Anda di halaman 1dari 4

Sari Pediatri,

SariVol. 4, No.Vol.
Pediatri, 2, September 2002: 98 -2002
4, No. 2, September 102

Telaah Kritis Makalah Uji Diagnostik


Alan R. Tumbelaka

ebagai klinisi, menegakkan diagnosis me- ketepatan/akurasi, serta tingkat invasif / risiko

S
rupakan bagian terbesar dalam pekerjaan pemeriksaan (misalnya: anamnesis terhadap
sehari-hari kita. Menyadari betapa seringnya pemeriksaan fisis)
kita harus menegakkan diagnosis sebagai • Menunjang tatalaksana klinik, melalui penetapan
bagian tatalaksana pasien, maka jelas sangat penting keberadaan serta lokasi suatu kelainan dalam
bila diagnosis yang tepat dapat ditegakkan. Bila kita memutuskan tindakan yang akan diambil
menginginkan suatu diagnosis yang berbasis bukti • Penilaian prognosis, melalui perbandingan hasil
medis, maka beberapa pertanyaan akan timbul, yaitu:1 pemeriksaan awal dan tindak lanjut
• Bagaimana caranya membuat diagnosis klinis • Penilaian perjalanan penyakit
menjadi lebih memiliki basis bukti? • Penilaian derajat kesehatan dalam suatu saringan
• Bagaimana cara mendapatkan upaya diagnosis penerimaan pegawai
yang baik, serta membuktikan kesahihannya
berbasis bukti, dan secara tepat mengimple- Rencana pemeriksaan atau penilaian diagnostik
mentasikannya pada pasien kita? harus dilakukan sesuai dengan objektif yang ingin
• Hal-hal apakah yang diperlukan untuk mampu dicapai. Perlu dipertimbangkan kemungkinan
melakukan prosedur di atas? ketidaknyamanan ataupun komplikasi akibat per-
lakuan suatu pemeriksaan diagnostik terhadap pasien.
Uji diagnostik ataupun penelitian diagnostik Menilai uji diagnostik yang akan dilakukan dalam
bertujuan untuk mengumpulkan informasi untuk suatu tatalaksana kasus memerlukan suatu kemampuan
memperjelas status kesehatan pasien dengan meng- khusus, dan hal ini merupakan inti telaah kritis suatu
gunakan karakteristik pasien, gejala dan tanda, riwayat makalah yang melaporkan hasil penelitian uji
penyakit, pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium diagnostik.
dan penunjang lainnya. Dalam EBM (Evidence Based Medicine), penilaian
Objektif yang ingin dicapai dengan melakukan uji suatu makalah / telaah kritis dilakukan melalui suatu
diagnostik adalah, antara lain:2,3 sistim yang baku dengan mengacu pada penilaian
• Memperbesar kepastian akan adanya atau tidak Validity, Importancy, dan Aplicability hasil penelitian
adanya suatu penyakit tersebut.1,2
- Diperlukan kemampuan untuk membedakan
keberadaan suatu penyakit yang cukup
memadai Uji diagnostik
- Biasanya kemampuan menduga uji ini
diperoleh dari suatu tabel 2 X 2 dengan Pada dasarnya suatu uji diagnostik merupakan
membandingkan hasil suatu pemeriksaan penelitian observasional yang membandingkan hasil
dengan suatu nilai baku dugaan/prediksi suatu pemeriksaan atau test, terhadap
- Hasil-hasil pengujian beberapa pemeriksaan suatu nilai baku yang mendekati kebenaran/gold
bisa mirip satu sama lain, tetapi berbeda dalam standard. Seberapa besar hasil pemeriksaan dapat
mendekati/menduga nilai sebenarnya akan me-
nentukan besarnya akurasi pemeriksaan tersebut, baik
Alamat Korespondensi: dalam kepastian terdapatnya penyakit ataupun
Dr. Alan R. Tumbelaka, SpA(K).
kepastian normal atau tidaknya seseorang.2,3
Subbagian Infeksi dan Penyakit Tropis, Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM, Jl. Salemba no. 6 Jakarta 10430. Bentuk dasar analisis uji diagnostik adalah suatu
Telepon: 391 4126. Fax.: 3907743. tabel 2x2 dengan variabel penduga/predictor dan

98
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002

variabel hasil akhir/outcome di dalam baris dan in) penyakit itu, sebaliknya
kolomnya. SnNOut: menunjukkan bahwa bila suatu pe-
Parameter yang dinilai antara lain:1,2,4,5 meriksaan yang sangat sensitif (Se tinggi) memberikan
1. Pravalensi (P): proporsi orang sakit terhadap hasil negatif, maka pemeriksaan itu berhasil me-
semua subjek penelitian nyingkirkan (rule out) adanya penyakit yang diduga.1
2. Sensitifitas (Se): probabilitas hasil pemeriksaan Dengan menilai LR (likelihood ratio) dari suatu
adalah positif di antara subjek yang sakit pemeriksaan dengan membandingkan probabilitas
3. Spesifitas (Sp): probabilitas hasil pemeriksaan suatu hasil di antara subjek sakit dan tidak sakit, dapat
adalah negatif di antara subjek yang tidak sakit dimengerti betapa pentingnya suatu pemeriksaan yang
4. Nilai duga positif (PPV): probabilitas kejadian mempunyai nilai LR tinggi. Sebagai contoh, bila
penyakit pada subjek dengan hasil pemeriksaan probabilitas mendapat hasil positif pada subjek sakit
positif adalah 90% sedang probabilitas hasil positif pada
5. Nilai duga negatif (NPV): probabilitas tidak subjek tidak sakit hanya 10%, LR+ adalah 90/10 atau
adanya penyakit pada subjek dengan hasil 9, yang berarti kemungkinan menemukan hasil positif
pemeriksaan negatif. adalah 9 kali lipat didapatkan pada subjek sakit
6. Likelihood ratio (LR) positif/negatif: per- daripada tidak sakit. Semakin besar nilai LR+ tersebut,
bandingan probabilitas hasil positif/negatif pada semakin besar kemampuan pemeriksaan tersebut
subjek sakit dengan probabilitas hasil positif/ memisahkan subjek sakit dan tidak sakit. Nilai suatu
negatif pada subjek tidak sakit LR dapat dihitung dari pemeriksaan sensitifitas dan
spesifisitas. Disebutkan bahwa nilai LR ≥ 10 dapat
Secara umum bentuk hubungan tersebut di- meningkatkan pre-test probability menjadi post-test
nyatakan sebagai berikut: probability adanya penyakit yang sangat bermakna.1,2,3,4
Beberapa aspek lain yang perlu mendapat perhatian
penting dalam memahami dan menilai hasil penelitian
Pemeriksaan/ Sakit Tidak Jumlah
uji diagnostik adalah aspek metodologi penelitian
Hasil sakit
seperti, besar sampel, confidence interval, ketersamaran/
Uji positif a b a+b blinding, pre dan posttest probability.
Uji negatif c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
P = a+c/a+b+c+d Telaah kritis
Se = a/a+c , Sp = d/b+d
PPV = a/a+b , NPV = d/c+d Dalam melakukan telaah kritis terhadap makalah
LR+ = [a/a+c] / [b/b+d] = Se/[1-Sp] laporan hasil uji diagnostik, diperlukan kemampuan
LR - =[c/a+c] / [d/b+d] = [1-Se]/Sp untuk menjawab 3 pertanyaan utama, yaitu:1,4,5
1. Apakah bukti tentang akurasi uji/pemeriksaan
diagnostik ini sahih/valid?
Diharapkan setiap penilaian uji diagnostik mampu 2. Apakah bukti yang sahih ini dapat menunjukkan
dan mengerti perhitungan parameter uji diagnostik di penting (important) atau tidaknya pemeriksaan ini
atas untuk kemudian mampu menilai apakah hasil pe- dalam memisahkan dengan akurat kasus yang sakit
nelitian itu memenuhi kriteria EBM untuk menunjukkan dan tidak sakit?
seberapa besar penelitian tersebut dapat menunjang atau 3. Apakah uji diagnostik yang sahih (valid) dan
menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit. penting (important) ini dapat diaplikasikan
Dikenal beberapa istilah yang dapat membantu (applicable) pada pasien?
kita dalam menegakkan atau menyingkirkan suatu
penyakit, yaitu SpPIn dan SnNOut. Pertanyaan 1 dan 2 yang mencerminkan kesahihan
SpPIn: menunjukkan bahwa bila suatu pe- (validity) dan kepentingan (importancy) suatu hasil
meriksaan yang sangat spesifik (Sp tinggi) memberikan penelitian sering disebut sebagai telaah kritis (critical
hasil positif, maka pemeriksaan itu menunjukkan appraisal) dan dapat dilakukan dengan urutan acak.
bahwa si pasien kemungkinan besar menderita (rule Banyak klinisi lebih menyukai menilai penting atau

99
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002

tidaknya suatu hasil penelitian terlebih dahulu 3. Apakah nilai posttest probability akan mem-
ketimbang kesahihannya. Sedang pihak lainnya lebih pengaruhi tatalaksana pasien kita dan menolong
suka menilai kesahihannya terlebih dahulu, dengan pasien tersebut?
argumen bahwa apalah artinya suatu hasil penelitian a. Apakah kita dapat merubah ambang pe-
bila dilakukan dengan tidak sahih? Pada dasarnya meriksaan - pengobatan?
keduanya harus dilakukan sebelum menjawab b. Apakah pasien akan mau mencoba hasil uji
pertanyaan ke 3, tergantung kemampuan menjawab tersebut?
para penilainya. c. Apakah konsekuensi pemeriksaan ini akan
Untuk menelaah laporan uji diagnostik secara menolong pasien kita mendapatkan tujuan
kritis, beberapa pertanyaan di bawah ini harus dapat pemeriksaannya?
dijawab (jawaban dapat berupa YA, TIDAK, TIDAK
TAHU dengan alasan dan keterangannya).
Komentar
A. Validity/ Kesahihan
Jelas terlihat bahwa ada pemeriksaan yang memiliki
1. Apakah uji diagnostik dibandingkan secara sensitifitas yang sangat tinggi, dan hal ini me-
independen dan tersamar terhadap baku emas mungkinkan penyingkiran diagnosis (ingat SnNOut)
(gold standard)? bila hasilnya negatif. Namun demikian bila dilihat
2. Apakah uji diagnostik dievaluasi pada kelompok LR(+), maka ternyata nilai tertinggi diperoleh urinalisis
pasien yang sesuai dengan populasi yang secara relatif hanya memiliki Se dan Sp 88,6%
3. Apakah terhadap para subjek pemeriksaan- dan 88,4%. Jadi, nilai sensitifitas dan spesifisitas saja
diperlakukan referensi baku apapun hasil pe- tidak cukup untuk menyatakan suatu uji diagnostik
meriksaannya? mempunyai kemampuan tinggi untuk memilah antara
4. Apakah pemeriksaan uji diagnostik ini pernah sakit dan tidak sakit.
dilakukan juga pada kelompok lain di luar- Tindak lanjut telaah kritis ini, berupa penilaian
penelitian ini? aplikabilitas pemeriksaan urin menggunakan
perangkat yang diuji tentunya harus dijawab dengan
B. Important/Kepentingan Hasil menilai faktor pasien, dokter, dan perangkat
penunjang lainnya.
Lakukan perhitungan parameter-parameter uji
diagnostik dengan menggunakan tabel 2 x 2
• Sensitifitas Kesimpulan
• Spesifisitas
• Nilai duga positif dan negatif 1. Dalam setiap upaya memperoleh diagnosis yang
• Likelihood ratio positif dan negatif tepat, pemilihan uji diagnostik perlu dilakukan
secara baik, berbasis bukti dan telah ditelaah
C. Applicability secara kritis (baik oleh kita sendiri ataupun orang
lain).
1. Apakah uji diagnostik ini tersedia, cukup teliti dan 2. Uji diagnostik bukan dimaksudkan untuk
tepat untuk digunakan pada pasien kita? menemukan ketepatan diagnostik secara absolut,
2. Apakah kita mampu meramalkan secara klinis melainkan untuk mengurangi ketidakpastian
penyakit pasien, berdasarkan: dalam menegakkan diagnosis. Diharapkan dengan
a. Pengalaman, prevalensi, dan data statistik serta mengerti cara menelaah secara kritis suatu laporan
penelitian terdahulu? uji/riset diagnostik:
b. Apakah data penelitan sesuai kondisi pasien a. Kita bisa mengerti perlu atau tidaknya suatu uji
kita? diagnostik dalam menunjang tata laksana pasien
c. Adakah kemungkinan perubahan kemungkin- b. Kita dapat menerangkan logika probabilitas
an sakit/tidak pada pasien kita bila bukti ini kejadian suatu penyakit serta batas/ambang
dipakai? penentuan saat perlu tidaknya terapi diasosiasikan

100
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002

dengan probabilitas kejadian penyakit 2. Knottnerus JA, Weel Cv, Muris JWM. Evidence based
3. Pada saat mengambil keputusan untuk melakukan of clinical diagnosis. Evaluation of diagnostic procedures.
BMJ 2002; 324:477-80.
uji diagnostik, perlu mulai dipikirkan apa yang 3. Feinstein AR. Misguided efforts and future challenges
akan dilakukan bila hasil pengujian diperoleh dan for research on “diagnostic tests”. J Epidemiol Commu-
apakah hasil itu akan menolong pasien kita. nity Health 2002; 56:330-2.
4. Sastroasmoro S. Telaah kritis makalah kedokteran (I).
Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar
dasar metodologi penelitian klinis, edisi-2. Jakarta:
Daftar Pustaka Sagung Seto, 2002. h. 341-44.
5. Sastroasmoro S. Telaah kritis makalah kedokteran (2).
1. Sackett D. Evidence based medicine: how to prac- Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar
tice and teach EBM. Edisi 2 Toronto: Churchill dasar metodologi penelitian klinis. Edisi-2. Jakarta:
Livingston,2000. Sagung Seto, 2002. h. 345-64.

101

Anda mungkin juga menyukai