Anda di halaman 1dari 9

----------------------------------------------------------------------------------------Pokok Bahasan-01

MODUL KULIAH

MATA KULIAH PSIKOLOGI SOSIAL (KPM 234)

POKOK BAHASAN-01:
BERBAGAI PERSPEKTIF DALAM PSIKOLOGI SOSIAL

TIM PENULIS:

1. Dr. Dra. Nurmala K. Pandjaitan, MS, DEA


2. Dr. Ratri Virianita, S.Sos, M.Si
3. Sriwulan Ferindian Falatehan, SP, S.Psi, M.Si

Divisi Sosiologi Pedesaan dan Pengembangan Masyarakat


Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
IPB University
2019

Modul Kuliah KPM-234---------------------------------------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------------------------------------Pokok Bahasan-01

MODUL KULIAH KPM-234


POKOK BAHASAN 01:
“BERBAGAI PERSPEKTIF DALAM PSIKOLOGI SOSIAL“

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa mampu:
• Memahami pengertian psikologi sosial dalam menjelaskan tingkah laku
manusia
• Menganalisis perbedaan perspektif dalam psikologi sosial untuk menjelaskan
tingkah laku manusia;
• Menggunakan konsep-konsep dalam berbagai perspektif psikologi sosial
untuk menganalisis tingkah laku individu dan masyarakat

SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian Psikologi Sosial
2. Berbagai Perspektif dalam Psikologi Sosial
3. Perbedaan antar Perspektif dalam Psikologi Sosial

MATERI

1. Pengertian Psikologi Sosial


Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu. Berdasarkan asal kata tersebut psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari jiwa. Jiwa merupakan proses sensomotoris yang ada di dalam diri
individu, bersifat abstrak, dan tidak kasat mata sehingga sulit untuk diukur. Pada
perkembangannya, beberapa ilmuwan psikologi menghendaki agar psikologi
mempelajari hal-hal yang obyektif, nyata dan kasat mata sehingga dapat diukur.
Tingkah laku merupakan manifestasi dan ekspresi dari jiwa. Tingkah laku bersifat
obyektif, nyata, dan kasat mata sehingga dapat diukur. Berdasarkan hal itu,
psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.

Tidak menutup kemungkinan bahwa tingkah laku manusia ada yang kasat mata
dan tidak kasat mata, ada yang nyata dan tidak nyata. Tingkah laku manusia yang
tidak kasat mata atau tidak nyata disebut dengan istilah covert. Contoh tingkah
laku covert, yaitu melamun, mengkhayal, berpikir, mempersepsikan, dan lain-lain.
Adapun tingkah laku manusia yang kasat mata dan nyata disebut dengan istilah
overt. Contoh tingkah laku overt, yaitu berjalan, berlari, mengambil sesuatu,
menulis, dan lain-lain. Dalam psikologi sosial, tingkah laku manusia yang
dipelajari meliputi tingkah laku covert dan overt.

Lalu, apa itu psikologi sosial?

Modul Kuliah KPM-234---------------------------------------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------------------------------------Pokok Bahasan-01

Psikologi sosial merupakan salah satu cabang dari psikologi. Myers (2010)
mengemukakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari bagaimana orang berpikir, mempengaruhi dan saling berhubungan
satu sama lain. Baron & Byrne (2004); Baron & Branscombe (2014)
mendefinisikan psikologi sosial sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berusaha
untuk memahami asal-usul dan penyebab dari tingkah laku, perasaan serta
pemikiran individu dalam konteks situasi sosial. Berdasarkan pengertian-
pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa psikologi sosial berupaya untuk
memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan dan tindakan individu
dipengaruhi oleh pikiran, perasaan dan tindakan orang lain dalam situasi sosial
tertentu.

3. Berbagai Perspektif dalam Psikologi Sosial


Terdapat empat perspektif dalam psikologi sosial untuk menjelaskan tingkah laku
manusia, yaitu: 1) Perspektif Perilaku (Behavioral Perspective), 2) Perspektif
Kognitif (Cognitive Perspective), 3) Perspektif Struktural (Structuralist), dan 4)
Perspektif Interaksionis (Interactionist). Keempat perspektif ini dapat
digolongkan ke dalam dua pendekatan utama, yaitu pendekatan psikologis
(Psychological Social Psychology) dan pendekatan sosiologis (Sosiological
Social Psychology). Perspektif Perilaku dan Perspektif Kognitif tergolong
dalam pendekatan psikologis (Psychological Social Psychology) untuk
menjelaskan tingkah laku manusia. Adapun Perspektif Struktural dan Perspektif
Interaksionis tergolong dalam pendekatan sosiologis (Sosiological Social
Psychology) untuk menjelaskan tingkah laku manusia. Berikut penjelasan dari
masing-masing keempat perspektif tersebut:

1) Perspektif Perilaku (Behaviorial Perspective)


Perspektif ini diperkenalkan pertama kali oleh John B. Watson pada 1949.
Menurut perspektif ini, obyek yang menjadi perhatian psikologi haruslah sesuatu
yang dapat diamati (observable), yaitu apa yang dikatakan (saying) dan apa yang
dilakukan (doings). Dalam pandangan perspektif perilaku, tingkah laku merupakan
respons (tanggapan) dan lingkungan adalah rangsangan (stimulus). Dengan
demikian, tingkah laku merupakan respons terhadap rangsangan yang datang dari
lingkungan. Bagi pemahaman perspektif perilaku, rangsangan dan tanggapan
dapat berasosiasi satu dengan lainnya. Sebagai contoh, ketika ada seorang teman
yang datang menghampiri sebagai rangsangan, lalu memunculkan tanggapan
tersenyum, maka dapat diasosiasikan bahwa seseorang tersenyum karena ada
teman yang datang menghampirinya. Para behavioris percaya bahwa rangsangan
dan tanggapan dapat saling dihubungkan tanpa perlu adanya pertimbangan
mental layaknya sebuah “black box” sehingga seringkali dinyatakan bahwa
perspektif perilaku menggunakan pendekatan “black box” dalam menjelaskan
tingkah laku manusia.

Dalam perkembangannya, B.F. Skinner (1953, 1957, 1974) memperkenalkan


istilah operant behaviour dan reinforcement dalam perspektif perilaku.
Operant behaviour merupakan tingkah laku yang beroperasi dalam suatu

Modul Kuliah KPM-234---------------------------------------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------------------------------------Pokok Bahasan-01

lingkungan dengan cara tertentu lalu memunculkan akibat atau perubahan dalam
lingkungan tersebut. Sebagai contoh, ketika kita tersenyum kepada orang lain
yang menghampiri kita, lalu memunculkan balasan senyuman dari orang tersebut,
maka tersenyum kepada orang lain yang menghampiri kita itu disebut sebagai
operant behaviour. Adapun reinforcement merupakan proses akibat atau
perubahan yang terjadi di dalam lingkungan yang memperkuat tingkah laku di
masa depan. Sebagai contoh, ketika kita tersenyum kepada orang asing lalu dia
membalas dengan senyuman, maka besar kemungkinan di kemudian hari kita
akan tersenyum ketika bertemu dengan orang asing. Balasan senyuman dari
orang asing merupakan reinforcement positif. Sebaliknya, ketika kita tersenyum
kepada orang asing lalu dia diam saja (tidak tersenyum), maka besar kemungkinan
di kemudian hari kita akan diam (tidak tersenyum) ketika bertemu dengan orang
asing. Diam atau tidak tersenyum merupakan reinforcement negatif.

Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) dan Teori Pertukaran Sosial
(Social Exchange Theory) merupakan teori yang menjelaskan tingkah laku manusia
dalam perspektif Perilaku. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)
diperkenalkan pertama kali oleh Neil Miller dan John Dollard (1941) berdasarkan
hasil penelitian mereka yang mengindikasikan bahwa manusia belajar (learn)
meniru orang lain. Tingkah laku meniru (imitative behavior) merupakan hasil dari
suatu proses belajar di mana individu merasa memperoleh imbalan ketika
meniru tingkah laku orang lain, dan memperoleh hukuman ketika tidak
menirunya. Albert Bandura dan Richard Walters (1959; 1963) memperbaiki
gagasan Miller dan Dollard tersebut dan mengemukakan bahwa manusia belajar
suatu tingkah laku melalui peniruan tanpa harus ada penguatan (reinforcement)
yang diterima, melainkan melalui pengamatan terhadap tingkah laku model,
dan akibat yang ditimbulkan atas model tersebut. Proses belajar ini disebut
dengan observational learning. Sebagai contoh, banyak anak yang bertingkah
laku agresif karena mengamati tingkah laku agresif dari sosok model yang ada di
film atau kartun.

Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory) diperkenalkan John Thibaut dan
Harold Kelley (1959). Berdasrkan teori ini, tingkah laku manusia merupakan
hubungan pertukaran dengan orang lain atas dasar pertimbangan untung-rugi.
Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost)
dan keuntungan (profit). Imbalan merupakan segala sesuatu yang diperoleh
melalui pengorbanan, pengorbanan merupakan segala sesuatu yang dihindari,
sementara keuntungan merupakan imbalan yang dikurangi oleh pengorbanan.
Berdasarkan teori ini, tingkah laku manusia akan ditampilkan jika berdasarkan
perhitungannya akan menguntungkan dirinya. Sebaliknya, suatu tingkah laku
tidak akan ditampilkan manakala tingkah laku tersebut merugikan bagi dirinya.

2) Perspektif Kognitif (Cogntive Perspective)


Perspektif ini dikembangkan oleh James Baldwin (1897) dan Charles Cooley
(1902). Pespektif ini menitikberatkan proses mental atau kognitif dalam
terbentuknya tingkah laku manusia. Dalam hal ini, terdapat konsep sikap (attitude)

Modul Kuliah KPM-234---------------------------------------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------------------------------------Pokok Bahasan-01

untuk memahami proses mental atau kognitif. Konsep ini diperkenalkan pertama
kali oleh W.I Thomasi dan Florin Znaniecki, yang diartikan sebagai proses
mental individu yang menentukan tanggapan individu dalam dunia sosial.
Dengan kata lain, sikap merupakan predisposisi tingkah laku. Beberapa teori yang
bernaung dalam perspektif ini, yaitu: 1) Teori Medan (Field Theory), 2) Teori
Atribusi dan Konsistensi Sikap (Consistency Attitude and Attribution Theory), dan
3) Teori Kognisi Kontemporer.

Teori Medan (Field Theory) dikembangkan oleh Kurt Lewin (1935, 1936) yang
mengkaji tingkah laku manusia dengan pendekatan konsep medan atau ruang
kehidupan yang disebut dengan life space. Ruang kehidupan merupakan seluruh
peristiwa psikologis, baik dari masa lampau, masa kini dan masa depan, yang
berpengaruh pada tingkah laku individu dalam suatu situasi tertentu. Artinya
bahwa ruang kehidupan merupakan determinan bagi tindakan, impian, harapan
dan pikiran individu. Dengan demikian, tingkah laku manusia tidak bisa lepas dari
pengaruh situasi di mana individu melakukan aktivitas.

Teori Atribusi dan Konsistensi Sikap (Consistency Attitude and Attribution Theory)
dikembangkan oleh Fritz Heider (1946; 1958) yang mengemukakan bahwa pada
dasarnya manusia cenderung mengorganisasikan sikapnya agar tidak ada
konflik. Sebagai contoh, jika kita dan orang-orang di sekeliling kita setuju pada
hukuman mati, maka sikap kita cenderung konsisten atau seimbang (balance).
Akan tetapi, jika kita setuju sementara orang-orang di sekeliling kita, terutama
yang dekat dengan kita, tidak setuju pada hukuman mati, maka kita dalam kondisi
tidak seimbang (imbalance). Kondisi ini mengakibatkan adanya tekanan dan
ketidaknyamanan pada diri kita sehingga kita cenderung mengubah sikap kita
agar sesuai dengan orang-orang di sekitar kita. Dengan mengubah sikap kita
tersebut kita cenderung menjadi lebih nyaman.

Teori Kognisi Kontemporer dikembangkan oleh Markus dan Zajonc (1985);


Morgan dan Schwalbe (1990); Fiske dan Taylor (1991) yang menitikberatkan
bahwa manusia memproses informasi dengan cara-cara tertentu melalui struktur
kognitif yang disebut dengan schema. Struktur ini berperan sebagai kerangka
yang dapat mengintepretasikan pengalaman-pengalaman sosial yang dimiliki oleh
individu. Sebagai contoh, tingkah laku kita akan berbeda ketika makan di restoran
padang dan McD karena dituntun oleh schema yang dimiliki berdasarkan
pengalaman. Ketika hendak makan di restoran padang, schema yang ada dalam
kognisi kita akan menuntun kita untuk menempati kursi dan meja yang
disediakan, serta menunggu makanan dihidangkan. Sementara itu, ketika makan
di restoran McD, schema yang ada dalam kognisi kita akan menuntun kita untuk
mengantri dan memesan makanan di kasir.

3) Perspektif Struktural (Structural Perspective)


Perspektif Struktural diperkenalkan oleh William James dan John Dewey yang
menekankan pada kebiasaan individu yang mencerminkan kebiasaan
kelompok, yaitu adat istiadat atau srtuktur sosial, dalam menjelaskan tingkah

Modul Kuliah KPM-234---------------------------------------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------------------------------------Pokok Bahasan-01

laku manusia. Struktur sosial dalam satu pola perilaku diturunkan dari generasi
ke generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi dan mempengaruhi konsep diri.
Teori-teori yang didasari oleh perspektif Struktural, yaitu: 1) Teori Peran (Role
Theory); 2) Teori Pernyataan – Harapan (Expectation State Theory); dan 3)
Posmodernisme (Postmodernisme).

Teori Peran (Role Theory) menggambarkan bahwa harapan-harapan peran


merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, seorang dokter diharapkan untuk dapat
mengobati seseorang yang sakit. Jadi, berdasarkan teori ini seseorang diharapkan
berperilaku sesuai dengan perannya.

Teori Pernyataan – Harapan (Expectation State Theory). Teori ini memusatkan


perhatian pada peran-peran yang ada dalam kelompok kerja atau kelompok kecil.
Berdasarkan teori ini, anggota-anggota kelompok membentuk harapan-harapan
atas dirinya sendiri dan diri anggota lain sesuai dengan tugas dan kemampuan
masing-masing. Harapan-harapan tersebut akan berpengaruh pada gaya interaksi
di antara anggota-anggota kelompok. Seringkali harapan-harapan didasari atribut
pribadi dan kelompok, seperti jenis kelamin, ras, usia, dan lain-lain. Sebagai
contoh, laki-laki dipilih sebagai ketua kelompok karena diharapkan lebih mampu
memimpin dibandingkan perempuan.

Posmodernisme (Postmodernisme). Teori ini menyatakan bahwa seseorang dalam


masyarakat modern akan kehilangan individualitas-nya (Denzin, 1986; Gergen,
1991). Hal ini karena seseorang berupaya untuk memenuhi peran yang telah
dikonstruksikan oleh masyarakat sehingga ia kehilangan individualitasnya.
Sebagai contoh, seorang remaja yang sebenarnya tidak suka memakai celana
skinny jeans, tetapi karena celana skinny jeans tersebut menjadi gaya pakaian yang
sedang tren di masa kini, maka remaja itu pun memakainya.

4) Perspektif Interaksionis (Interactionist Perspective)


Perspektif ini dikembangkan oleh George H. Mead (1934) yang meyakini bahwa
keanggotaan dalam suatu kelompok sosial akan menghasilkan perilaku bersama
yang dikenal dengan budaya. Ia pun menyakini bahwa individu sebagai bagian
dari suatu lingkungan sosial juga turut menciptakan lingkungan tersebut. Karena
itu, terbentuknya tingkah laku manusia tidak hanya ditentukan oleh aspek
eksternal, melainkan juga oleh aspek internal. Beberapa teori yang dilandasi oleh
perspektif interaksioni, yaitu: 1) Teori Interaksi Simbolis (Symbolic Interaction
Theory), dan 2) Teori Identitas (Identity Theory).

Teori Interaksi Simbolis (Symbolic Interaction Theory). Teori ini menekankan pada
interaksi, di mana di dalam hubungan antar individu terdapat gerak isyarat yang
dimaknai secara bersama dan berpengaruh pada pikiran dan tindakan pihak-pihak
yang berinteraksi. Dalam terminologi Mead hal ini disebut dengan significant
symbols, yaitu simbol-simbol yang memiliki arti penting. Sebagai contoh, kata-
kata, suara, gerak isyarat, pakaian, status, dan lain-lain, merupakan simbol-simbol

Modul Kuliah KPM-234---------------------------------------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------------------------------------Pokok Bahasan-01

yang bermakna.

Teori Identitas (Identity Theory) dikembangkan oleh Sheldon Stryker (1980) yang
menitikberatkan perhatian pada hubungan saling mempengaruhi di antara
individu dengan struktur sosial. Dalam hal ini, individu dapat menciptakan peran-
peran baru di masyarakat. Sebagai contoh, seorang ibu yang bekerja di kantor
menciptakan peran baru bagi perempuan bahwa perempuan juga bisa berperan
sebagai wanita karir.

4. Perbedaan Psychological Social Psychology dan Sosiological Social


Psychology

Perspektif Penentu Tingkah Posisi


Laku Individu thp
Lingkungan
Behavioral Stimulus dan Manusia Pasif
reinforcement
Cognitive Proses Mental Manusia Aktif

Structural Harapan Masyarakat Manusia Pasif

Interactionist Proses mental dan Manusia Aktif


harapan masyarakat

LATIHAN
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat untuk pernyataan-pernyataan di bawah ini:
01. Berpikir dan mengingat tergolong dalam:
a. Tingkah laku overt c. Tingkah laku covert
b. Tingkah laku tidak disadari d. Tingkah laku individual

02. Pusat perhatian Psikologi Sosial adalah:


a. Perilaku individual
b. Proses mental
c. Perilaku individu dalam berinteraksi dengan orang lain
d. Perilaku kelompok di dalam masyarakat

03. Ani berpandangan bahwa tingkah laku seseorang dapat dibentuk karena dipelajari.
Ani memberikan pujian pada seorang murid yang membuang sampah pada tempat-
nya. Hal ini ia lakukan agar murid tersebut mengulangi perbuatannya di kemudian
hari. Dapat dikatakan bahwa Ani menggunakan prinsip dalam perspektif:
a. Behavioral c. Structural
b. Cognitive d. Interactionist

Modul Kuliah KPM-234---------------------------------------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------------------------------------Pokok Bahasan-01

04. Perbedaan yang mendasar dari keempat perspektif dalam psikologi sosial untuk men-
jelaskan tingkahlah manusia terletak pada:
a. Penentu tingkah laku
b. Posisi individu terhadap lingkungan
c. a dan b benar
d. Tidak ada jawaban yang benar

UMPAN BALIK ATAU TINDAK LANJUT


Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban pada bagian di bawah ini dan
hitunglah tingkat penguasaan Saudara dengan menggunakan rumus ini:

Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Benar x 100%


4

Tingkat penguasan Saudara terhadap materi pokok bahasan ini sebagai berikut:
100% = Baik Sekali
75% = Baik
50% = Cukup
25% = Kurang

Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 75% atau lebih Saudara dapat melanjutkan
kegiatan pembelajaran pada Pokok Bahasan 2. Namun, jika di bawah 75%, Saudara harus
mengulangi kegiatan pembelajaran Pokok Bahasan 1 terutama pada bagian yang belum
Saudara kuasai.

KUNCI JAWABAN/PEMBAHASAN SOAL


01. c
Tingkah laku covert merupakan tingkah laku manusia yang tidak kasat mata atau tidak
terlihat. Berpikir dan mengingat merupakan tingkah laku manusia yang tidak terlihat
sehingga tergolong pada tingkah laku covert.

02. c
Psikologi Sosial memusatkan perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam situasi
sosial sehingga terbentuknya tingkah laku manusia tak lepas dari interaksinya dengan
orang lain.

03. a
Perspektif Perilaku memandang bahwa tingkah laku manusia akan berulang dengan
reinforcement sehingga memberikan pujian kepada seorang murid merupakan bentuk
reinforcement positif agar perbuatan yang baik akan diulang di kemudian hari.

04. c
Keempat perspektif dalam Psikologi Sosial dapat dibedakan berdasarkan penentu
tingkah laku dan posisi manusia terhadap lingkungannya.

Modul Kuliah KPM-234---------------------------------------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------------------------------------Pokok Bahasan-01

DAFTAR PUSTAKA
1. Baron, RA. dan Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. Edisi 10 (terjemahan), Jilid 1
dan 2, Jakarta: Penerbit Erlangga
2. Baron, R.A. dan Branscombe, N.R (2014). Social Psychology. Pearson.
3. Myers, D. 2010. Psikologi Sosial (terjemahan) edisi 12. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika
4. Wiggins, J.A., Wiggins, B.B., & Zanden, J.V. 1994. Social Psychology. New York:
McGraw-Hill, Inc.

Modul Kuliah KPM-234---------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai