Refarat Bedah (BPH) Vallery Anakotta
Refarat Bedah (BPH) Vallery Anakotta
Oleh :
Vallery Betascha V.T Anakotta
2014-83-039
Pembimbing :
Dr. Achmad Tuahuns., Sp.B, FINACS
ditemukan pada pria yang memasuki usia lanjut. Istilah BPH atau benign
Hiperplasia (BPH) yang bergejala pada pria berusia 40–49 tahun mencapai hampir
15%. Angka ini meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia 50–59
tahun prevalensinya mencapai hampir 5% dan pada usia 60 tahun mencapai angka
prevalensi di dua Rumah Sakit besar di Jakarta yaitu RSCM dan Sumberwaras
buli-buli dan uretra atau dikenal sebagai bladder outlet obstruction (BOO).
sebagai benign prostate obstruction (BPO).1,5 Obstruksi ini lama kelamaan dapat
dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai
dari tindakan yang paling ringan yaitu secara konservatif (non operatif) sampai
pemeriksaan yang penting pada pasien BPH, disamping pemeriksaan fisik pada
konsistensi prostat, dan adanya nodul yang merupakan salah satu tanda dari
ternyata hanya 26-34% yang positif kanker prostat pada pemeriksaan biopsi.
33%.
DEFINISI
prostat yang asli ke perifer. Selain itu, BPH merupakan pembesaran kelenjar
prostat yang bersifat jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah
uretra pars prostatica. Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars
prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli. Prostat
a. Lobus medius
c. Lobus anterior
d. Lobus posterior
Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma
b. Zona Perifer
Sesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar
prostat. Zona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal
karsinoma terbanyak.
c. Zona Sentralis.
inflamasi.
d. Zona Transisional.
e. Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Bagian ini terdiri dari duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar
II. ETIOLOGI
proses aging (menjadi tua) . Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
stroma dan sel epitel prostat, (4) Berkurangnya kematian sel (apoptosis), dan (5)
penting pada pertumbuhan sel- sel kelenjar prostat. Dibentuk dari testosteron di
dalam sel prostat oleh enzim 5α-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH.
DHT yang telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen (RA) membentuk
kompleks DHT-RA pada inti dan sel selanjutnya terjadi sintesis protein growth
Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DHT pada BPH tidak
jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH,
aktivitas enzim 5α-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada
BPH. Hal ini menyebabkan pada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga
Pada usia yang semakin tua, kadar testosterone menurun, sedangkan kadar
jumlah reseptor androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel- sel prostat
(apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun rangsangan
terbentuknya sel- sel baru akibat rangsangan testosterone menurun, tetapi sel – sel
prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa
prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel- sel stroma melalui suatu mediator
(growth factor) tertentu. Setelah sel- sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT
dan estradiol, sel- sel stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya
mempengaruhi sel- sel stroma itu sendiri secara intrakin dan autokrin, serta
Apoptosis sel pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik homeostatis kelenjar
prostat. Pada jaringan nomal, terdapat keseimbangan antara laju proliferasi sel
Isaac dan Coffey mengajukan teori ini berdasarkan asumsi bahwa pada
kelenjar prostat, selain ada hubungannya dengan stroma dan epitel, juga ada
hubungan antara jenis-jenis sel epitel yang ada di dalam jaringan prostat. Stem sel
akan berkembang menjadi sel aplifying, yang keduanya tidak tergantung pada
androgen. Sel aplifying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung
secara mutlak pada androgen, sehingga dengan adanya androgen sel ini akan
kelenjar ini sangat bergantung pada hormon testosteron, yang di dalam sel- sel
langsung memacu m-RNA di dalam sel- sel kelenjar prostat untuk mensintesis
intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan urine, buli- buli harus berkontraksi lebih
kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini menyebabkan
terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli- buli. Perubahan struktur pada
buli- buli tersebut, oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih
sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini
dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli- buli ke ureter atau terjadi refluks
Obstruksi Iritasi
1. Hesistansi 1. Frekuensi
2. Pancaran miksi lemah 2. Nokturi
3. Intermitensi 3. Urgensi
4. Miksi tidak puas 4. Disuria
5. Distensi abdomen Urgensi dan disuria jarang terjadi,
6. Terminal dribbling (menetes) jika ada disebabkan oleh
7. Volume urine menurun ketidakstabilan detrusor sehingga
8. Mengejan saat berkemih terjadi kontraksi involunter.
untuk mengeluarkan urine. Pada suatu saat, otot buli-buli mengalami kepayahan
lain :
infeksi prostat).
BPH, dibuatlah suatu skoring yang valid dan reliable. Terdapat beberapa sistem
terdiri dari 7 pertanyaan. Pasien diminta untuk menilai sendiri derajat keluhan
obstruksi dan iritatif mereka dengan skala 0-5. Total skor dapat berkisar antara 0-
urosepsis).
C. Gejala di luar saluran kemih
hipertropi prostat. Timbulnya kedua penyakit ini karena sering mengejan pada
mual dan muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik (Brunner &
Suddarth, 2001). Secara klinik derajat berat, dibagi menjadi 4 gradiasi, yaitu:
dubur) ditemukan penonjolan prostat dan sisa urine kurang dari 50 ml.
2. Derajat 2 : Ditemukan tanda dan gejala seperti pada derajat 1, prostat lebih
menonjol, batas atas masih teraba dan sisa urine lebih dari 50 ml tetapi
3. Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi dan
V. PEMERIKSAAN FISIK
Buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah supra
Adakah asimetri
Apakah batas atas dapat diraba dan apabila batas atas masih dapat
Pada BPH akan ditemukan prostat yang lebih besar dari normal,
permukaan licin dan konsistensi kenyal.12 Pemeriksaan fisik apabila sudah terjadi
kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang-kadang ginjal dapat teraba dan
apabila sudah terjadi pnielonefritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok
pada pinggang. Vesica urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total,
buli-buli penuh (ditemukan massa supra pubis) yang nyeri dan pekak pada
kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan gangguan miksi seperti
batu di fossa navikularis atau uretra anterior, fibrosis daerah uretra, fimosis,
Derajat berat obstruksi dapat diukur dengan menentukan jumlah sisa urin
setelah miksi spontan. Sisa urin ditentukan dengan mengukur urin yang masih
dapat keluar dengan kateterisasi. Sisa urin dapat pula diketahui dengan melakukan
ultrasonografi kandung kemih setelah miksi. Sisa urin lebih dari 100cc biasanya
prostat.Derajat berat obstruksi dapat pula diukur dengan mengukur pancaran urin
pada waktu miksi, yang disebut uroflowmetri. Angka normal pancaran kemih
rata-rata 10-12 ml/detik dan pancaran maksimal sampai sekitar 20 ml/detik. Pada
a. Sedimen urin
atau glukosa.
b. Kultur urin
diujikan.
c. Faal ginjal
ginjal kronis pada pasien yang memiliki postvoid residu (PVR) yang
tinggi.
d. Gula darah
fibroadenomyomatous hyperplasia.
a. Foto polos5
Merupakan tes USG yang dilakukan melalui rectum. Dalam prosedur ini,
Gema pola gelombang suara merupakan gambar dari kelenjar prostat pada layar
memang tumor, digunakan probe dan gambar USG untuk memandu jarum biopsi
(H x W x L)
c. Sistoskopi 7,11
pembukaan urethra di dalam penis. Prosedur ini dilakukan setelah solusi numbs
bagian dalam penis sehingga sensasi semua hilang. Tabung, disebut sebuah
“cystoscope” , berisi lensa dan sistem cahaya yang membantu dokter melihat
bagian dalam uretra dan kandung kemih. Tes ini memungkinkan dokter untuk
capsule”.
e. Sistografi buli11
Gambar 9.Gambaran Elevasi Dasar Buli yang Mengindikasikan Benigna Prostat Hiperplasia
mengukur:
Residual urin: Jumlah sisa urin setelah miksi, dengan cara melakukan
pada BPH. Pada aliran urin yang lemah, aliran urinnya kurang dari 15mL/s
air seni yang tertinggal di dalam kandung kemih setelah buang air kecil.
kemih yang memadai dan pengukuran 100 sampai 200 ml atau lebih sering
sebelum tes dan sisa urin ditentukan oleh USG atau kateterisasi.
Dari gambaran aliran urin bagian atas dapat di jelaskan bahwa, dewasa
muda yang asimtomatik, aliran urin lebih dari 15mL/s dan urin residu 9 mL pada
jelakan bahwa, dewasa tua dengan Benigna Hyperplasia Prostat (BPH), terlihat
waktu berkemih memanjang dengan aliran urin kurang dari 10mL/s, pasien ini
Retensi urine akut atau ketidak mampuan untuk mengeluarkan urin, distensi
kandung kemih, nyeri suprapubik. Bisa juga terjadi retensi urine kronik dan
membuat residu urin > 500ml, pancaran lemah, buli teraba, tidak nyeri. Ada juga
buli-buli, Ginjal dan Ureter. Perubahan pada struktur buli-buli sendiri yaitu
untuk perubahan strktur ginjal dan ureter pada kasus hyperplasia prostat yaitu,
Hidronefrosis
Hidroureter
Benigna prostat
hyperplasia
VIII. PENATALAKSANAAN
Tidak semua pasien hiperplasia prostat perlu menjalami tindakan medik.
Kadang-kadang mereka yang mengeluh LUTS ringan dapat sembuh sendiri tanpa
mendapatkan terapi apapun atau hanya dengan nasehat saja. Namun adapula yang
fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, mengurangi volume residu urine setelah
miksi dan mencegah progrefitas penyakit. Hal ini dapat dicegah dengan
Riwayat pemeriksaan
fisik dan DRE
Urinalisis PSA
(meningkat/tidak)
Riwayat pemeriksaan
Indeks gejala fisik dan DRE
Urinalisis PSA
(meningkat/tidak)
Gejala sedang
Gejala ringan
(AUA <7) tdk ada Operasi
Tes diagnostic
Uroflow
Residu urin
postvoid
Bagan 2. Penatalaksanaan Benigna Prostat Hiperplasia14
A. Watchful waiting 5
Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS
Pasien tidak mendapat terapi namun hanya diberi penjelasan mengenai sesuatu hal
mengkonsumsi kopi atau alcohol setelah makan malam, (2) kurangi konsumsi
makanan pedasadan asin, dan (5) jangan menahan kencing terlalu lama.
keluhannya apakah menjadi lebih baik (sebaiknya memakai skor yang baku),
B. Medikamentosa
blocker dan (2) mengurangi volume prostat sebagai komponen static dengan cara
penghambat 5α-reduktase.
Mengendurkan otot polos prostat dan leher kandung kemih, yang membantu
Efek samping dapat termasuk sakit kepala, kelelahan, atau ringan. Umumnya
(Uroxatral), dan obat-obatan yang lebih tua seperti terazosin (Hytrin) atau
2) Penghambat 5 α reduktase 5
(DHT) dari testosterone yang dikatalisis oleh enzim 5 α reduktase di dalam sel
prostat. Menurunnya kadar DHT menyebabkan sintesis protein dan replikasi sel-
sel prostat menurun. Pembesaran prostat di BPH secara langsung tergantung pada
DHT, sehingga obat ini menyebabkan pengurangan 25% perkiraan ukuran prostat
pembedahan.
memakan waktu sekitar 1 jam dan dapat dilakukan secara rawat jalan
tingkat rendah melalui jarum kembar untuk region prostat yang membesar.
prostat (TURP).
Gambar 12. Transurethral Jarum Ablasi Invasif Minimal
d. Bedah
uretra.
untuk 90 persen dari semua operasi prostat dilakukan untuk BPH. Dengan TURP,
alat yang disebut resectoscope dimasukkan melalui penis. The resectoscope, yaitu
panjang sekitar 12 inci dan diameter 1/2 inci, berisi lampu, katup untuk
mengendalikan cairan irigasi, dan loop listrik yang memotong jaringan dan segel
pembuluh darah.
Cairan irigan yang dipakai adalah aquades . kerugian dari aquades adalah
sifatnya yang hipotonis sehingga dapat masuk melalui sirkulasi sistemik dan
menyebabkan hipotermia relative atau gejala intoksikasi air yang dikenal dengan
sindrom TURP. Ditandai dengan pasien yang mulai gelisah, somnolen dan
tekanan darah meningkat dan terdapat bradikardi. Jika tidak segera diatasi, pasien
akan mengalami edema otak dan jatuh ke dalam koma. Untuk mengurangi risiko
timbulnya sindroma TURP operator harus membatasi diri untuk tidak melakukan
reseksi lebih dari 1 jam dan baru memasang sistostomi terlebih dauhlu sebelum
untuk menghilangkan jaringan obstruksi satu bagian pada suatu waktu. Potongan-
potongan jaringan dibawa oleh cairan ke kandung kemih dan kemudian dibuang
bentuk operasi terbuka dan memerlukan waktu pemulihan lebih pendek. Salah
satu efek samping yang mungkin TURP adalah ejakulasi retrograde, atau ke
belakang. Dalam kondisi ini, semen mengalir mundur ke dalam kandung kemih
Striktur Uretra
Berbagai Penyulit TURP, Selama maupun Setelah Pembedahan
A B
C
Gambar 14. (a) alat TURP, (b) cara melakukan TURP, (c) uretra prostatika pasca TURP
prosedur ini melebar urethra dengan membuat beberapa potongan kecil di leher
kandung kemih, di mana terdapat kelenjar prostat. Prosedur ini digunakan pada
hiperplasi prostat yang tidak tartalu besar, tanpa ada pembesaran lobus medius
Open surgery sering dilakukan ketika kelenjar sangat membesar (>100 gram),
ketika ada komplikasi, atau ketika kandung kemih telah rusak dan perlu
(60-80%) dan kontraktur leher buli-buli (305%). Perbaikan gejala klinis 85-100%.
3) Operasi laser 5, 7,11
Kelenjar prostat pada suhu 60-65oC akan mengalami koagulasi dan pada
suhu yang lebih dari 100oC mengalami vaporasi. Teknik laser menimbulkan lebih
pasca bedah yang dapat berlangsung sampai 2 bulan, tidak langsung dapat miksi
spontan setelah operasi dan peak flow rate lebih rendah daripada pasca TURP.
a) Interstitial laser coagulation. Tidak seperti prosedur laser lain, koagulasi laser
interstisial tempat ujung probe serat optik langsung ke jaringan prostat untuk
menghancurkannya.
Gambar 17. Interstitial laser coagulation
sama dengan TURP, hanya saja teknik ini memakai roller ball yang spesifik
dengan mesin diatermi yang cukup kuat, sehingga mampu membuat vaporasi
kelenjar prostat. Teknik ini cukup aman tidak menimbulkan perdarahan pada saat
operasi. Namun teknik ini hanya diperuntukan pada prostat yang tidak terlalu
e. Kontrol berkala. 5
bulan ke-6.
Pengobatan penghambat 5α-adrenegik: Setelah 6 minggu untuk menilai
kemungkinan penyulit.
KESIMPULAN
pada populasi pria lanjut usia. Dengan bertambah usia, ukuran kelenjar dapat
kelenjar (jaringan dalam kelenjar prostat). Gejala dari pembesaran prostat ini
bedah konvensional, dan terapi minimal invasif. Prognosis untuk BPH berubah-
ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya cenderung
meningkat. Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang
Sagung Seto.
7. Sabiston, David. Sabiston : Buku Ajar Bedah. Alih bahasa : Petrus. Timan.
EGC. 1994.