Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN BAKU

PROPOSAL
TATA CARA PERSIDANGAN MAHASISWA
KEGIATANKELUARGA
TRAININGMAHASISWA
LEGISLATIF 1
UNIVERSITAS ANDALAS
MAHASISWA SE- BARAT
(Teknik Sidang)
MPM KM UNAND
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya

sehingga Penulis dapat menyelesaikan draft Panduan Teknik Sidang ini. Shalawat dan salam

selalu Penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua

kepada zaman yang penuh pendidikan dan ilmu pengetahuan, semoga beliau tetap menjadi

suri teladan hingga akhir zaman, dan semoga kita mendapat syafa’atnya di akhir nantinya,

amiin ya rabbal alamin.

Tujuan penulisan Panduan Baku Tata Cara Persidangan Mahasiswa (Teknik Sidang)

ini karena berangkat dari persoalan dimana selama ini tidak adanya referensi/literatur yang

jelas dan baku dan resmi tentang tata cara persidangan mahasiswa di Univerisitas Andalas.

Sehingga hal itu kemudian membuat banyak terjadi kesimpang siuran dalam praktik

persidangan di sidang umum ataupun musyawarah besar di Universitas Andalas.

Maka atas dasar itulah kemudian MPM KM UNAND kemudian hadir melahirkan suatu

karya berupa disusunnya Panduan Baku Teknik Sidang ini, yang kami semua berharap

semoga dapat menjadi panduan dan sumber bagi semua organisasi/lembaga di Universitas

Andalas ketika melaksanakan Sidang Umum/Musyawarah Besar.

Pada Panduan Baku ini memuat aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan dalam

persidangan yang sumbernya penulis rangkum dari Pedoman Persidangan Mahasiswa

Legislatif Se-Indonesia yang teraliansi dalam lembaga yang bernama Forum Lembaga

Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) dan juga bersumber dari aturan sidang yang

digunakan dalam persidangan di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Barat.

2
Maka dengan ini penulis menegaskan bahwa dalam penulisan Panduan Baku Tata Cara

Persidangan Mahasiswa ini bersumber dari sumber yang sahih dan legal, ilmiah serta dapat

dipertanggung jawabkan dan tentunya bersifat universal.

Panduan Baku ini kemudian disahkan melalui KETETAPAN MPM KM UNAND

Nomor 008/VIII/2019 tentang Panduan Baku Tata Cara Persidangan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas. Maka dengan demikian Panduan Baku ini sudah

sah dan legal serta memiliki kekuatan hukum yang berarti mewajibkan kepada seluruh

Lembaga yang ada di KM Universita Andalas untuk dapat menjadikan Panduan Baku ini

menjadi acuan ketika dalam melaksanakan persidangan ataupun musyawarah besar.

Disusunnya panduan baku tentang Teknik Sidang ini dengan harapan tidak hanya

bermanfaat bagi mahasiswa di Univeristas Andalas, melainkan semoga juga dapat bermanfaat

bagi mahasiswa dikampus lain.

Dengan demikian atas segala kekurangan dan kekilafan yang terdapat dalam penulisan

draft Panduan Baku Teknik Sidang ini, penulis secara pribadi meminta maaf yang sedalam-

dalamnya yang mana sudah tentu bahwa tiada gading yang tak retak, bahwa manusia tidak

luput dari salah dan khilaf.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah banyak

membantu atas lahirnya karya ini. Terutama dan terkhusus kepada kawan-kawan pengurus

MPM KM UNAND 2018/2019, kawan-kawan nusantara di FL2MI, tokoh-tokoh di KNPI

Sumbar dan pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan taufik-Nya kepada penulis, dan siapa saja

yang terlibat dan kepada semua yang membaca dan menggunakan Draft ini.

Aamiin………

3
Wassalamua’laikum…..

Padang, 16 Agustus 2019

Penulis

4
Egip Satria Eka Putra
-Ketua MPM KM UNAND-

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN KETETAPAN…….........................................................

KATA PENGANTAR................................................................. ........... 2

DAFTAR ISI................................................................................ ........... 5

BAB I Pengertian Sidang……………………………………………….. 6

BAB II Macam-macam Persidangan…………………...………………… 7

BAB III Unsur-unsur atau Kelengkapan Persidangan……………………. 8

5
BAB IV Bahasa Dalam Membuka, Menutup, Menskorsing ataupun
Mempending Sidang……………………………………………… 14

BAB V Alur/Tahapan Dalam Persidangan………………………………. 15

BAB VI Istilah-istilah dalam persidangan……………………………..…. 15

BAB I

Pengertian Sidang

Secara umum sidang sendiri memiliki pengertian berkumpul, bermusyawarah dan

berunding (Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia). Sedangkan secara

khusus pengertian sidang dapat lebih dispesifikasikan lagi tergantung siapa dan apa

tujuan diadakan persidangan.

Sidang adalah forum formal bagi pengambilan keputusan yang akan menjadi

kebijakan dalam sebuah organisasi. sidang merupakan forum tertinggi yang dihadiri

seluruh anggota dan diselenggarakan untuk mengevaluasi sekaligus membahas hal-hal

6
yang bersifat krusial, penting dan mendasar. Dimana pelaksanaannya, untuk sidang

umum atau nama lainnya berupa musyawarah besar, maksimal 1 kali dalam satu periode

kepengurusan, sedangkan untuk sidang-sidang yang lain dilaksanakan sesuai dengan

kebutuhan organisasi tersebut.

7
BAB II

Macam-macam Persidangan

Dalam sebuah persidangan, biasanya terdiri atas beberapa macam persidangan, yakni

sebagai berikut:

1. Sidang Pleno

Adalah sidang yang dihadiri oleh seluruh peserta sidang

2. Sidang Komisi

Sidang yang diikuti oleh peserta terbatas (peserta sidang komisi).

8
3. Sidang Sub Komisi

Sidang ini lebih terbatas dalamm sidang komisi guna mematangkan materi lanjutan.

BAB III

Unsur-unsur atau Kelengkapan Persidangan

TATA PERANGKAT
TERTIB SIDANG

WAKTU
TEMPAT ACARA
SIDANG
A. Tata Tertib Sidang

Unsur ini wajib mutlak harus ada dalam persidangan, karena Tatib Sidang ini lah

yang akan menentukan jalanya persidangan dan berpengaruh besar terhadap jalannya

persidangan.

Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat

persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi. Dan Tatib Sidang ini

dibahas pada Sidang Pleno I (pertama). Dan sebelum persidangan sudah harus ada

disediakan draft Tatib Sidang, bisa berasal dari tatib hasil sidang tahun yang lalu yang

9
telah di sepakati di sidang tahun lalu, maupun tatib yang dirumuskan oleh pengurus dan

atau panitia acara sidang.

Tata tertib ini dinamakan Draft Tata Tertib Sidang Sementara. Dan Tatib Sidang

sementara ini mempunyai hukum yang mengikat, yang artinya wajib diterapkan dan

mengikat bagi seluruh peserta sidang. Namun memang hanya berlaku pada saat sidang

Pleno I saja alias berlaku sampai Tata Tertib yang baru disepakati. Setelah Tata Tertib

yang baru telah disepakati, maka tatib yang baru tersebutlah yang berlaku sampai sidang

selesai.

B. Perangkat Sidang

Berikut beberapa perangkat yang harus ada dalam persidangan, antara lain:

a. Palu Sidang,

Wajib harus ada dalam persidangan, Palu sidanglah yang menjadi simbol marwah

persidangan. Dan Palu Sidang ini sangat berharga dan sangat mulia dalam sidang.

Maka ada teknik dan aturannya dalam menggunakan palu sidang dalam

persidangan.

b. Pimpinam Sidang

Merupakan orang-orang yang bertugas mengatur jalannya persidangan. Pimpinan

Sidang. Pimpinan Sidang terdiri atas Satu Orang Pimpinan Sidang dan dibantu

oleh beberapa orang anggota Pimpinan sidang.

Pimpinan Sidang wajib Ganjil. Pimpinan Sidang itu terdiri atas 3, 5, 7 bahkan 9

orang tergantung atas kebutuhan organisasi atau persidangan tersebut.

10
Bolehkah pimpinan Sidangnya 1 orang? Boleh-boleh saja, asalkan tetap ganjil,

dan sesuai kebutuhan persidangan tersebut.

Tata Letak Pimpinan Sidang:

2 1 3

Tugas PIMPINAN SIDANG:

Pimpinan Sidang 1: Mengatur jalannya Sidang dan menerapkan Tata Tertib

Persidangan.

Pimpinan Sidang 2: Membantu tugas Pimpinan Sidang 1.

Pimpinan Sidang 3: Sebagai Notulen/Adminitrasi Persidangan

c. Peserta Sidang

Idealnya dalam persidangan terdiri atas minimal tiga macam peserta, yakni:

1) Peserta Penuh, Peserta yang mempunyai hak dan kewajiban penuh didala

persidangan tersebut. Dan juga memiliki hak suara dan juga hak bicara.

Peserta penuh ini terdiri atas anggota resmi dalam suatu organisiasi atau

11
pengurus aktif organisasi atau orang lain yang ditentukan oleh Ad/Art

Organisasi.

2) Peserta peninjau, Peserta yang hanya memiliki sebagian hak dan

kewajiban didalam persidangan. Biasanya peserta peninjau ini berasal dari

diluar pengurus aktif organisasi. Peserta peninjau hanya punya hak bicara

saja.

3) Peserta Pengamat, sama hal dengan peserta peninjau. Hanya saja peserta

pengamat ini berasal dari tamu undangan persidangan.

d. Draft Sidang

Materi
Persidangan

Semua berkas-berkas atau yang menyangkut perihal administrasi

persidangan adalah termasuk kedalam draft sidang. Dratf sidang tersebut dapat

berupa: Draft Tata Tertib Persidangan, Konsiderans, Susunan acara sidang, dll,

yang mana disediakan oleh panitia ataupun organisasi yang bersangkutan.

12
C. Tempat Persidangan

Persidangan adalah forum formal yang memiliki marwah tinggi. Maka dari itu carilah

tempat yang sesuai dan kondusif untuk sidang tersebut. Semakin bagus dan elit

tempatnya, maka akan semakin bagus dan terpandanglah sidang tersebut.

D. Jenis Ketukan Palu Sidang

Palu
Sidang

3 Kali Ketukan, berfungsi untuk:

 Membuka dan menutup Sidang.

 Membuka dan menutup Sidang Pleno

 Pengesahan ketetapan Final/hasil akhir persidangan.

2 Kali Ketukan, berfungsi untuk:

 Menskorsing atau mempending persidangan dengan durasi yang lama (lebih dari 3

menit).

13
Beda Skorsing dengan Pending adalah kalau skorsing menghentikan sidang yang

bersifat sementara dan dilanjutkan dalam hari itu juga. Sedangkan Pending,

menghentikan sidang dalam waktu yang lama atau sidang yang dilanjutkan pada

keesokan harinya.

 Melakukan Lobbying

1 Kali Ketukan, berfungsi untuk:

 Putusan Sela, yakni putusan pimpinan sidang didalam masa persidangan berlangsung.

 Pengesahan putusan

 Serah terima Pimpinan Sidang,

 Menskor dan atau mempending Sidang yang durasi waktunya tidak lebih dari 3 menit

(yang membuat peserta sidang tidak perlu meninggalkan ruang sidang)

 Memberi pringatan peserta sidang.

 Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.

Ketuka Berkali-kali (Lebih dari 3 kali ketukan), Berfungsi untuk: Peringatan kepada peserta

sidang atau meminta perhatian peserta sidang.

14
BAB IV
Bahasa Dalam Membuka, Menutup, Menskorsing ataupun Mempending Sidang

Contoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidang:

Membuka sidang

“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, tepat pada hari ini…tanggal…bulan…jam..


di ruang….. sidang umum/musyawarah besar …… saya nyatakan dibuka. ”
tok…….tok…….tok”

Menutup sidang

“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, tepat pada pukul…. sidang


umum/Mubes….. saya nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok.

Menskorsing sidang

“ Tepat pada pukul….Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.

Mencabut skorsing

“ Tepat pada pukul…. skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan”
tok…….tok.”

Mengalihkan pimpinan sidang

“ Tepat pada pukul….Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang
berikutnya” tok…

Mengambil alih pimpinan sidang

“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih ” tok…

15
Memberi peringatan kepada peserta sidang

Tok..Tok. Tok. Tok…. “Peserta sidang harap tenang !”

BAB V
ALUR/TAHAPAN PERSIDANGAN

Alur atau tahapan dalam persidangan dapat dibagi menjadi beberapa tahap, sebagaib
berikut:
1. Sidang dibuka oleh pimpinan sidang sementara;
2. Pimpinan sidang sementara membuka sidang dan memberikan arahan tentang
persidangan;
3. Pimpinan sidang sementara membuka sidang Pleno 1;
4. Pembahasan dan Penetapan Tata Tertib sidang;
5. Pembahasan dan penetapan Agenda Sidang;
6. Pimpinan Sidang sementara mensahkan keputusan Sidang Pleno 1;
7. Pergantian pimpinan sidang sementara kepada pimpinan sidang tetap;
8. Pimpinan sidang tetap membuka sidang pleno 2;
9. Pimpinan sidang tetap mensahkan keputusan Sidang Pleno 2; dst…
10. Pimpinan sidang tetap mensahkan dan menetapkan hasil keputusan sidang;
11. Sidang ditutup.

BAB VI
Istilah-istilah dalam persidangan

1. “Mohon Bicara, Izin Bicara Pimpinan Sidang”, ketika ingin mengemukakan pendapat
atau memberi usulan.

2. Peninjauan Kembali (PK), ketika ingin meninjau kembali keputusan yang dianggap
keliru.

3. Interupsi (Pemotongan). Terdiri atas:

 Point of privilege (rehabilitation) adalah interupsi yang berfungsi untuk


membersihkan nama baik atau kehormatan seseorang/kelompok karena dipandang
pembicaraan tersebut menyinggung perasaan atau menyimpang dari etika.

 Point of information adalah interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang


pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan dengan kondisi
yang menjadi pokok pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk
informasikan.

16
 Point of clarification adalah interupsi untuk meluruskan permasalahan atau isi
pembahasan.

 Point of order adalh interupsi yang digunakan untuk meminta pimpinan sidang
meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang dianggap
janggal.

 Point of view adalah interupsi yang digunakan untuk menyampaikan pendapat,


tanggapan, usulan dan saran.

4. Afirmasi (alasan)

5. SP (Peringatan).

6. Kuorom.

7. Lobby

8. Voting (suara terbanyak)

17
18

Anda mungkin juga menyukai