Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH FARMASETIKA DASAR

Disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Apt. Yuni Andriani, M.Pharm.Sc

Disusun Oleh :

Nama : Yayu Nurainy

NIM : 2020132043

Kelas : 1A Farmasi
1. 10 contoh dan maksimal jumlah obat yang diberikan kepada pasien untuk Obat Wajib
Apotek (OWA) beserta fungsinya

NO NAMA OBAT FUNGSI JUMLAH MAXIMAL


PEMBERIAN
1. Aminofilin supp Asma Maksimal 3 supp
2. Sakit kepala, Maksimal 20 tablet
pusing, panas/ Sirup 1 botol
metampiron demam, nyeri haid
3. Hidrokortison Alergi dan Maksimal 1 tube
peradangan local
4. Hexetidine Sariawan, radang Maksimal 1 botol
tenggorokan
5. kloramfenikol Infeksi bakteri pada Maksimal 1 tube
kulit (lokal)
6. Nistatin Infeksi jamur lokal Maksimal 1 tube
7. Mebhidrolin Antihistamin/ Maksimal 20 tablet
alergi
8. Metoklopramid HCl Mual, muntah Maksimal 20 tablet
9. Heparinoid/ heparin Na Memar Maksimal 1 tube
dengan Hialuronidase ester
nikotinat
10. Hidroquinon Hiperpigmentasi Maksimal 1 tube
kulit

2. Skrining administratif resep


Skrining administratif keterangan Ada/ tidak
ada
Nama dokter dr. Mila Anggraini Ada
SIP 002/2009 Ada
Alamat dokter Jln. Lingkar jati n0 20b, Banda Aceh Ada

Nama pasien Sari Ada


Umur pasien 2 tahun Ada
Berat badan pasien 12 kg Ada
Alamat pasien - Tidak ada
Tanggal penulisan resep Banda Aceh, 13 Maret 2011 Ada
(inscription)

Tanda buka penulisan resep R/ Ada


dengan R/ (invocation) R/

Nama obat, jenis sediaan, R/ Amoxan 250 no X Ada


kekuatan sediaan, jumlah, S.3 dd 1 Caps
cara pembuatan (praescriptio)
R/ paracetamol mg 120
Sacch. Lactis q.s
m.f.l.a. pulv.d.t.d. No. X
s.p.r.n.t..d.d.pulv I (febris)
Aturan pakai dari obat yang S.3 dd 1 Caps Ada
tertulis (signatura)

Paraf / tanda tangan dari yang Ada Ada


menulis resep (subscription)

Cap instansi/dokter - Tidak ada

3. Penyimpanan obat yang benar sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk obat
bebas, obat bebas terbatas, obat psikotropika, obat narkotika, vaksin, suppositoria dan
insulin

Obat dan bahan obat harus disimpan dalam wadah yang cocok dan harus memenuhi
ketentuan pembungkus dan penandaan memenuhi ketentuan pembungkusan dan penandaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Obat yang disimpan harus terhindar dari cemaran dan
peruraian, terhindar dari pengaruh udara, kelembaban, panas, dan cahaya.

Penyimpanan obat digolongkan berdasarkan bentuk bahan baku seperti bahan padat,
dipisahkan dari bahan yang cairatau bahan yang setengah padat. Hal tersebut dilakukan untuk
menghindarkan zat zat yang bersifat higroskopis, demikian pula dengan barang barang yang
mudah terbakar. Serum, vaksin, dan obat-obat yang mudah rusak atau meleleh pada suhu
kamar disimpan dalam lemari es. Penyimpan obat-obat narkotika disimpan dalam almari
khusus sesuai dengan Permenkes No. 28 tahun 1978. Penyusunan obat dilakukan secara
alphabetis.

Pengeluaran barang diapotek menggunakan sistem FIFO (First In First Out), demikian
pula halnya obat-obat yang mempunyai waktu kadaluarsa lebih singkat disimpan paling
depan yang memungkinkan diambil terlebih dahulu Firt Expire First Out atau FEFO
(Kepmenkes No. 1027)

PROSEDUR :

1. Pada faktur yang telah dicek, masukkan jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluarsa sediaan farmasi di dalam komputer.
2. Simpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada lemari yang sesuai
dengan suhu penyimpanan, penggolongan obat berdasarkan aspek farmakologi,
bentuk sediaan dan alfabetis.
3. Untuk obat-obatan Askes diletakkan pada rak tersendiri.
4. Untuk OWA dan OTC, berikan label harga terlebih dahulu sebelum
memasukkannya ke etalase.
5. Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti
penyimpanan berdasarkan prinsip FEFO dan FIFO.
6. Penyimpanan bahan baku obat dalam wadah yang sesuai, memberikan etiket yang
berisi nama bahan baku, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
7. Penyimpanan bahan baku obat disendirikan antara bahan baku dalam dan bahan
baku luar.
8. Khusus narkotika dan psikotropika, setiap karyawan hendaknya mengisi kartu
stok setiap penambahan dan pengambilan obat.
9. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan sediaan farmasi dan alat kesehatan
yang rusak, near ED maupun ED.
10. Kembalikan sisa obat yang tidak jadi dipakai ketempat semula.

Nama obat Penyimpanan yang benar sesuai dengan peraturan yang berlaku
Obat bebas 1. Obat OTC dan OWA yang diterima diinput jumlah, nomor batch
dan tanggal kadaluarsanya di komputer sesuai dengan faktur yang
telah dicek.
2. Berikan label harga terlebih dahulu sebelum memasukkannya ke
etalase.
3. Obat disimpan di dalam rak etalase.
4. Obat ditata berdasarkan:
a. Kombinasi metode FIFO dan FEFO, yaitu obat yang masa
kadaluarsanya paling cepat habis diletakkan di paling depan.
Obat yang masa kadaluarsanya paling lama diletakkan di
paling belakang.
b. Penyusunan nama obat berdasarkan aspek farmakologi, bentuk
sediaan dan alfabetik.
5. Khusus obat-obat yang memerlukan suhu rendah, disimpan di
dalam kulkas di ruang penyimpanan. Di dalam kulkas harus
terdapat termometer yang dicek secara berkala.
6. Bila apotek hendak tutup, semua rak etalase harus ditutup rapat.

Obat bebas 1. Obat bebas terbatas yang diterima diinput jumlah, nomor batch dan
terbatas tanggal kadaluarsanya di komputer sesuai dengan faktur yang telah
dicek.
2. Obat disimpan di dalam rak di ruang penyimpanan.
3. Jumlah maksimal masing-masing merk obat yang diletakkan di rak
penyimpanan adalah 3 box, 3 botol, atau 3 tube, selebihnya ditaruh
di rak paling atas (gudang).
4. Obat ditata berdasarkan:
a. Kombinasi metode FIFO dan FEFO, yaitu obat yang masa
kadaluarsanya paling cepat habis diletakkan di paling depan.
Obat yang masa kadaluarsanya paling lama diletakkan di paling
belakang.
b. Penyusunan nama obat berdasarkan aspek farmakologi, bentuk
sediaan dan alfabetik.
c. Obat-obat Askes disimpan dalam rak tersendiri
5. Khusus obat-obat yang memerlukan suhu rendah, disimpan di
dalam kulkas yang mempunyai termometer yang dicek secara
berkala.
6. Khusus obat-obatan los yang masuk dan keluar dicatat di kartu stok
obat per botol.
7. Bila apotek hendak tutup, semua rak harus ditutup rapat.
8. Ruang penyimpanan obat harus dapat terkunci, kunci disimpan
oleh apoteker yang diberi kewenangan.

Obat narkotika 1. Narkotika dan psikotropika yang diterima diinput jumlah, nomor
dan batch dan tanggal kadaluarsanya di komputer sesuai dengan faktur
psikotropika yang telah dicek
2. Kemudian obat disimpan di dalam lemari khusus narkotika dan
psikotropika.
3. Obat ditata berdasarkan:
a. Kombinasi metode FIFO dan FEFO, yaitu obat yang masa
kadaluarsanya paling cepat habis diletakkan di paling depan.
Obat yang masa kadaluarsanya paling lama diletakkan di
paling belakang.
b. Penyusunan nama obat secara alfabetik, yaitu obat dengan
awalan huruf A diletakkan di sebelah paling kiri. Obat dengan
awalan huruf Z diletakkan di sebelah paling kanan.
4. Narkotika dan psikotropika yang masuk dan keluar dicatat di kartu
stok obat
5. Kartu stok obat dimasukkan ke dalam setiap box atau diikat dengan botol
dan harus selalu tersimpan di dalam lemari
6. Lemari harus selalu terkunci, kunci disimpan oleh Apoteker yang
diberi kewenangan.
Obat narkotika Penyimpanan obat narkotika ada pada
PERATURAN MENTRI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NO. 28/MENKES/PER/I/1978
TENTANG
PENYIMPANAN NARKOTIKA

BAB II PENYIMPANAN
Pasal 3
(1 ) Importir, pedagang besar farmasi, pabrik larmasi, dan unit
perdagangan mampunyai gudang khusus untuk menyimpan narkotika.
(2) Gudang yang dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai satu pintu
dengan 2 buah kunci yang kuat dengan merek yang berlainan;
b. langit-langit dan jendela dilengkapi dengan jeruji besi;
c. dilengkapi dengan lemari besi yang tidak kurang dari 150
kilogram dan mempunyai kunci yang kuat.
Pasal 4
(1) Importir pedagang besar farmasi, pabrik farmasi, dan unit pergudangan
hai menyimpan narkotika di dalam gudang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 c dikunci dengan baik.
(2) Bahan baku narkotika dan sediaan-sediaan morlina, petidina, dan gare
garamnya narus disimpan dalam lemari besi seperti yang lercantum pada
Pasal 3 ayat (2) c dan dikunci dengan baik.
(3) Gudang dan lemari tidak boleh digunakan unluk menyinpan barang
selain narkotika, kecuali ditentukan lain oleh Menteri.
(4) Gudang yang tercantum dalam Pasal 3 tidak boleh dimasuki oleh orang
lain tanpa izin penanggung jawab.
(5) Anak kunci gudang dan anak kunci lemari besi dikuasai oleni
penanggung jawab atau pegawai lain yang dikuasakan.
Pasal 5
(1) Apotik dan rumah sakit harus memiliki tempat khusus untuk
menyimpan narkotika.
(2) Tempat khusus pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat;
b. harus mempunyai kunci yang kuat;
c. dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian
pertama dipergunakan untuk menyimpan narkotika, peticina, dan
garam-garamnya serta persediaan narkotik, bagian kedua
dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai
sehari-hari.
d. apabila tempal khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang
dari 40x80x100 cm, maka lemari iersebut harus dibuat pada
tembok atau lantai.
Pasal 6
(1) Apotik dan rumah sakit harus menyimpan narkotika dalam tempat
khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan harus dikunci dengan
baik.
(2) Lemari khusus tidak boleh dipergunakan untuk menyimpan barang lain
selain narkotika, kecuali ditentukan lain oleh Menteri.
(3). Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh penanggung jawab atau
pegawai lain yang dikuasakan
(4) Lenari khusus harus ditaruh di lempat yang aman dan lidak terlihat oleh
umum.
Pasal 7
Ruangan perawalan di ruinah sakit, lenbaga, dan puskesmas hanus
memiliki tempat untuk menyimpan narkotika dengan persyaratan sebagai:
berikut:
a. dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kual;
b. mempunyai kunci yang kuat;
c. kunci harus dikuasai oleh penanggung jawab atlau pegawai lain
yang dikuasakan;
d. tempal menyimpan rarkotika harus aman dan tidak lerlihat oleh
umum .
Pasal 8
Dokter harus menyimpan narkotika dalam satu tempat yan g mempunyai
kunci dan kuncinya dikuasai oleh dokter tersebut.
(sumber: Buku Apotek edisi revisi karya Yustina Sri Hartim dan
Sulasmono)
Vaksin, insulin, 1. Obat disusun beroperasi alfabetis untuk review setiap bentuk
dan suppositoria sediaan.
2. Obat dirotasi den gan sistem FEFO dan FIFO.
3. Obat disimpan pada rak.
4. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakan di atas palet (tinggi
palet minimal 10 cm).
5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk.
6. Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan
7. Vaksin, insulin, dan suppositoria disimpan dalam Pharmaceutical
Refrigetror pada suhu sejuk antara 2 o-8 o C.

4. Postan FCT 500 mg mempunyai No. Reg . DKL 8519807117A1


 DKL = obat jadi dengan nama dagang/paten, golongan obat keras produk
dalam negeri.
 85 = disetujui pada tahun 1986-1988
 198 = nomor urut pabrik
 071 = nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masing-masing pabrik
 17 = bentuk sediaan yang ada
 A = menunjukan kekuatan obat jadi yang pertama disetujui
 1 = kemasan utama

Anda mungkin juga menyukai