Anda di halaman 1dari 4

Perbedaan Investasi Langsung dan Tidak Langsung

Investasi Langsung
Investasi Langsung adalah pembelian atau akuisisi saham mayoritas dalam bisnis asing
dengan cara lain dibandingkan dengan pembelian langsung saham. Tujuan dari investasi
langsung adalah untuk mendapatkan kontrol cukup sebuah perusahaan untuk melakukan kontrol
atas keputusan masa depan. Dalam investasi langsung atau direct investment, penanaman modal
dilakukan oleh sang investor atau penanam modal secara langsung.Mereka menggunakan
modalnya untuk membeli langsung aset riil yang biasanya berupa emas, tanah, rumah, dan
sebagainya. Atau, dalam lingkup perusahaan investasi langsung bisa berupa pembelian mesin,
pembukaan lahan perkebunan, tambang, pendirian pabrik, dan lainnya. Selain itu, terdapat pula
aset finansial yang terbagi menjadi dua. Yaitu aset yang tidak bisa diperjual belikan, misalnya
adalah tabungan atau deposito di bank. Lalu, yang kedua adalah aset yang bisa diperjual belikan.
Contohnya adalah investasi di pasar uang dan investasi langsung di pasar modal. Yang sering
dibicarakan mengenai direct investment adalah investasi aset finansial di pasar modal.
Di sini sang investor harus melakukan analisa dan mengambil keputusan sendiri dalam
membeli atau menjual saham untuk investasinya. Maka dari itu, investasi ini membutuhkan
keterlibatan langsung dari investor dalam kegiatan pengelolaan modalnya. Karena dia juga
memiliki kontrol terhadap kegiatan sehari hari.Investor pun ikut bertanggung jawab secara
langsung jika terjadi kerugian. Untuk menjalani investasi langsung, kamu sebagai investor harus
menjadi nasabah perusahaan yang memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek atau PPE.
Dengan menjadi nasabah perusahaan yang berizin PPE, kamu akan memiliki akses ke bursa
untuk menemukan dan mendapatkan pembeli dan juga penjual efek.

Invetasi Tidak Langsung (Portfolio Investment)


Investasi portofolio adalah  investasi tertentu yang melibatkan pembelian saham, utang, dan
surat berharga derivatif. Dalam hal ini, subjek investasi tidak memiliki kendali atas perusahaan.
Sebagai aturan, investasi portofolio melibatkan akuisisi aset di pasar keuangan. Investor yang
baik biasanya menghindari "posisi sell" (tingkat cepat), meminimalkan kerugian dan
menganalisis seluruh pasar sepenuhnya. Dalam investasi ini, sang investor tidak terlibat langsung
dalam pengelolaan dana investasinya. Umumnya, investasi tidak langsung hanya berbentuk aset
finansial yang berupa saham atau obligasi. yang mengelolanya ialah manajer investasi. jika
menjadi investor dalam investasi tidak langsung, kita tidak perlu melakukan analisa dan
mengambil keputusan dalam investasi. Biarkan manajer investasi yang mengelola portofolio
kamu. Karena investor di sini hanya berperan sebagai pemegang saham dan tidak perlu hadir
secara fisik untuk mengontrol kegiatan harian pengelolaan investasi. Biasanya masyarakat yang
ingin melakukan investasi tidak langsung memanfaatkan jasa manajer investasi dengan
menggunakan produk reksa dana.

Perbedaan antara investasi langsung dan investasi portofolio adalah sebagai berikut:
 Jumlah investasi : Paling sering, volume investasi langsung menyiratkan suntikan besar.
 Alat : Investasi portofolio adalah investasi dalam sekumpulan sekuritas, sementara investasi
langsung ditujukan pada berbagai sumber pendapatan, termasuk saham perusahaan;
 Untung : Nilainya dalam investasi portofolio lebih rendah daripada langsung;
 Term : Investasi portofolio dapat bersifat jangka pendek, bahkan sejumlah kecil transaksi
dapat menghasilkan pendapatan, setelah menerima yang Anda jual milik Anda. Investasi
langsung dapat memberikan hasil hanya setelah beberapa tahun dan hanya setelah
penyelesaian proyek yang direncanakan. Jenis investasi kedua adalah proses yang lebih lama
dan lebih sulit, hasil dari suatu transaksi yang tidak dapat terwujud dalam waktu singkat;
 Likuiditas : Dalam kasus portofolio, dapat segera dijual kepada investor lain atau beberapa.
Ini terjadi dalam hitungan menit. Sebagai imbalan atas dana yang diterima, Anda dapat
membentuk paket investasi baru. Investasi langsung tidak menyiratkan perubahan
kepemilikan. Saat proyek sedang berjalan, Anda bertanggung jawab atas kesalahan Anda
sendiri dan. Menarik investasi langsung adalah proses panjang yang tidak selalu mengarah
pada kesuksesan;
 Menghindari Alur Kerja : Investor, berinvestasi dalam portofolio, dapat dengan aman
menjalankan bisnis mereka dan tidak mempelajari pekerjaan pertukaran. Dia dapat menunda
beberapa jenis kesepakatan dan menundanya hingga kasus yang lebih baik. Dimungkinkan
juga untuk memantau transaksi melalui perantara keuangan. Dalam hal ini, Anda tidak perlu
melihat bursa saham sama sekali, seorang manajer pribadi akan melakukan segalanya untuk
Anda. Investor langsung tidak dapat melepaskan diri dari proyek kapan saja. Dia
mengendalikan setiap tahap proses, berpartisipasi aktif di dalamnya dan mengembangkan
beberapa perbaikan sendiri. Kurangnya perhatian di pihaknya dapat menyebabkan
ketidakmungkinan untuk mewujudkan rencananya;
 Manajemen perusahaan : Pangsa investor portofolio dalam sekuritas perusahaan mana pun
sangat kecil sehingga tidak memberinya hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
manajemen.Tujuan investasi portofolio adalah untuk menghasilkan pendapatan. Seorang
investor langsung dengan mengorbankan saham besar dapat menjadi peserta dalam proses
manajemen.
 Investasi Asing Langsung biasanya dilakukan oleh perusahaan besar, pemerintah, dan LSM
besar, sedangkan investasi portofolio dilakukan oleh hedge fund, reksadana, dan investor
individu lainnya.

Contoh-contoh usaha UMKM


Di Indonesia sebagian besar contoh usaha yang termasuk ke dalam kategori UMKM tidak
terlalu banyak. Namun umumnya bisa ditetapkan menjadi tiga macam saja yaitu:
1. Usaha Kuliner
Kuliner merupakan contoh usaha yang bergerak dalam perniagaan segala macam makanan
dan minuman. Ini sebuah usaha yang juga dikategorikan sebagai satu bagian dari jenis usaha
UMKM. Karena karakter niaga biasanya masih berupa usaha mikro kecil. Usaha kuliner bisa
dicontohkan dengan katering makanan atau usaha makanan ringan.
2. Usaha Fashion
Contoh usaha UMKM yang kedua adalah usaha fashion atau usaha yang bergerak dalam
bidang jual beli pakaian. Tidak dimungkiri bisnis ini juga memiliki progresif yang cukup
bagus. Apalagi pakaian menjadi kebutuhan pokok manusia yang juga harus tersedia. Usaha
ini masuk ke dalam jenis UMKM karena sejatinya masih belum banyak orang yang
membangun usahanya dengan sistem perniagaan tinggi. Sekalipun mereka tidak juga
membangun bisnisnya dalam bentuk usaha kecil atau mikro. Karena sebagian besar usaha
fashion ini biasanya bergerak dalam bentuk usaha menengah.
3. Usaha Agribisnis
Contoh usaha yang tergolong ke dalam UMKM yang ketiga adalah usaha agribisnis. Ini
merupakan suatu bisnis atau satu usaha yang ada hubungannya dengan penyediaan alat
pertanian. Misal usaha menjual pupuk, bibit tanaman, zat pestisida dan yang sejenis.
Biasanya usaha ini terdapat di daerah pedesaan. Mengacu pada modal yang minim dan
progres usaha yang tidak menentu tentunya bisnis ini masih layak dijadikan sebagai jenis
usaha UMKM.

Anda mungkin juga menyukai