Anda di halaman 1dari 104

PERENCANAAN &

PENGENDALIAN PRODUKSI
TIN 4113
Short Quiz
Berikan jawaban singkat:
• Review materi 1:
– Jelaskan definisi dari PPIC!
– Jelaskan ruang lingkup PPIC!
– Mengapa PPIC diperlukan?
– Apa yang membedakan posisi PPIC dalam struktur
organisasi perusahaan? Berikan contohnya.
Pertemuan 2 & 3
• Outline:
– Independent Demand Inventory System

• Referensi:
– Smith, Spencer B., Computer-Based Production
and Inventory Control, Prentice-Hall, 1989.
– Tersine, Richard J., Principles of Inventory And
Materials Management, Prentice-Hall, 1994.
Persediaan
• Persediaan / Inventory:
A stock of goods
An idle resources that has economic value
1/3 dari aset perusahaan manufaktur
Ada pada banyak titik pada rantai
pembelian/produksi/distribusi, dalam bentuk yang
berbeda
Different Types of Stock
Persediaan
• Sebab munculnya persediaan:
Supply dan demand sulit disinkronisasikan dengan
tepat.
Disebabkan oleh: time factor, discontinuity factor
(decoupling function), uncertainty factor, economic
factor
Perlu waktu dalam menyiapkan kebutuhan
material
Persediaan
• Fungsi persediaan:
– Working stock (cycle / lot size stock)
– Safety stock (buffer / fluctuation stock)
– Anticipation stock (seasonal / stabilization stock)
– Pipeline stock (transit stock / work in process)
• External: on trucks, ships, railcars, pipeline
• Internal: being processed, waiting to be processed,
being moved
– Psychic stock
Alasan Menyimpan Persediaan
• Meningkatkan tingkat layanan terhadap variasi permintaan
• Pembelian banyak mendapatkan harga yang lebih murah
• Ekonomis saat produksi
• Pengaman menghadapi variasi waktu pengiriman
• Untuk menyelaraskan workcenters Time Discontinuity

• Fleksibilitas jadwal produksi INVENTORY


• Menghemat transportasi
• Mempersiapkan masa mendatang Uncertainty Economy

• Menghadapi hal yang tak terduga (labor strikes, natural


disasters, surges in demand, etc.)

9
Permasalahan Persediaan

• Kapasitas Simpan
• Lokasi & Tataletak Gudang
• Pemindahan & Penanganan
• Perlakuan khusus
• Tenaga kerja
• Housekeeping
• Kontrol stok khusus
• Manajemen FIFO
• Pengendalian kualitas

10
Inventory as Waste

• Overproduction
• Extra Handling
• Extra Space
• Extra Interest Charges
• Extra Work Force
• Extra Paperwork
• Lack of Housekeeping
• Increasing Cost

11
Masalah yang Tersamar
• Poor scheduling
• Communication & Coordination problem
• Asynchronous capacity / Line imbalance
• Machine breakdown
• Quality problems (reject & reprocess)
• Long transportation / Inefficient layout
• Vendor delivery
• Bad design (long setup & processing time)
• Work force problem (unskilled, shortage &
absenteism)

12
Manajemen Persediaan
• Perencanaan Persediaan
• Pengendalian Persediaan

13
Perencanaan Persediaan
• aktivitas untuk merencanakan tingkat stok dan
menentukan waktu saat memesan dan kuantitas
pengadaannya dari persediaan material yang
disimpan sebelum dipergunakan, diproses atau dijual
• Menentukan apa/what (item & spesifikasinya), di
mana/where (lokasi gudang), siapa/who (pekerja,
fasilitas & pemasok), kapan/when (saat memesan &
mengaudit) dan bagaimana/how (proses, aktivitas &
tugas) penyimpanan persediaan akan dilaksanakan.

14
Strategi Perencanaan Persediaan
• Perencanaan Material Independen
Perencanaan material yang bebas antar item dapat
dilakukan secara terpisah antar item dengan
menggunakan konsep economic order quantity
(EOQ) atau fixed period
• Perencanaan Material Dependen
Perencanaan material yang berkaitan antar item
dapat dilakukan secara selaras dengan
menggunakan konsep material requirement
planning (MRP)

15
Ukuran Performansi Persediaan
• Stok persediaan (inventory level)
= Q /2 + SS
• Tingkat pelayanan (service level)
= 100% - P{shortage}
• Perputaran barang (inventory turnover)
= troughput/inventory
• Total biaya (total inventory cost)
=procurement cost + carrying cost + shortage cost

16
Risiko
Low rate of
Demand
Overstock / Higher
Variable
High Inventory Holding
Demand Short Level Cost
Lead time

High rate of
Demand
Higher
Variable Shortage /
Stockout
Lead time Stockout
Late Cost
Lead time

17
Pengendalian Persediaan
• aktivitas untuk mengawasi tingkat stok agar
tetap dalam batas kontrol tanpa terjadi
kelebihan (overstock) atau kekurangan
(shortage)

18
Alat Bantu Kontrol
• Kartu Stok
• Kartu Kanban
• Sistem Informasi Persediaan
• Stock opname / audit fisik
Procurement
(produce or purchase)

Beginning
Current
Stock
Stock

Consumption
(use or sale)

Current Stock = Beginning Stock + Procurement - Consumption


19
Alat Bantu Kontrol
• Kanban

20
Alat Bantu Kontrol
• Visual Control 5S

21
Alat Bantu Kontrol
• Two Bin System : dua
tempat (container)
penyimpanan, dilakukan
reorder apabila satu
tempat sudah kosong

22
Alat Bantu Kontrol
• Radio Frequency Identification:
teknologi yang mempergunakan gelombang radio untuk mentransfer data
dari label elektronik (RFID tag) yang ditempelkan ke objek

23
Alat Bantu Kontrol
• Universal Bar Code –
Bar code yang tercetak pada label
0
yang memberikan informasi tentang
objek
214800 232087768

24
Grafik Persediaan (Sawtooth model )
Level of
Inventory

Q + SS

ROP

Varying Demand
SS

LT Varying Lead Time Periods

25
Biaya dalam Sistem Persediaan
Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos
transportasi transportasi transportasi transportasi

Pemasok Produsen Distributor Pengecer Pelanggan

Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos


bahan baku, produksi, inventori inventori
inventori inventori

INVENTORY COST:
1. Purchase cost
2. Order / set up cost
3. Holding / carrying cost
4. Stockout cost
Biaya Persediaan
• Biaya Pengadaan (Replenishment / procurement cost)
- Order / setup cost
- Purchase / production cost
• Biaya Simpan (Carrying / holding cost)
- Storage / handling cost
- Risk / interest cost
• Biaya Kekurangan (Stockout / shortage cost)
- Backorder cost
- Lost sales / opportunity cost

27
Model Persediaan
• Fixed Order Size - Variable Order Interval Models:
– 1. Economic Order Quantity, EOQ
– 2. EOQ with quantity discounts
– 3. Economic Production Quantity, EPQ
– 4. Reorder point, ROP
• Fixed Order Interval - Variable Order Size Model
– 5. Fixed Order Interval model, FOI

28
Permasalahan Inventori

INVENTORI

DETERMINISTIK PROBABILISTIK UNCERTAINTY


- Demand diketahui - Fenomena demand tidak - Ketiga parameter
secara pasti diketahui secara pasti populasinya tidak
- Demand tidak - Ekspektasi, variansi, dan pola diketahui secara lengkap
memiliki variasi (S=0) distribusi kemungkinannya (pola distribusi
- Dibagi menjadi: dapat diprediksi (S0) kemungkinannya tidak
1. Deterministik - Persoalan utama menentukan diketahui)
statik berapa Safety Stock
2. Deterministik
dinamik
Permasalahan
Kebutuhan material ABC untuk tahun depan (D)
sebanyak 10.000 unit. Untuk mendapatkan barang
tersebut dibeli dari seorang pemasok dengan harga
barang (p) sebesar Rp. 10.000,-/unit dan ongkos pesan
(k) sebesar Rp. 1.000.000,- untuk setiap kali melakukan
pesanan. Jika ongkos simpan barang (h) sebesar Rp.
2.000,- /unit/tahun. Bagaimana cara mengatur
pengadaan material ABC yang paling ekonomis?
Alternatif Solusi Praktis

1. Membeli langsung 10.000 unit (Q=10.000 unit)


2. Membeli barang dua kali untuk setiap pembelian
sebesar 5.000 (Q=5.000 unit)
3. Membeli barang empat kali untuk setiap pembelian
sebesar 2.500 (Q=2.500 unit)
4. Membeli barang sepuluh kali untuk setiap pembelian
sebesar 1.000 (Q=1.000 unit)
5. Masih banyak alternatif solusi pembelian
Pendekatan dan Solusi Terbaik

 Tetapkan dulu kriteria performansinya


 Dalam situasi deterministik statis tidak ada resiko
kekurangan barang (tingkat ketersediaan pelayanan
100%)
 Alternatif solusi terbaik dicari dengan kriteria
minimasi ongkos inventori total
 Ongkos inventori total/tahun = Ongkos beli
barang/tahun + Ongkos pesan/tahun + Ongkos
simpan/tahun
Pendekatan dan Solusi Terbaik
 Ongkos inventori total untuk berbagai alternatif
Cara dan Ukuran Pengadaan Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos
Beli Pesan Simpan Total
Satu kali pembelian 100 1 10 111
f = 1, q = 10.000
Dua kali pembelian 100 2 5 107
f = 2, q = 5.000
Empat kali pembelian 100 4 2.5 106.5
f = 4, q = 2.500
Lima kali pembelian 100 5 2 107
f = 5, q = 2.000
Delapan kali pembelian 100 8 1.25 109.25
f = 8, q = 1.250
Sepuluh kali pembelian 100 10 1 111
f = 10, q = 1.000
Pendekatan dan Solusi Terbaik

Annual Cost

Minimum
total cost

Order (Setup) Cost Curve

Optimal Order quantity


Order Quantity (Q*)
Formulasi Masalah
Permasalahan dapat dinyatakan ke dalam 2 (dua)
pernyataan dasar yaitu:
1. Berapa jumlah barang yang akan dipesan untuk
setiap kali pemesanan dilakukan (economic order
quantity)?
2. Kapan saat pemesanan dilakukan (reorder point)?

(Menurut Wilson dalam model deterministik tidak ada


permasalahan yang berkaitan dengan safety stock sebab tidak
ada unsur ketidakpastian)
Asumsi – Asumsi (1)
1. Permintaan barang selama horison perencanaan diketahui
dengan pasti dan akan datang secara kontinyu sepanjang waktu
dengan kecepatan konstan
2. Ukuran lot pemesanan tetap untuk setiap kali pemesanan
3. Barang yang dipesan tidak bergantung pada jumlah barang
yang dipesan/dibeli dan waktu
4. Ongkos pesan tetap untuk setiap kali pemesanan dan ongkos
simpan sebanding dengan jumlah barang yang disimpan dan
harga barang/unit serta lama waktu penyimpanan
5. Tidak ada keterbatasan, baik yang berkaitan dengan
kemampuan finansial, kapasitas gudang, dan lainnya
Asumsi – Asumsi (2)

Dengan ke-4 asumsi pertama maka perubahan posisi


inventori barang di gudang dapat digambarkan sebagai
berikut:

Q
Inventory Level

m=1/2Q

0
Time
Formulasi Model

Berdasarkan pendekatan dan asumsi di atas maka untuk


menyelesaikan permasalahan inventori secara implisit,
Wilson menggunakan kebijakan dan mekanisme
inventori. Selanjutnya secara matematis Wilson
memodelkannya dengan menggunakan pendekatan
statistika dan matematika.
Komponen Model
1. Kriteria Performansi
● Meminimumkan ongkos inventori total yang terdiri
dari: ongkos pemesanan, ongkos simpan (ongkos
pembelian konstan)
2. Variabel Keputusan
● Economic order quantity
● Reorder point
3. Paramater
● Harga barang per unit
● Ongkos setiap kali dilakukan pemesanan
● Ongkos simpan/unit/periode
Formulasi Model Matematis

Stock
Level
Q = D.T
Jumlah stock masuk dalam siklus sama
Q dengan jumlah stock keluar dalam siklus

T Time
Formulasi Model Verbal

 Ongkos inventori per siklus secara verbal dinyatakan


dengan

Total cost   Unit cost  Reorder cost  Holding cost 


 per cycle   component    component    component 
       
Formulasi Model Matematis
 Unit cost component
= unit cost (UC)  annual demand (D)
= UC x D
 Reorder cost component
= reorder cost (RC)  number of orders (D/Q)
= RC x D / Q

 Holding cost component


= holding cost (HC)  average stock level (Q/2)
= HC x Q
2
Formulasi Model Matematis

 Total Cost = Fixed Cost + Variable Cost

TC  UC  D  VC
sehingga

FC  UC  D
RC  D HC  Q
VC  
Q 2
Formulasi Model Matematis

 Nilai optimal dari TC diperoleh dengan,


d TC  RC  D HC
 2
 0
dQ Q 2
2 RC  D
Q0 
HC
 Panjang siklus optimal (T0):

Q0 1 2 RC  D 2 RC
T0   
D D HC D  HC
Formulasi Model Matematis

 Nilai optimal dari VC jika dilakukan substitusi pada


Q0 adalah:

RC  D HC  Q0
VC 0  
Q0 2
HC HC 2 RC  D
 RC  D 
2 RC  D 2 HC
RC  HC  D RC  HC  D
 
2 2

VC0  2  RC  HC  D
Formulasi Model Matematis
 Nilai optimal TC adalah:

TC0  FC  VC
 UC  D   2  RC  HC  D
Formulasi Model Matematis

Total cost
Cost

TC0 Holding cost


component

Unit cost
component
Reorder cost
component
Q0 Order Quantity, Q
Contoh Soal
Sebuah perusahaan membeli 6000 unit item setiap tahun dengan
harga $30 per unit. Ongkos pemesanan sebesar $125, ongkos
simpan $6 per unit per tahun. Bagaimana kebijakan inventori
yang terbaik?
2  RC  D 2  125  6000
Q*    500 unit
HC 6

2  RC 2  125 Q*
T   0.083 tahun  1 bulan  T  0.083
D  HC 6000  6 D

VC  2  RC  HC  D  2  125  6  6000  $3000 per tahun

TC  UC  D  VC  30  6000  3000  $183000 per tahun


Validitas Model EOQ (Wilson)

 Pengaruh perubahan lead time (asumsi ke-3)


 Pengaruh perubahan discount (asumsi ke-4)
 Pengaruh perubahan kedatangan (asumsi ke-2)
Perubahan Lead Time

 Lead time jarang sekali sama dengan 0


 Bagaimana jika lead time nya konstan sebesar
LT satuan waktu?
 Lead time (LT) < cycle time (T)
 Lead time (LT) > cycle time (T)
Perubahan Lead Time

 LT < T
 Waktu pemesanan dilakukan LT satuan
waktu sebelum inventori habis atau setelah
(T–LT) satuan waktu sejak barang yang
dipesan tiba
 Jika lead time konstan, posisi inventori tidak
tergantung pada besar kecilnya lead time
 Formula Wilson tidak mengalami perubahan
apabila LT ≠ 0
Perubahan Lead Time

Reorder point = lead time demand


= lead time x demand per unit time
= LT x D
Perubahan Lead Time

 LT > T
 ROP diartikan sebagai stock on position
(bukan sebagai stock on hand)
 Jika dinyatakan dalam stock on hand maka
harus dikurangi dengan stock on order yang
belum datang
 Formula Wilson tidak mengalami perubahan
apabila LT ≠ 0
Perubahan Lead Time

Reorder point = lead time demand – stock on order


= (LT x D) – (n x Q0)
dimana n adalah bilangan integer terkecil dari LT/T
Contoh
Permintaan suatu item diketahui tetap sebesar 1200 unit per tahun
dengan ongkos pesan $16 dan ongkos simpan $0.24 per unit per
tahun. Tentukan kebijakan inventori apabila lead time konstan (a)
3 bulan, (b) 9 bulan, (c) 18 bulan

2  RC  D 2  16  1200
Q 
*
  400 unit
HC 0.24

Q*
T  0.33 tahun  4 bulan
D
ROPa  LT  D  300 unit
( LT  3 bulan kurang dari cycle time sehingga n  0)
ROPb  LT  D  n  Q *  100
ROPC  LT  D  n  Q *  200
Perubahan Harga (Discount)

 Kondisi dimana diberikan discount untuk


pembelian dalam jumlah tertentu
 Unit cost (UC) component menjadi variable
cost (VC)
 Titik minimum (optimal) dari setiap kurva TC
untuk masing-masing nilai UCi dengan nilai
holding cost yang ekuivalen dengan interest
rate (I)
2 RC  D
Q0i 
I  UCi
Perubahan Harga (Discount)

Order Quantity
Unit cost Lower limit Upper limit
UC1 0 Qa
UC2 Qa Qb
UC3 Qb Qc
Unit cost UC4 Qc Qd

UC1
UC2
UC3
UC4

0 Qa Qb Qc Qd Order Quantity
Perubahan Harga (Discount)

UC1
Total Cost

UC2

Upper Lower Neither


Curve Valid Curve Valid Curve Valid

0 Qa Qb Order Quantity
Perubahan Harga (Discount)

Total Cost with UC1


Total Cost

Valid Invalid Range


Range of Curve
of Curve

0 Qa Order Quantity
Perubahan Harga (Discount)

UC1
UC2
Total Cost

UC3
UC4
UC5

0 Qa Qb Qc Qd Order Quantity
Perubahan Harga (Discount)

UC1
UC2
Total Cost

UC3
UC4
UC5

0 Qa Qb Qc Qd Order Quantity
Valid minimum Invalid minimum
Perubahan Harga (Discount)

Total Cost

Optimal cost

0 Qa Qb Qc Order Quantity
Perubahan Harga (Discount)

Total Cost

Optimal cost

0 Qa Qb Qc Order Quantity
Start

Take the next lowest


unit cost curve

Calculate the minimum


point
2 RC  D
Q0 
HC

Calculate costs at
No Is this point
break point to the
valid
left of valid range

Calculate the cost of


the valid minimum

Compare the costs of all the


points considered and select
lowest

Finish
Contoh Soal
Permintaan tahunan sebuah item sebesar 2000 unit dengan
ongkos pesan $10 dan ongkos simpan 40% dari harga per unit.
Harga item tersebut tergantung jumlah pemesanan, yaitu:
 < 500 : $1
 500 – 999 : $0.80
  1000 : $0.60
Bagaimana kebijakan pemesanan yang optimal?

$1
Unit cost

$0.8

$0.6

500 1000 Order quantity


Contoh Soal
Taking the lowest cost curve
 UC= 0.6, valid jika Q=1000 atau lebih

2 10  2000
 Q0   408.2  Invalid karena tidak lebih dari 1000
*

0.4  0.6

 Hitung total ongkos pada titik batas pada ongkos terendah


RC  D HC  Q
TC  UC  D    $1340 per tahun  titik A
Q 2

Taking the next lowest cost curve:


 UC = 0.80, valid jika antara 500 sampai 1000

2 10  2000
 Q0   353.6
*
 Invalid karena tidak diantara 500 – 1000
0.4  0.8
Contoh Soal
 Hitung total ongkos pada titik batas pada ongkos terendah
RC  D HC  Q
TC  UC  D    $1720 per tahun  titik B
Q 2

Taking the next lowest cost curve:


 UC=1.00 valid jika Q kurang 500

2 RC  D 2 10  2000
 Q0*    316.2
I  UCi 0.4 1

 Hitung total ongkos pada titik batas pada ongkos terendah


TC  UC  D  2  RC  HC  D  $2126.49 per tahun  titik C
Contoh Soal
Total Cost UC1=$1

UC3=$0.8
C = $2126.49
UC5=0.6
316.2
A = $1340
353.6 B = $1720

408.2

0 500 1000 Order Quantity


Valid minimum Invalid minimum

Jadi kebijakan pemesanan yang optimal adalah memesan sebesar Q=316 unit
INDEPENDENT DEMAND INVENTORY SYSTEM: DETERMINISTIK MODEL

SHORTAGE
Perlakuan terhadap Shortage (S)
● Jika biaya out of stock dapat ditaksir, maka
terdapat dua kemungkinan terhadap kejadian
kekurangan persediaan:
– LOST SALE: kekurangan dianggap sebagai
kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan
– BACK ORDER: kekurangan persediaan dapat
dipenuhi kemudian dengan biaya-biaya tambahan dan
dengan anggapan konsumen masih mau menunggu
– Keduanya dapat dihitung berdasarkan biaya per unit
kekurangan stock atau berdasarkan biaya setiap
kali terjadi kekurangan stock

71
SHORTAGE

Customer Demand
Out of Stock

Customer Waits Customer doesn’t Wait


(back-orders) (lost sales)

Customer keeps all Customer transfer Customer transfers Customer transfers


business with some future some future all business to
supplier business to business to another another supplier
another supplier supplier
SHORTAGE
Inventory Level

Q–S
Q
T2
0
T1 Time
S
T
SHORTAGE (BACK ORDER)

 Unit cost component: UC x Q


 Reorder cost component: RC x D/Q
HC x (Q–S) x T1
 Holding cost component:
2
SC x S x T2
 Shortage cost component:
2
SHORTAGE (BACK ORDER)
 Total cost per cycle
 HC Q  S T1   SC  S  T2 
 UC  Q   RC ( D / Q)    
 2   2 

 Substitusi T1=(Q – S)/D dan T2 = S/D

 HC Q  S 2   SC  S 2 
 UC  Q   RC ( D / Q)   
  
 2D   2D 
PERHATIKAN : Terdapat notasi R dan D !
R = banyaknya permintaan dalam satu tahun
D = banyaknya permintaan yang disesuaikan periodenya dengan banyaknya produksi
75
SHORTAGE (BACK ORDER)
 Total cost per unit time diperoleh dengan
membagi persamaan TC per unit cyle dengan T
 RC  D   HCQ  S 2   SC  S 2 
 UC  Q       
  
 Q   2Q   2Q 

 Persamaan di atas mempunyai dua variabel Q


dan S sehingga deferensial dilakukan terhadap
dua variabel tersebut

76
SHORTAGE (BACK ORDER)
TC  RC  D HC HC  S 2 SC  S 2
0   
Q Q 2
2 2Q 2
2Q 2
TC  HC  S SC  S
 0   HC  
S Q Q

 Persamaan untuk mencari order quantity yang


optimal,
2 RC  D  HC  SC 
Q0 
HC  SC
77
SHORTAGE (BACK ORDER)

 Persamaan untuk mencari jumlah back-ordered


yang optimal,
2 RC  HC  D
S0 
SC  HC  SC 

T1 
Q0  S 0 
, T2 
S0
D D
T  T1  T2

78
CONTOH BACKORDER
Permintaan terhadap sebuah item adalah konstan sebesar
100 unit per bulan. Harga per item $50, ongkos
pemesanan $50, ongkos simpan 25% dari nilai barang
($/unit/tahun), ongkos kekurangan untuk backorder
ditetapkan 40% dari nilai barang ($/unit/tahun). Tentukan
kebijakan inventori yang optimal! (asumsi : 1 tahun = 52
minggu)
2  RC  D  HC  SC  2  50  1200  12.5  20
Q0    125 unit
HC  SC 12.5  20

2  RC  HC  D 2  50 12.5 1200
S0    48 unit
SC  HC  SC  20  12.5  20 
T1 = (Q0-S0)/D = 3.3 minggu
T2 = S0/D = 2.1 minggu
79
Perubahan Kedatangan Pesanan

 Bila kedatangan pesanan tidak terjadi serentak


tapi secara uniform
 Disebut juga dengan Economic Production
Quantity (EPQ) atau Economic Manufacturing
Quantity (EMQ)
 Asumsi: tingkat demand lebih rendah dari
tingkat produksi/replenishment. Jika sebaliknya
maka tidak ada inventori yang dimiliki
EPQ – Single Item
 Perbaikan model EOQ yang biasanya digunakan oleh
perusahaan manufaktur dengan tujuan untuk
meminimumkan total ongkos (ongkos setup dan ongkos
simpan produk) dengan menentukan ukuran batch
produksi ekonomis
 Asumsi bahwa seluruh lot tiba secara serentak pada
model EOQ direlaksasi menjadi kedatangan lot memiliki
laju tertentu, misalkan P unit per satuan waktu
 Lot produksi ekonomis ditentukan dengan cara mencari
ukuran lot yang meminimalkan total ongkos setup dan
ongkos simpan
Profil Inventori EPQ
Q

IMax

P P-D
0 tp t1 t
EPQ – Single Item
 Ongkos setup

R R = Annual Demand
S S = Biaya per sekali setup
Q
 Ongkos simpan
 Inventori maksimum = (P – D)tp dengan tp=Q/P
 Rata-rata inventori = (IMAX – IMIN)/2 = ((P – D)tp – 0)/2=
(P – D)Q/2P
 Biaya Penyimpanan (Holding Cost)

 HC 
 P  D Q
2P
EPQ – Single Item
VC
 Total Ongkos
R
TC (Q)  UP  R  S   HC 
 P  D Q
Q 2P
FC

Economic production quantity (Q*) dapat dicari dengan


turunan pertama terhadap Q sama dengan nol

TC Q  R  P  D
  S 2  HC  0
dQ Q 2P
2S  R P
Q 
*

HC P  D 
EPQ – Single Item
Jika Q* disubstitusikan ke persamaan TC(Q) maka
diperoleh
PD
VC (Q )  2  S  HC  R 
*

P
TC (Q* )  UP  R  VC (Q* )
Q*
 Panjang production run optimum 
P R
 Jumlah produksi berjalan per tahun = m 
Q*
 Production reorder point (ROP)
Jika N adalah hari operasi per tahun, maka
RL L=lead time
ROP   DL
N
Contoh
Permintaan sebuah item sebesar 20,000 unit per tahun
(1 tahun = 250 hari kerja). Tingkat produksi sebesar 100 unit
per hari, dan lead time 4 hari. Ongkos produksi per unit $50,
ongkos simpan $10 per unit per tahun, dan ongkos setup
$20 per run. Tentukan EMQ, jumlah produksi berjalan per
tahun, reorder point, dan total ongkos tahunan minimum!!

R
Demand per hari   80
N
2 SR P 2  20  20000 100
Q 
*
    632
HC PD 10 100  80
R 20000
m *   31.6 produksi berjalan per tahun
Q 632
Contoh
R  LT 20000  4
ROP    320 unit
N 250
R Q PD
TOC (Q)  UP  R  S   HC 
Q 2 P
20000 632 100  80
 50  20000  20  10  $1001.264
632 2 100
INDEPENDENT DEMAND INVENTORY SYSTEM: PROBABILISTIK MODEL

SERVICE LEVEL, SAFETY STOCK


Klasifikasi Problem Inventori
Klasifikasi problem inventori berdasarkan variabel-
variabelnya (Waters, 2003):
• Unknown – situasi permasalahan sama sekali
tidak diketahui dan analisis sulit dilakukan
• Known (constant or variable) – parameter
permasalahan diketahui nilai-nilainya dan dapat
menggunakan model deterministik
• Uncertain – distribusi probabilitas dari variabel
permasalahan dapat diketahui dan dapat
diselesaikan dengan menggunakan model
probilistik/stokastik.

90
Ketidakpastian dalam Inventori
• Demand :
 Fluktuasi acak dari jumlah dan ukuran pesanan
● Cost
 Biaya biasanya sangat dipengaruhi oleh tingkat
inflasi yang sulit diprediksi tingkat dan waktu inflasi
terjadi
● Lead time:
 Jarak yang jauh dan banyaknya stage (channel)
distribusi yang harus dilalui
● Deliveries :
 Jumlah yang dikirim biasanya tidak sama dengan
pesanan yang diminta

91
Reorder Point dengan Safety Stock
Inventory level

Reorder point

Safety stock

0
LT LT Time

92
Model Persediaan dengan Demand
Probabilistik dan LT ≠ 0 dan Tetap

● Jika LT 0, maka perlu untuk menentukan


Reorder Point yaitu suatu level inventori dimana
pemesanan ulang harus dilakukan
● Demand probabilistik (Distribusi Normal)
membuat terdapat kemungkinan persediaan
habis sedangkan pesanan belum datang
● Untuk mengatasi hal tersebut maka diantisipasi
dengan Safety Stock

93
Demand Probabilistik
● Reorder Point besarnya sama dengan demand
selama lead time: ROP = D×LT
● Contoh: jika demand per tahun 10.000 unit; lead
time pemesanan selama 1 minggu; maka:
 ROP = demand selama 1 minggu
 ROP = 1/52 x 10.000 = 192,3 ~ 193
 Artinya jika persediaan mencapai 193 unit
maka pemesanan harus dilakukan
● Reorder point tersebut belum
memperhitungkan besarnya Safety Stock

94
Demand selama Lead Time

all demand met shortages

Service level
= 97,7%

Probabilitas shortage
P=0.023

LT×D ROP
Z=2
95
Service Level (1)
● Service level diukur dalam beberapa cara
yaitu:
– percentage of orders completely satisfied from stock;
– percentage of units demanded that are delivered from stock;
– percentage of units demanded that are delivered on time;
– percentage of time there is stock available;
– percentage of stock cycles without shortages;
– percentage of item-months there is stock available.
● Ukuran service level yang paling banyak
digunakan: persentase demand yang dapat
dipenuhi dari stock/inventori

96
Service Level (2)
● Service level (dalam 1 siklus) adalah
probabilitas untuk dapat memenuhi semua
demand dalam satu siklus inventori
● Contoh : Data terakhir permintaan selama lead
time yang dicatat pada 50 siklus inventori dari
suatu item adalah sebagai berikut:
Demand 10 20 30 40 50 60 70 80
Frekuensi 1 5 10 14 9 6 4 1

Berapakah ROP jika service level yang


dikehendaki sebesar 95%?

97
Service Level (3)
Demand Peluang
Frekuensi Peluang
selama LT Kumulatif
10 1 0.02 0.02
20 5 0.10 0.12
30 10 0.20 0.32
40 14 0.28 0.60
50 9 0.18 0.78
60 6 0.12 0.90
70 4 0.08 0.98
80 1 0.02 1.00

Untuk mencapai service level 95%, maka demand selama lead time
harus lebih rendah dari reorder level pada tingkat service level 95%.
Dari informasi di atas, maka dapat ditetapkan reorder level = 70 unit
sehingga memberikan service level 98%
98
Demand Probabilistik
● Safety stock dibuat untuk mengurangi
kemungkinan out of stock (shortage)
● Dipengaruhi oleh lead time dan variansi demand
● Jika D adalah demand per unit waktu dan 
adalah standard deviasi, maka demand selama
lead time adalah LT×D, variansi demand selama
lead time adalah 2×LT dengan standard deviasi
adalah (2×LT)1/2
● Safety stock ditentukan dengan perhitungan:
SS = Z × Standard deviasi demand selama LT
SS  Z    LT
99
Demand Probabilistik
(Uncertainty in Demand)

Keputusan persediaan yang harus dibuat adalah:


● Lot (jumlah) pesanan:

2 D  RC
Q0 
HC

● Saat pemesanan kembali:



ROP  D  LT   Z    LT 
100
Z 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 5.00E-01 4.96E-01 4.92E-01 4.88E-01 4.84E-01 4.80E-01 4.76E-01 4.72E-01 4.68E-01 4.64E-01
0.1 4.60E-01 4.56E-01 4.52E-01 4.48E-01 4.44E-01 4.40E-01 4.36E-01 4.33E-01 4.29E-01 4.25E-01

Probabilitas terjadi 0.2


0.3
4.21E-01
3.82E-01
4.17E-01
3.78E-01
4.13E-01
3.75E-01
4.09E-01
3.71E-01
4.05E-01
3.67E-01
4.01E-01
3.63E-01
3.97E-01
3.59E-01
3.94E-01
3.56E-01
3.90E-01
3.52E-01
3.86E-01
3.48E-01
0.4 3.45E-01 3.41E-01 3.37E-01 3.34E-01 3.30E-01 3.26E-01 3.23E-01 3.19E-01 3.16E-01 3.12E-01
stockout = 0.0495 0.5
0.6
3.09E-01
2.74E-01
3.05E-01
2.71E-01
3.02E-01
2.68E-01
2.98E-01
2.64E-01
2.95E-01
2.61E-01
2.91E-01
2.58E-01
2.88E-01
2.55E-01
2.84E-01
2.51E-01
2.81E-01
2.48E-01
2.78E-01
2.45E-01
0.7 2.42E-01 2.39E-01 2.36E-01 2.33E-01 2.30E-01 2.27E-01 2.24E-01 2.21E-01 2.18E-01 2.15E-01
0.8 2.12E-01 2.09E-01 2.06E-01 2.03E-01 2.01E-01 1.98E-01 1.95E-01 1.92E-01 1.89E-01 1.87E-01
0.9 1.84E-01 1.81E-01 1.79E-01 1.76E-01 1.74E-01 1.71E-01 1.69E-01 1.66E-01 1.64E-01 1.61E-01

1.0 1.59E-01 1.56E-01 1.5 39E01 1.52E-01 1.49E-01 1.47E-01 1.45E-01 1.42E-01 1.40E-01 1.38E-01
1.1 1.36E-01 1.34E-01 1.31E-01 1.29E-01 1.27E-01 1.25E-01 1.23E-01 1.21E-01 1.19E-01 1.17E-01
1.2 1.15E-01 1.13E-01 1.11E-01 1.09E-01 1.08E-01 1.06E-01 1.04E-01 1.02E-01 1.00E-01 9.85E-02
1.3 9.68E-02 9.51E-02 9.34E-02 9.18E-02 9.01E-02 8.85E-02 8.69E-02 8.53E-02 8.38E-02 8.23E-02
1.4 8.08E-02 7.93E-02 7.78E-02 7.64E-02 7.49E-02 7.35E-02 7.21E-02 7.08E-02 6.94E-02 6.81E-02
1.5 6.68E-02 6.55E-02 6.43E-02 6.30E-02 6.18E-02 6.06E-02 5.94E-02 5.82E-02 5.71E-02 5.59E-02
1.6 5.48E-02 5.37E-02 5.26E-02 5.16E-02 5.05E-02 4.95E-02 4.85E-02 4.75E-02 4.65E-02 4.55E-02
1.7 4.46E-02 4.36E-02 4.27E-02 4.18E-02 4.09E-02 4.01E-02 3.92E-02 3.84E-02 3.75E-02 3.67E-02
1.8 3.59E-02 3.52E-02 3.44E-02 3.36E-02 3.29E-02 3.22E-02 3.14E-02 3.07E-02 3.01E-02 2.94E-02

Z=1.65 1.9

2.0
2.87E-02

2.28E-02
2.81E-02

2.22E-02
2.74E-02

2.17E-02
2.68E-02

2.12E-02
2.62E-02

2.07E-02
2.56E-02

2.02E-02
2.50E-02

1.97E-02
2.44E-02

1.92E-02
2.39E-02

1.88E-02
2.33E-02

1.83E-02
2.1 1.79E-02 1.74E-02 1.70E-02 1.66E-02 1.62E-02 1.58E-02 1.54E-02 1.50E-02 1.46E-02 1.43E-02
2.2 1.39E-02 1.36E-02 1.32E-02 1.29E-02 1.26E-02 1.22E-02 1.19E-02 1.16E-02 1.13E-02 1.10E-02
2.3 1.07E-02 1.04E-02 1.02E-02 9.90E-03 9.64E-03 9.39E-03 9.14E-03 8.89E-03 8.66E-03 8.42E-03
2.4 8.20E-03 7.98E-03 7.76E-03 7.55E-03 7.34E-03 7.14E-03 6.95E-03 6.76E-03 6.57E-03 6.39E-03
2.5 6.21E-03 6.04E-03 5.87E-03 5.70E-03 5.54E-03 5.39E-03 5.23E-03 5.09E-03 4.94E-03 4.80E-03
2.6 4.66E-03 4.53E-03 4.40E-03 4.27E-03 4.15E-03 4.02E-03 3.91E-03 3.79E-03 3.68E-03 3.57E-03
2.7 3.47E-03 3.36E-03 3.26E-03 3.17E-03 3.07E-03 2.98E-03 2.89E-03 2.80E-03 2.72E-03 2.64E-03
2.8 2.56E-03 2.48E-03 2.40E-03 2.33E-03 2.26E-03 2.19E-03 2.12E-03 2.05E-03 1.99E-03 1.93E-03
2.9 1.87E-03 1.81E-03 1.75E-03 1.70E-03 1.64E-03 1.59E-03 1.54E-03 1.49E-03 1.44E-03 1.40E-03

3.0 1.35E-03 1.31E-03 1.26E-03 1.22E-03 1.18E-03 1.14E-03 1.11E-03 1.07E-03 1.04E-03 1.00E-03
3.1 9.68E-04 9.35E-04 9.04E-04 8.74E-04 8.45E-04 8.16E-04 7.89E-04 7.62E-04 7.36E-04 7.11E-04
3.2 6.87E-04 6.64E-04 6.41E-04 6.19E-04 5.98E-04 5.77E-04 5.57E-04 5.38E-04 5.19E-04 5.01E-04
3.3 4.84E-04 4.67E-04 4.50E-04 4.34E-04 4.19E-04 4.04E-04 3.90E-04 3.76E-04 3.63E-04 3.50E-04
3.4 3.37E-04 3.25E-04 3.13E-04 3.02E-04 2.91E-04 2.80E-04 2.70E-04 2.60E-04 2.51E-04 2.42E-04
3.5 2.33E-04 2.24E-04 2.16E-04 2.08E-04 2.00E-04 1.93E-04 1.86E-04 1.79E-04 1.72E-04 1.66E-04
3.6 1.59E-04 1.53E-04 1.47E-04 1.42E-04 1.36E-04 1.31E-04 1.26E-04 1.21E-04 1.17E-04 1.12E-04
3.7 1.08E-04 1.04E-04 9.97E-05 9.59E-05 9.21E-05 8.86E-05 8.51E-05 8.18E-05 7.85E-05 7.55E-05
3.8 7.25E-05 6.96E-05 6.69E-05 6.42E-05 6.17E-05 5.92E-05 5.68E-05 5.46E-05 5.24E-05 5.03E-05
3.9 4.82E-05 4.63E-05 4.44E-05 4.26E-05 4.09E-05 3.92E-05 3.76E-05 3.61E-05 3.46E-05 3.32E-05

4.0 3.18E-05 3.05E-05 2.92E-05 2.80E-05 2.68E-05 2.57E-05 2.47E-05 2.36E-05 2.26E-05 2.17E-05
4.1 2.08E-05 1.99E-05 1.91E-05 1.82E-05 1.75E-05 1.67E-05 1.60E-05 1.53E-05 1.47E-05 1.40E-05
4.2 1.34E-05 1.29E-05 1.23E-05 1.18E-05 1.13E-05 1.08E-05 1.03E-05 9.86E-06 9.43E-06 9.01E-06
4.3 8.62E-06 8.24E-06 7.88E-06 7.53E-06 7.20E-06 6.88E-06 6.57E-06 6.28E-06 6.00E-06 5.73E-06
4.4 5.48E-06 5.23E-06 5.00E-06 4.77E-06 4.56E-06 4.35E-06 4.16E-06 3.97E-06 3.79E-06 3.62E-06
4.5 3.45E-06 3.29E-06 3.14E-06 3.00E-06 2.86E-06 2.73E-06 2.60E-06 2.48E-06 2.37E-06 2.26E-06
4.6 2.15E-06 2.05E-06 1.96E-06 1.87E-06 1.78E-06 1.70E-06 1.62E-06 1.54E-06 1.47E-06 1.40E-06
4.7 1.33E-06 1.27E-06 1.21E-06 1.15E-06 1.10E-06 1.05E-06 9.96E-07 9.48E-07 9.03E-07 8.59E-07
4.8 8.18E-07 7.79E-07 7.41E-07 7.05E-07 6.71E-07 6.39E-07 6.08E-07 5.78E-07 5.50E-07 5.23E-07
4.9 4.98E-07 4.73E-07 4.50E-07 4.28E-07 4.07E-07 3.87E-07 3.68E-07 3.50E-07 3.32E-07 3.16E-07
101
Penentuan Nilai Z
Service level Stock Out Z value
Probability
0.90 0.10 1.28
0.95 0.05 1.65
0.98 0.02 2.05
0.99 0.01 2.33
0.9986 0.0014 3.75

102
Contoh
Permintaan sebuah item berdistribusi normal dengan
rata-rata 1000 unit per minggu dan standard deviasi
200 unit. Harga item $10 per unit dan ongkos pesan
$100. Ongkos simpan per unit per tahun ditetapkan
sebesar 30% dari nilai unit cost per unit dan lead time
tetap selama 3 minggu. Tentukan kebijakan inventori
jika diinginkan service level 95%, dan berapakah
ongkos untuk safety stock-nya

D = 1000 per minggu (=200)


UC = $10 per unit
RC = $ 100 per pesan
HC = 0.3 x $10 = $3 per unit per tahun
LT = 3 minggu

103
Contoh

2  RC  D 2  100  1000  52
Q 
*
  1862 unit
HC 3

ROP  LT  D  Z    LT
 3  1000  1.64  200  3  service level 95%, Z=1.64
(Lihat Tabel Distribusi Normal)
 3000  568
 3568 unit
Ongkos ekspektasi safety stock:
 Safety stock  Holding cost
 568  3  $1704 per tahun
PELAJARI KETIKA DEMAND DAN
LEAD TIME KEDUANYA PROBABILISTIK!! 104
Pertemuan 4 - Persiapan
• Materi
– Demand Planning: Forecast

Anda mungkin juga menyukai