Injeksi
Dokter akan menyuntik kista ateroma dengan obat yang
dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan.
Insisi dan penyedotan
Dokter dapat membuat sayatan kecil pada kista ateroma
dan dengan perlahan mengeluarkan isi kista itu. Metode ini
mudah untuk dilakukan, namun kista dapat tumbuh kembali
setelah pengobatan ini.
Laser
Dokter dapat menggunakan laser untuk melubangi kista
ateroma dan mengeluarkan isi di dalamnya. Kulit kista akan
dihilangkan sekitar satu bulan kemudian.
Operasi minor
Dokter dapat membuang seluruh kista ateroma dengan
pembedahan kecil (operasi minor). Operasi ini dinyatakan
aman dan efektif dalam mencegah kista ateroma tumbuh
kembali di kemudian hari.
Gejala Lipoma
Lipoma bisa muncul di bagian tubuh mana pun, namun
umumnya benjolan muncul di area punggung, paha, leher,
lengan, perut, atau bahu. Terkadang, lipoma pun dapat muncul di
kepala atau belakang kepala. Benjolan yang muncul memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
Keturunan.
Berusia 40-60 tahun.
Menderita penyakit tertentu, seperti penyakit Madelung,
sindrom Cowden, sindrom Gardner, atau adiposis dolorosa.
Diagnosis Lipoma
Lipoma bisa diketahui melalui pemeriksaan fisik dengan melihat
dan merasakan karakteristik dari benjolan. Biasanya pemeriksaan
lanjutan tidak diperlukan. Namun untuk memastikan penyebab
benjolan adalah sebuah lipoma, dokter dapat melakukan:
USG
CT scan
MRI
Biopsi
Penanganan Lipoma
Lipoma sering kali tidak memerlukan penanganan khusus, karena
tidak berbahaya. Namun, ada beberapa langkah penanganan
yang dapat dilakukan jika lipoma menimbulkan rasa tidak
nyaman, sakit atau mengganggu, dan ukurannya terus
berkembang.
Cara yang paling sering dilakukan untuk menangani lipoma
adalah operasi pengangkatan benjolan. Biasanya lipoma tidak
akan tumbuh kembali setelah diangkat.
Selain operasi pengangkatan benjolan, sedot lemak atau
suntik kortikosteroid dapat dilakukan untuk menyusutkan ukuran
lipoma. Namun, kedua cara ini tidak dapat menghilangkan lipoma
secara total.
Pengertian Kista Dermoid
Gejala kista dermoid dapat berupa benjolan kecil yang tidak nyeri.
Benjolan mungkin sewarna dengan kulit, atau mungkin memiliki sedikit
warna kuning. Kista dermoid juga halus, kenyal, dan tidak lunak. Kista
yang pecah dapat menyebabkan infeksi dan merusak kulit. Kista dermoid
ovarium dapat berkembang selama masa reproduksi wanita. Torsi atau
indung telur terpelintir, infeksi, ruptur dan kanker terjadi akibat dari kista
dermoid.
Jika kista dermoid di ovarium telah tumbuh cukup besar, salah satu gejala
yang bisa dirasakan adalah rasa sakit di daerah panggul yang mungkin
lebih terasa saat siklus menstruasi. Pada kista dermoid di tulang
belakang, gejala dilihat berdasarkan ukuran dan lokasi kista. Gejala yang
dapat terjadi antara lain kelemahan, kesemutan di lengan dan kaki,
kesulitan berjalan, serta sulit mengontrol buang air kecil dan buang air
besar.
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melihat jenis kista yang dekat
dengan permukaan kulit, seperti kista periorbital yang terletak dekat
dengan kelopak mata. Pemeriksaan penunjang berupa CT Scan dan MRI
diperlukan untuk menilai kista dekat daerah sensitif, seperti mata, leher,
dan tulang belakang. Tes pemindaian juga diperlukan untuk mengetahui
seberapa dekat saraf yang berpotensi rusak selama operasi. Kista
dermoid ovarium dapat didiagnosis dengan pemeriksaan panggul dan
USG panggul. Dokter mungkin juga akan menggunakan USG melalui Miss
V untuk menilai keberadaan kista dengan lebih jelas.
Kista dermoid tulang belakang yang tidak ditangani dapat tumbuh cukup
besar untuk melukai sumsum tulang belakang atau saraf. Sedangkan,
kista dermoid ovarium dapat tumbuh cukup besar dan memengaruhi
posisi indung telur di tubuh, aliran darah ke ovarium, maupun kemampuan
untuk hamil. Operasi dilakukan untuk mencegah hal tersebut. Risiko
operasi berupa trauma jaringan sekitarnya, perdarahan, dan infeksi.
Tidak ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kista dermoid.