Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN PUSTAKA

Manifestasi Klinis, Penunjang Diagnosis


dan Tatalaksana Sindroma Nefrotik pada
Anak

Tiwi Qira Amalia

Staf Medis RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya Papua

ABSTRAK

Kata Kunci: Sindrom nefrotik (SN) merupakan kelainan ginjal


Sindrom Nefrotik, terbanyak dijumpai pada anak, dengan angka
Kortikosteroid, Remisi, kejadian 15 kali lebih banyak dibandingkan orang
Relaps. dewasa. Insidennya sekitar 2-3/100.000 anak per
tahun. Perbandingan anak laki-laki dan perempuan
2:1. Etiologi SN dibagi 3 yaitu kongenital,
primer/idiopatik, dan sekunder mengikuti penyakit
sistemik. Sebagian besar (90%) SN pada anak-
anak merupakan SN yang idiopatik yang akan
dibicarakan pada makalah ini. Pasien SN biasanya
datang dengan edema palpebra atau pretibia. Bila
lebih berat akan disertai asites, efusi pleura, dan
edema genitalia. Pada anak, sebagian besar (80%)
SN idiopatik mempunyai gambaran patologi
anatomi kelainan minimal (SNKM). Dalam laporan
ISKDC (International Study for Kidney Diseases in
Children), pada sindrom nefrotik kelainan minimal
(SNKM) ditemukan 22% dengan hematuria
mikroskopik, 15-20% disertai hipertensi, dan 32%
dengan peningkatan kadar kreatinin dan ureum
darah yang bersifat sementara. Pada pengobatan
kortikosteroid inisial sebagian besar SNKM (94%)
mengalami remisi total (responsif).

Korespondensi: tiwiqira@gmail.com (Tiwi Qira Amalia)


ABSTRACT

Kata Kunci: Nephrotic syndrome (NS) is the most common


Nephrotic syndrome, kidney disorder in children, with an incidence of
Corticosteroid, 15 times more than in adults. The incidence is
Remission, Relapse. around 2-3 / 100,000 children per year. Ratio of
boys and girls 2 : 1. Three etiology of NS are
congenital, primary / idiopathic, and secondary
following systemic disease. Most (90%) NS in
children is idiopathic NS which will be discussed
in this paper. NS patients usually present with
palpebral or pretibial edema. If more severe will
be accompanied by ascites, pleural effusions,
and genital edema. In children, the majority
(80%) of idiopathic NS had representation
minimal change diseases (MCD) from anatomic
pathology. In the ISKDC (International Study for
Kidney Diseases in Children) report, the minimal
change disease (MCD) found 22% with
microscopic hematuria, 15-20% with
hypertension, and 32% with transient elevated
levels of creatinine and blood urea. In initial
corticosteroid treatment, remission was achieved
by 94% of MCD.

s indroma
keadaan
nefrotik
klinis
(SN)
dengan
adalah
gejala
proteinuria, hipoalbuminemia, edema
dan hiperkolesterolemia.1,2 Jika tidak
terdiagnosa atau tidak segera diobati,
paling lazim muncul antara usia 2 dan 6
tahun.2 Sebagian besar anak respon
terhadap pengobatan steroid.7
Etiologi yang pasti belum diketahui,
keberhasilan awal dalam mengendalikan
edema intertisial akan meningkatkan nefrosis dengan obat-obat “imunosupresif”
tekanan tubulus proksimal yang memberi kesan bahwa penyakitnya
menyebabkan penurunan laju filtrasi diperantarai oleh mekanisme imunologis,
glumerolus (LFG) sehingga terjadi gagal tetapi bukti adanya mekanisme jejas
ginjal.3,4,5 SN merupakan kelainan ginjal imunologis yang klasik belum ada.2,3
terbanyak dijumpai pada anak, dengan Umumnya para ahli membagi
1,3
angka kejadian 15 kali lebih banyak etiologinya menjadi:
dibandingkan orang dewasa. Insidennya I. Sindrom nefrotik bawaan/kongenital
sekitar 2-3 kasus pertahun tiap 100.000 II. Sindrom nefrotik primer/idiopatik
anak berumur kurang dari 16 tahun. Kebanyakan (90%) anak menderita
Terbanyak pada anak berumur antara 3-4 bentuk sindrom nefrotik idiopatik.
tahun dengan perbandingan anak laki-laki Berdasarkan histopatologis yang
dan perempuan 2: 1. Laporan dari luar tampak pada biopsi ginjal dengan
negri, menunjukkan dua per tiga kasus anak pemeriksaan mikroskop biasa dan
dengan SN dijumpai pada umur < 5 mikroskop elektron, Churg dkk.,
tahun.1,3,6 Pada sindroma nefrotik idiopatik membagi dalam 4 golongan yaitu:
1. Sindroma Nefrotik Kelainan menjadi bengkak pada ekstremitas bawah
minimal (SNKM) / minimal pada siang harinya. Bengkak bersifat lunak,
change diseases (MCD) meninggalkan bekas bila ditekan (pitting
8
Ditemukan pada sekitar 80% kasus edema).
SN idiopatik. Lebih dari 90% anak Bila lebih berat akan disertai asites,
dengan SNKM berespon dengan efusi pleura, dan edema genitalia. Kadang-
terapi kortikosteroid. Prognosis kadang disertai oliguria dan gejala infeksi,
jangka panjang SNKM selama nafsu makan berkurang, muntah dan diare.
pengamatan 20 tahun, Bila disertai sakit perut, hati-hati terhadap
menunjukkan hanya 4-5% menjadi kemungkinan terjadinya peritonitis atau
gagal ginjal terminal. hipovolemia.1 Peritonitis merupakan
2. Glomerulosklerosis fokal segmental komplikasi penting yang kadang-kadang sulit
(GSFS) didiagonis karena tanda-tanda peritonitis
9
Ditemukan pada 7-8% kasus SN disamarkan oleh pemberian steroid. Dalam
idiopatik, hanya 20% pasien laporan ISKDC (International Study for
dengan GSFS yang berespon Kidney Diseases in Children), pada sindrom
dengan terapi kortikosteroid, nefrotik kelainan minimal (SNKM) ditemukan
prognosis buruk. Pada GSFS 25% 22% dengan hematuria mikroskopik, 15-20%
menjadi gagal ginjal terminal disertai hipertensi, dan 32% dengan
selama pengamatan 5 tahun dan peningkatan kadar kreatinin dan ureum
1,10
pada sebagian besar lainnya darah yang bersifat sementara.
disertai penurunan fungsi ginjal.
3. Glomerulonefritis membrano- DIAGNOSIS
proliferatif (GNMP)
Ditemukan 4-6% dari kasus SN, Sindrom nefrotik (SN) adalah
sekitar 50% pasien dengan lesi keadaan klinis yang ditandai dengan
1
histologis ini berespon dengan gejala:
terapi kortikosteroid, prognosis 1. Proteinuria masif
tidak baik. > 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari
4. Lain-lain: proliferasi yang tidak atau rasio protein/kreatinin pada urin
khas sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+
III. Sindrom nefrotik sekunder mengikuti 2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dl
penyakit sistemik, antara lain SLE. 3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia >200
MANIFESTASI KLINIS mg/dL
Kadar ureum dan kreatinin umumnya 
Edema merupakan gejala klinis yang normal kecuali ada penurunan fungsi ginjal.
menonjol, kadang-kadang mencapai 40% Bila terjadi hematuria mikroskopik (>20
daripada berat badan dan didapatkan eritrosit/LPB) dicurigai adanya lesi
anasarka. Pada fase awal sembab sering glomerular (seperti: sclerosis glomerulus
3
11
bersifat intermiten, biasanya awalnya fokal).
tampak pada daerah-daerah yang
mempunyai resistensi jaringan yang rendah TATALAKSANA UMUM
(misal, daerah periorbita, skrotum atau
labia). Akhirnya sembab menjadi Sebelum pengobatan steroid dimulai,
menyeluruh dan masif (anasarka). Sembab dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:
berpindah dengan perubahan posisi, sering 1. Pengukuran berat badan dan tinggi
tampak sebagai sembab muka pada pagi badan.
hari waktu bangun tidur, dan kemudian 2. Pengukuran tekanan darah.
3. Pemeriksaan fisis untuk mencari edema berat. Biasanya diberikan loop
tanda/gejala penyakit sistemik, seperti diuretic seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari,
lupus eritematosus sistemik, purpura bila perlu dikombinasikan dengan
Henoch-Schonlein. spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik
4. Mencari fokus infeksi di gigi-geligi, hemat kalium) 2-4 mg/kgbb/hari. Sebelum
telinga, ataupun kecacingan. Setiap pemberian diuretik, perlu disingkirkan
infeksi perlu dieradikasi lebih dahulu kemungkinan hipovolemia. Pada pemakaian
sebelum terapi steroid dimulai. diuretik lebih dari 1-2 minggu perlu dilakukan
5. Melakukan uji Mantoux. pemantauan elektrolit kalium dan natrium
Bila hasilnya positif diberikan profilaksis darah.1,4
INH selama 6 bulan bersama steroid, Bila pemberian diuretik tidak berhasil
dan bila ditemukan tuberkulosis (edema refrakter), biasanya terjadi karena
diberikan obat antituberkulosis (OAT).1 hipovolemia atau hipoalbuminemia berat (≤ 1
g/ dL), dapat diberikan infus albumin 20-25%
Anak dengan manifestasi klinis SN dengan dosis 1 g/kgbb selama 24 jam. Bila
pertama kali, sebaiknya dirawat di rumah asites sedemikian berat sehingga
sakit dengan tujuan untuk mempercepat mengganggu pernapasan dapat dilakukan
pemeriksaan dan evaluasi pengaturan diit, pungsi asites berulang. Skema pemberian
penanggulangan edema, memulai diuretik untuk mengatasi edema tampak
pengobatan steroid, dan edukasi orangtua. pada gambar dibawah ini: 1
Perawatan di rumah sakit pada SN relaps
hanya dilakukan bila terdapat edema
anasarka yang berat atau disertai
komplikasi muntah, infeksi berat, gagal
ginjal, atau syok.1

1. Diitetik

Pemberian diit tinggi protein dianggap


merupakan kontraindikasi karena akan
menambah beban glomerulus untuk
mengeluarkan sisa metabolisme protein
(hiperfiltrasi) dan menyebabkan sklerosis
glomerulus. Bila diberi diit rendah protein
akan terjadi malnutrisi energi protein (MEP)
dan menyebabkan hambatan pertumbuhan
anak. Jadi cukup diberikan diit protein
normal sesuai dengan RDA (recommended
daily allowances) yaitu 1,5-2 g/kgbb/hari.
Gambar 1. Alogaritma Pemberian Diuretik.1
Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya
diperlukan selama anak menderita edema. 3. Imunisasi
Jika ada hipertensi dapat ditambahkan obat
antihipertensi diawali dengan inhibitor ACE Pasien SN yang sedang mendapat
(angiotensin converting enzyme), ARB pengobatan kortikosteroid >2 mg/kgbb/ hari
(angiotensin receptor blocker).1,4 atau total >20 mg/hari, selama lebih dari 14
hari, merupakan pasien imunokompromais.
2. Diuretik Pasien SN dalam keadaan ini dan dalam 6
minggu setelah obat dihentikan hanya boleh
Restriksi cairan dianjurkan selama ada diberikan vaksin virus mati, seperti IPV
(inactivated polio vaccine).1 sindrom nefrotik idiopatik tanpa
Setelah penghentian prednison selama kontraindikasi steroid sesuai dengan anjuran
6 minggu dapat diberikan vaksin virus hidup, ISKDC adalah diberikan prednison 60 mg/m2
seperti polio oral, campak, MMR, varisela. LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80
Semua anak dengan SN sangat dianjurkan mg/hari) dalam dosis terbagi, untuk
untuk mendapat imunisasi terhadap infeksi menginduksi remisi. Dosis prednison dihitung
pneumokokus dan varisela.1 sesuai dengan berat badan ideal (berat
TATALAKSANA SPESIFIK badan terhadap tinggi badan). Prednison
PEMBERIAN KORTIKOSTEROID dosis penuh (full dose) inisial diberikan
selama 4 minggu.1,4,12
Pada SN idiopatik, kortikosteroid Bila terjadi remisi dalam 4 minggu
merupakan pengobatan awal, kecuali bila pertama, dilanjutkan dengan 4 minggu kedua
ada kontraindikasi. Jenis steroid yang dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal)
diberikan adalah prednison atau atau 1,5 mg/kgbb/hari, secara alternating
prednisolon.1 Untuk menggambarkan (selang sehari), 1 x sehari setelah makan
respons terapi terhadap steroid pada anak pagi. Bila setelah 4 minggu pengobatan
dengan sindrom nefrotik digunakan istilah- steroid dosis penuh, tidak terjadi remisi,
istilah seperti berikut: pasien dinyatakan sebagai resisten steroid.1

Tabel 1.  Istilah yang menggambarkan


respons terapi steroid pada anak dengan
sindrom nefrotik.1

Remisi Proteinuria negatif atau trace


(proteinuria < 4 mg/m2LPB/jam)
selama 3 hari berturut-turut dalam
1 minggu Gambar 2. Pengobatan Inisial Kortikosteroid.1
Relaps Proteinuria ≥2+ (proteinuria >40
mg/m2LPB/jam) selama 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu
2. PENGOBATAN SN RELAPS
Kambuh Kambuh < 2 kali dalam masa 6
jarang bulan, atau < 4 kali per tahun
Diberikan prednison dosis penuh
pengamatan
sampai remisi (maksimal 4 minggu)
Kambuh Kambuh ≥2 kali dalam 6 bulan
sering pertama setelah respons awal, 
dilanjutkan dengan dosis alternating selama
atau ≥4 kali per tahun 4 minggu. Pada pasien SN remisi yang
pengamatan mengalami proteinuria kembali ≥ ++ tetapi
Sensitif Remisi tercapai pada pemberian tanpa edema, sebelum pemberian prednison,
steroid prednison dosis penuh selama 1 dicari lebih dahulu pemicunya, biasanya
minggu infeksi saluran nafas atas. Bila terdapat
Dependen- Terjadi 2 kali kambuh berturut- infeksi diberikan antibiotik 5-7 hari, dan bila
steroid turut selama masa tapering terapi kemudian proteinuria menghilang tidak perlu
steroid, atau dalam waktu 14 hari diberikan pengobatan relaps. Bila sejak awal
setelah terapi steroid dihentikan ditemukan proteinuria ≥ ++ disertai edema,
Resisten- Gagal mencapai remisi meskipun maka diagnosis relaps dapat ditegakkan, dan
steroid telah diberikan terapi prednison prednison mulai diberikan.1,4
dosis penuh 2 mg/kgbb/hari
selama 4 minggu

1. TERAPI INISIAL

Terapi inisial pada anak dengan


KEPADA AHLI NEFROLOGI ANAK

Keadaan-keadaan ini merupakan


indikasi untuk merujuk pasien kepada ahli
Gambar 3. Pengobatan Sindrom nefrologi anak:
Nefrotik Relaps.1 1. Awitan sindrom nefrotik pada usia di
bawah 1 tahun, riwayat penyakit sindrom
nefrotik di dalam keluarga

Gambar 4. Tatalaksana Sindrom Nefrotik.1

3. PENGOBATAN SN DENGAN
KONTRA-INDIKASI STEROID 2. Sindrom nefrotik dengan hipertensi,
hematuria nyata persisten, penurunan
Bila didapatkan gejala atau tanda fungsi ginjal, atau disertai gejala
yang merupakan kontraindikasi steroid, ekstrarenal, seperti artritis, serositis,
seperti tekanan darah tinggi, peningkatan atau lesi di kulit
ureum dan atau kreatinin, infeksi berat, 3. Sindrom nefrotik dengan komplikasi
maka dapat diberikan sitostatik CPA oral edema refrakter, trombosis, infeksi
maupun CPA puls. Siklofosfamid dapat berat, toksik steroid
diberikan per oral dengan dosis 2-3 mg/kg 4. Sindrom nefrotik resisten steroid
bb/hari dosis tunggal, maupun secara 5. Sindrom nefrotik relaps sering atau
intravena (CPA puls). CPA oral diberikan dependen steroid
selama 8 minggu. CPA puls diberikan 6. Diperlukan biopsi ginjal.4
dengan dosis 500 – 750 mg/m2 LPB, yang
dilarutkan dalam 250 ml larutan NaCL KESIMPULAN
0,9%, diberikan selama 2 jam. CPA puls
diberikan sebanyak 7 dosis, dengan Sindrom Nefrotik (SN) merupakan
interval 1 bulan (total durasi pemberian
salah satu gambaran klinik penyakit
CPA puls adalah 6 bulan).1
gromerular yang ditandai dengan proteinuria
masif, hipoalbuminemia, edema dan
INDIKASI MELAKUKAN RUJUKAN hiperkoles-terolemia. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan untuk Ajar Nefrologi Anak Edisi 2. Jakarta :
menegakkan diagnosa sindroma nefrotik Balai Penerbit FK UI; 2009. p:381-
adalah urinalisa dan pemeriksaan darah. 422.
Pengobatan sindroma nefrotik pada anak 7. Nilawati GAP. Profil Sindrom Nefrotik
meliputi pengaturan diet, pemberian pada Ruang Perawatan Anak RSUP
diuretik yang bertujuan untuk mengurangi Sanglah Denpasar. Sari Pediatri.
edema, dan pemberian imunosupresan 2012. 14(4):269-272.
seperti steroid yang bertujuan untuk 8. Lane CJ. 2013. Pediatric Nephrotic
menginduksi remisi. Syndrome Clinical Presentation.
DAFTAR PUSTAKA http://emedicine.medscape.com/articl
e/982920-clinical [Diakses 15 Maret
1. Trihono P, Alatas H, Tambunan T, 2017].
and Pardede S. Konsensus 9. Insley J. Vade-Mecum Pediatri. Edisi-
Tatalaksana Sindrom Nefrotik 13. Jakarta : EGC; 2005.p:77-79.
Idiopatik Pada Anak. Edisi-2. Jakarta: 10. Hull D, and Johnston D. Dasar-Dasar
IDAI; 2012. p:1-20. Pediatri. Edisi-3. Jakarta: EGC;
2. Bergstein J. Sindrom Nefrotik 2008.p:182-185.
Idiopatik. In : Nelson, W.E., 11. Roth S., Barbara H, and James.
Kliegman, R., Brehman, R.E., Arvin, Nephrotic Syndrome: Pathogenesis
A.M., Buku Kesehatan Anak Nelson. and Management. Pediatr Rev. 2008.
Edisi 15. Jakarta: EGC. 2004. 23(7): 237-247
p:1828-30.
3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak 12. Alatas H, Trihono P, Tambunan T,
Fakultas Kedokteran Universitas Pardede S, Hidayati EL. Pengobatan
Indonesia. Sindroma Nefrotik. Dalam: Terkini Sindrom Nefrotik (SN) pada
Ilmu Kesehatan Anak. 7th ed. Anak. Sari Pediatri. 2015. 17(2):155-
Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan 162
Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1997. p:832-
835.
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Sindroma Nefrotik dalam Pedoman
Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta : IDAI Publishing;
2009. p:274-276.
5. Jameson JL, and Loscalzo J.
Harrison’s Nephrology and Acid-
Base Disorders. New York : The
McGrow-Hill Companies, Inc; 2010.
p:169-170.
6. Wirya IW. Sindrom Nefrotik. In :
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku

Anda mungkin juga menyukai