Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION

Vol. 4, No. 2, September 2019

ISOLASI ETIL p-METOKSISINAMAT DARI KENCUR DENGAN


METODE SOXHLETASI:

Oleh
Luh Putu Desy Puspaningrat, Eric Kurnia Abdillah, Ivans Pandu Wiguna, Ari
Permana Putra, Reza Ismail A.R.,

Program Studi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng, Jalan Raya Air
Sanih KM.11 Bungkulan, Singaraja-Bali

Email:
Abstrak
Kencur (Kaempferia Galanga, Linn) merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh di berbagai daerah di
Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara dan digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu
dalam masakan. Tujuan dari praktikum ini yaitu mengisolasi etil p-metoksisinamat dari kencur dan
menghitung rendemen etil p-metoksisinamat. Objek penelitian ini adalah sampel padat berwarna putih
kecoklatan. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan analisis data kuantitatif. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa EPMS dari kencur dapat diisolasi dengan metode soxhletasi menggunakan
pelarut dieti eter. Adapun EPMS yang diperoleh berupa kristal yang berwarna coklat kekuningan. Rendemen
dari EPMS yang diperoleh adalah sebesar 87,41%.

Kata kunci: Etil p-metoksisinamat, kencur, rendemen

Abstract
Kencur (Kaempferia Galanga, Linn) is a tropical plant that grows in various regions in Indonesia as the plants
are maintained and used as a traditional medicinal herb and as a spice in cooking. The purpose of this lab is
to isolate ethyl p-methoxycinnamate of kencur and calculate the yield of ethyl p-methoxycinnamate. The object
of this study is brownish white solid samples. This research method is experimental method with quantitative
data analysis. Results from the study showed that the EPMS of kencur can be isolated by a method using a
solvent dieti soxhletasi ether. The EPMS obtained in the form of yellowish brown crystals. Yield of EPMS
obtained amounted to 87.41%.

Keywords: Ethyl p-methoxycinnamate, kencur, yield

PENDAHULUAN yang tinggal di dalam tanah atau biasa disebut


Kencur (Kaempferia Galanga, Linn) rimpang kencur atau rizoma.
merupakan tanaman tropis yang banyak Rimpang kencur terdapat didalam
tumbuh di berbagai daerah di Indonesia tanah bergerombol dan bercabang-cabang
sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman dengan induk rimpang di tengah. Kulit ari
ini banyak digunakan sebagai ramuan obat berwarna coklat dan bagian dalam putih
tradisional dan sebagai bumbu dalam kekuningan dengan kandungan air yang lebih
masakan sehingga para petani banyak yang banyak dan rimpang yang lebih tua ditumbuhi
membudidayakan tanaman kencur sebagai akar pada ruas-ruas rimpang berwarna putih
hasil pertanian yang diperdagangkan dalam kekuningan.
jumlah yang besar. Bagian dari tanaman Kandungan kimia pada rimpang kencur
kencur yang diperdagangkan adalah buah akar yaitu etil sinamat, etil p-metoksisinamat, p-

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 154
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 4, No. 2, September 2019

metoksistiren, karen, borneol, dan parafin. Di dengan kenaikan suhu bila proses
antara kandungan kimia ini, etil p- pelarutannya adalah endoterm, sedangkan
metoksisinamat merupakan komponen utama untuk proses pelarutan yang bersifat eksoterm
dari kencur. Beberapa peneliti terdahulu pemanasan justru menurunkan harga
berhasil mengisolasi etil p-metoksisinamat kelarutan zat. Fenomena yang kedua ini
dari rimpang kencur sebanyak 0,8-1,26% jarang dijumpai di alam yang umum adalah
(Suja, I W., & Nurlita, F. 2003). proses pelarutan yang bersifat endoterm yaitu
Tanaman kencur mempunyai memerlukan kalor. Beberapa zat dalam
kandungan kimia antara lain minyak atsiri 2,4 larutan akan rusak atau terurai dan menguap
– 2,9 % yang terdiri atas etil para dengan pemanasan sehingga suhu ekstraksi
metoksisinamat , kamfer, borneol, sineol, harus diperhatikan agar senyawa yang
pentadekana. Adanya kandungan etil para diharapkan tidak rusak. Oleh karena itu
metoksisinamat dalam kencur merupakan ekstraksi etil p-metoksisinamat dari kencur
senyawa turunan sinamat. tidak boleh menggunakan suhu yang lebih
Etil p-metoksisinamat (EPMS) adalah dari titik lelehnya yaitu 48 – 50⁰C. Isolasi
salah satu senyawa hasil isolasi rimpang senyawa etil p-metoksi sinamat pada rimpang
kencur (Kaempferia galanga L.) yang kencur dapat diperoleh dengan menggunakan
merupakan bahan dasar senyawa tabir surya teknik ekstraksi soxhlet dengan pelarut dietil
yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar eter atau n-pentana.
matahari. EPMS termasuk dalam golongan Ekstraksi soxhlet merupakan
senyawa ester yang mengandung cincin metode pemisahan yang melibatkan
benzena dan gugus metoksi yang bersifat pemindahan substansi dari fasa material
nonpolar dan juga gugus karbonil yang ke dalam fasa lainnya dan kedua fasa tidak
mengikat etil yang bersifat sedikit polar saling melarutkan. Ekstraksi soxhlet ini
sehingga dalam ekstraksinya dapat
merupakan metode yang paling umum
menggunakan pelarut-pelarut yang
mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil
digunakan untuk memisahkan bahan alam
asetat, metanol, air, dan heksana. yang terdapat dalam tumbuhan dengan
menggunakan pelarut yang dapat
melarutkan zat yang ingin dipisahkan
(Fessenden, R., & Fessenden, J. 1982.)
Dalam praktikum kali ini, zat yang
ingin di isolasi adalah etil p-metoksisinamat,
maka pelarut (pengekstrak) yang digunakan
adalah n-pentana. Keberhasilan dalam
Dalam ekstraksi suatu senyawa yang ekstraksi tergantung pada pemilihan pelarut,
harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut polar akan melarutkan dengan baik
pelarut dengan senyawa yang diekstrak, senyawa-senyawa polar,dan pelarut non-polar
keduanya harus memiliki kepolaran yang akan melarutkan dengan baik senyawa-
sama atau mendekati sama. Etil p-metoksi senyawa non-polar. Oleh karena itu, n-
sinamat adalah suatu ester yang mengandung pentana yang non polar akan melarutkan etil
cincin benzena dan gugus metoksi yang p-metoksisinamat dengan baik (Nurlita, F.,
bersifat non polar dan mengandung gugus
& Suja I W. 2004).
karbonil yang mengikat etil yang bersifat agak
Sampel kencur yang mengandung
polar menyebabkan senyawa ini mampu larut
Etil p-metoksisinamat yang akan dipidahkan
dalam beberapa pelarut dengan kepolaran
dibungkus dengan kertas saring dan
bervariasi. Dalam penelitian pemilihan
ditempatkan dalam ruang ekstraksi. N-
pelarut yang digunakan adalah heksana, etil
pentana yang berperan sebagai pelarut
asetat, alkohol, dietil eter, dan aquades.
dipanaskan, bila mendidih, maka uap pelarut
Kelarutan suatu zat padat dan zat cair
akan naik ke pendingin dan karena mendapat
pada suatu pelarut akan meningkat seiring
pendinginan pada alat pendingin, uap
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 155
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 4, No. 2, September 2019

mengembun turun masuk kedalam alat Alat dan Bahan


soxhlet dan akan melarutkan etil p- Terdapat beberapa alat dan bahan
metoksisinamat dari kencur. Bila larutan etil yang perlu disiapkan dalam praktikum ini
p-metoksisinamat dalam alat soxhlet sudah antara lain; Alat yang digunakan yaitu; corong
memenuhi pipa cabang alat soxhlet, larutan pisah, gelas kimia, pipet tetes, erlenmeyer,
etil p-metoksisinamat akan mengalir kebawah labu dasar bulat, batang pengaduk, spatula,
dan masuk ke dalam labu dasar bulat. Dengan neraca analitik, heater, serta perangkat
demikian seterusnya pelarut menguap, ektraksi soxhlet. Bahan-bahan yang
mendingin/mengembun lalu melarutkan etil diperlukan dalam praktikum ini antara lain;
p-metoksisinamat hingga semua etil p- kencur kering, n-pentana, batu didih, es, serta
metoksisinamat terlarut semua. Hal ini terlihat etanol.
dari larutan pada ruang ekstraktor soxhlet Prosedur
semakin bening dan estraksi sudah bisa Metode dari praktikum ini adalah metode
dihentikan. eksperimen dengan analisis data secara
Untuk memurnikan ekstrak maka kuantitatif. Prosedurnya adalah sebagai
dilakukan rekristalisasi, biasanya ekstrak berikut :
yang berupa padatan atau cairan jarang ada Pertama, Sebanyak 50,0000 gram kencur
dalam keadaan murni (tercampur dengan zat kering yang sudah digerus, dibungkus dengan
pengotor). Prinsip rekristalisasi adalah kertas saring, kemudian dimasukkan ke dalam
perbedaan kelarutan antara senyawa yang ruang ekstraktor Soxhlet. Kedua, Sebanyak
pelarut dalam isolasdilarutkan dengan 250 mL n-pentana dan beberapa butir batu
senyawa pencampurnya. didih dimasukkan kedalam labu dasar bulat,
Berbag pelarai pelarut untuk kemudian alat Soxhlet dipasang dan
mengisilasi etil p-metoksi sinamat dari kencur dilengkapi dengan pendingin refluks. Ketiga,
sudah banyak sudah banyak dilakukan, Labu dasar bulat dipanaskan secara perlahan-
namun untuk pelarut n –pentana, belum ada lahan hingga n-pentana mendidih, uapnya
yang melakukan. Pelarut ini mudah masuk ke ruang pendingin refluks dan
mealrutkan senyawa organik, dan mudah menetes menimpa sampel kencur dalam ruang
memurnikannya ekstraktor. Keempat, Ekstraksi dilakukan
Pelarut ini hanya dapat melarutkan secara kontiyu selama 3 jam, ekstraks yang
senyawa yang akan dimurnikan dalam diperoleh didinginkan, disaring, dan
keadaan panas, memiliki titik didih yang lebih dipekatkan dengan cara diuapkan hingga
rendah dari senyawa yang dimurnikan, tidak volumenya tinggal 50 mL dengan evavoratory
bereaksi dengan senyawa yang akan vacum. Kelima, Residu didinginkan dalam
dilarutkan, dan menghasilkan bentuk kristal penangas es sampai terbentuk kristal. Kristal
yang baik dari senyawa yang akan dimurnikan dipisahkan dari pelarutnya dan direkristalisasi
Oleh karena itu, dalam penelitian ini dengan etanol sehingga diperoleh kristal etil
akan dilakukan pemurnian etil p-metoksi p-metoksisinamat murni (titik leleh 48-49oC).
sinamat dari kencur menggunakan n-pentana. HASIL DAN DISKUSI
Tujuan penelitian ini rendemen yang Pada penelitian kali ini dilakukan
dihasilkannya. isolasi senyawa etil p-metoksisinamat dari
kencur (Kaempferia Galanga, L) dengan
METODE menggunakan n-pentana sebagai pelarut.
Praktikum Kimia Organik ini Metode yang digunakan untuk mengisolasi
dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik etil p-metoksisinamat dari kencur adalah
Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas metode soxhletasi dengan menggunakan n-
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, pentana sebagai pelarut. Digunakannya n-
UNDIKSHA pada 24 November 2019. pentana sebagai pelarut karena n-pentana ini
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam dapat melarutkan etil p-metoksisinamat,
praktikum ini yaitu; dimana etil p-metoksisinamat bersifat
nonpolar sehingga diperlukan pelarut yang
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 156
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 4, No. 2, September 2019

bersifat nonpolar yang mana dalam hal ini n- secara teoritis ekstrak ini mengandung EPMS.
pentana memenuhi ketentuan tersebut. Selanjutnya ekstrak ini didistilasi yang
Pada praktikum ini digunakan sampel bertujuan untuk memurnikan dan
kencur sebanyak 50,0000 gram yang mana memisahkan EPMS dari pelarut yang dalam
kencur terlebih dahulu diiris kecil-kecil dan hal ini adalah n-pentana, yaitu dengan suhu
dikeringkan dengan jalan dijemur selama awal 35oC dan tetesan pertama terjadi pada
beberapa hari. Tujuan dari pengirisan ini suhu 44oC. Berdasarkan hasil pengamatan
adalah untuk memperluas bidang permukaan diperoleh residu berupa larutan berwarna
dari kencur itu sendiri, sehingga akan orange kecoklatan yaitu EPMS, sedangkan
diperoleh senyawa etil p-metoksisinamat destilat berwarna bening yang merupakan n-
yang lebih banyak, sedangkan tujuan pentana yang telah terpisah dari EPMS.
dilakukannya pengeringan adalah untuk Residu ditambah Na2SO4 anhidrat, kemudian
menurunkan kadar air dalam rimpang kencur. didekantasi dan diuapkan.
Sampel kencur yang kering ini selanjutnya di Residu yang diperoleh ini selanjutnya
soxhletasi dengan n-pentana sebagai pelarut, didinginkan dalam penangas es, hingga
dimana n-pentana yang digunakan sebanyak terbentuk kristal. Kristal EPMS yang
250 mL. N-pentana yang digunakan sebagai diperoleh berupa kristal yang berbentuk jarum
pelarut ditempatkan dalam labu dasar bulat berwarna kuning kecoklatan dengan berat
kemudian dipanaskan hingga mendidih. 2,7093 gram. Untuk memurnikan kristal
Sebelum dilakukan pemanasan, ke dalam labu (endapan EPMS yang diperoleh) maka
dasar bulat yang telah berisi n-pentana ini dilakukan pemurnian dengan cara
ditambahkan beberapa batu didih terlebih rekristalisasi. Pada percobaan kali ini yang
dahulu. Tujuannya adalah untuk meratakan digunakan dalam proses rekristalisasi EPMS
pemanasan sehingga tidak terjadi adanya adalah etanol. Alasan digunakannya etanol
letupan, n-pentana dipanaskan selama 3 jam, dalam rekristalisasi karena pada EPMS
pemanasan mulai pukul 09.00 WITA. Tetesan terdapat gugus karbonil yang mengikat etil
pertama pukul 09.20 WITA. Sirkulasi yang bersifat agak polar sehingga EPMS juga
pertama pukul 09.50 WITA. Larutan pada mampu larut dalam etanol (alcohol) yang
ruang ekstraktor soxhlet berwarna kuning. bersifat polar. EPMS yang telah murni
Setelah n-pentana mendidih maka tersebut didinginkan dalam penangas es.
uapnya akan naik dan ketika sampai pada Kristal EPMS direkristalisasi dengan etanol
pendingin refluks akan mengalami 10 ml. Kristal yang didapatkan adalah kristal
kondensasi menjadi tetesan. Uap n-pentana EPMS murni yang berwarna coklat
yang menetes ini akan menimpa sampel kekuningan dengan berat 1,0490 gram.
kencur dalam ruang ekstraktor dan EPMS adalah suatu ester yang
melarutkan EPMS yang terkandung mengandung cincin benzena dan gugus
didalamnya. Berdasarkan hasil pengamatan, metoksi yang bersifat non polar dan
larutan yang diperoleh berwarna kuning mengandung gugus karbonil yang mengikat
seperti minyak. etil yang bersifat agak polar menyebabkan
Soxhletasi ini dilakukan secara terus- senyawa ini mampu larut dalam beberapa
menerus sampai larutan yang dihasilkan dari pelarut dengan kepolaran bervariasi.
uap n-pentana yang telah menimpa sampel Kristal yang diperoleh pada
kencur dalam ruang ekstraktor, berwarna praktikum ini adalah sebanyak 1,0490 gram.
bening. Larutan yang berwarna bening Adapun rendemen yang diperoleh adalah
tersebut menunjukkan bahwa EPMS yang berdasarkan perhitungan dibawah ini:
terkandung pada kencur telah habis. Pada Secara teoritis, terdapat 2,4 % etil p-
proses soxhletasi ini terdapat 1-13 sirkulasi, metoksisinamat dalam kencur kering. akan
dimana selang waktu tiap sirkulasi rata-rata tetapi pada praktikum kali ini massa kencur
8,75 menit. Pada praktikum ini ekstraksi kering yang digunakan sebanyak 50,0000
dihentikan pada sirkulasi ke-13. Ekstrak yang gram sehingga dapat dilakukan perhitungan
diperoleh berwarna kuning bening yang mana sebagai berikut.
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 157
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 4, No. 2, September 2019

Fessenden, R., & Fessenden, J. 1982. Kimia


• Massa teoritis etil p-metoksisinamat Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga
dalam 50,0000 gram kencur kering Suja, I W., & Nurlita, F. 2003. Buku Ajar
2,4 Kimia Organik Lanjut. Singaraja:
= x 50,0000 gram = 1,2 gram IKIP Negeri Singaraja
100
Barus, R. (2009). Amidasi Etil p-
• Rendemen etil p-metoksisinamat
Metoksisinamat yang Diisolasi dari
massa kristal EPMS hasil percobaan
rendemen = x 100% Kencur (Kaempferia galanga, Linn)
massa teoritis kristal EPMS (Master's thesis).
1,0490 gram Wardiyah, S. (2015). Perbandingan sifat fisik
= x100% sediaan krim, gel, dan salep yang
1,2 gram mengandung etil p-metoksisinamat
= 87,41% dari ekstrak rimpang kencur
Secara teoritis kandungan EPMS dari kencur (kaempferia galanga linn.)
adalah sebesar 2,4% dari berat kencur kering. (Bachelor's thesis, UIN Syarif
Adanya perbedaan rendemen yang diperoleh Hidayatullah Jakarta: Fakultas
ini dengan teori karena kurang optimalnya Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
proses pendinginan yang dilakukan sehingga 2015).
kemungkinan masih terdapat EPMS yang Bangun, R. (2011). Semi Sintesis N, N-Bis (2-
belum mengkristal. Hidroksietil)-3-(4-Metoksifenil)
Akrilamida Dari Etil P-
Metoksisinamat Hasil Isolasi
Rimpang Kencur (Kaempferia
KESIMPULAN Galanga, L) Melalui Amidasi Dengan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan Dietanolamin.
dapat disimpulkan bahwa : Mufidah, S. (2014). Modifikasi Struktur
- EPMS dari kencur dapat diisolasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang
dengan metode soxhletasi Diisolasi dari Kencur (Kaempferia
menggunakan pelarut dieti eter. galanga Linn.) Melalui Transformasi
- Adapun EPMS yang diperoleh berupa Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas
kristal yang berwarna coklat Sebagai Antiinflamasi.
kekuningan. Rendemen dari EPMS Rahman, I., Kabir, T., Islam, N., Muqaddim,
yang diperoleh adalah sebesar M., Sharmin, S., Ullah, M. S., &
87,41%. Uddin, S. (2019). Investigation of
Antioxidant and Cytotoxic Activities
UCAPAN TERIMA KASIH of Kaempferia galanga L. Research
Pada penulisan artikel ini selaku Journal of Pharmacy and Technology,
penulis berterima kasih kepada bapak Dr. I 12(5), 2189-2194.
Nyoman Tika, M.Si yang telah membimbing Kumar, A. (2020). Phytochemistry,
penulisan artikel ini soxhletasi: isolasi etil p- pharmacological activities and uses of
metoksisinamat dari kencur, selanjutnya Indian traditional medicinal plant
kepada asisten dosen Ibu Dewi Kaempferia galanga L.–An overview.
Wirmandiyanthi dan Bapak laboran I Dewa Journal of Ethnopharmacology,
Subamia 112667.
Srivastava, N., Singh, S., Gupta, A. C.,
Shanker, K., Bawankule, D. U., &
DAFTAR PUSTAKA Luqman, S. (2019). Aromatic ginger
Nurlita, F., & Suja I W. 2004. Buku Ajar (Kaempferia galanga L.) extracts with
Praktikum Kimia Organik. Singaraja: ameliorative and protective potential
IKIP Negeri Singaraja as a functional food, beyond its flavor

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 158
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 4, No. 2, September 2019

and nutritional benefits. Toxicology


reports, 6, 521-528.
Suryani, N., Mubarika, D. N., & Komala, I.
(2019). Pengembangan dan Evaluasi
Stabilitas Formulasi Gel yang
Mengandung Etil p-metoksisinamat.
Pharmaceutical and Biomedical
Sciences Journal (PBSJ), 1(1).
Isadiartuti, D., Prihantini, I. K., Agustina, A.
P., Aryani, T., & Syahrani, A. (2019).
Development and Validation of an
HPLC Method for the Determination
of p-methoxycinnamic Acid in Rabbit
Plasma. Available at SSRN 3478430.
Erawati, T., Hariyadi, D. M., Rosita, N., &
Purwanti, T. (2019). The Anti-
inflammatory Activity of p-
methoxycinnamic acid (PMCA) in
the Nanostructured lipid carrier
(NLC) system using combinations of
solid lipid, beeswax-oleum cacao and
liquid lipid, Virgin Coconut oil
(VCO). Research Journal of
Pharmacy and Technology, 12(8),
3619-3625.

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 159

Anda mungkin juga menyukai