ABSTRAK : Latar Belakang Masalah, DKI asalkan tidak melalui calo, disediakan desain
Jakarta merupakan provinsi yang paling rumah gratis. Namun, terdapat kelemahan
terakhir membentuk Badan Pelayanan yaitu belum banyak masyarakat yang urus IMB
Perizinan Terpadu Satu Pintu. Yang sekarang 3.0; terdapat banyak calo; kurang pegawai; dan
berubah nama menjadi Dinas Penanaman Ruang pelayanan sempit.
Modal dan Pelayanana Perizinan Terpadu Satu
Pintu. Sebelum orde reformasi DKI Jakarta Kata Kunci : Inovasi, Pelayanan, Terpadu, Satu
terkenal dengan buruknya Pelayanan Publik. Pintu
Segala urusan dapat terselesaikan dengan
adanya uang pelicin. Namun ketika memasuki
I. PENDAHULUAN
Orde Reformasi DKI Jakarta mulai berbenah
untuk mengutamakan Kepuasan Masyarakat, Latar Belakang Masalah, DKI Jakarta
bahkan DKI Jakarta banyak melakukan merupakan provinsi yang paling terakhir
terobosan atau Inovasi Pelayanan yang membentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
dilakukan, seperti AJIB; IMB 3 jam, online Satu Pintu. Yang sekarang berubah nama menjadi
pendaftaran perizinan. Penelitian ini dibatasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanana Terpadu
pada pelayanan AJIB dan IMB 3.0 di PTSP
Satu Pintu. Sebelum orde reformasi DKI Jakarta
Cengkareng. Beranjak dari pembatasan
masalah tersebut, maka Rumusan Masalah : 1). terkenal dengan buruknya Pelayanan Publik yang
Bagaimanakah Pelaksanaan Inovasi Pelayanan dilakukan Pemerintah Daerah. Contoh: Pelayanan
AJIB dan IMB 3.0 di PTSP Cengkareng Jakarta Izin Mendirikan Bangunan masih terpencar di
Barat ?; 2). Apakah Faktor Pendorong dan berbagai Instansi, masyarakat mendatangi banyak
Penghambat nya ? Tujuan Penelitian untuk instansi, kurang lebih 10 instansi dengan biaya
menganalisis : 1). Proses Pelaksanaan Inovasi tidak resmi yang mahal, untuk mengurus berbagai
Pelayanan AJIB dan IMB 3.0 di PTSP persyaratan IMB. Selain itu: “Perusahaan Daerah
Cengkareng Jakarta Barat 2). Untuk Air Minum mendapat sorotan tajam dari
menemukan Faktor Pendorong dan
masyarakat karena kinerja nya yang buruk,
Penghambat dalam Pelaksanaan nya. Metode
Penelitian: Diskriptif; Pendekatan Penelitian : menjanjikan air PAM yang diterima masyarakat
Kualitatif; Teknik Pengumpulan Data : sudah steril dan layak minum langsung dari kran
Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. yang disediakan di tempat umum seperti di
Teknik Penentuan Informan : Purposif dan Singapura dan Malaysia. "Faktanya berbeda.
Accidental Sampling. Teknik Analisis Data Jangankan langsung minum dari kran, untuk
menggunakan Mac Nabb. Uji Keabsahan Data : memasak saja tidak layak akibat kotor berwarna
Triangulasi. Hasil Penelitian: AJIB cokelat terkadang hitam dan ada cacing," kata
dilaksanakan dengan online dan offline. Jenis Lulung wakil Ketua DPRD DKI Jakarta,
kendaraan yang digunakan AJIB : motor dan
ditegaskan pula, selama delapan tahun Hariadi
mobil keliling. AJIB membantu kelancaran dan
mempercepat proses pelayanan IMB 3.0. Priyohutomo menjabat Dirut PAM Jaya,
Pelayanan IMB 3.0 diberikan dengan gratis pelayanan kedua operator mendapat nilai merah.
Bahkan tidak pernah memberi kontribusi ke PAD Secara Praktis, Hasil Penelitian ini
(Pendapatan Asli Daerah). Dan dirut tersebut diharapkan bermanfaat bagi UP PTSP Kecamatan
dipecat” (DPRD : Kinerja PDAM DKI Jaya Buruk Cengkareng dan Provinsi DKI Jakarta sebagai
Http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/ masukan dalam menyusun Kebijakan yang akan
metropolitan/10/05/08/114817-dprd-kinerja- datang.
pdam-dki-jaya-buruk.
Namun ketika memasuki Orde Reformasi KAJIAN PUSTAKA
DKI Jakarta mulai berbenah untuk Penelitian Terdahulu
mengutamakan Kepuasan n gratisMasyarakat Penelitian Pertama, dengan judul Inovasi
bahwa DKI Jakarta banyak melakukan terobosan Pelayanan Publik (Studi Upaya Inovasi Paket
atau Inovasi Pelayanan seperti pengurusan IMB Perizinan oleh Badan Pelayanan Perizinan
hanya melalui satu instansi saja yaitu Dinas Terpadu Kabupaten Sidoarjo dalam
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perizinan) oleh
Pintu. Selain itu bentuk inovasi lain MPP (Mall Sintia Andayani (2016). Diungkapkan oleh
Pelayanan Publik), AJIB (Antar Jemput Izin peneliti bahwa temuannya adalah upaya inovasi
Bermotor), PATEN di Kelurahan, online paket perizinan meningkatkan Kualitas pelayanan
pengurusan perizinan, dll. Penelitian ini dilakukan di BPPT Sidoarjo, yaitu : Pertama, melalui langkah
untuk mengetahui bentuk inovasi pelayanan penyederhanaan persyaratan yang menjadi lebih
publik apa saja yang sudah dan akan dilakukan ringkas dibandingkan apabila masyarakat
Provinsi DKI Jakarta. Kemudian penelitian ini mengurus satu persatu. Sehingga melalui paket
difokuskan pada bentuk-bentuk Inovasi Pelayanan perizinan berkas yang dibawa masyarakat saat
Publik di Provinsi DKI Jakarta. pengajuan pengurusan perizinan akan lebih
sedikit dari segi kuantitas. Sehingga masyarakat
Perumusan Masalah : sebagai pengguna layanan menjadi lebih mudah
1. Bagaimanakah Pelaksanaan Inovasi Pelayanan saat melakukan verifikasi berkas pengajuan
Di DPM PTSP Provinsi DKI Jakarta ? perizinan di costumer service dan meminimalkan
2. Apakah Faktor Pendorong dan Penghambat kesalahan verifikasi yang seringkali terjadi karena
dalam Pelaksanaan Inovasi Pelayanan di DPM berkas yang terlalu banyak. Kedua, dalam hal
PTSP Provinsi DKI Jakarta?. waktu penyelesaian, melalui inovasi paket akan
menjadi lebih cepat dibanding dengan pengurusan
Tujuan Penelitian untuk menganalis : tanpa paket sehingga lebih menghemat waktu
1. Pelaksanaan Inovasi Pelayanan Di DPM PTSP bagi pengguna layanan. Karena apabila
Provinsi DKI Jakarta ? menggunakan paket waktu penyelesaian cukup 14
2. Faktor Pendorong dan Penghambat dalam hari untuk paket 1 dan 10 hari waktu
Pelaksanaan Inovasi Pelayanan di DPM PTSP penyelesaian untuk paket 2. Ketiga, upaya
Provinsi DKI Jakarta. inovasi paket perizinan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan adalah penghematan biaya bagi
Manfaat Penelitian pemohon hal ini berkaitan pula dengan
Secara Teoritis, Hasil Penelitian ini penyederhanaan persyaratan karena melalui
diharapkan memberikan kontribusi atas paket perizinan jumlah fotocopy dan materai
Penerapan Teori Inovasi Pelayanan, dimana akan berkurang sehingga terjadi penghematan
Atribut Inovasi Pelayanan menurut Rogers yang (Dalam Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik
dijadikan aspeknya, yaitu : 1). Relative Advantage ISSN 2303 - 341X Volume 4, Nomor 3,
(keuntungan relatif); 2). Compatibility September - Desember 2016)
(kesesuaian); 3). Complexity (kerumitan); 4). Penelitian Kedua, dengan judul Inovasi
Reliability (kemungkinan dilakukan percobaan); Pelayanan Terpadu Satu Pintu Perizinan Usaha di
dan 5). Observability (dapat diamati). Aceh Besar dan Aceh Barat Daya oleh
Muhammad Insa Ansari (2016). Peneliti
mengungkapkan bahwa Hasil Penelitian, oleh BPMPT Kubu Raya adalah penyederhanaan
diantaranya adalah: Pertama, keberadaan Kantor jumlah ijin, pembatasan calo perijinan dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Aceh penyederhanaan business process. Faktor
Besar dan Aceh Barat Daya memiliki landasan pendorong lahirnya inovasi yang dilakukan oleh
hukum yang kuat dan dalam menjalankan tugas BPMPT Kubu Raya adalah komitmen Bupati dan
memiliki pelimpahan kewenangan dari atasan pimpinan BPMPT dalam memperbaiki kualitas
Bupati sesuai dengan ketentuan perundang- pelayanan perijinan, serta sumber daya manusia
undangan. Kedua, bahwa setiap kegiatan yang BPMT yang memiliki semangat kerja tinggi.
dilakukan oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Sedangkan masalah yang menjadi faktor
Pintu Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten penghambat lahirnya inovasi adalah mutasi
Aceh Barat Daya selalu berpedoman pada pegawai. Kesimpulan, meningkatnya tren realisasi
standar operating prosedur (SOP), dimana ijin yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal
sejumlah SOP tersebut diatur dalam peraturan dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) setiap tahunnya.
bupati. Ketiga, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Studi ini bertujuan untuk mengetahui inovasi apa
Pintu Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten saja yang sudah dilakukan oleh BPMPT Kabupaten
Aceh Barat Daya telah menerapkan sistem Kubu Raya serta untuk mengidentifikasi faktor apa
pelayanan ke bawah. Kantor Pelayanan Terpadu saja yang menjadi pendorong maupun penghambat
Satu Pintu Kabupaten Aceh Besar membentuk terjadinya inovasi tersebut. Studi ini menggunakan
kantor perwakilan di Lambaro dalam melayani metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
perizinan dari pelaku usaha dan Kantor Pelayanan Data dikumpulkan melalui wawancara dengan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Barat Daya Kepala BPMPT serta data sekunder. Hasil studi ini
membuka loket perizinan di beberapa kecamatan. menyimpulkan bahwa inovasi yang sudah dilakukan
Ini merupakan inovasi yang dilakukan Pemerintah oleh BPMPT Kubu Raya adalah penyederhanaan
Kabupaten Aceh Besar dan Pemerintah jumlah ijin, pembatasan calo perijinan dan
Kabupaten Aceh Barat Daya dalam rangka penyederhanaan business process. Faktor
membantu pelaku usaha (Kanun Jurnal Ilmu pendorong lahirnya inovasi yang dilakukan oleh
Hukum Vol. 18, No. 1, (April, 2016), pp. 17-35). BPMPT Kubu Raya adalah komitmen Bupati dan
Penelitian Ketiga, dengan Judul Inovasi pimpinan BPMPT dalam memperbaiki kualitas
Pelayanan Publik Di Badan Penanaman Modal Dan pelayanan perijinan, serta sumber daya manusia
Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Kubu BPMT yang memiliki semangat kerja tinggi.
Raya oleh Maria Agustini Permata Sari ( 2014). Sedangkan masalah yang menjadi faktor
Sebagai daerah yang masih terhitung baru, penghambat lahirnya inovasi adalah mutasi pegawai
Kabupaten Kubu Raya sudah berhasil (Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 2
melaksanakan pelayanan publik yang baik / 2014).
khususnya di bidang perijinan, hal ini dibuktikan Penelitian Keempat, Inovasi Pelayanan
antara lain dengan diraihnya berbagai penghargaan Perizinan dalam Peningkatan Pendapatan Asli
dan meningkatnya tren realisasi ijin yang Daerah (PAD) pada Kantor Pelayanan Terpadu
diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan Satu Pintu di Kota Makassar oleh Dewi Puspita
Pelayanan Terpadu (BPMPT) setiap tahunnya. Sari, Nurlinah, dan A.Lukman Irwan (2013);
Studi ini bertujuan untuk mengetahui inovasi apa Jurnal ini menjelaskan tentang model inovasi
saja yang sudah dilakukan oleh BPMPT Kabupaten pelayanan perizinan dalam rangka peningkatan
Kubu Raya serta untuk mengidentifikasi faktor apa Pendapatan Asli Daerah (PAD) di lingkungan
saja yang menjadi pendorong maupun penghambat pemerintah Kota Makassar mendapatkan sorotan
terjadinya inovasi tersebut. Studi ini menggunakan dari berbagai pihak terutama dari aspek kinerja
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. pelayanan dalam peningkatan pendapatan asli
Data dikumpulkan melalui wawancara dengan daerah. Berdasarkan pandangan tersebut maka
Kepala BPMPT serta data sekunder. Hasil studi ini penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
menyimpulkan bahwa inovasi yang sudah dilakukan dan menganalisis bentuk inovasi pelayanan Unit
Pelayanan Perizinan, faktor- faktor yang sarana dan prasarana untuk menunjang
mendukung dan menghambat pelaksanaan inovasi penyelenggaraan e-Government dilakukan oleh
pelayanan, model inovasi pelayanan prerizinan pihak ketiga (vendor). Jadi dalam mengembangkan
yang akuntabel, transparan, efektif dan efisien e-Government tersebut BP2T Kota Malang tidak
untuk meningkatkan PAD di Dinas Pelayanan berdiri sendiri melainkan adanya hubungan yang
Perizinan dan Penanaman Modal Pemerintah intraktif dengan pelaku usaha sebagai pihak
Kota Makassar dan sebagai salah satu indikator ketiga. Ketiga, pada BP2T Kota Malang telah
tata kelola pemerintahan yang baik (Government: menyiapkan fasilitas untuk melakukan komunikasi
Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 6, Nomor 2, dengan lembaga-lembaga lain yang bisa melalui
Juli 2013) . email maupun telepon seluler, ataupun bisa
Penelitian Kelima, yang berjudul mengunjungi website perizinan. Tidak hanya itu
Efektivitas Penyelenggaraan E-Government Pada masyarakatpun dapat melakukan pengaduan
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang secara elektronik dan dapat berintraksi dengan
oleh Raharwindy Kharisma Sudrajat, Endah BP2T Kota Malang melalui jejaring sosial twitter.
Setyowati, Sukanto (2015). Diungkapkan bahwa Keempat, pembentukan sistem manajemen dan
Traditional government yang identik dengan antrian proses kerja yang transparan dan efisien serta
yang panjang dan juga maladministration sehingga memperlancar transaksi dan layanan antar
menuntut adanya transformasi birokrasi lembaga pemerintaah dan pemerintah daerah
pemerintahan untuk mengembangkan electronic otonom. Pada BP2T Kota Malang sudah
government. Meskipun pemerintah selalu membuat Sistem Informasi Manajemen yang
mengembangkan program baru untuk berguna untuk memberikan pelaporaan statistik
memperbaiki pelayanan, tetap selalu ada terhadap perkembangan pelayanan perizinan,
permasalahan yang terjadi dalam lingkup internal hanya saja untuk SIM tersebut arsip-arsip
maupun dari masyarakat. Hasil penelitian pelayanan perizinan masih belum semuanya
penyelenggaraan e-Government pada Badan digital. Adapun proses kerja yang transparan,
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang sudah masyarakat atupun pihak-pihak lain yang
cukup efektif bila mana tujuan dari berkepentingan bisa melihat perkembangan
diselenggarakannya e-Government disesuaikan pelayanan perizinan maupun informasi-informasi
dengan tujuan e-Government nasional Inpres No. mengenai pelayanan perizinan melalui website
3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi perizinan. Adapun untuk faktor penghambat
Nasional Pengembangan e-Government. Pertama, penyelenggaraan e-Government pada BP2T Kota
tujuan e-Government, BP2T Kota Malang sudah Malang, yaitu: 1) Penyelenggaraan pelayanan
membuat jaringan informasi yang dapat diakses perizinan yang masih semi konvensional. 2)
secara bebas dan dimanapun dengan melalui Belum adanya peraturan mengenai
website perizinan, yang mana didalam website penyelenggaraan perizinan dengan menggunakan
perizinan tersebut terdapat berberapa fasilitas e-Government. 3) Masih adanya kekurangan
mengenai pelayanan perizinan serta informasi infrastruktur seperti belum adanya digital
mengenai pelayanan perizinan. Hanya saja untuk signature dan wifi hotspot yang hanya digunakan
transaksi pelayanan secara elektronik belum bisa oleh BP2T Kota Malang (tidak gratis untuk
dilakukan dikeranakan belum adanya dasar masyarakat) (Jurnal Administrasi Publik (JAP),
hukum yang jelas mengenai penyelenggaraan e- Vol. 3, No.12, Tahun 2013, Hal. 2145-2151).
Government di Kota Malang dan pelayanan di Temuan Penelitian Sintia Andayani (2016)
BP2T Kota Malang sendiri masih semi tentang Inovasi Pelayanan Publik (Studi Upaya
konvensional. Kedua, hubungan yang interaktif Inovasi Paket Perizinan oleh Badan Pelayanan
dengan dunia usaha. Pegawai pada BP2T Kota Perizinan Terpadu Kabupaten Sidoarjo, adalah
Malang hanya sebagai pelaksana dan penggerak dengan paket perizinan dapat dilakukan
program e-Government, sedangkan untuk penyederhanaan, penyingkatan waktu, dan hemat
pembuatan website maupun untuk melengkapai biaya dalam proses perizinan. Sementara itu,
Dari beberapa pendapat yang telah diterapkan secara terus menerus dan
dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan mendukung rajutan pelayanan yang
bahwa Inovasi pelayanan publik adalah penerapan responsive terhadap kebutuhan serta
ide – ide, baik berupa suatu produk ataupun jasa mendukung nilai tambah uang.
dengan tujuan untuk memperbaiki pelayanan yang 2. Inovasi Radikal,
sudah ada sehingga tercapainya suatu Yaitu merupakan perubahan mendasar dalam
keefektivitasan dan keefisienan. pelayanan publik atau pengenalan cara – cara
yang sama sekali baru dalam proses
Tipologi Inovasi Dalam Sektor Publik keorganisasian dan pelayanan. Inovasi jenis
Menurut Khairul Muluk (2008:45) ini jarang sekali dilakukan karena
terdapat 5 tipologi Inovasi yang ada didalam membutuhkan dukungan politik yang sangat
sektor publik: besar karena umumnya memiliki resiko yang
1. Inovasi Produk/Jasa pelayanan : perubahan lebih besar pula. Inovasi radikal diperlukan
bentuk dan desain produk atau layanan baru untuk membawa perbaikan yang nyata dalam
atau memperbaharui layanan yang sudah ada. kinerja pelayanan publik dan memenuhi
2. Inovasi Proses pelayanan : pembaruan harapan pengguna layanan yang lama
kualitas yang berkelanjutan dan mengacu terabaikan.
pada kombinasi perubahan organisasi, 3. Inovasi Transformatif
prosedur, dan kebutuhan kebijakan untuk Yaitu inovasi yang membawa perubahan
berinovasi. dalam struktur angkatan kerja dan
3. Inovasi Metode pelayanan : Perubahan baru keorganisasian dengan mentransformasi
dalam hal berinteraksi dengan pelanggan atau semua sektor dan secara dramatis mengibah
cara baru dalam hal memberikan pelayanan. keorganisasian. Inovasi jenis ini
4. Inovasi Kebijakan : Mengacu pada visi, misi, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
tujuan dan strategi baru. memperoleh hasil yang diinginkan dan
5. Inovasi Sistem : Cara baru atau yang membutuhkan perubahan mendasar dalam
diperbarui dalam interaksi dengan aktor lain susunan sosial, budaya dan organisasi.
dengan kata lain adanya perubahan dalam
tata kelola pemerintahan. Kategori Inovasi
Terdapat dua kategori Inovasi yang
Level Inovasi diungkapkan Khairul Muluk (2008:48), yaitu :
Aspek penting lain dalam kajian inovasi 1. Sustaining Innovation (Inovasi terusan):
adalah berkenaan dengan level inovasi yang merupakan inovasi yang membawa
mencerminkan variasi besarnya dampak yang perubahan baru namun dengan tetap
ditimbulkan oleh inovasi yang berlangsung. berdasarkan diri pada kondisi pelayanan dan
Mulgan dan Albury berentang mulai dari sistem yang telah berjalan atau produk yang
inkremental, radikal, sampai transformatif. sudah ada.
(Khairul Muluk,2008:46): 2. Discontinues Innovation (Inovasi terputus):
1. Inovasi Inkremental merupakan inovasi yang membawa
Yaitu inovasi yang terjadi membawa perubahan yang sama sekali baru dan tidak
perubahan – perubahan kecil terhadap lagi berdasarkan pada kondisi yang sudah ada
proses layanan yang ada. Umumnya sebagian sebelumnya.
besar inovasi yang berada dalam level ini dan
jarang sekali membawa perubahan terhadap Atribut Inovasi
struktur organisasi dan hubungan Selanjutnya inovasi dapat berarti
keorganisasian. Walaupun demikian inovasi menggantikan cara, teknologi, atau penemuan
inkremental memainkan peran penting dalam lama yang sudah tidak efektif dalam menjawab
pembaruan sektor publik karena dapat suatu kebutuhan tertentu. Walaupun tidak ada
kesepamahan definisi mengenai inovasi, namun – cara (metode) lama, bahkan prinsip – prinsip
secara umum dapat disimpulkan bahwa inovasi lama yang sudah tidak relevan lagi termasuk
memiliki ciri khas dari inovasi itu sendiri. model, prosedur yang sudah dinilai usang dan
Menurut Evert M.Rongers (Yogi, 2008: lebih dari itu menurut evaluasi dan masukan para
16-18) mencoba mendifinisikan inovasi pelayanan pelanggan tidak efektif dan efisien, harus segera
publik melalui sudut pandangnya, dan diganti dengan yang baru.
menyimpulkan atribut dalam sebuah inovasi,
yaitu: Road Map Penelitian Tim Peneliti
1. Relative Advantage (keuntungan relatif),
Inovasi harus memiliki keunggulan dan nilai
lebih dibandingkan dengan inovasi
sebelumnya. Selalu ada nilai kebaruanyang
2018-2019
melekat dalam inovasi yang menjadi ciri dan
Kelembag
berbeda dengan lainnya. 2016-2017 aan
2. Compatibility (kesesuaian) Pengaduan Pelayanan
Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat mahasiswa Pendidika
n
kompitabel atau sesuai dengan inovasi yang PATEN
Pelayanan Pelayanan
digantikannya. Hal ini dimaksudkan agar Rusunawa Rusunawa
inovasi yang lama tidak serta merta dibuang Inovasi
Pelayanan
begitu saja, selain karena faktor biaya yang Tahanan Pelayanan
tidak sedikit, namun juga inovasi yang lama KPK e-
2014-2015
menjadi bagian dari transisi menuju inovasi Pelayanan Complain
Pelayanan
Kesehatan e-sign
yang baru dan memudahkan proses adaptasi Transporta
si
secara lebih cepat. Tata
Pelayanan Kelembagaa
3. Complexity (kerumitan) Kesehatan n pelay Dik
Dasar
Dengan inovasi yang baru kemungkinan Pelayanan
tingkat kerumitan menjadi lebih tinggi dari Perizinan Inovasi
pelayanan
yang sebelumnya, namun demikian karena Pengaduan
sebuah inovasi sebenarnya menawarkan cara Ombusme
nt
yang lebih baik, sehingga hanya diperlukan
proses adaptasi.
4. Reliability (kemungkinan dilakukan percobaan).
Kerangka Teoritik:
Inovasi bisa diterima apabila telah teruji dan
Keinginan untuk memberi pelayanan yang
terbukti mempunyai keuntungan atau nilai
lebih baik kepada masyarakat mendorong
lebih dibandingkan inovasi yang lama,
DPMPTSP untuk melakukan Inovasi Pelayanan
sehingga diperlukan fase “uji coba” dimana
Publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
setiap orang mempunyai kesempatan untuk
Pelaksanaan Inovasi Pelayanan di DPM PTSP
mencobanya.
Provinsi DKI Jakarta. Yang dibatasi pada Pelayanan
5. Observability (dapat diamati)
AJIB dan IMB 3.0 Cengkareng Jakarta Barat. Teori
Inovasi harus juga dapat diamati, dari segi
yang digunakan untuk membedah Inovasi
bagaimana inovasi tersebut dapat
Pelayanan dalam penelitian ini menggunakan Teori
mengasilkan sesuatu yang lebih baik.
Roger dengan 5 atributnya sebagai aspek dalam
Dengan atribut sebagaimana tersebut,
penelitian Kualitatif ini, yaitu: 1). Relative Advantage
maka sebuah inovasi merupakan cara baru yang
(keuntungan relatif); 2). Compatibility (kesesuaian);
dipercaya mampu menggantikan cara – cara lama
3). Complexity (kerumitan); 4). Reliability
dalam proses maupun hasilnya. Dengan demikian,
(kemungkinan dilakukan percobaan); dan 5).
inovasi mencoba untuk secara terus menerus
Observability (dapat diamati).
mampu menggantikan dan mengembangkan cara
AJIB : Mobile Service Unit (MSU) KRK dan IMB 3.0 dilakukan hanya di hari
a) Perizinan bisa diproses sehari ; Rabu.
b) Jenis Izin yg diproses di MSU antara lain: 6. Updating peta dasar hasil pengukuran lahan
Izin Penggunaan Tanah Makam (IPTM), khusus untuk IMB 3.0 dikirim ke tim
Legalisir Perizinan, dan Izin Penelitian. Pengolah Data Sistem Aplikasi melalui email
Lokasi MSU : kawasan industri, muhardiyan.erawan@gmail.com paling
pelabuhan, kawasan perkantoran dan lambat hari Senin pukul 12.00 WIB
Tempat Pemakaman Umum (TPU). 7. Kepala Kantor Kota PTSP dan Kasatlak PTSP
Kecamatan melakukan updating peta dasar
Faktor Pendukung ke BPTSP.yantek@Jakarta.go.id
a) Teknologi aplikasi handphone 8. Ketentuan desain mengikuti pilihan template
b) Petugas AJIB difasilitasi Motor dinas desain yang akan digambarkan oleh arsitek
c) Call Center DPMPTSP/ AJIB DKI berupa denah, 2 tambak dan 1 potongan
Jakarta bertugas menerima order bangunan serta tidak ada perubahan desain
layanan offline ketika gambar lampiran IMB telah tercetak
d) Petugas AJIB telah ditraining : standar mengikuti pilihan desain yg disediakan
pelayanan maupun pengetahuan syarat- 9. Penentuan lokasi yang diizinkan dan
syarat perizinan persyaratan lainnya ditentukan dan terlampir
e) Petugas AJIB dapat mengedukasi dalam Surat Edaran.
pemohon di lapangan.
f) AJIB Mobil (MSU) Dari Sudut pandang Rogers (2008)
Faktor Penghambat : inovasi sebagai sebuah ide, praktek atau
a) Kurangnya Sosialisasi layanan AJIB objek/benda yang disadari dan diterima sebagai
kepada warga DKI Jakarta. suatu hal yang baru oleh seseorang atau
b) Sulitnya menghubungi call center AJIB kelompok untuk diadopsi, Pelayanan IMB 3.0
c) Over load petugas call center (30 merupakan ide yang revolusioner dari Pemda
orang) unt se DKI JKT DKI Jakarta dan diterima sebagai sesuatu yang
d) Ketidakjelasan dalam memonitor berkas baru oleh masyarakat.
perizinan yang ingin dilakukan oleh Karena Inovasi Pelayanan IMB 3.0 :
pemohon. 1). bertujuan untuk memperbaiki pelayanan IMB
e) Lambat Melayani Keluhan yang sebelumnya diselesaikan dengan waktu
lama dan melalui berbagai SKPD;
Hasil Penelitian Inovasi Pelayann Publik IMB 2). Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.
3.0 sebagai berikut : Dengan cepat penyelesaian dokumen IMB
Tahapan Prosedur Pelaksanaan Inovasi Pelayanan maka mendorong masyarakat DKI Jakarta
IMB Selesai 3 Jam : yang memiliki lahan seluas/ luas kurang dari
1. 1 jam untuk pembuatan KRK 200 m2 untuk membuat IMB. Bahkan dengan
2. 30 menit untuk konsultasi pemohon/warga adanya retribusi gratis sangat mendrong
3. 1.30 jam untuk proses pembuatan lampiran sekali masyarakat untuk membuat IMB.
gambar serta SK IMB
4. Luas lahan perencanaan dan/atau bangunan Selain itu ditinjau dari atribut Inovasi
maksimal sampai dengan 200m 2. . Lahan Pelayanan menurut Rogers dalam Yogi (2008) :
kosong belum ada bangunan atau lahan a). Keuntungan Relatif;
sudah ada bangunan tetapi bangunan tidak Inovasi Pelayanan IMB 3.0 ini memberikan
dipakai lagi dan akan dirobohkan. banyak keuntungan baik bagi masyarakat maupun
5. Pemasukan berkas paling lambat hari Kamis bagi Pemerintah Daerah. Bagi masyarakat,
dan Jumat, proses pengukuran dilakukan hari keuntungan yang diperoleh antara lain retribusi
Sabtu atau Minggu serta proses pembuatan gratis, Design Rumah Gratis, waktu lebih cepat