Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN IKM-IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN UMI


2020

PES
(Plague)
Disusun Oleh :

Andry Pratama
Sitti Putri Sriyanti Azis
Aulia Syafitri Awaluddin AR
Siti Aerisia Dewi Fortuna Lestari

Pembimbing : dr. Abbas Zavey Nurdin, Sp.OK, MKK


PENDAHULUAN

Ditularkan oleh
pinjal ke berbagai
PES Penyakit
zoonosis
hewan pengerat

Ditemukan oleh
institut pasteur
Kasus terakhir di
Indonesia terjadi pada
tahun 2007
DEFINISI

Pes adalah infeksi yang


disebabkan Yersinia pestis yang
menyebabkan wabah.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI

Agen Vektor Reservoir

Yersinia Pestis Pinjal tikus Rodensia, Anjing,


(Xenopsylla cheopis) dan kucing.
KARAKTERISTIK

Xenopsylla cheopis jantan Xenopsylla cheopis betina


SIKLUS HIDUP
PATOGENESIS
MANIFASTASI KLINIS
Pneumonic PES

Bubonic PES

Septicemic PES
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEWARNAAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PATOGEN

ANTIGEN F1 (PCR)

TES IMUNOKROMATOGRAFI (ICA)


KRITERIA DIAGNOSIS

Dicurigai Konfirmasi

Dugaan
TATALAKSANA
Kelompok usia Jenis obat Profilaksis

1st line : Doxycycline,


1st line : Streptomycin / Gentamicin /
Ciprofloxacin
Doxycycline.
Dewasa 2nd line : Chloramphenicol.
2nd line : Ciprofloxacin, Levofloxacin,
Hindari gigitan pinjal dengan
Chloramphenicol.
DEET
1st line : Doxycycline,
1st line : Streptomycin / Gentamicin. Ciprofloxacin
Anak 2nd line : Doxycycline, Ciprofloxacin, 2nd line : Chloramphenicol.
Chloramphenicol. Hindari gigitan pinjal dengan
DEET
1st line : Gentamicin.
2nd line : Doxycycline / Ciprofloxacin. Hindari gigitan pinjal dengan
Wanita hamil
Hindari Streptomycin DEET
Ibu menyusui : Gentamicin.
TERAPI SUPORTIF
• Pasien dengan septik harus
diberikan resusitasi cairan
dan vasopresor.

• Pneumonic PES
membutuhkan ventilator

• Isolasi pasien dengan


Pneumonic PES
Pengendalian infeksi

Chemoprofilaksis
PENCEGAHAN
Vaksin

Pengendalian lingkungan

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories
PROGNOSIS

Pasien dengan wabah pes yang tidak berat merespon dengan cepat
terhadap terapi antimikroba yang sesuai dan biasanya mengalami
defervesce, dengan membaiknya dari sebagian besar manifestasi sistemik
lainnya dalam 2 sampai 5 hari.
PENERAPAN
PRINSIP K3
CFR= Jumlah Kasus Kematian / Jumlah Kasus yang terdiagnosis x 100%
= 0 / 82 x 100% = 0%
• Pewarnaan
• Isolasi dan Identifikasi patogen ANALISIS :
• PCR antigen F1 CFR dan IR
IR = Jumlah Kasus Baru / Jumlah Penduduk yang mungkin terkena x
• Tes Imunokromatografi (ICA) 100%
= 0 / 165.992 x 100% = 0%
Pengendalian
Identifikasi
dengan Hierarcy of
Hazard
Control
Penularan
Yersinia pestis Host
Manusia
Penyakit

Environment Pencegahan ( Five level


Pedesaan (sawah,kebun, hutan) , of prevention )
Perkotaan (padat dan kumuh),
lingkungan dalam dan luar
rumah.
Sebelum terjadinya penyakit Setelah terjadinya penyakit
− Melakukan penyuluhan  Vaksinasi penduduk  Identifikasi gejala klinis PES: − Pengobatan dengan − Observasi pasien yang sembuh/
kepada penduduk untuk daerah endemik, petugas a) Bulbonic PES : Masa inkubasi 2- antibiotik. dan terapi suportif. bertahan hidup untuk melihat
meningkatkan kesadaran laboratorium dan perawat 6 hari, demam, limfadenopati, apakah ada tidaknya perburukan
terhadap kesehatan kesehatan. luka bernanah di inguinal /aksilla, keadaan atau komplikasi
lingkungan.  Pemberian profilaksis dan Gejala GI. − Dukungan moral kepada orang-
pada petugas kesehatan. b) Pneumonic PES : Demam orang yang sembuh/ bertahan hidup
tinggi, takikardi, dispnea, batuk, dengan kecacatan serta tidak
hemoptisis, nyeri dada, dan mengucilkan orang tersebut
tanda-tanda toksemia. sehingga mampu bersosialisasi di
c) Septicemic PES :Demam, masyarakat sama seperti sebelum
takikardi, sakit kepala, gejala GI, mengalami sakit
delirium, manifestasi hemoragik,
dan menyebabkan sepsis.
 Identifikasi kriteria diagnostik :
a) Dicurigai : Gejala klinis yang
sesuai dengan wabah, Jika
Gram-negatif dan / atau
pewarnaan coccobacilli terlihat
pada pemeriksaan yang diambil
dari jaringan yang terkena;
b) Dugaan : Smear / bahan jaringan
positif terhadap adanya antigen
F1 Yersinia pestis, hanya satu
spesimen serum yang diuji dan
titer antibodi anti-F1 positif oleh
ELISA; dan
c) Konfirmasi : Isolat kultur diikat
oleh bakteriofora spesifik Y.
pestis, Dua spesimen serum
sekuensial menunjukkan
perbedaan titer antibodi anti-F1
empat kali lipat oleh ELISA.
Health promotion Spesific protection Early Diagnosis and Prompt Disability limitation Rehabilitation
Treatment
Primary prevention Secondary prevention Tertiary prevention
PENGENDALIAN DENGAN HIERARCY OF CONTROL
Penggunaan alat
perangkap seperti
bambu, kawat,
jaring,.

Pembuatan musuh alami


“ular buatan”
Menggunakan topi,
Adanya Rat Guard kapal sarung tangan,
sepatu boot, dan
Tidak dapat Dilakukannya funigasi di baju lengan
ELEMINASI dilakukan ISOLASI kapal atau pesawat ADMINISTRASI panjang.

Pengendalian reservoir : SUBSTITUSI Isolasi reservoir : ENGINERING APD


- Menaburkan racun Menutup lubang Pelaporan tempat yang
dalam makanan pada din ding, terinfeksi adanya
sebagai umpan. pintu, jendela, dan kasus PES
- Pemeliharaan saluran yang
Musuh alami terbuka.
(kucing) untuk
memusnahkan Isolasi bagi pasien yang
reservoir tikus didiagnosis
pneumotic PES
Pengendalian vektor :
Penyemprotan
insektisida (Dusting)
KESIMPULAN

Pes merupakan salah satu penyakit


zoonosis, dimana penularannya melalui vektor,
yaitu pinjal yang berada pada bulu tikus. Penyakit
ini menular lewat gigitan kutu tikus,
gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi plague,
dan kontak dengan tubuh binatang yang
terinfeksi. Pencegahan dan pengobatan
diperlukan untuk mengurangi wabah ini agar tidak
terjadi.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai