Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

ARTIKEL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PAJANAN PEKERJAAN DENGAN MUSCLE SPASM PADA
PEGAWAI CAR WASH

Dito Julian Payangan


Sub-departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin

Abstrak

Latar Belakang: Spasme otot merupakan kontraksi involunter mendadak satu kelompok otot atau
lebih meliputi kram dan kontraktur (Haigh, 2005 : 1064). Spasme otot sering kali disebut sebagai
kram otot atau bahkan nyeri otot. Pada dasarnya spasme otot merupakan tahap awal atau gejala awal
dari berbagai penyakit seperti adanya kram otot, nyeri otot, atau bahkan merupakan komplikasi pada
cedera tulang belakang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa spasme otot, nyeri otot dan kram otot
merupakan hal yang berbeda tetapi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Keterkaitan yang sangat
erat ini juga ditunjukan pada tanda dan gejala dari spasme otot yakni adanya nyeri pada area yang
mengalami spasme, ketegangan pada otot, kelemahan serta perasaan tidaknyaman lainnya.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross
Sectional melalui proses Walk Through Survey. Data yang digunakan berupa kebiasaan responden,
dan data faktor-faktor pencetus muscle strain. Data pengukuran adanya kecenderungan muscle spasm
dengan menggunakan check list. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis muscle
strain yang mengeluh nyeri saat melakukan pekerjaan. Distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis
pekerjaan yang dilakukan, didapatkan hasil 1 karyawan dari 5 karyawan laki-laki yang bekerja
mengalami nyeri pada bahu.
Hasil: Prevalensi terjadinya muscle spasm adalah sebesar 20% pada karyawan car wash. Faktor yang
dominan adalah faktor ergonomi berupa posisi kerja yang berdiri dan membungkuk serta gerakan
yang salah yang berulang-ulang saat melakukan pekerjaan. Faktor psikososial monotoni dan bekerja
berlebih.
Kesimpulan: Faktor pajanan pekerjaan merupakan faktor yang mempunyai hubungan yang signifikan
dengan terjadinya keluhan muscle spasm pada karyawan car wash.
Kata kunci: Muscle spasm, karyawan car wash, pajanan pekerjaan.

Page 1
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

PENDAHULUAN Adanya spasme otot serta nyeri


Pada umumnya spasme otot dapat yang mengakibatkan ketidaknyamanan
menyerang siapa saja khususnya pada menjadi alasan bagi para penderita untuk
seseorang yang bekerja atau memiliki mencari solusi. Pada dasarnya spasme otot
kegiatan yang memerlukan kerja fisik sangatlah mudah penanganannya namun
secara maksimal seperti kuli bangunan, apabila di abaikan dapat mengakibatkan
kuli panggul dan atlit selain itu spasme cedera yang sangat serius. Sama halnya
otot juga dapat beresiko pada pekerja dengan berbagai penanganan di berbagai
kantoran dan mahasiswa yang melakukan macam penyakit, penanganan terhadap
kegiatan fisik sangat sedikit dan lebih spasme otot dapat dibagi atas farmakologi
banyak melakukan pekerjaan pada satu dan non farmakologi. Penanganan secara
posisi yakni duduk dengan posisi yang farmakologi biasanya berupa pemberian
tidak ergonomis dalam waktu yang cukup analgesik, obat anti inflamasi, pelemas otot
lama. dan lain - lain (Dehghan & Farinaz,
Spasme otot disebabkan karena 2014:1). Sedangkan pada penanganan non
berbagai faktor, menurut Punnet L, farmakologi yaitu pemberian terapi
pravalensi 37% nyeri punggung modalitas seperti coldtherapy. Coldtherapy
disebabkan oleh pekerjaan dari individu - dapat berupa es batu, handuk dingin, cold
individu tersebut, dengan pembagian lebih gel packs dan ice massage (Angoules,
banyak pada laki - laki berbanding wanita. 2014:1). Coldtherapy ini sendiri memiliki
Sedangkan penelitian Community efek vasokonstriksi, merileksasikan otot
Oriented Program for Controle of yang mengalami spasme, menurunkan
Rheumatic Disease (COPORD) Indonesia nyeri, memperlambat perjalanan impuls
menunjukan pravalensi nyeri punggung nyeri, meningkatkan ambang nyeri serta
18,2 % pada memberikan efek anastesi lokal (Kozier et,
Spasme otot ringan sering kali al. 2002 dalam Nurlis et, al. 2012).
ditemukan, namun kecenderungan Selain pemberian coldtherapy,
masyarakat kita yang sering kali spasme otot juga dapat ditangani dengan
mengabaikan adanya spasme otot ini. pemberian thermotherapy. Thermotherapy
Masyarakat juga sering kali melupakan sendiri terbagi atas berbagai macam cara
progres dari spasme otot yang mungkin pemberian namun pada dasarnya bertujuan
memburuk. Perlu diketahui bahwa pada untuk meningkatkan sirkulasi dan
tiap - tiap penderita akan mengalami merelaksasi otot sehingga menurunkan
progres penyakit yang berbeda. nyeri yang dirasakan akibat spasme otot

Page 2
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

selain itu juga mampu mengurangi melibatkan sebagian otot, seluruh otot,
bengkak (Shehata & Manal, 2013:204). atau bahkan otot yang berdekatan.
Dalam penggunaan thermotherapy, hal Penggunaan berlebihan sebagai
yang perlu diperhatikan adalah ketepatan penyebab kejang otot rangka sering terlihat
suhu seperti terlalu panas ataupun terlalu pada atlet yang melakukan olahraga berat
dingin sehingga perlu adanya konsultasi di lingkungan yang panas. Ini juga
serta pengawasan oleh praktisi kesehatan merupakan masalah pekerjaan dengan
seperti dokter, perawat ataupun fisioterapi pekerja konstruksi atau orang lain yang
(Larkin, 2011:10). bekerja di lingkungan yang panas.
Kedua terapi ini telah banyak Biasanya, kejang akan terjadi pada otot
dikenal di masyarakat serta sering kali besar yang sedang tegang saat diminta
dipergunakan. Namun masih belum dapat melakukan pekerjaan. Jika hal ini terjadi
dipastikan di antara kedua terapi ini yang terkait dengan paparan panas, kondisi ini
lebih efektif dalam menurunkan nyeri juga dikenal sebagai kram panas.
akibat spasme otot. Sehingga penelitian ini Penggunaan berlebihan juga dapat terjadi
bertujuan untuk mengetahui perbandingan dengan aktivitas rutin sehari-hari seperti
keefektifan antara thermotherapy dan menyekop salju, atau memotong atau
coldtherapy dalam menurunkan nyeri menyapu rumput, menyebabkan kejang
akibat spasme otot. otot pada leher, bahu, dan punggung.

PATOGENESIS
ETIOLOGI
Patofisiologi frozen shoulder masih
Ada berbagai penyebab kejang
belum jelas, tetapi beberapa penulis
otot, dan masing-masing tergantung pada
menyatakan bahwa dasar terjadinya
faktor predisposisi, bagian tubuh yang
kelainan adalah imobilisasi yang lama.
terlibat, dan lingkungan tempat tubuh
Setiap nyeri yang timbul pada bahu dapat
berada. Kejang dapat terjadi saat otot
merupakan awal kekakuan sendi bahu. Hal
digunakan secara berlebihan, lelah, cedera
ini sering timbul bila sendi tidak
sebelumnya, atau tegang. Kejang dapat
digunakan terutama pada pasien yang
terjadi jika otot terlalu meregang atau telah
apatis dan pasif atau dengan nilai ambang
ditahan pada posisi yang sama untuk
nyeri yang rendah, di mana tidak tahan
waktu yang lama. Akibatnya, sel otot
dengan nyeri yang ringan akan membidai
kehabisan energi dan cairan dan menjadi
lengannya pada posisi tergantung. Lengan
hipereksitabilitas, mengakibatkan
yang imobil akan menyebabkan stasis vena
kontraksi yang kuat. Kejang ini mungkin

Page 3
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

dan kongesti sekunder dan bersama-sama sekitar sendi inilah yang menyebabkan
dengan vasospastik, anoksia akan perlekatan satu sama lain sehingga
menimbulkan reaksi timbunan protein, menghambat full ROM. Kapsulitis
edema, eksudasi, dan akhirnya reaksi adhesiva pada bahu inilah yang disebut
fibrosis. Fibrosis akan menyebabkan frozen shoulder. 4,5
adhesi antara lapisan bursa subdeltoid, Terdapat pula pendapat yang
adhesi ekstraartikuler dan intraartikuler, menyatakan adanya proses perubahan
kontraktur tendon subskapularis dan bisep, vakuler pada frozen shoulder. 5
perlekatan kapsul sendi. 4,5
Penyebab frozen shoulder mungkin
melibatkan proses inflamasi. Kapsul yang MANIFESTASI KLINIS
berada di sekitar sendi bahu menebal dan Manifestasi klinis dari frozen
berkontraksi. Hal ini membuat ruangan shoulder memiliki ciri khas yaitu terbagi
untuk tulang humerus bergerak lebih kecil, dalam tiga fase, nyeri, kaku, dan
sehingga saat bergerak terjadi nyeri. 4,5 perbaikan. Proses alamiah dari fase-fase
Penemuan makroskopik dari ini biasanya berjalan selama 1 hingga 3
patofisiologi dari frozen shoulder adalah tahun. 4,6
fibrosis yang padat dari ligament dan Fase pertama sering disebut juga
kapsul glenohumeral. Secara histologik sebagai painful atau freezing stage, fase ini
ditemukan prolifrasi aktif fibroblast dan diawalin dengan rasa nyeri pada bahu.
fibroblas tersebut berubah menjadi Pasien akan mengeluhkan nyeri saat tidur
miofibroblas sehingga menyebabkan dengan posisi miring dan akan membatasi
matriks yang padat dari kolagen yang gerak untuk menghindari nyeri. Pasien
berantakan yang menyebabkan kontraktur akan sering mengeluhkan nyeri pada
kapsular. Berkurangnya cairan synovial daerah deltoid. Sering kali pasien tidak
pada sendi bahu juga berkontribusi akan meminta bantuan medis pada fase ini,
terhadap terjadinya frozen shoulder. 4,5 karena dianggap nyeri akan hilang dengan
Pendapat lain mengatakan sendirinya. Mereka dapat mencoba
inflamasi pada sendi menyebabkan mengurangi nyeri dengan analgesic. Tidak
thrombine dan fibrinogen membentuk ada trauma sebelumnya, akan tetapi pasien
protein yang disebut fibrin. Protein akan ingat pertama kali dia tidak bisa
tersebut menyebabkan penjedalan dalam melakukan kegiatan tertentu akibat nyeri
darah dan membentuk suatu substansi yang membatasi pergerakan. Fase ini dapat
yang melekat pada sendi. Perlekatan pada berlangsung selama 2 sampai 9 bulan. 6

Page 4
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

Fase kedua ini disebut stiff atau tangan sisi kontra lateral melewati
frozen fase. Pada fase ini pergerakan bahu belakang kepala. Pada frozen shoulder
menjadi sangat terbatas, dan pasien akan pasien tidak dapat melakukan gerakan ini.
menyadari bahwa sangat sulit untuk Nyeri akan bertambah pada penekanan
melalukan kegiatan sehari-hari, terutama dari tendon yang membentuk
yang memerlukan terjadinya rotasi interna muskulotendineus rotator cuff. Bila
dan externa serta mengangkat lengan gangguan berkelanjutan akan terlihat bahu
seperti pada saat keramas atau mengambil yang terkena reliefnya mendatar, bahkan
sesuatu yang tinggi. Saat in pasien kempis, karena atrofi otot deltoid,
biasanya mempunyai keluhan spesifik supraspinatus dan otot rotator cuff lainnya.
seperti tidak bisa menggaruk punggung,
atau memasang BH, atau mengambil FAKTOR RESIKO
sesuatu dari rak yang tinggi. Fase ini Frozen shoulder lebih sering terjadi
berlangsung selama 3 bulan hingga 1 pada wanita. Frozen shoulder sering
tahun. 7 terjadi pada orang yang pernah mengalami
Fase terakhir adalah fase resolusi trauma atau operasi pada sendi bahu.
atau thawing fase. Pada fase ini pasien Orang dengan diabetes, penyakit jantung,
mulai bisa menggerakan kembali sendi penyakit paru, hipertiroid, dan
bahu. Setelah 1-3 tahun kemampuan untuk hipertriglisemia cenderung berisiko untuk
melakukan aktivitas akan membaik, tapi mengalami frozen shoulder. Selain itu
pemulihan sempurna jarang terjadi. orang yang sering bekerja berat dalam
Pada pemeriksaan fisik didapatkan waktu yang lama juga dapat menyebabkan
hilangnya gerak pada segala arah baik frozen shoulder. 6,7
secara gerak aktif maupun pasif. Pada
pemeriksaan fisik, fleksi atau elevasi PENANGANAN
mungkin kurang dari 90 derajat, abduksi Penatalaksanaan dari frozen
kurang dari 45 derajat, dan rotasi internal shoulder berfokus pada mengembalikan
dan eksternal dapat berkurang sampai 20 pergerakan sendi dan mengurangi nyeri
derajat atau kurang. Terdapat pula restriksi pada bahu. Biasanya pengobatan diawali
pada rotasi eksternal. 2,6 dengan pemberian NSAID dan pemberian
Tes Appley scratch merupakan tes panas pada lokasi nyeri, dilanjutkan
tercepat untuk mengeveluasi lingkup gerak dengan latihan-latihan gerakan. Pada
sendi aktif. Pasien diminta menggaruk beberpa kasus dilakukan TENS untuk
daerah angulus medialis skapula dengan mengurangi nyeri. 6,8

Page 5
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

Langkah selanjutnya biasanya Pasien dengan frozen shoulder bisa


melibatkan satu atau serangkaian suntikan sembuh, namun sebagian besar penderita
steroid (sampai enam) seperti frozen shoulder kehilangan sebagian
Methylprednisolone. Pengobatan ini dapat fungsi gerak dari sendi bahu. 10
perlu dilakukan dalam beberapa bulan.
Injeksi biasanya diberikan dengan bantuan
radiologis, bisa dengan fluoroskopi, USG, METODE
atau CT. Bantuan radiologis digunakan Penelitian ini menggunakan
untuk memastikan jarum masuk dengan metode penelitian deskriptif dengan
tepat pada sendi bahu. Kortison injeksikan pendekatan Cross Sectional melalui proses
pada sendi untuk menekan inflamasi yang Walk Through Survey. Data yang
terjadi pada kondisi ini. Kapsul bahu juga digunakan berupa kebiasaan responden,
dapat diregangkan dengan salin normal, dan data faktor-faktor pencetus Frozen
kadang hingga terjadi rupture pada kapsul shoulder, seperti pajanan pekerjaan. Data
untuk mengurangi nyeri dan hilangnya pengukuran adanya kecenderungan Frozen
gerak karena kontraksi. Tindakan ini shoulder dengan menggunakan check list.
disebut hidrodilatasi, akan tetapi terdapat Sampel dalam penelitian ini adalah
beberapa penelitian yang meragukan pasien dengan diagnosis Frozen shoulder
kegunaan terapi tersebut. 8,9 yang nyeri pada bahu saat melakukan
Apabila terapi-terapi ini tidak pekerjaan. Distribusi sampel penelitian
berhasil seorang dokter dapat berdasarkan jenis pekerjaan yang
merekomendasikan manipulasi dari bahu dilakukan, didapatkan hasil 1 karyawan
dibawah anestesi umum untuk melepaskan dari 5 karyawan laki-laki yang bekerja di
perlengketan. Opersai dilakukan pada dapur yang mengalami keluhan. Akan
kasus yang cukup parah dan sudah lama tetapi penelitian pada studi cross sectional
terjadi. Biasanya operasi yang dilakukan terdapat beberapa kelemahan yaitu
berupa arthroskopi. 6,9 kurangnya jumlah kasus yang didapatkan,
Mungkin diperlukan juga berat-ringannya kasus sulit ditentukan, dan
fisioterapi dan latihan gerak. Fisioterapi kurangnya waktu yang didapatkan untuk
dapat berupa pijatan atau pemeberian melanjutkan survey. Selain itu, penelitian
panas. 10 dengan studi ini tidak menggambarkan
perjalanan penyakit, insiden, maupun
PROGNOSIS prognosis penyakit.

Page 6
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

Bahan yang digunakan pada survey survey, dan menemukan keluhan-keluhan


ini adalah checklist yang dibuat. Checklist baru yang relevan.
ini dibuat berdasarkan informasi yang Bahaya apa dan dalam situasi yang
diperlukan daripada tujuan survey ini bagaimana bahaya dapat timbul,
dilakukkan. Pada survey in, informasi merupakan sebagai hasil dari
yang diperlukan adalah ada tidaknya faktor penyelenggaraan kegiatan Walk Through
hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya,
pelindung diri yang digunakan, keluhan dan lamanya paparan bahaya terhadap
penyakit yang dialami, upaya Keselamatan pegawai.
dan Kesehatan Kerja lainnya, konstruksi Pihak okupasi kesehatan dapat
bangunan, dan pencegahan serta kemudian merekomendasikan monitoring
pengelolaan kebakaran. survey untuk memperoleh kadar kuantitas
Peralatan yang digunakan untuk eksposur atau kesehatan okupasi atau
melakukan Walk Through Survey antara kesehatan okupasi mengenai risk
lain: assessment.
 Alat tulis menulis: berfungsi sebagai Walk Through Survey ini bertujuan
media untuk pencatatan selama survey untuk memahami proses produksi, denah
jalan sepintas tempat kerja, dan lingkungannya secara
 Kamera digital: berfungsi sebagai alat umum. Selain itu mendengarkan
untuk memotret kegiatan dan pandangan karyawan dan pengawas
lingkungan RM Panampu Park. tentang K3. Memahami pekerjaan dan
 Check List: berfungsi sebagai alat tugas-tugas karyawan, mengantisipasi dan
untuk mendapatkan data primer mengenal potensi bahaya yang ada dan
mengenai survey jalan sepintas yang mungkin akan timbul di tempat kerja atau
dilakukan. pada petugas dan menginventarisir upaya-
Cara survey yang dilakukan adalah upaya K3 yang telah dilakukan mencakup
dengan menggunakan Walk Through kebijakan K3, upaya pengendalian,
Survey. Teknik Walk Through Survey juga pemenuhan peraturan perundang-
dikenal sebagai Occupational Health undangan dan sebagainya.
Hazards. Untuk melakukan survey ini, Survey dilakukan di RM Panampu
dapat dimulai dengan mengetahui tentang Park Makassar dengan jadwal survey
manajemen perencanaan yang benar, selama 5 hari, meliputi:
berdiskusi tentang tujuan melakukan

Page 7
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

No. Tanggal Kegiatan


HASIL 1 17 April - Melapor ke bagian K3

Pada penelitian ini diambil sampel 2017 RS Ibnu Sina

dari seluruh karyawan RM Panampu Park - Pengarahan dan

dan dari perhitungan sampel didapatkan pembuatan proposal Walk

sampel sebanyak 1 dari 5 karyawan yang Through Survey

bekerja pada bagian dapur. - Walk Through Survey


2 18 April Pembuatan laporan Walk
Dari rencana waktu yang telah
2017 Through Survey
ditetapkan terkumpul data yang didapatkan 3 19 April Pembuatan artikel/jurnal
dari checklist yang dibuat. Dari hasil 2017 Walk Through Survey
checklist diperoleh 1 karyawan laki-laki 4 20 April - Presentasi laporan Walk

yang mengeluh nyeri bahu kanan. Dan 2017 Through Survey

sisanya mengeluh penyakit yang berbeda checklist yang dibuat hanya menentukan
juga yang berhubungan dengan pekerjaan hubungan penyakit akibat kerja, tetapi
sebagai karyawan RM Pannampu Park tidak dapat menentukan insidens, berat
Makassar. ringannya penyakit, dan prognosis
Prevalensi terjadinya Frozen penyakit. Demikian pula untuk survey,
shoulder adalah sebesar 20 % pada diagnosisnya hanya bersifat subjektif tidak
karyawan RM Panampu Park. Faktor yang dapat diketahui kapan stressor muncul.
dominan adalah faktor ergonomi berupa Keterbatasan lainnya adalah tidak
posisi kerja yang berdiri dan membungkuk dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh
serta gerakan yang salah saat melakukan terhadap seluruh responden, karena
pekerjaan. faktor psikososial monotoni dan keterbatasan sarana pemeriksaan, dan
bekerja berlebih. keterbatasan waktu penelitian.
Didukung dari penelitian lain yang Selain itu checklist yang hanya
dilakukan menyatakan bahwa terdapat terfokus pada faktor penyebab penyakit
faktor yang berhubungan dengan kejadian akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-
Frozen shoulder dengan pekerjaan sebagai poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
karyawan di Rumah Makan. penyakit dari keluhan yang dirasakan.
Perlu penelitian yang lebih mendalam dan
KETERBATASAN PENELITIAN pemeriksaan yang lebih lengkap untuk
Penelitian ini tentunya tidak dapat menilai secara keseluruhan
terlepas dari keterbatasan, adapun penyebab dari keluhan yang dirasakan oleh
keterbatasan dari penelitian ini adalah responden.

Page 8
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

holistic, kontinyu dan kolaboratif dari


KESIMPULAN berbagai pihak. Selain itu, edukasi
Berdasarkan hasil Walk Through mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
Survey dan status okupasi subjek harus dilakukan agar terjadi peningkatan
penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas kesehatan pada para pekerja.
keluhan yang diderita subjek kemungkinan
besar terjadi akibat pekerjaannya yang
mengharuskan bekerja dalam durasi dan
jangka waktu yang lama dengan posisi
yang salah saat bekerja, selain itu
penggunaan alat pelindung diri yang
kurang juga menjadi faktor pemicu
terjadinya Frozen shoulder.
Dari hasil checklist diperoleh 1
karyawan laki-laki yang mengeluh nyeri
bahu kanan. Dan sisanya mengeluh
penyakit yang berbeda juga yang
berhubungan dengan pekerjaan sebagai
karyawan RM Pannampu Park Makassar.
Prevalensi terjadinya Frozen
shoulder adalah sebesar 20 % pada
karyawan RM Panampu Park. Faktor yang
dominan adalah faktor ergonomi berupa
posisi kerja yang berdiri dan membungkuk
serta gerakan yang salah saat melakukan
pekerjaan. faktor psikososial monotoni dan
bekerja berlebih.

SARAN
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih
lanjut sehingga dapat dilakukan
penatalksanaan yang komprehensif,

Page 9
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

2. Walmsley S, Rivett DA, Osmotherly


PG. Adhesive capsulitis: establishing
consensus on clinical identifiers for
stage 1 using the DELPHI technique.
Phys Ther. Sep 2009;89(9):906-17.
3. Ogilvie-Harris DJ, Biggs DJ, Fitsialos
DP, et al. The resistant frozen
shoulder. Manipulation versus
arthroscopic release. Clin Orthop
Relat Res. Oct 1995;238-48.
4. Binder AI, Bulgen DY, Hazleman BL,
Roberts S. Frozen shoulder: a long-
term prospective study. Ann Rheum
Dis. Jun 1984;43(3):361-4.
5. Veitå, Einar Kristian; Tariq, Rana;
Sesseng, Solve; Juel, Niels Gunnar;
Bautz-Holter, Erik (2008).
"Hydrodilatation, corticosteroids and
adhesive capsulitis: A randomized
controlled trial". BMC
Musculoskeletal
6. Baums, M. H.; Spahn, G.; Nozaki, M.;
Steckel, H.; Schultz, W.; Klinger, H.-
M. (2006). "Functional outcome and
general health status in patients after
arthroscopic release in adhesive
capsulitis". Knee Surgery, Sports
Traumatology, Arthroscopy 15: 638–
DAFTAR PUSTAKA 44.
7. Bulgen DY, Binder A, Hazleman BL,
1. Reeves B. The natural history of the
Park JR. Immunological studies in
frozen shoulder syndrome. Scand J
frozen shoulder. J Rheumatol. 1982
Rheumatol. 1975;4(4):193-6.
Nov-Dec;9(6):893-8.

Page 10
Hubungan Antara Pajanan Pekerjaan Dengan Muscle Spasm Pada Pegawai Car Wash

8. Bunker TD, Anthony PP. The


pathology of frozen shoulder. A
Dupuytren-like disease. J Bone Joint
Surg Br. 1995 Sep;77(5):677-83.
9. Khazzam et al. American Journal of
Orthopedics - Open Shoulder
Stabilization Using bone block
technique for treatment of chronic
glenohumeral instability associated
with glenoid deficiency.". American
Journal of Orthopedics. July, 2009.
http://www.amjorthopedics.com/pdfs/
038070329.pdf.
10. Shaffer B, Tibone JE, Kerlan RK.
Frozen Shoulder: A Long-Term
Follow-up. J Bone Joint Surg Am.
1992 Jun;74(5):738-46.

Page 11

Anda mungkin juga menyukai