KATA PENGANTAR i
DAFTAR !SI ii
BABIPENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang 1
1.2 Ru111usan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi Dan Ditinjau Dari Beberapa Rumusan.............................. 3
A. Pengertian Korupsi 3
B. Definisi Korupsi Ditinjau dari Beberapa Rumusan 4
2.2 Faktor Atau Aspek Penyebab Korupsi 6
A. Faktor -- Faktor Penyebab Korupsi 7
2.3 Gerakan Dan Strategi Anti-Korupsi Bagi Mahasiswa 9
A. Gerakan Anti Korupsi Bagi Mahasiswa 9
B. Strategi Anti-Korupsi 11
2.4 Peranan Mahasiswa Sebagai Antikorupsi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16
DAPTAR PUSTAKA
BAB I
namun sejarah menunjukka n bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa.
Walaupun jaman terns bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari
mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme. Semangat-semangat yang berkobar terpatri
dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakuk an perub ahan•
perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mim pi-mimpi besar akan
bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyernkan idealisme. Mahasiswa
tahu, ia hams berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.
1.3 TUJUAN
A. Mengetahui pengertian korupsi dan ditinjau dari beberapa rumusan.
B. Mengetahui faktor atau aspek penyebab korupsi.
C. Mengetahui gerakan dan strategi anti-korupsi bagi mahasiswa.
D. Mengetahui peranan mahasiswa sebagai antikorupsi.
BAB II PEMB
AHA SAN
1. Faktor Politik
Politik salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dilihat ketika terjadi
instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang kekuasaan bahkan ketika meraih dan
mempertahankan kekuasaan. Menurut Susanto (2002) korupsi level pemerintahan adalah
dari sisi penerimaan, pemerasan uang suap, pemberian perlindungan, pencurian barang•
barang publik untuk kepentingan pribadi, disebabkan suatu hal yang disebut konstelasi
politik. Sementara menurut De Asis, korupsi politik misalnya perilaku curang (politik
uang) pada pemilihan anggota legislatif atau pejabat-pejabat eksekutif, dana illegal
untuk pembiayaan kampanye, penyelesaian konflik parlemen melalui cara-cara illegal dan
teknik lobi yang menyimpang (De Asis: 2000). Dapat dikatakan bahwa korupsi adalah
basil dari adanya monopoli (kekuasaan) ditambah dengan kewenangan yang begitu besar
tanpa keterbukaan dan pertanggungjawaban.
2. Faktor Hukum
Faktor hukum bisa dilihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-
undangan dan sisi lain lemahnya penegakan hukum. Tidak baiknya substansi
hukum, mudah ditemukan dalam aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak adil, rumusan
yang tidak jelas• tegas sehingga menjadi multi tafsir, kontradiksi dan overlapping
dengan peraturan lain, sanksi yang tidak equivalen dengan perbuatan yang dilarang,
sehingga tidak tepat sasaran, dan sebagainya, memungkinkan peraturan tidak
kompatibel dengan realitas di masa mendatang akan mengalami resistensi. Banyak
produk hukum menjadi ajang perebutan legitimasi bagi berbagai kepentingan kekuasaan
politik, untuk tujuan mempertahankan dan mengakumulasi kekuasaan. Bibit Samad
Riyanto (2009) mengatakan lima hal yang dianggap berpotensi menjadi penyebab
timbulnya korupsi.
a. Sistem politik
b. Intensitas moral seseorang atau kelompok
c. Remunerasi (pendapatan) yang minim
d. Pengawasan baik bersifat internal-eksternal
e. Budaya taat aturan.
Hal senada juga dikemukakan oleh Basyaib, dkk (Basyaib: 2002) yang menyatakan
bahwa lemahnya sistem peraturan perundang-undangan membetikan peluang untuk
melakukan tindak pidana korupsi. Di samping itu, praktik penegakan hukum juga masih
dililiy berbagai permasalahan yang menjauhkan hukum dari tujuannya.
3. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu
dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Pendapat ini
tidak mutlak benar karena dalam teori kebutuhan Maslow, korupsi seharusnya dilakukan
orang untuk memenuhi dua kebutuhan yang paling bawah dan hanya dilakukan oleh
komunitas masyarakat yang pas-pasan yang bertahan hidup. Namun di saat ini korupsi
dilakukan oleh orang kaya dan berpendidikan tinggi (Sulistyantoro: 2004). Pendapat lain
menyatakan kurangnya gaji dan pendapatan pegawai negeri merupakan faktor paling
menonjol menyebabkan meluasnya korupsi di Indonesia. Dari keinginan pribadi untuk
keuntungan yang tidak adil, ketidakpercayaan sistem peradilan, banyak faktor
motivasi orang kekuasaan, anggota parlemen termasuk warga biasa, terlibat dalam perilaku
korup.
4. Faktor Organisasi
Menurut Tunggal (2000). Aspek-aspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut
pandang organisasi meliputi:
a. Kurang adanya teladan dari pimpinan
b. Tidak adanya kultur organisasi yang benar
c. System akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai
d. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasinya.
Melalui tujuan organisasi para anggota dapat memiliki arah yang jelas
tentang segala kegiatan dan tentang apa saja yang tidak, serta apa yang dikerjakan dalam
kerangka organisasi. Tujuan organisasi dapat berfungsi menyediakan pedoman-
pedoman praktis bagi anggotanya. Tujuan organisasi menghubungkan anggota dengan
berbagai tata cara dalam kelompok. Standar tindakan anggota organisasi akan menjadi
tolok ukur dalam menilai bobot tindakan. Sebuah organisasi berfungsi baik, bila
anggotanya bersedia mengintegrasikan diri di bawah sebuah pola tingkah laku (yang
normatif), sehingga dapat
dikatakan kehidupan bersama mungkin apabila anggota-anggota bersedia memenuhi atur