LP KDM & Format Pengkajian
LP KDM & Format Pengkajian
FA
Dosen
Pembimbing
Kusdiah Eny,
M.Kep,
Sp.Kep.Kom
Disusun Oleh
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT
A. Pengertian Cairan dan Elektrolit
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air
tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan
osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari
cairan eksternal dan cairan internal. Sedangkan Elektrolit adalah substansi
yang menyebabkan ion kation (+) dan anion (-).
B. Fungsi Cairan
1. Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2. Transport nutrient ke sel
3. Transport hasil sisa metabolism
4. Transport hormone
5. Pelumas antar organ
6. Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
C. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake
cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara
1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml
dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk
urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
H. Pengaturan Elektrolit
Macam-macam elektrolit diantaranya yaitu natrium (sodium), kalium
(potassium), kalsium, magnesium, chlorida, bikarbonat, dan fosfat:
a. Natrium (sodium)
1) Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada Cairan Ekstrasel
(CES)
2) Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran implus saraf dan
kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine.
Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
b. Kalium (potassium)
1) Merupakan kation utama dalam CIS
Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
2) Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+.
Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
c. Kalsium
1) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung,
pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi.
2) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan
tiroid.
3) Hormon paratiroid mengarbsopsi kalsium melalui gastrointestinal,
sekresi melalui ginjal.
4) Hormon thirocaltitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang.
d. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat
penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility.
Nilai normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt.
e. Chlorida
Terdapat pada CES dan CIS, normalnya sekitar 95-105 mEqlt.
f. Bikarbonat
1) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan
CES dan CIS.
2) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
1) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
2) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism
karbohidrat, dan pengaturan asam basa.
3) Pengaturan oleh hormone parathyroid.
b. Pengukuran klinik
1) Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya
masalah keseimbangan cairan.
a) ± 2% : Ringan
b) ± 5% : Sedang
c) ± 10% : Berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang
sama.
2) Keadaan Umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi,
pernafasan, dan tingkat kesadaran.
3) Pengukuran pemasukan cairan
a) Cairan oral : NGT dan oral
b) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
c) Makanan yang cenderung mengandung air
d) Irigasi kateter atau NGT
4) Pengukuran pengeluaran cairan
a) Urine : volume, kejernihan/kepekatan
b) Feses: jumlah dan konsentrasi
c) Muntah
d) Tube drainase
e) IWL
5) Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar ±
200cc.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan
pada:
1) Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan
otot, tetani, dan sensasi rasa.
2) Kardiovaskuler : detensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin, dan bunyi jantung.
3) Mata : cekung, air mata kering
4) Neurologi : reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat
kesadaran.
5) Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-muntah, dan bising usus.
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap : pemeriksaan ini meliputi jumlah sel
darah, hemoglobin (Hb), dan hematokrit (Ht).
a) Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok
b) Ht turun : adanya pendarahan akut, masif, dan reaksi
hemolitik
c) Hb naik : adanya hemokonsentrasi
d) Hb turun : adanya pendarahan hebat, reaksi hemolitik
2) Pemeriksaan elektrolit serum : pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat.
3) pH dan berat jenis urin : berat jenis menunjukkan kemampuan
ginjal untuk mengatur konsentrasi urine, normalnya pH urine
adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
4) Analisa gas darah : biasanya yang biasa diperiksa adalah pH, PO,
HCO, PCO, dan saturasi O2.
a) PCO2 normal : 35-40 mmHg
b) PO2 normal : 80-100 Hg
c) HCO3 normal : 25-29 mEq/l
d) Saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam darah dengan
jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah, normalnya di
arteri (95%-98%) dan vena (60%-85%)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Aktual/resiko defisit volume cairan
Definisi: Kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan
pada ekstraseluler dan vaskuler.
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Kehilangan cairan secara berlebihan
2) Berkeringat secara berlebihan
3) Menurunnya intake oral
4) Penggunaan deuretik
5) Pendarahan
3. Rencana Keperawatan
a. Aktual/resiko defisit volume cairan
Rencana Tindakan
Intervensi Rasional
1) Ukur dan catat setiap 4 jam: 1) Menentukan kehilangan
Intake dan output cairan dan kebutuhan cairan
Warna muntahan, urine,
dan feses
Monitor turgor kulit
Tanda vital
Monitor IV infus
CVP
Elektrolit, BUN,
hematokrit, hemoglobin
Status mental
Berat badan
2) Berikan makanan dan cairan 2) Memenuhi kebutuhan
makan dan minum
3) Berikan pengobatan seperti 3) Menunjukkan pergerakan
antidiare dan antimuntah usus dan muntah
4) Berikan dukungan verbal 4) Meningkatkan konsumsi
dalam pemberian cairan yang lebih
5) Lakukan kebersihan mulut 5) Meningkatkan nafsu makan
sebelum makan
6) Ubah posisi pasien setiap 4 6) Meningkatkan sirkulasi
jam
7) Berikan pendidikan 7) Meningkatkan informasi
kesehatan tentang: dan kerja sama
a) Tanda dan gejala
dehidrasi
b) Intake dan output cairan
c) Terapi
Rencana Tindakan
Intervensi Rasional
1) Ukur dan monitor: 1) Dasar pengkajian
Intake dan output cairan, kardiovaskuler dan respons
berat badan, tensi, CVP terhadap penyakit
distensi vena, jugularis,
dan bunyi paru
2) Monitor rontgen paru 2) Mengetahui adanya edema
paru
3) Kolaborasi dengan dokter 3) Kerja sama disiplin ilmu
dalam pemberian cairan, dalam perawatan
obat, dan efek pengobatan
4) Hati-hati dalam pemberian 4) Mengurangi kelebihan
cairan cairan
5) Pada pasien yang bedrest: 5) Mengurangi edema
a) Ubah posisi setiap 2 jam
b) Latihan pasif dan aktif
6) Pada kulit yang edema 6) Mencegah kerusakan kulit
berikan losion, hindari
penekanan yang terus-
menerus
7) Berikan pengetahuan 7) pasien dan keluarga
kesehatan tentang: mengetahui dan kooperatif
a) Intake dan output cairan
b) Berat badan
c) Pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.
Repository USU. BAB 2 PENGELOLAAN KASUS. http://repository.usu.ac.id/
bitstream/123456789/45296/4/Chapter%20II.pdf (Diunduh tanggal 21
April 2020)
SDKI, DPP & PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan Edisi 4. Salemba Medika: Jakarta
Wilkinson, J. M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Kriteria Hasil
(NOC ) dan Intervensi (NIC). EGC: Jakarta
FORMAT PENGKAJIAN
Nomor Register :-
Tanggal Masuk :-
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : An. F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 16 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah / kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMK
Bahasa Yang digunakan : Bahasa Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jati Ranggon
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : Demam sudah 4 hari
b. Kronologis keluhan : Demam sudah 4 hari disertai mual, muntah,
lemas, pusing, dan terdapat bintik merah
Faktor pencetus :
Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( ) Bertahap
Lamanya : 4 hari
Upaya mengatasi : Minum obat penurun panas
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan)
Tidak ada
b. Riwayat kecelakaan
Tidak ada
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi makan :
... x/hari
3 × /hari 2 ×/hari
Nafsu makan
Jenis makanan Baik Kurang baik
Makanan tidak disukai
Makanan disukai Nasi, bubur Nasi
Makanan pantang
b. Minum Sayur-sayuran Sayur-sayuran
Frekuensi minum Tidak ada Tidak ada
Nafsu minum
Jenis minum Tidak ada Tidak ada
Minuman tidak disukai
Minuman disukai
Minuman pantang 6 gelas/hari 5 gelas/hari
Bertambah Kurang
Air putih Air putih
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Minuman berperasa
Tidak ada Tidak ada
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi Tidak menentu 1 ×/hari
Waktu
Tidak menentu Pagi hari
Warna
Bau Coklat Coklat
Konsistensi
Keluhan Khas Khas
Pemakaian
laxatif/pencahar Padat Padat
b. BAK Tidak ada Tidak ada
Frekuensi
Warna Tidak ada Tidak ada
Keluhanyang
berhubungan dengan BAK
3. Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi Hanya di lap saja 2 ×/hari
Pemakaian sabun
Ya Ya
b. Sikat gigi
Frekuensi
Pemakaian pasta gigi
c. Keramas 2 ×/hari 32×/hari
Frekuensi
Ya Ya
Pemakaian shampo Tidak keramas 2 ×/hari
Tidak Ya
4. Pola Tidur
Lama tidur
Tidur siang 6 jam 8 jam
Kebiasaan sebelum tidur
1 – 2 jam Tidak tidur
Keluhan/masalah berkaitan
dengan tidur (sulit Tidak ada Tidak ada
tidur/sering bangun /mudah
bangun/tidak Tidak ada Tidak ada
puas tidur saat bangun)
5. Pola Aktivitas
Lama kegiatan
Jenis kegiatan Tidak ada 9 jam
Frekuensi kegiatan
Tidak ada Sekolah
Tidak ada 1 ×/hari
Note :
Sebelum sakit : Di rumah klien mandi 3× sehari, gosok gigi 3× sehari dan
Saat sakit : Klien mandi hanya di lap lap saja, gosok gigi 1× sehari
4. Data Fisik
a. Keadaan kesadaran : Klien tampak lemas
b. Tingkat kesadaran : Compos mentis
c. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 38,7° C
Pernafasan : 20×/mnt
Nadi : 82×/mnt
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 55 kg
C. PEMERIKSAAN FISIK
1) Kepala
a. Rambut : Warna rambut hitam, tidak rontok, bersih
b. Dahi : Tidak ada oedema
c. Palpebrae : Tidak ada hordeolum, tidak ada nyeri tekan
d. Sclera : Anikterik
e. Konjungtiva : Ananemis
f. Pupil : Isokor, reflek terhadap cahaya +/+
g. Hidung : Simetris, septum tidak terjadi deviasi, pernafasan
cuping hidung, tidak ada sekret, tidak ada polip
h. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran
i. Leher : Tidak ada pembengkakan, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada nyeri menelan, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
2) Badan
a. Thorak : Simetris, pola nafas teratur, tidak ada nyeri tekan
b. Abdomen : nyeri tekan diepigastrium
c. Genitalia : Tidak ada keluhan
d. Anus : Tidak ada haemoroid
e. Ekstremitas atas dan bawah : Tidak ada oedema, tidak ada lesi,
warna kulit sawo matang,
kekuatan otot 4 4
4 4
3) Data Penunjang :
1. Hipertermia b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Tanda tanda vital merupakan
proses penyakit keperawatan diharapkan 2. Anjurkan pasien banyak minum ± acuan untuk mengetahui keadaan
masalah keperawatan 1,5 – 2 liter per hari umum pasien
3. Libatkan keluarga untuk tindakan 2. Peningkatan suhu tubuh
hipertermia dapat teratasi
kompres hangat (pada daerah axila, mengakibatkan penguapan tubuh
KH : kening, dan lipatan paha) meningkat sehingga perlu
4. Kolaborasi dalam pemberian obat diimbangi dengan asupan cairan
Suhu tubuh dalam antiseptik yang banyak / adekuat
batas normal (36 - 5. Observasi respon verbal dan non 3. Pemindahan panas secara
37°C) verbal pasien terhadap nyeri konduksi
Nadi 80 – 100 ×/mnt 4. Dapat membantu menurunkan
panas
5. Mengetahui respon pasien
terhadap nyeri yang dirasakan
6. Agar dapat segera dilakukan
tindakan untuk menangani syok
yang dialami pasien
2. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan tindakan 1. Mengobservasi tanda – tanda vital 1. Menetapkan data pasien untuk
b.d kehilangan cairan keperawatan diharapkan tiap jam mengetahui keadaan normal
secara aktif masalah keperawatan 2. Anjurkan pasien banyak minum ± 2. Mencegah kehilangan cairan
1800 – 2000 ml/hari tubuh
risiko hipovolemia dapat
3. Catat intake dan output cairan tiap 3. Memberi informasi tentang
teratasi 24 jam keadekuatan volume cairan dan
4. Kolaborasi dalam pemberian cairan kebutuhan pengganti
KH :
intravena sesuai anjuran dokter 4. Untuk mempertahankan /
Mukosa bibir lembab mengganti cairan dalam tubuh
Minum 6 – 8 gelas
sehari
TTV
Suhu : 36°C
Nadi : 60 – 100 ×/mnt
TD : 120/80 mmHg
RR : 15 ×/mnt
3. Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan melakukan kebersihan 1. Melatih klien agar mandiri
diri (melakukan defisit perawatan diri perorangan sesuai kemampuan klien. dalam kebersihan perorangan.
perawatan kuku) b.d terpenuhi dalam 1 hari 2. Libatkan keluarga dalam kebersihan 2. Agar kebersihan perorangan
kelemahan diri klien. benar – benar terlaksana.
keperawatan
3. Jelaskan tujuan dalam melakukan 3. Untuk mencegah terjadinya
KH : tindakan perawatan kuku. infeksi.
Selasa Diagnosa S:
Keperawatan 1, 2,
10-11-2020 3 Klien mengeluh pusing
Klien mengeluh lemas
O:
TTV
TD : 110/70 mmHg
S : 38°C
N : 81 ×/mnt
RR : 20 ×/mnt
Klien terlihat lemas
Tubuh teraba hangat
Mukosa bibir kering
Klien terlihat masih pucat
Kuku tangan klien terlihat panjang
dan kotor
A:
Intervensi dilanjutkan
Observasi TTV
Menganjurkan untuk banyak
minum
Melakukan perawatan kuku
tangan klien
Rabu Diagnosa S:
Keperawatan 1, 2,
11-11-2020 3 Klien mengatakan sudah tidak lemas
dan pusing
Klien mengatakan senang karena
melihat kukunya bersih
O:
A:
Masalah teratasi
P: