Anda di halaman 1dari 6

Strength (Kekuatan)

a.       Motivasi guru dan siswa cukup tinggi sehingga mampu mengembangkan metode pembelajaran
yang evektif dan disertai dengan penerapan iman dan takwa sehingga siswanya cukup antusias
dalam merespon setiap pembelajaran.
b.      Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa sangat kondusif baik
dalam kegiatan ektrakurikuler ataupun pembelajaran untuk membentuk kwalitas siswa yang
positif
c.       Dalam segi pendekatan, metode yang diajarkan  guru yang bervariasi sehingga guru
menggunakan  metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa dapat mengembangkan diri
sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
d.      Mempunyai letak geografis yang sangat strategis dan lahan yang cukup luas serta didasari daya
dukung yang sangat positif dari masyarakat sehingga dapat meningkatkan hubungan kerja
sama antara sekolah , komite, orang tua siswa dan masyarakat
e.       Tenaga pengajar yang usianya relatif muda sehingga memiliki kinerja yang tinggi dan semangat
serta secara kependidikannya 95% lulusan S1 dan 5% lulusan S2 dalam meningkatkan disiplin
semua personal dan meningkatkan  kinerja untuk membentuk siswa menjadi lebih
berpengalaman dan mendapatkan ilmu yang sesuai dengan tingkatannya
f.       Kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler yang sangat efektip dengan tenaga operasional yang
memadai khususnya renang sangat diutamakan untuk  meningkatkan prestasi siswa sesuai
dengan bakat, minat dan kreativitas
2.1.2        Weakness (Kelemahan)
a.      Rekrutmen guru dan staf yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan dan sarat dengan unsur
kekeluargaan
b.      Keadaan guru sebagian besar masih berstatus honorer dan mengajar ditempat lain sehingga
proses pembelajaran sering terganggu dalam waktu pembelajaran yang telah ditentukan
c.       Penerimaan siswa Baru/pindahan Peneriman siswa belum dilakukan dengan cara test  tetapi
masih adanya titipan dari berbagai pihak dan jangkauan lokasi sekolah dengan tempat tinggal
siswa sehingga kemampuan siswa dalam segi pembelajaran banyak dibawah standar pola pikir
siswa yang mengikuti test penerimaan siswa baru.
d.      Pembiyaan Orang tua siswa dalam anggaran pembangunan sangat sulit dikarnakan kondisi
perekonomian kebanyakan dibawah rata-rata.
e.      Belum bisa memfasilitasi sarana dan prasarana yang mendukung  untuk pembelajaran terutama
di perpustakaan dan di loboratorium sehingga kurang kondusif dalam kelengkapan buku dan juga
alat praktik  yang dimanfaatkan oleh siswa untuk penunjang pembelajaran.
f.        Gedung sekolah sudah membutuhkan banyak perbaikan dan penambahan ruang seperti ruang
kelas, perpustakaan, laboratorium, dan juga ruang kantor yang masih kurang memadai.
2.1.3        Opportunity (Peluang)
a.       Dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana Sekolah dengan cara
mengajukan prososal ke Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II perlu dilakukan untuk
melengkapi sarana dan prasarana sekolah
b.      Pembangunan dengan tanah yang luas bisa memunjang ke arah yang refrisentatif
c.       Sarana dan prasarana merupakan kekuatan yang telah ada agar bisa dipergunakan dan
pemanfaatannya yang ada harus di kembangkan terus.
d.      Dukungan masyarakat yang ingin menjadikan siswa menjadi berkwalitas di masyarakat dan
ingin setelah lulus dari SMP N 2 Sidamulih bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
e.       Mengingat lokasi yang srtrategis menjadi kekuatan dalam perkembangan sekolah dalam
perekrutan lulusan SD berpeluang cukup besar
f.       Daya dukung orang tua tinggi dan terbukti dengan mendaftarkan anaknya di SMP N 2
Sidamulih 
2.1.4        Threat (Ancaman)
a.       Jarak yang begitu dekat antara lembaga pendidikan yang setingkat dengan SMP dengan
banyaknya SMP – SMP yang berkwalitas
b.      Lingkungan sosial sekolah belum memiliki lapangan olah raga yang begitu memadai sehingga
siswa yang mengikuti praktek olahraga harus menyebrang jalan raya provinsi untuk pergi ke
lapangan begitu juga tempat parkir yang tidak cukup luas
c.       Persaingan masuk SMA dan setingkatnya banyak memperoleh persaingan dengan SMP-SMP
yang lebih berkwalitas dalam tes masuk SMA Negeri
d.      Kemajuan Teknologi Komputer dan Informatika Belum terlalu maksimal karena belum ada guru
Khusus mengajar TIK di sekolah ini, jadi kemapuan dalam bersaing dengan SMP lainnya yang
sudah mempunyai tenaga pengajar yang khusus akan lebih sulit.
e.       Bangunan yang belum sempurna dengan tidak adnya benteng membuat keamanan sekolah
menjadi terganggu
Hasil teori Analisis SWOT pada Kurikulum 2013 dan KTSP 2006
Berikut hasil pengamatan kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006, dengan rincian tabel sebagai
berikut:
   Kurikulum 2013
NO Analisis Kurikulum 2013
1 Strengths a.    Lebih menekankan pada pendidikan karakter, agar peserta didik
(Kekuatan) lebih kreatif dan inovatif. Pada akhirnya diharapkan pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu.
Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus
diintegrasikan kesemua program studi.
b.    Memiliki sifat Eksporasi, peserta didik memiliki kesempatan untuk
“mencari informasi yang luas dalam topik/tema yang sedang
dipelajari”.
c.    Pendekatan Saintifik, berupa kegiatan belajar dilaksanakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

2 Weakness a.    Penilaian Sikap spiritual dan sosial yang rumit dari sisi
(Kelemahan) administratif, mengingat jumlah siswa yang bisa mencapai
puluhan hingga ratusan yang harus diamati seorang guru dan perlu
dipertanyakan secara substantif-merupakan aspek yang mendesak
untuk dievaluasi.
b.    Beban tatap muka min. 24 jam/minggu bagi guru diluar tugas-tugas
lain, jumlah mata pelajaran dan jam belajar siswa serta beban
siswa, perlu dikaji kembali dengan melibatkan juga ahli psikologi
pendidikan dan perkembangan, misal LPTK (Lembaga Pendidikan
Tenaga Keguruan).
c.    Rumusan Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar mengandung
kelemahan-kelemahan dari sisi subtansi dan logika.
d.    Bertambahnya jam pelajaran perminggu, menjadi: SD 4 jam, SMP
6 jam, SMA 2 jam, dan SMK menjai 48 jam/minggu. Dalam hal
ini tidak ada penjelasan lebih lanjut. Indonesia termasuk jumlah
hari tertinggi waktu belajarnya didunia, sama dengan Korea
Selatan.

3 Opportunities a.    Kesiapan terletak pada guru. Guru harus terdorong kreatif dan
(Peluang) memicu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan
pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus. Menjadi peluang bagi guru
untuk lebih meningkatkan pendidikan dan pelatihan dari program
sekolah.
b.    Perbedaan mendasar K13 dari KBK dan KTSP juga diklaim
berdasarkan pengembangan kompetensi yang sebelumnya berbasis
mata pelajaran menjadi didasarkan kada Kurikulum Inti (KI).
Faktanya, buku-buku pelajaran K13 tidak demikian. KD
pembelajaran masih berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat
dicermati dari sub tema yang dikembangkan dalam buku-buku
K13 persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi sebenarnya
bahkan pemaksaan materi pelajaran (sub tema) dengan tema yang
telah ditetapkan, padahal sub tema tersebut tidak jelas relevansinya
dengan tema. Pada kelas 1, kompetensi yang dikembangkan dalam
tema dan subtema mungkin masih relevan dalam banyak hal, tetapi
tidak selalu demikian untuk kelas IV. Sebagai misal, materi
Kenampakan Alam (IPS) disambungkan dengan Garis Bilangan
(Matematika) yang berdasarkan buku terbitan pemerintah jelas
tidak jelas relevansinya. Kalaupun relevan, belum tentu setiap guru
mampu mengkaitkan keduanya.
c.    Digunakannya pendekatan tematik. Kalau ada bagian yang
dipandang berbeda mungkin di sinilah letak perbedaan K13 dan
KTSP. Di jenjang sekolah dasar, pembelajaran tematik K13
diberlakukan pada seluruh tingkatan kelas, sementara sebelumnya
hanya diterapkan di kelas bawah (kelas 1-3). Hanya saja,
berdasarkan buku-buku yang diterbitkan oleh pemerintah, struktur
materi pelajaran (sub tema) mulai kelas IV ke atas tidak lebih dari
kliping materi pelajaran yang berlaku dalam KBK dan KTSP,
sekedar untuk menyamarkan mata pelajaran ke dalam tema-tema
yang telah ditentukan. Dengan kata lain, substansi pembelajaran
pada K13 sebenarnya tidak berbeda dari sebelumnya, sebab yang
berbeda hanya dalam penempatannya.

4 Threats a.    Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam


(Ancaman) Kurikulum 2013 mengandung kelemahan-kelemahan dari sisi
subtansi dan logika, sehingga berpengaruh kepada Indikator-
Indikator Kompetensi Dasar dan penyusunan bahan ajar.
b.    Ditiadakannya TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) karena
bukan sebagai mata pelajaran, tetapi sebagai media pembelajaran.
c.    Perbedaan mendasar K13 dan KTSP juga diklaim berdasarkan
pengembangan kompetensi yang sebelumnya berbasis mata
pelajaran menjadi didasarkan pada Kurikulum Inti (KI). Faktanya,
buku-buku pelajaran K13 tidak demikian. KD pembelajaran masih
berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat dicermati dari sub tema
yang dikembangkan dalam buku-buku K13 persis sama dengan
mata pelajaran. Yang terjadi sebenarnya bahkan pemaksaan materi
pelajaran (sub tema) dengan tema yang telah ditetapkan, padahal
sub tema tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada kelas
1, kompetensi yang dikembangkan dalam tema dan subtema
mungkin masih relevan dalam banyak hal, tetapi tidak selalu
demikian untuk kelas IV. Sebagai misal, materi Kenampakan
Alam (IPS) disambungkan dengan Garis Bilangan (Matematika)
yang berdasarkan buku terbitan pemerintah jelas tidak jelas
relevansinya. Kalaupun relevan, belum tentu setiap guru mampu
mengkaitkan keduanya.
  
           Kurikulum (KTSP) 2006
NO Analisis KTSP 2006
1 Strengths a.    Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam
(Kekuatan) menyelenggarakan pendidikan. Merujuk salah diantaranya bentuk
kegagalan pelaksanaan kurikulum dimasa lalu adalah adanya
penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat
kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi
keunggulan lokal.
b.    KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik
dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan
membentuk pribadi yang terampil dan mandiri
c.    KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk
menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang
akseptabel bagi kebutuhan siswa.
d.    KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20 %.
e.    KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-
sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan.

2 Weakness a.    Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran


(Kelemahan) akan berdampak berkurang pendapatan para guru.
b.    Faktor kelemahannya merupakan faktor penghambat dalam
penerapan dan mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan,
harus diantisipasi dan diatasi oleh pihak sekolah dan juga menjadi
perhatian bagi pemerintah agar pemberlakuan KTSP tidak hanya
akan menambah daftar persoalan yang dihadapi dalam dunia
pendidikan kita.
c.    Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu
menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.

3 Opportunities a.    Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di sekolah


(Peluang) sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru, karena dua figur
tersebut merupakan kunci yang menentukan dan menggerakkan
berbagai komponen di lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat
mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal dalam kaitannya dengan implementasi KTSP.
b.    KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk
menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi
lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang
tersedia dan kekhasan daerah.
c.    Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen
sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam
penyelenggaraan program pendidikan.

4 Threats a.    KTSP membutuhkan pemahaman dan keinginan sekolah untuk


(Ancaman) mengubah kebiasaan lama yakni kebergantungan pada birokrat.
b.    KTSP memerlukan kepala sekolah yang handal dalam
mengembangkan kurikulum dalam menjalani sistem pengajaran,
karena dibutuhkan kreatifitas, profesional yang memiliki
kemampuan manajerial yang handal.
c.    Keberhasilan Implementasi Kurikulum tergantung pada faktor
penentu seperti peningkatan kualitas guru, misalnya melakukan
pelatihan, pendampingan, dan kegiatan kolaboratif.
d.    Penerapan KTSP perlu didukung oleh iklim pembelajaran yang
kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman tertib,
sehingga prosesnya berlangsung tenang dan menyenangkan.
Dikarenakan kecenderungan di istilahkan Teks Book
Comunication.

Anda mungkin juga menyukai