Isolasi Etil P-Metoksisinamat Dari Kencur Dengan Metode Soxhletasi
Isolasi Etil P-Metoksisinamat Dari Kencur Dengan Metode Soxhletasi
Oleh
Luh Putu Desy Puspaningrat, Eric Kurnia Abdillah, Ivans Pandu Wiguna, Ari
Permana Putra, Reza Ismail A.R.,
Program Studi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng, Jalan Raya Air
Sanih KM.11 Bungkulan, Singaraja-Bali
Email:
Abstrak
Kencur (Kaempferia Galanga, Linn) merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh di berbagai daerah di
Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara dan digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu
dalam masakan. Tujuan dari praktikum ini yaitu mengisolasi etil p-metoksisinamat dari kencur dan
menghitung rendemen etil p-metoksisinamat. Objek penelitian ini adalah sampel padat berwarna putih
kecoklatan. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan analisis data kuantitatif. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa EPMS dari kencur dapat diisolasi dengan metode soxhletasi menggunakan
pelarut dieti eter. Adapun EPMS yang diperoleh berupa kristal yang berwarna coklat kekuningan. Rendemen
dari EPMS yang diperoleh adalah sebesar 87,41%.
Abstract
Kencur (Kaempferia Galanga, Linn) is a tropical plant that grows in various regions in Indonesia as the plants
are maintained and used as a traditional medicinal herb and as a spice in cooking. The purpose of this lab is
to isolate ethyl p-methoxycinnamate of kencur and calculate the yield of ethyl p-methoxycinnamate. The object
of this study is brownish white solid samples. This research method is experimental method with quantitative
data analysis. Results from the study showed that the EPMS of kencur can be isolated by a method using a
solvent dieti soxhletasi ether. The EPMS obtained in the form of yellowish brown crystals. Yield of EPMS
obtained amounted to 87.41%.
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 154
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 4, No. 2, September 2019
metoksistiren, karen, borneol, dan parafin. Di dengan kenaikan suhu bila proses
antara kandungan kimia ini, etil p- pelarutannya adalah endoterm, sedangkan
metoksisinamat merupakan komponen utama untuk proses pelarutan yang bersifat eksoterm
dari kencur. Beberapa peneliti terdahulu pemanasan justru menurunkan harga
berhasil mengisolasi etil p-metoksisinamat kelarutan zat. Fenomena yang kedua ini
dari rimpang kencur sebanyak 0,8-1,26% jarang dijumpai di alam yang umum adalah
(Suja, I W., & Nurlita, F. 2003). proses pelarutan yang bersifat endoterm yaitu
Tanaman kencur mempunyai memerlukan kalor. Beberapa zat dalam
kandungan kimia antara lain minyak atsiri 2,4 larutan akan rusak atau terurai dan menguap
– 2,9 % yang terdiri atas etil para dengan pemanasan sehingga suhu ekstraksi
metoksisinamat , kamfer, borneol, sineol, harus diperhatikan agar senyawa yang
pentadekana. Adanya kandungan etil para diharapkan tidak rusak. Oleh karena itu
metoksisinamat dalam kencur merupakan ekstraksi etil p-metoksisinamat dari kencur
senyawa turunan sinamat. tidak boleh menggunakan suhu yang lebih
Etil p-metoksisinamat (EPMS) adalah dari titik lelehnya yaitu 48 – 50⁰C. Isolasi
salah satu senyawa hasil isolasi rimpang senyawa etil p-metoksi sinamat pada rimpang
kencur (Kaempferia galanga L.) yang kencur dapat diperoleh dengan menggunakan
merupakan bahan dasar senyawa tabir surya teknik ekstraksi soxhlet dengan pelarut dietil
yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar eter atau n-pentana.
matahari. EPMS termasuk dalam golongan Ekstraksi soxhlet merupakan
senyawa ester yang mengandung cincin metode pemisahan yang melibatkan
benzena dan gugus metoksi yang bersifat pemindahan substansi dari fasa material
nonpolar dan juga gugus karbonil yang ke dalam fasa lainnya dan kedua fasa tidak
mengikat etil yang bersifat sedikit polar saling melarutkan. Ekstraksi soxhlet ini
sehingga dalam ekstraksinya dapat
merupakan metode yang paling umum
menggunakan pelarut-pelarut yang
mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil
digunakan untuk memisahkan bahan alam
asetat, metanol, air, dan heksana. yang terdapat dalam tumbuhan dengan
menggunakan pelarut yang dapat
melarutkan zat yang ingin dipisahkan
(Fessenden, R., & Fessenden, J. 1982.)
Dalam praktikum kali ini, zat yang
ingin di isolasi adalah etil p-metoksisinamat,
maka pelarut (pengekstrak) yang digunakan
adalah n-pentana. Keberhasilan dalam
Dalam ekstraksi suatu senyawa yang ekstraksi tergantung pada pemilihan pelarut,
harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut polar akan melarutkan dengan baik
pelarut dengan senyawa yang diekstrak, senyawa-senyawa polar,dan pelarut non-polar
keduanya harus memiliki kepolaran yang akan melarutkan dengan baik senyawa-
sama atau mendekati sama. Etil p-metoksi senyawa non-polar. Oleh karena itu, n-
sinamat adalah suatu ester yang mengandung pentana yang non polar akan melarutkan etil
cincin benzena dan gugus metoksi yang p-metoksisinamat dengan baik (Nurlita, F.,
bersifat non polar dan mengandung gugus
& Suja I W. 2004).
karbonil yang mengikat etil yang bersifat agak
Sampel kencur yang mengandung
polar menyebabkan senyawa ini mampu larut
Etil p-metoksisinamat yang akan dipidahkan
dalam beberapa pelarut dengan kepolaran
dibungkus dengan kertas saring dan
bervariasi. Dalam penelitian pemilihan
ditempatkan dalam ruang ekstraksi. N-
pelarut yang digunakan adalah heksana, etil
pentana yang berperan sebagai pelarut
asetat, alkohol, dietil eter, dan aquades.
dipanaskan, bila mendidih, maka uap pelarut
Kelarutan suatu zat padat dan zat cair
akan naik ke pendingin dan karena mendapat
pada suatu pelarut akan meningkat seiring
pendinginan pada alat pendingin, uap
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 155
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 4, No. 2, September 2019
bersifat nonpolar yang mana dalam hal ini n- secara teoritis ekstrak ini mengandung EPMS.
pentana memenuhi ketentuan tersebut. Selanjutnya ekstrak ini didistilasi yang
Pada praktikum ini digunakan sampel bertujuan untuk memurnikan dan
kencur sebanyak 50,0000 gram yang mana memisahkan EPMS dari pelarut yang dalam
kencur terlebih dahulu diiris kecil-kecil dan hal ini adalah n-pentana, yaitu dengan suhu
dikeringkan dengan jalan dijemur selama awal 35oC dan tetesan pertama terjadi pada
beberapa hari. Tujuan dari pengirisan ini suhu 44oC. Berdasarkan hasil pengamatan
adalah untuk memperluas bidang permukaan diperoleh residu berupa larutan berwarna
dari kencur itu sendiri, sehingga akan orange kecoklatan yaitu EPMS, sedangkan
diperoleh senyawa etil p-metoksisinamat destilat berwarna bening yang merupakan n-
yang lebih banyak, sedangkan tujuan pentana yang telah terpisah dari EPMS.
dilakukannya pengeringan adalah untuk Residu ditambah Na2SO4 anhidrat, kemudian
menurunkan kadar air dalam rimpang kencur. didekantasi dan diuapkan.
Sampel kencur yang kering ini selanjutnya di Residu yang diperoleh ini selanjutnya
soxhletasi dengan n-pentana sebagai pelarut, didinginkan dalam penangas es, hingga
dimana n-pentana yang digunakan sebanyak terbentuk kristal. Kristal EPMS yang
250 mL. N-pentana yang digunakan sebagai diperoleh berupa kristal yang berbentuk jarum
pelarut ditempatkan dalam labu dasar bulat berwarna kuning kecoklatan dengan berat
kemudian dipanaskan hingga mendidih. 2,7093 gram. Untuk memurnikan kristal
Sebelum dilakukan pemanasan, ke dalam labu (endapan EPMS yang diperoleh) maka
dasar bulat yang telah berisi n-pentana ini dilakukan pemurnian dengan cara
ditambahkan beberapa batu didih terlebih rekristalisasi. Pada percobaan kali ini yang
dahulu. Tujuannya adalah untuk meratakan digunakan dalam proses rekristalisasi EPMS
pemanasan sehingga tidak terjadi adanya adalah etanol. Alasan digunakannya etanol
letupan, n-pentana dipanaskan selama 3 jam, dalam rekristalisasi karena pada EPMS
pemanasan mulai pukul 09.00 WITA. Tetesan terdapat gugus karbonil yang mengikat etil
pertama pukul 09.20 WITA. Sirkulasi yang bersifat agak polar sehingga EPMS juga
pertama pukul 09.50 WITA. Larutan pada mampu larut dalam etanol (alcohol) yang
ruang ekstraktor soxhlet berwarna kuning. bersifat polar. EPMS yang telah murni
Setelah n-pentana mendidih maka tersebut didinginkan dalam penangas es.
uapnya akan naik dan ketika sampai pada Kristal EPMS direkristalisasi dengan etanol
pendingin refluks akan mengalami 10 ml. Kristal yang didapatkan adalah kristal
kondensasi menjadi tetesan. Uap n-pentana EPMS murni yang berwarna coklat
yang menetes ini akan menimpa sampel kekuningan dengan berat 1,0490 gram.
kencur dalam ruang ekstraktor dan EPMS adalah suatu ester yang
melarutkan EPMS yang terkandung mengandung cincin benzena dan gugus
didalamnya. Berdasarkan hasil pengamatan, metoksi yang bersifat non polar dan
larutan yang diperoleh berwarna kuning mengandung gugus karbonil yang mengikat
seperti minyak. etil yang bersifat agak polar menyebabkan
Soxhletasi ini dilakukan secara terus- senyawa ini mampu larut dalam beberapa
menerus sampai larutan yang dihasilkan dari pelarut dengan kepolaran bervariasi.
uap n-pentana yang telah menimpa sampel Kristal yang diperoleh pada
kencur dalam ruang ekstraktor, berwarna praktikum ini adalah sebanyak 1,0490 gram.
bening. Larutan yang berwarna bening Adapun rendemen yang diperoleh adalah
tersebut menunjukkan bahwa EPMS yang berdasarkan perhitungan dibawah ini:
terkandung pada kencur telah habis. Pada Secara teoritis, terdapat 2,4 % etil p-
proses soxhletasi ini terdapat 1-13 sirkulasi, metoksisinamat dalam kencur kering. akan
dimana selang waktu tiap sirkulasi rata-rata tetapi pada praktikum kali ini massa kencur
8,75 menit. Pada praktikum ini ekstraksi kering yang digunakan sebanyak 50,0000
dihentikan pada sirkulasi ke-13. Ekstrak yang gram sehingga dapat dilakukan perhitungan
diperoleh berwarna kuning bening yang mana sebagai berikut.
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 157
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 4, No. 2, September 2019
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 158
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 4, No. 2, September 2019
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 159