- Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan menguapkan sebagain air pada daging ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Tujuan
pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas perkembangan organisme dan
kegiatan enzim, sehingga menyebabkan pembusukan terhambat atau bakteri terhenti sama
sekali. Dengan demikian bahan yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.
Pengeringan daging dapat dilakukan secara tradisional yaitu menggunakan sinar matahari
maupun menggunkan alat seperti tray dryer. Setelah daging dikeringkan daging dapat
disimpan pada suhu dingin atau suhu ruang dengan kemasan yang tertutup rapat. Kelebihan
metode penyimpanan ini anatara lain dapat memanfaatkan matahari sehingga mudah dan
murah untuk dilakukan, Setelah dikeringkan daging dapat disimpan dalam suhu ruang, dan
daging yang sudah dikeringkan memiliki tekstur yang berbeda.
- Penyimpanan suhu beku
Penyimpanan daging dapat juga dilakukan pada suhu di bawah titik beku daging yaitu
kurang dari -1,5 oC, bertujuan untuk memperpanjang masa simpan daging tanpa mengubah
susunan kimiawi daging. pembekuan menyebabkan perubahan struktur karena pembentukan
kristal es didalam sel. Bahkan, struktur bahan setelah pencairan kembali kemungkinan
berubah sangat besar. Pembekuan daging harus dilakukan setelah proses rigor mortis
berlangsung. Jika daging belum mengalami rigor mortis dan sudah dibekukan, maka rigor
mortis akan terjadi pada saat daging tersebut dicairkan (thawed). Proses tersebut dikenal
dengan thaw rigor. Daging yang mengalami thaw rigor akan kehilangan cairan daging (jus
daging) yang relatif banyak dan relatif keras (liat atau alot). Kelebihan metode ini dari pada
metode pendinginan yaitu dapat lebih lama mempertahankan mutu daging kareng dapat
menghentikan reaksi kimia, menghentikan reaksi biokimia, menghentikan reaksi enzimatis,
dan membunuh mikroba. Metode ini juga mudah dilakukan serta dapat mempertahankan
kesegaran dahing.
-Pengeringan telur
Proses pengeringan telur akan menghasilkan produk berupa tepung telur atau telur bubuk.
Pada pengeringan telur, air dikeluarkan dari cairan telur dengan cara penguapan sampai
tinggal bagian padatan dengan sedikit air. Kadar air bahan dikurangi sampai batas dimana
mikroorganisme tidak dapat tumbuh di dalamnya. Disamping mencegah aktivitas
mikroorganisme sehingga memperpanjang daya simpan, pengeringan telur juga bertujuan
untuk mengurangi ruang penyimpanan, serta mempermudah penanganan dan transportasi.
Pengeringan telur dapat dilakukan mnggunakan alat spray dryer dan drum dryer. Pengeringan
dilakukan pada suhu sekitar 40,56 °C sampai 47,78 °C. Pengeringan telur utuh atau kuning
telur yang dilakukan pada suhu 40 - 45 °C dengan tebal lapisan sekitar 6 mm dan lama
pengeringan 6 jam menghasilkan tepung telur dengan kadar air 5 persen. Telur yang sudah
dikeringka dapat didimpan pada kemasan kedap udara dan pada suhu ruang. Penyimpanan
dengan menggunakan kemasan kedap udara dilakukan agar tepung telur tidak menyerap air
pada udara. Kelebihan metode ini yaitu telur yang sudah dikeringkan dapat disimpan pada
suhu ruang dan telur mudah dalam penggunaannya.
-Pendinginan
Penyimpanan pada suhu dingin dilakukan untuk bahan hasil perkebunan dalam keadaan
segar. Metode ini dilakukan dengan menyimpan bahan pada suhu diatas titik beku dengan
tujuan untuk menhambat kerusakan kerusakan pada bahan. Kelebihan metode ini yaitu dapat
lebih lama mempertahankan mutu bahan dari pada penyimpanan secara alami, selain itu
metode ini cukup mudah untuk dilakukan, higenis, suhu dapat dikendalikan, dan hama dapat
dikendalikan.
-Metode iradiasi
-Metode Pengeringan
Pengeringan rempah dapat mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu
bahan dengan cara menguapkan air dari bahan tersebut dengan menggunakan energi panas.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk pengeringan rempah rempah yaitu rotary dryer. !
roses pengeringan ini tergolong sangat menguntungkan, karen dengan
metode pengeringan, produk dapat tahan lama dan padat sehingga dapat memudahkan proses
distribusi ke tempat yang jauh sekalipun
Pembekuan dan penyimpanan beku adalah salah satu cara untuk penyimpanan ikan
dalam jangka panjang. Selama proses pembekuan berlangsung akan terjadi pemindahan
panas dari tubuh ikan yang bersuhu lebih tinggi ke refrigerant yang bersuhu rendah, sehingga
air dalam tubuh ikan akan berubah bentuk menjadi kristal es. Proses refrigerasi umumnya
terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap pendinginan yaitu penurunan suhu dari
suhu tubuh ikan menjadi 0°C. Tahap kedua adalah tahap penahanan panas. Pada tahap ini
suhu menurun menjadi sekitar 7°C dan berlangsung sangat lambat. Tahap ketiga adalah tahap
pembekuan yaitu penurunan suhu sampai lebih rendah dari -20°C. Kelebihan dari metode ini
yaitu bila proses pengolahan dan pembekuan dilakukan dengan baik dan bahan mentahnya
masih segar, maka dapat dihasilkan ikan beku yang baik, yang bila dicairkan (thawing)
keadaannya masih mendekati sifat-sifat ikan segar. Ikan yang disimpan beku, dapat di simpan
hingga 7 bulan tanpa perubahan yang berarti. Ikan yang berlemak tinggi harus disimpan beku
dalam kondisi suhu yang sangat rendah, untuk mencegah timbulnya proses oksidasi lemak
yang berlebihan yang mengarah pada kerusakan mutu.
Pengalengan ikan adalah suatu cara pengawetan bahan pangan yang dikemas secara
hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah
kaleng yang ditutup dan disterilkan secara komersial untuk menonaktifkan enzim, membunuh
mikroorganisme, dan mengubah ikan dalam bentuk mentah menjadi produk yang siap
disajikan tetapi memiliki kandungan nilai gizi yang sedikit menurun karena proses denaturasi
protein akibat proses pemanasan bila dibandingkan dengan ikan segar, namun lebih tinggi
bila dibandingkan sumber protein nabati seperti tahu dan tempe. Pengalengan secara hermetis
memungkinkan makanan dapat terhindar dari kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan
akibat oksidasi, ataupun perubahan cita rasa. Ikan yang sudah dikalengkan dapat disimpan
pada suhu ruang