, cuft/bbl

7. Kelarutan Air dalam Gas

Kelarutan air dalam gas tergantung pada tekanan, temperatur, dan


salinitas air. Dimana factor koreksi untuk salinitas dihitung dari persamaan.

Ws
=1−2.87 10−8 Y 1.266 …………………………………........(2.10)
W sp

Keterangan:

Y = Salinitas air, ppm

Ws = Kelarutsa air dalam gas, lbm/MMscf

W sp = Kelarutsa air tawar dalam gas, lbm/MMscf


7

2.3 Aliran Fluida Dalam Tubing

Aliran fluida dalam tubing dapat dikategorikan sebagai berikut:


1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau
laminalamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar.Dalam aliran laminar
ini viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan.
2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen menghasilkan
kerugian-kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen.
Persamaan dasar untuk masalah kehilangan tekanan aliran dua fasa dalam
pipa adalah persamaan keseimbangan energi mekanis yang dapat diturunkan
dalam persamaan umum energi. Dengan menggunakan prinsip-prinsip
Thermodinamika persamaan ini dapat dikembangkan untuk diubah menjadi
persamaan gradient tekanan. Secara sederhana persamaan keseimbangan energi
antara dua titik dalam sistem dapat dinyatakan sebagai berikut: Energi masuk +
energi disekitar system = energi keluar.

2.4 LajuAlir Gas


8

Pengukuran laju alir gas dengan metode Orifice Meter. Metode yang
digunakan pada orifice meter adalah pengukuran tekanan yang disebabkan oleh
perubahan kecepatan dari gas karena adanya hambatan. Persamaan
kesetimbangan energy yang digunakan adalah :

V 12−V 22
p 1V 1− p 2 V 2= ……………………………………………
2g
(2.11)

Dimana kondisi 1 dan 2 menyatakan kondisi di pipa dan kondisi di orifice.


Bila bahwa V1 = V2 = V, dan V= q/A, maka laju alir gas dapat dituliskan
sebagai berikut:

A2
q= √ 2 gh …………………………………………………………(2.12)
√1−β 4
Persamaan diatas dapat diubah bentuknya dengan memasukan keadaan
tekanan dan temperature pengukuran, h dalam ketinggian air (inch of water)
maka:

2 pf T sc hw T f 0.5
q sc =218.44 K O d 2 ( ) ………………………………..(2.13)
psc T f pf γ g

Keterangan:

q sc = laju alir gas, scf/hour

A2 = luas orifice meter, π d 22 /4

β = d 2 /d 1 = diameter orifice/diameter pipa

g = percepatan grafitasi, m/ s2

hw = penurunan tekanan diorifice, inch of water

Ko = factor efisiensi
9

γg =spesifik grafitasi gas

Tf = temperature alir, ° R

Pf = tekanan alir, psia

2.5 Nodal Analysis


Nodal Sistem Analisys (analisa system nodal) merupakan suatu teknik
sederhana yang digunakan untuk menentukan hubungan antara Inflow
Performance Relationship dengan Tubing Intake, yang dapat digunakan untuk
menentukan laju produksi optimum yang terjadi dalam suatu sistem produksi.
Suatu persamaan matematis digunakan untuk menggambarkan kemampuan suatu
reservoir untuk memproduksi fluida menuju lubang sumur dan sistem perpipaan
yang mengalirkan fluida ke separator di permukaan.
Komponen-komponen lain yang menyebabkan kehilangan tekanan seperti
lubang perforasi dan choke juga dapat diperhitungkan untuk menentukan
kehilangan total sistem. Teknik ini kemudian digunakan secara luas keperluan
desain, evaluasi keekonomian, dan penyelesaian masalah pada sumur minyak dan
gas. Pada umumnya teknik ini diselesaikan secara grafik dengan menggunakan
plot tekanan versus laju alir. Persamaan inflow dan outflow berbeda dan
berpotongan pada suatu titik. Titik perpotongan ini menunjukkan laju alir dan
tekanan yang terjadi dalam sistem.
Jika kedua kurva tersebut tidak berpotongan berarti sumur tersebut tidak
mampu memproduksikan fluida menuju permukaan. Hal ini bisa diatasi antara
lain dengan metode artificial lift seperti gas lift dan pompa. Gambar 1 memberi
gambaran secara jelas bagaimana analisa sistem nodal diselesaikan secara grafis.
10

Gambar (2.1) Kurva nodal analysis

2.6 Inflow Performance Relationship

Inflow Performance Relationship (IPR) adalah suatu parameter yang


menunjukkan produktivitas suatu sumur yang ditampilkan dalam bentuk
kurvahubungan antara tekanan alir dasar sumur dengan laju produksi.
Berdasarkan padakondisi tekanannya, kelakuan fluida dalam media berpori dapat
dibedakanmenjadi dua, yaitu di atas tekanan bubble point (Pb) dan dibawahnya.
Pada saattekanan diatas bubble point (Pb) yang mengalir adalah satu fasa
minyak. Adakalanya air juga ikut terproduksi, akan tetapi dalam jumlah tertentu
masih dapatdianggap satu fasa cairan. Ketika kondisi tekanan sistem dibawah
tekanan bubblepoint (Pb) gas mengembang dari larutan minyak sehingga yang
mengalir adalahfluida dua fasa (cairan dan gas ), pada kondisi ini harga indeks
produktivitas untuksetiap harga Pwf tertentu tidak sama dan selalu berubah, oleh
karena itu kurva IPRmembentuk garis lengkung.
Inflow Performance Relationship adalah studi mengenai performa aliran
fluida dari reservoir sampai ke lubang bor. Dimana performa akan di pengaruhi
oleh PI (Productivity Index),PI merupakan suatu besaran yang menunjukkan
kemampuan berproduksi sumur pada kondisi tertentu. Secara definisi
productivity index merupakan perbandingan antara laju alir (q) terhadap
perbedaan tekanan antara tekanan statik sumur (ps) dan tekanan alir dasar sumur
11

(pwf) atau sering di sebut tekanan draw-down (ps-pwf). Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut ;
q
PI = J ………………………………………………………
( ps−pwf )
(2.14)

PI = Productivity Index, STB/D/PSI


Q = laju alir, STB/D
Ps = tekanan statik reservoir, Psi
Pwf = tekanan aliran dasar sumur, Psi
(ps-pwf) = tekanan draw-down, Psi

Productivity index biasanya diukur pada saat dilakukan test pada sumur,
yaitu pada saat sumut di shut inhingga tekanan statik reservoir tercapai.
Perbandingan PI pada sumur yang berbeda tetapi tetap pada reservoir yang sama
menunjukkan bahwa beberpa sumur engalami masalah yang tidak biasa atau
terjadi kerusakan pada saat well completion.
Kermit E. Brown membagi Pi menjadi tiga kelpompok berdasarkan tinggi
rendahnya, yaitu :
a. PI rendah, jika nilainya ¿ 0.5
b.PI sedang, jika nilainya 0.5 – 1
c.PI tinggi, jika nilainya ¿ 1
Harga PI bernilai rendah dapat diakibatkan dari kerusakan pada formasi
atau adanya skin. Secara numeric, PI suatu sumur dapat dihitung berdasarkan
sifat batuan dan juga fluidanya dengan persamaan berikut:
0.00708 Kₒh
J = µₒBₒ( ln ℜ −0.75+ S) …………………………………………...
( )
rw
……(2.15)
12

Keterangan :
kₒ = permeabilitas efektif, mD
h = ketebalan lapisan, ft
µₒ = viskositas, cP
bₒ = faktor volume formasi, STB/BBL
re = jari-jari pengurasan sumur, ft
rw = radius sumur, ft
s = faktor skin

Perhitungan kinerja aliran fluida dari formasi sampai ke lubang sumur


dikelompokkan berdasarkan kriterianya yaitu :
1. Persamaan Darcy untuk aliran satu fasa
0.00708 kₒh( p− pwf )
Q= ℜ ………………………………….
µₒBₒ( ln ( ) −0.75+ S+a ' q)
rw
……(2.16)

2. Persamaan Vogel untuk aliran dua fasa


qₒ Pwf
= 1 −¿ 0.2 ( ) – 0.8¿)2) ………………….…………(2.17)
qmax Pr

Vogel mengembangkan persamaan sederhana untuk mempermudah


perhitungan kinerja aliran fluida dua fasa dari formasi ke lubang sumur,
yaitu :

a. reservoir bertenaga dorong gas terlarut


b. harga skin di sekitar lubang nol
c. tekanan reservoir dibawah tekanan saturasi

3. Persamman Wiggins untuk aliran tiga fasa


Metode ini digunakan untuk minyak-air, dimana untuk minyak
persamaan yang digunakan yaitu :
13

qₒ Pwf
= 1 −¿ 0.52 ( ) – 0.48¿)2) ………………………(2.18)
qmax Pr
Untuk air persamaan yang digunakan yaitu:
qₒ Pwf
= 1 −¿ 0.72 ( ) – 0.28¿)2) ………………...……(2.19)
qmax Pr

A. IPR untuk aliransatu fasa

Gambar (2.2) IPR satu aliran fasa (Bouyun Guo, 2006)


B. IPR untuk aliran dua fasa

Gambar (2.3) IPR untuk aliran dua fasa (Bouyun Guo, 2006)

2.7 Pemodelan Kurva IPR (Inflow Performance Relationship)


14

Karena skin faktor mempengaruhi Flow Effiency (FE), sehingga pemodelan


kurva IPR menggunakan persamaan dari Standing, dimana persamaan ini dapat
digunakan pada berbagai harga Flow Effiency. Langkah-langkah dalam
pemodelan kurva IPR adalah sebagai berikut :
1. Konversi tekanan kepala sumur menjadi tekanan alir dasar sumur
dengan menggunakan persamaan tekanan dan temperatur rata-rata
Darcy-Weisbeach.
25 ᵞgQsc ² TavgZfH (exp ( s ) −1)
Pwf² = ptf² exp(s) + ………….....
s .d ⁵
……(2.20)
2. Menentukan Qmax pada saat FE = 1 menggunakan persamaan
Standing, digunakan persamaan :
Pwf’ = Pr – (Pr – Pwf) FE, dan
Qsc Pwf ' Pwf '
= 1 – 0,2 ( ) – 0,8 (
Qmax ( FE=1 ) Pr Pr
)²………………………….(2.1)
3. Menentukan Qmaksimum menggunakan FE hasil analisa, Dengan
menggunakan persamaan yang sama pada point 2, digunakan nilai Pwf
dari point 1 untuk menentukan nilai Q pada titik tersebut. Nilai FE yang
digunakan sebesar 0,981. Karena nilai FE tidak sam dengan 1 maka
nilai Pwf’ akan berbeda dengan nilai Pwf, yang menyebabkan
penurunan Qmaksimum.
Pwf’ = Pr - (Pr – Pwf) FE ………………………......……………
(2.22)
Keterangan:

Pwf = tekanan dasar sumur, psi

Pr = tekanan reservoir, psi

FE = Flow Effiency
15

Qmax = laju alir maximum

2.8 Persamaan Dasar Aliran Gas

Persamaan umum aliran dapat diselesaikan secara numeric. Akan tetapi


menggunakan beberapa anggapan sederhana, maka persamaan tersebut dapat
dijadikan linier sifatnya, sehingga dapat diselesaikan secara analitis. Anggapan
yang sering digunakan adalah

a. Kondisi aliran yang isothermal


b. Pengaruh gravtasi diabaikan
c. Aliran satu fasa
d. Media berpori bersifat homogeny, isotropic dan tidak dapat
dimampatkan
e. Aliran laminar, δ = 1
f. Permeabilitas bukan fungsi dari tekanan

Dengan memberlakukan gas sebagai fluida yang dapat dimampatkan serta


menggunakan anggapan (a) sampai (f).

∂ p k p
()
= ∇.
∂t z ∅ μz [ ]
∇ p ……………………………………………...…(2.23)

Dan penjambaran selanjutnya

1
d( )
∂ p 1 ∂p z ∂P
()
∂t z
=
z ∂t
+p
dp ∂ t
16

∂ p 1 ∂ p p dz ∂ P
∂t z
=() −
z ∂ t 2 dp ∂ t

∂ p 1 ∂p
∂t z
=()
z ∂t
¿

∂ p p ∂P
∂t z ()
=c
z ∂t
……………………………………………………..…

(2.24)

Dari persamaan diatas dapat dijadikan

d μz μ ∅c ∂ p
∇ 2 p−
dp
ln
[ ( )]
p
( ∇ p ) 2=
k ∂t
……………………………………

(2.25)

Dengan mengingat p ∇ p=1/2 ∇ p 2 dan p ∂ p=1/2 ∂ p2 , persamaan menjadi


[ ln ( μz ) ] ( ∇ p2 ) = μ ∅k c ∂∂ pt
2
∇ 2 p2 − 2 …………………………….……
∂p
(2.26)

Persamaan diatas dapat disederhanakan jika digunakan anggapan seperti


berikut

μz
1. ∇ p 2 -> 0 atau ( ) = konstan
p
μ ∅c ∂ p
∇ 2 p= ………………………………………………………
k ∂t
(2.27)
2
2. ( μz )=konstan atau ( ∇ p 2 ) =0
17

2 2 μ ∅ c ∂ p2
∇ p= …………………………………………….………
k ∂t
(2.28)
3. Gas ideal (z = 1) dan μ = konstan
2 2 μ ∅ ∂ p2
∇ p= ………………………………………………………
kp ∂t
(2.29)

Keterangan:

p = tekanan, psi

k = permeabilitas, darcy

μ = viskositas, cp

∅ = porositas

BAB III
18

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang metode yang digunakan oleh penulis selama
penelitian akhir. Bab ini akan menguraikan metode yang akan digunakan.
Metode penulis akan digunakan menyesuaikan dengan perjanjian dan
persyaratan dari dosen atau pembimbing PT. Benuo Taka Wailawi.

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data primer dan sekunder
dari PT. Benuo Taka Wailawi. Penelitian ini dimulai dari tanggal 24 Februari – 07
Maret 2020.

3.2. Metode Penelitian


Metode penulis akan digunakan selama Tugas Akhir ini terbagi menjadi dua
metode. Metode tersebut adalah metode deskriptif dan metode analisis. Paragraf
berikut akan menjelaskan hal ini.

3.2.1. Metode Deskriptif


Metode deskriptif adalah metode penelitian dimana tujuannya adalah untuk
memiliki wawasan mengenai hal-hal atau peristiwa yang sedang terjadi dan sedang
dihadapi. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan fenomena atau
populasi yang diteliti. Metode deskriptif adalah langkah pertama dalam membuat
wawasan tentang kondisi data dan masalahnya. Oleh Karena itu dapat digunakan
dalam penelitian tugas akhir ini adalah :

a. Metode Studi Kasus


19

Studi kasus adalah metode penelitian untuk mengetahui keadaan subyek


penelitian mengenai peningkatan laju alir produksi gas suatu lapangan.

b. Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan menggunakan referensi dari publikasi
sebelumnya mengenai tema penelitian. Penulis menggunakan buku, jurnal ilmiah,
laporan, dan internet.

3.3. Tahap
Penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima tahap, yaitu persiapan,
pengumpulan data, analisis data, pengolahan data menggunakan software, dan
laporan akhir.

3.3.1. Persiapan
Tahap persiapan termasuk masalah temuan, meja belajar dari publikasi,
geologi regional, konsep dasar produksi gas dan langkah-langkah untuk menyusun
tugas akhir. Setelah penulis menentukan masalah, salah satu akan membatasi masalah
tersebut. Proposal ini merupakan langkah lanjut menerapkan usulan kekampus dan
permintaan validasi. Setelah itu penulis menerapkan proposal kepada perusahaan dan
mempersiapkan semua publikasi pendukung untuk membantu dalam menulis Tugas
Akhir.

3.3.2. Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data adalah dimana penulis mengumpulkan data dalam
rincian dari Lapangan Gas yang dikelolah oleh PT Benuo Taka Wailawi dimana
analisis berikutnya akan didasarkan pada data yang akan digunakan adalah milik PT.
Benuo Taka Wailawi. Pengumpulan data dibagi lagi menjadi pengumpulan data
primer dan data sekunder. Data primer diambil dari PT. Benuo Taka Wailawi
dimana analisis berikutnya akan didasarkan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
20

oleh penulis untuk menulis Tugas Akhir. Data sekunder merupakan hasil analisis data
primer dengan PT. Benuo Taka Wailawi untuk penulisan tugas akhir.

3.3.3. Laporan Akhir


Langkah-langkah akhir dalam penulisan tugas akhir ini adalah penulisan laporan
akhir.Tahap ini dibagi menjadi dua tahap :
a. Laporan akhir penulis untuk PT. Benuo Taka Wailawi yang telah memberikan
nasehat dan bimbingan dari orang perusahaan yang telah dipilih sebelumnya oleh
perusahaan.
b. Penulis tugas akhir untuk Teknik Perminyakan STT Migas Balikpapan. Penulis
tesis dibawah bimbingan dan saran dari dosen di STT Migas Balikpapan.

BAB IV
21

RENCANA TAHAPAN TUGAS AKHIR

4.1. Jenis Kegiatan


Adapun kegiatan yang ingin penulis lakukan nantinya adalah mengetahui
secara rinci tahapan operasi produksi gas pada lapangan gas yang dikelola oleh
Benuo Taka Wailawi.

4.2. Lokasi Kegiatan


Adapun fokus kegiatan yang hendak dilakukan adalah mencakup kegiatan-
kegiatan yang ada di pada bagian produksi, dan bidang-bidang yang berhubungan di
PT. Benuo Taka Wailawi.

4.3. Waktu Pelaksanaan


Saya berharap Tugas Akhir ini dapat berlangsung kurang lebih selama 2
minggu dan diharapkan dapat dilaksanakan pada 24 Februari - 07 Maret 2020. Saya
selaku pemohon Tugas Akhir berharap pihak manajemen PT. Benuo Taka Wailawi
agar dapat menerima permohonan ini.

4.4. Usulan Jadwal


1. Orientasi umum (sejarah perkembangan dan manajemen perusahaan
secara umum )
2. Orientasi khusus I (pemahaman konsep, proses analisis, dan penyajian
data-data pada proses stimulasi)
3. Orientasi khusus II (pemahaman konsep, proses analisis, dan penyajian
data-data pada operasi lapangan)
4. Orientasi khusus III (pemahaman konsep, proses analisis, dan penyajian
data-data pada proses produksi)
5. Pembuatan laporan dan tugas-tugas lainnya.
22

6. Presentasi didepan pembimbing lapangan dan team yang terkait.

4.5 Time Table


Adapun usulan rincian kegiatan yang diajukan selama penelitian tugas
akhir berlangsung adalah sebagai berikut :

WaktuPenelitian
Kegiatan Bulan 1 Bulan 2
1 2 3 4 1 2 3 4
Survey Awal                
Studi Pustaka              
Pengumpulan Data                
Analisa Data                
Penyelesaian dan
Bimbingan Skripsi                
Revisi Skripsi                
Sidang Skripsi                

BAB IV
PENUTUP
23

Demikianlah proposal usulan kegiatan Tugas Akhir yang akan dilakukan di


manajemen PT. Benuo Taka Wailawi. Saya berharap agar usulan kegiatan ini
mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Melihat keterbatasan dan
kekurangan yang saya miliki, maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan
dari pihak perusahaan untuk melancarkan Tugas Akhir ini.
Saya berharap selama dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini diberikan
bimbingan agar mendapatkan kelancaran hingga akhir kegiatan. Selain itu saya juga
mengharapkan kemudahan dalam mengadakan penelitian atau mengambil data-data
yang diperlukan selama kegiatan Tugas Akhir berjalan.
Terima kasih kepada manajemen PT. Benuo Taka Wailawi yang telah
memberi saya kesempatan untuk mengajukan proposal kegiatan Tugas Akhir ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkah dan rahmat-Nya
sehingga kegiatan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan
manfaat bagi kedua belah pihak.

DAFTAR PUSTAKA
24

Abdassah, Doddy: “Teknik Eksploitasi Gas Bumi”, Jurusan Teknik Perminyakan,


Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral. ITB, 1993.
Abidin, Zainal: “Analisa Potensial Gas Bumi”, Fakultas Teknik. UI, 2010.
Baskara, M. Bagas, ”Peramalan Kurva IPR Yang Akan Datang Berdasarkan Data
Uji DelivrabilityPada Sumur Gas “X” Lapangan “Y”, Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta,
2018.
Beggs, H Dale, “Gas Production Operation”, OGCI Publications, Oil and Gas
Consultants Internatonal, 1984.
Ikoku, Chi U, “Natural Gas Production Engineering”, The Pennsylvania State
University, Krieger Publishing Company Malabar, Florida, 1992.
Novrianti, &Yogi Erianto, “Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode
Standing Dari Data Pressure Build Up Testing”, Program Studi Teknik
Perminyakan, Universitas Islam Riau, 2017.
Rubiandi, Rudi: “Gas Processing Operation”, Lembaga Pengabdian Kepada
Masyarakat. ITB, 1994.

Contact person : Meikel Arruan


25

No. Handphone : 0859-3158-0067


Email : meikel.arruan@gmail.com

Lampiran : 1. Surat keterangan dari Kampus STT MIGAS Balikpapan


2. Foto Copy transkrip sementara yang telah dilegalisir
3. Foto Copy KTM yang telah dilegalisir
4. Foto Copy Surat Aktif Kuliah yang telah dilegalisir
5. Foto Copy Asuransi
6. Curriculum Vitae

Anda mungkin juga menyukai