Berbagai Perspektif Dalam Psikologi Sosial
Berbagai Perspektif Dalam Psikologi Sosial
MODUL KULIAH
POKOK BAHASAN-01:
BERBAGAI PERSPEKTIF DALAM PSIKOLOGI SOSIAL
TIM PENULIS:
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa mampu:
• Memahami pengertian psikologi sosial dalam menjelaskan tingkah laku
manusia
• Menganalisis perbedaan perspektif dalam psikologi sosial untuk menjelaskan
tingkah laku manusia;
• Menggunakan konsep-konsep dalam berbagai perspektif psikologi sosial
untuk menganalisis tingkah laku individu dan masyarakat
MATERI
Tidak menutup kemungkinan bahwa tingkah laku manusia ada yang kasat mata
dan tidak kasat mata, ada yang nyata dan tidak nyata. Tingkah laku manusia yang
tidak kasat mata atau tidak nyata disebut dengan istilah covert. Contoh tingkah
laku covert, yaitu melamun, mengkhayal, berpikir, mempersepsikan, dan lain-lain.
Adapun tingkah laku manusia yang kasat mata dan nyata disebut dengan istilah
overt. Contoh tingkah laku overt, yaitu berjalan, berlari, mengambil sesuatu,
menulis, dan lain-lain. Dalam psikologi sosial, tingkah laku manusia yang
dipelajari meliputi tingkah laku covert dan overt.
Psikologi sosial merupakan salah satu cabang dari psikologi. Myers (2010)
mengemukakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari bagaimana orang berpikir, mempengaruhi dan saling berhubungan
satu sama lain. Baron & Byrne (2004); Baron & Branscombe (2014)
mendefinisikan psikologi sosial sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berusaha
untuk memahami asal-usul dan penyebab dari tingkah laku, perasaan serta
pemikiran individu dalam konteks situasi sosial. Berdasarkan pengertian-
pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa psikologi sosial berupaya untuk
memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan dan tindakan individu
dipengaruhi oleh pikiran, perasaan dan tindakan orang lain dalam situasi sosial
tertentu.
lingkungan dengan cara tertentu lalu memunculkan akibat atau perubahan dalam
lingkungan tersebut. Sebagai contoh, ketika kita tersenyum kepada orang lain
yang menghampiri kita, lalu memunculkan balasan senyuman dari orang tersebut,
maka tersenyum kepada orang lain yang menghampiri kita itu disebut sebagai
operant behaviour. Adapun reinforcement merupakan proses akibat atau
perubahan yang terjadi di dalam lingkungan yang memperkuat tingkah laku di
masa depan. Sebagai contoh, ketika kita tersenyum kepada orang asing lalu dia
membalas dengan senyuman, maka besar kemungkinan di kemudian hari kita
akan tersenyum ketika bertemu dengan orang asing. Balasan senyuman dari
orang asing merupakan reinforcement positif. Sebaliknya, ketika kita tersenyum
kepada orang asing lalu dia diam saja (tidak tersenyum), maka besar kemungkinan
di kemudian hari kita akan diam (tidak tersenyum) ketika bertemu dengan orang
asing. Diam atau tidak tersenyum merupakan reinforcement negatif.
Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) dan Teori Pertukaran Sosial
(Social Exchange Theory) merupakan teori yang menjelaskan tingkah laku manusia
dalam perspektif Perilaku. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)
diperkenalkan pertama kali oleh Neil Miller dan John Dollard (1941) berdasarkan
hasil penelitian mereka yang mengindikasikan bahwa manusia belajar (learn)
meniru orang lain. Tingkah laku meniru (imitative behavior) merupakan hasil dari
suatu proses belajar di mana individu merasa memperoleh imbalan ketika
meniru tingkah laku orang lain, dan memperoleh hukuman ketika tidak
menirunya. Albert Bandura dan Richard Walters (1959; 1963) memperbaiki
gagasan Miller dan Dollard tersebut dan mengemukakan bahwa manusia belajar
suatu tingkah laku melalui peniruan tanpa harus ada penguatan (reinforcement)
yang diterima, melainkan melalui pengamatan terhadap tingkah laku model,
dan akibat yang ditimbulkan atas model tersebut. Proses belajar ini disebut
dengan observational learning. Sebagai contoh, banyak anak yang bertingkah
laku agresif karena mengamati tingkah laku agresif dari sosok model yang ada di
film atau kartun.
Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory) diperkenalkan John Thibaut dan
Harold Kelley (1959). Berdasrkan teori ini, tingkah laku manusia merupakan
hubungan pertukaran dengan orang lain atas dasar pertimbangan untung-rugi.
Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost)
dan keuntungan (profit). Imbalan merupakan segala sesuatu yang diperoleh
melalui pengorbanan, pengorbanan merupakan segala sesuatu yang dihindari,
sementara keuntungan merupakan imbalan yang dikurangi oleh pengorbanan.
Berdasarkan teori ini, tingkah laku manusia akan ditampilkan jika berdasarkan
perhitungannya akan menguntungkan dirinya. Sebaliknya, suatu tingkah laku
tidak akan ditampilkan manakala tingkah laku tersebut merugikan bagi dirinya.
untuk memahami proses mental atau kognitif. Konsep ini diperkenalkan pertama
kali oleh W.I Thomasi dan Florin Znaniecki, yang diartikan sebagai proses
mental individu yang menentukan tanggapan individu dalam dunia sosial.
Dengan kata lain, sikap merupakan predisposisi tingkah laku. Beberapa teori yang
bernaung dalam perspektif ini, yaitu: 1) Teori Medan (Field Theory), 2) Teori
Atribusi dan Konsistensi Sikap (Consistency Attitude and Attribution Theory), dan
3) Teori Kognisi Kontemporer.
Teori Medan (Field Theory) dikembangkan oleh Kurt Lewin (1935, 1936) yang
mengkaji tingkah laku manusia dengan pendekatan konsep medan atau ruang
kehidupan yang disebut dengan life space. Ruang kehidupan merupakan seluruh
peristiwa psikologis, baik dari masa lampau, masa kini dan masa depan, yang
berpengaruh pada tingkah laku individu dalam suatu situasi tertentu. Artinya
bahwa ruang kehidupan merupakan determinan bagi tindakan, impian, harapan
dan pikiran individu. Dengan demikian, tingkah laku manusia tidak bisa lepas dari
pengaruh situasi di mana individu melakukan aktivitas.
Teori Atribusi dan Konsistensi Sikap (Consistency Attitude and Attribution Theory)
dikembangkan oleh Fritz Heider (1946; 1958) yang mengemukakan bahwa pada
dasarnya manusia cenderung mengorganisasikan sikapnya agar tidak ada
konflik. Sebagai contoh, jika kita dan orang-orang di sekeliling kita setuju pada
hukuman mati, maka sikap kita cenderung konsisten atau seimbang (balance).
Akan tetapi, jika kita setuju sementara orang-orang di sekeliling kita, terutama
yang dekat dengan kita, tidak setuju pada hukuman mati, maka kita dalam kondisi
tidak seimbang (imbalance). Kondisi ini mengakibatkan adanya tekanan dan
ketidaknyamanan pada diri kita sehingga kita cenderung mengubah sikap kita
agar sesuai dengan orang-orang di sekitar kita. Dengan mengubah sikap kita
tersebut kita cenderung menjadi lebih nyaman.
laku manusia. Struktur sosial dalam satu pola perilaku diturunkan dari generasi
ke generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi dan mempengaruhi konsep diri.
Teori-teori yang didasari oleh perspektif Struktural, yaitu: 1) Teori Peran (Role
Theory); 2) Teori Pernyataan – Harapan (Expectation State Theory); dan 3)
Posmodernisme (Postmodernisme).
Teori Interaksi Simbolis (Symbolic Interaction Theory). Teori ini menekankan pada
interaksi, di mana di dalam hubungan antar individu terdapat gerak isyarat yang
dimaknai secara bersama dan berpengaruh pada pikiran dan tindakan pihak-pihak
yang berinteraksi. Dalam terminologi Mead hal ini disebut dengan significant
symbols, yaitu simbol-simbol yang memiliki arti penting. Sebagai contoh, kata-
kata, suara, gerak isyarat, pakaian, status, dan lain-lain, merupakan simbol-simbol
yang bermakna.
Teori Identitas (Identity Theory) dikembangkan oleh Sheldon Stryker (1980) yang
menitikberatkan perhatian pada hubungan saling mempengaruhi di antara
individu dengan struktur sosial. Dalam hal ini, individu dapat menciptakan peran-
peran baru di masyarakat. Sebagai contoh, seorang ibu yang bekerja di kantor
menciptakan peran baru bagi perempuan bahwa perempuan juga bisa berperan
sebagai wanita karir.
LATIHAN
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat untuk pernyataan-pernyataan di bawah ini:
01. Berpikir dan mengingat tergolong dalam:
a. Tingkah laku overt c. Tingkah laku covert
b. Tingkah laku tidak disadari d. Tingkah laku individual
03. Ani berpandangan bahwa tingkah laku seseorang dapat dibentuk karena dipelajari.
Ani memberikan pujian pada seorang murid yang membuang sampah pada tempat-
nya. Hal ini ia lakukan agar murid tersebut mengulangi perbuatannya di kemudian
hari. Dapat dikatakan bahwa Ani menggunakan prinsip dalam perspektif:
a. Behavioral c. Structural
b. Cognitive d. Interactionist
04. Perbedaan yang mendasar dari keempat perspektif dalam psikologi sosial untuk men-
jelaskan tingkahlah manusia terletak pada:
a. Penentu tingkah laku
b. Posisi individu terhadap lingkungan
c. a dan b benar
d. Tidak ada jawaban yang benar
Tingkat penguasan Saudara terhadap materi pokok bahasan ini sebagai berikut:
100% = Baik Sekali
75% = Baik
50% = Cukup
25% = Kurang
Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 75% atau lebih Saudara dapat melanjutkan
kegiatan pembelajaran pada Pokok Bahasan 2. Namun, jika di bawah 75%, Saudara harus
mengulangi kegiatan pembelajaran Pokok Bahasan 1 terutama pada bagian yang belum
Saudara kuasai.
02. c
Psikologi Sosial memusatkan perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam situasi
sosial sehingga terbentuknya tingkah laku manusia tak lepas dari interaksinya dengan
orang lain.
03. a
Perspektif Perilaku memandang bahwa tingkah laku manusia akan berulang dengan
reinforcement sehingga memberikan pujian kepada seorang murid merupakan bentuk
reinforcement positif agar perbuatan yang baik akan diulang di kemudian hari.
04. c
Keempat perspektif dalam Psikologi Sosial dapat dibedakan berdasarkan penentu
tingkah laku dan posisi manusia terhadap lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baron, RA. dan Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. Edisi 10 (terjemahan), Jilid 1
dan 2, Jakarta: Penerbit Erlangga
2. Baron, R.A. dan Branscombe, N.R (2014). Social Psychology. Pearson.
3. Myers, D. 2010. Psikologi Sosial (terjemahan) edisi 12. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika
4. Wiggins, J.A., Wiggins, B.B., & Zanden, J.V. 1994. Social Psychology. New York:
McGraw-Hill, Inc.