Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Al-kindi Adalah seorang filosofis islam pertama yang berusaha mempertemukan
agama dengan filsafat Yunani dengan kemampuannya dalam menguasai beberapa bahasa
dan kegigihannya berfikir sehingga berhasil menerjemahkan dan memahami buku-buku
ilmu pengetahuan terkhusus yang berasal dari Yunani,bahkan Al-Kindi adalah salah satu
tiang yang turut mendirikan zaman ke-emasan dimana islam menjadi pusat perdaban
seluruh dunia terkhusus Baghdad.Filsafat bagi Al-kindi semulia-mulia ilmu yang
tertinggi martabatnya,dan filsafat menjadi kewajiban setiap ahli pikir (ulul albab).

1
B. Rumusan masalah

1. Riwayat Hidup Al-Kindi


2. Karya – Karya Al-kindi
3. Pemikiran Al-kindi dalam filsafat

BAB II
PEMBAHASAN
A.Riwayat  Hidup Al-Kindi
Nama Al-Kindi adalah nisbat pada suku yang menjadi asal cikal bakalnya,yaitu
Banu kindah.Banu kindah adalah suku keturunan kindah yang sejak dulu menempati
daerah selatan jazirah Arab yang tergolong memiliki apresiasi kebudayaan yang cukup
tinggi dan banyak dikagumi orang.

Nama lengkap Al-kindi adalah Abu yusuf Ya’qub bin ishaq As-shabbah bin
Imran bin Isma’il bin Al-asy’ats bin qays Al-Kindi 1.Ia dilahirkan di kuffah tahun 185 H
(801M ). Ayahnya ishaq As-shabbah,adalah gubernur kuffah pada masa pemerintahan
Al-Mahdi dan Harun Ar-Rasyid.Ayahnya meninggal setelah beberapa tahun Al-kindi
lahir.dengan demikian Al-kindi dibesarkan dalam keadaan yatim.

Ditinjau dari kelahiran Al-kindi dapat diketahui bahwa Al-kindi hidup pada masa
keemasan kekuasaan bani Abbas.pada masa kecilnya Al-kindi sempat merasakan
pemerintahan khalifah Harun Ar-Rasyid yang terkenal sangat memperhatikan dan
mendorong perkembangan ilmu pengetahuan bagi kaum muslim.pada masa
pemerintahannya Baghdad menjadi pusat perdagangan sekaligus pusat lembaga
keilmuwan.Ar-Rasyid wafat pada tahun 193 H (809M) ketika Al-kindi berumur 9
tahun.yang kemudian kedudukan khilafah diberikan kepada anknya Al-Amin.Tetapi pada
masa itu tidak tercatat usaha-usaha untuk mengembangkan lebih lanjut ilmu pengetahuan
yang telah dirintis oleh ayahnya.Al-Amin wafatpada tahun 198 H (813M) kemudian
digantikan oleh saudaranya Al-Ma’mun (198-228H) perkembangan ilmu pengetahuan

1
Muhammad ‘Imarah, 45 Tokoh Pengukir Sejarah, Pajang:ERA Intermedia, 2004, hlm. 82
2
sangat pesat ia membangun balai ilmu pengetahuan baytul hikmah yaitu berupa suatu
tempat yang diisi segala aktifitas keilmuwan seperti penerjemahan buku-buku terkhusus
buku buku Yunani, mempelajari, mengajari serta terus meningkatkan fungsi dari baytul
hikmah dan dengan keperdulian dan perhatian tinggi terhadap keilmuwan maka
ditemukan antara ilmu ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu asing.Dan pada waktu inilah Al-
kindi muncul sebagai salah seorang tokoh yang mendapat kepercayaan untuk
menerjemahkann kitab kitab Yunani kedalam bahsa Arab,bahkan ia memberi komentar
terhadap pikiran pikiran filosof Yunani.

Al-Kindi yang dilahirkan di kuffah pada masa kecilnya memperoleh pendidikan


di bashrah.tentang siapa guru-gurunya tidak dikenal,karena tidak terekam dalam catatan
sejarah hidupnya.tetapi dapat dipastikan ia mempelajari ilmu-ilmu sesuai dengan
kurikulum pada masanya.Ia mempelajari Al-Qur’an,membaca,menulis,dan berhitung
setelah menyelesaikan pendidikan pelajaran(dasar)-nya di Bashrah,ia melanjutkan ke
Baghdad hingga selesai.

Ia sangat mahir di beberapa cabang ilmu pada saat itu seperti ilmu ketabiban
(kedokteran) filsafat,ilmu hitung,manthiq(logika),geometri,astronomi dan lain-lain.ilmu
ilmu yang berasal dari yunani juga ia pelajari begitu juga dengan bahasa yang menjadi
pokok dalam system ilmu pengetahuan dalam memaham adalah bahasa suryani. Dari
buku yang telah diterjemahkan kedalam bahasa suryani inilah Al-Kindi
menerjemahkanya kedalam bahasa Arab.

Nama Al-Kindi semakin terkenal dan tersohor setelah ia hidup di istana pada
masa pemerintahan Mu’tashim yang menggantikan Al-Ma’mun pada tahun 218H (833M)
karena pada waktu itu Al-kindi dipercaya pihak istana menjadi guru pribadi pendidik
puteranya,yaitu Ahmad bin Mu’tashim.pada masa inilah Al-Kindi berkesempatan
menulis karya-karynya setelah pada masa Al-Makmun menerjemahkan kitab-kitab
Yunani kedalam Bahasa Arab.Al-kindi banyak menghabiskan waktu semasa hidupnya
dengan ilmu pengetahuan di Baghdad pada tahun 873 M Al-kindi wafat akan tetapi
karya-karyanya akan selalu hidup dan namanya takkan terhapus sepanjang perjalanan
dunia.

3
B.Karya-Karya Al-Kindi
Karya ilmiah Al-kindi kebanyakan hanya berupa makalah-makalah,tetapi
jumlahnya amat banyak,Ibnu Nadim,dalam kitabnya Al-fihrits,menyebukan lebih dari
230 buah. George N.Atiyeh menyebutkan judul-judul makalah dan kitab-kitab karangan
Al-kindi sebanyak 270 buah.Dalam bidang filsafat karangan Al-kindi pernah diterbitkan
oleh prof.Abu Ridah (1950) dengan judul Rasail-Alkindi Al-Falasifah (makala-makalah
Filsafat Al-kindi)yang berisi 29 makalah.Prof.Ahmad Fuad Al-Ahwani pernah
menerbitkan makalah Al-kindi tentang filsafat pertamanya dengan judul kitab Alkindi ila
Al-Mu’tashim Billah fi Al-falsafah Al-ula ( surat Al-kindi kepada Mu’tashim Billah
tentang filsafat pertama.)

Karangan-karangan Al-kindi Mengenai filsafat menunjukkan ketelitian dan


kecermatan dalam memberikan batasan batasan makna istilah-istilah yang dipergunakan
dalam terminology ilmu filsafat.masalah-masalah filsafat yang ia bahas mencakup
Epistemologi,metafisika,etika dan sebagainya.sebagaimana halnya para penganut aliran
phytagoras.Al-kindi juga mengatakan bahwa dengan matematika orang tidak dapat
berfilsafat dengan baik.

Beberapa karya Al-kindi,baik yang ditulis sendiri atau ditulis ulang oleh penulis
lainnya diantaranya :

1. Kitab Al-Kindi ila Al-Mu’tashim Billah fi al-Falsafah al-Ula (tentang filsafat


pertama),

2. Kitab al-Falsafah al-Dakhilat wa al-Masa’il al-Manthiqiyyah wa al Muqtashah wa ma


fawqa al-Thabi’iyyah (tentang filsafat yang diperkenalkan dan masalah-masalah
logika dan muskil, serta metafisika),

4
3. Kitab fi Annahu la Tanalu al-Falsafah illa bi ‘ilm al-Riyadhiyyah (tentang filsafat
tidak dapat dicapai kecuali dengan ilmu pengetahuan dan matematika),

4. Kitab fi Qashd Aristhathalis fi al-Maqulat(tentang maksud-maksud Aristoteles dalam


kategori-kategorinya),

5. Kitab fi Ma’iyyah al-‘ilm wa Aqsamihi (tentang sifat ilmu  pengetahuan dan


klasifikasinya),

6. Risalah fi Hudud al-Asyya’ wa  Rusumiha(tentang definisi benda-benda dan


uraiannya),

7. Risalah fi Annahu Jawahir la Ajsam (tentang substansi-substansi tanpa badan),

8. Kitab fi Ibarah al-Jawami’ al  Fikriyah (tentang ungkapan-ungkapan mengenai ide-ide


komprehensif),

9. Risalah al-Hikmiyah fi Asrar al-Ruhaniyah(sebuah tilisan filosofis tentang rahasia-


rahasia spiritual),

10. Dan Risalah fi al-Ibanah an al-‘illat al-Fa’ilat al-Qaribah li al-kawn wa al-


Fasad (tentang penjelasan mengenai sebab dekat yang aktif terhadap alam dan
kerusakan).

Dari karya-karyanya ini maka Al-kindi termasuk dalam


aliran peripatetisme, aliran yang  epistemologinya berlandaskan pada metode pemikiran
logis Aristotelian atau  mengikuti gagasan gagasan aristoteles,Aristotelianisme
adalah hylomorfisme yang bersal dari dua kata yaitu hily yang berarti materi
dan morph yang berarti form atau bentuk.  prinsip ini menyatakan,segala hal gabungan
berasal dari materi dan bentuk.Namun dalam penjelasan lain bahwa sebagian filosof
menyatakan bahwa Al-kindi menganut aliranelektisisme,aliran yang tidak
mempergunakan atau mengikuti metode apapun yang ada,
melainkan mengambil apa yang terbaik dari metode metode filsafat karena dalam
metafisika dan kosmologi ia mengambil pendapat-pendapat aristoteles,dalam psikologi ia
mengambil pendapat Plato,dalam bidang etika ia mengambil pendapat-pendapat Socrates
dan Plato. meskipun demikian kepribadian Al-kindi sebagai filosof muslim tetap
bertahan.

5
C.Definisi Filsafat Al-Kindi
Al-kindi menyajikan banyak definisi filsafat tanpa menyatakan bahwa definisi
mana yang menjadimiliknya.Yang disajikan adalah definisi-definisi dari filsafat
terdahulu, itu pun tanpa menegaskan dari siapa diperolehnya.Mungkin dengan menyebut
berbagai macam definisi itu dimaksudkan bahwa pengertian yang sebenarnya tercakup
dalam semua definisi yang ada, tidak hanya pada salah satunya. Hal ini berarti bagi al-
Kindi, bahwa untuk memperoleh pengertian lengkap tentang apa filsafat itu harus
memperhatikan semua unsur yang terdapat dalam semua definisi tentang filsafat.
Definisi-definisi al-Kindi sebagai berikut:

1. Filsafat sendiri terdiri dari gabungan dua kata,philo, sahabat dan Sophia,


kebijaksanaan. Filsafat adalah cinta kepada kebijaksanaan. Definisi ini berdasar atas
etimologi Yunani dari kata-kata itu.

2. Filsafat adalah upaya manusia meneladani perbuatan-perbuatan Tuhan sejauh dapat


dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Definisi ini merupakan definisi fungsional,
yaitu meninjau filsafat dari segi tingkah laku manusia.

3. Filsafat adalah latihan untuk mati. Yang dimaksud dengan mati adalah bercerainya
jiwa dari badan. Atau mematikan hawa nafsu adalah mencapai keutamaan. Oleh
karenanya, banyak orang bijak terdahulu yang mengatakan bahwa kenikmatan adalah
suatu kejahatan. Definisi ini juga merupakan definisi fungsional, yang bertitik tolak
pada segi tingkah laku manusia pula.

4. Filsafat adalah pengetahuan dari segala pengetahuan dan kebijaksanaan dari segala
kebijaksanaan. Definisi ini bertitik tolak dari segi kausa.

5. Filsafat adalah pengetahuan manusia tentang dirinya. Definisi ini menitikberatkan


pada fungsi filsafat sebagai upaya manusia untuk mengenal dirinya sendiri. Para
filosof  berpendapat bahwa manusia adalah badan. Jiwa dan aksedensial manusia
yang mengetahui dirinya demikian itu berarti mengetahui segala sesuatu. Dari sinilah
para filosof menamakan manusia sebagai mikrokosmos.

6. Filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang abadi dan bersifat
menyeluruh (umum), baik esensinya maupun kausa-kausanya. Definisi ini
menitikberatkan dari sudut pandang materinya.

Dari beberapa definisi yang amat beragam diatas, tampaknya al-Kindi


menjatuhkan pilihannya pada definisi terakhir dengan menambahkan suatu cita filsafat,
yaitu sebagai upaya mengamalkan nilai keutamaan.Menurut al-Kindi, filosof adalah
orang yang berupaya memperoleh kebenaran dan hidup mengamalkan kebenaran yang
diperolehnya yaitu orang yang hidup menjunjung tinggi nilai keadilan atau hidup
6
adil.Dengan demikian, filsafat yang sebenarnya bukan hanya pengetahuan tentang
kebenaran, tetapi di samping itu juga merupakan aktualisasi atau pengamalan dari
kebenaran itu. Filosof yang sejati adalah yang mampu memperoleh kebijaksanaan dan
mengamalkan kebijaksanaanitu.Hal yang disebut terakhir menunjukkan bahwa konsep al-
Kindi tentang filsafat merupakan perpaduan antara konsep Socrates dan aliran
Stoa.Tujuan terakhir adalah dalam hubungannya dengan moralita.

Al-kindi menegaskan juga bahwa filsafat yang paling tinggi tingkatannya adalah
filsafat yang berupaya mengetahui kebenaran yang pertama, kausa daripada semua
kebenaran, yaitu filsafat pertama. Filosof yang sempurna dan sejati adalah yang memiliki
pengetahuan tentang yang paling utama ini. Pengetahuan tentang kausa (‘illat) lebih
utama dari pengetahuan tentang akibat (ma’lul, effect). Orang akan mengetahui tentang
ralitas secara sempurna jika mengetahui pula yang menjadi kausanya.

7
D. Pemikiran Al-kindi dalam Filsafat
Al-kindi telah mampu menjadikan filsafat dan ilmu yunani dapat diakses dan
telah membangun fondasi filsafat dalam islam dari sumber-sumber yang jarang dan
sulit,yang sebagian diantaranya diteruskan dan dikembangkan oleh Al-farabi.

Sumber filosofis Al-kindi diperoleh dari sumber-sumber Yunani klasik terutama


Neoplatonik.Risalahnya,Risalah Al-hudud Al-Asya, secara keseluruhan dapat dipandang
sebagai basis atau pandangan pandangannya sendiri. meringkas dari literature literature
Yunani dengan niat hendak memberikan ringkasan filsafat Yunani dalam bentuk
defenisi.kebanyakan defenisi itu adalah defenisi harfiah yang dipinjam dari aristoteles.
Ketekunan Al-kindi mengumpulkan defenisi dari karya-karya aristoteles dan
kesukaannya kepada aristoteles tidak dapat diabaikan.Bahkan,ketika ia meringkas dari
sumber-sumer lain yang secara keliru ia menisbahkan pula kepada Aristtoteles.Subjek
dan susunannya sesuai benar dengan sumber Neoplatonik.

1. Epistemologi

Al-Kindi menyebutkan adanya tiga macam pengetahuan manusia, yaitu: a).


pengetahuan inderawi, b). pengetahuan yang diperoleh dengan jalan menggunakan akal
yang disebut pengetahuan rasional, dan c). pengetahuan yang diperoleh langsung dari
Tuhan yang disebut pengetahuanisyraqi dan iluminatif.

a. Pengetahuan Inderawi

Pengetahuan inderawi terjadi secara langsung ketika orang mengamati


terhadap obyek-obyek material, kemudian dalam proses tanpa tenggang waktu dan
tanpa berupaya berpindah ke imajinasi (mushawwirah), diteruskan ke tempat
penampungannya yang disebut hafizhah (recollection).

Pengetahuan yang diperoleh dengan jalan ini tidak tetap, karena obyek yang
diamati pun tidak tetap, selalu dalam keadaan menjadi, berubah setiap saat, bergerak,
berlebih-berkurang kuantitasnya, dan berubah-ubah pula kualitasnya.

Pengetahuan inderawi ini tidak memberi gambaran tentang hakikat sesuatu


realitas.Pengetahuan inderawi selalu berwatak dan bersifat parsial (juz’iy).
Pengetahuan inderawi amat dekat kepada penginderaannya, tetapi amat jauh dari
pemberian gambaran tentang alam pada hakikatnya.

8
b. Pengetahuan Rasional

Pengetahuan tentang sesuatu yang diperoleh dengan jalan menggunakan akal


bersifat universal, tidak parsial, dan bersifat immaterial. Obyek pengetahuan rasional
bukan individu, tetapi genus dan spesies. Orang mengamati manusia sebagai yang
berbadan tegak dengan dua kaki, pendek, jangkung, berkulit putih atau berwarna,
yang semua ini akan menghasilkan pengetahuan inderawi. Tetapi orang yang
mengamati manusia, menyelidiki hakikatnya sehingga sampai pada kesimpulan
bahwa manusia ialah makhluk berpikir (rational animal= hayawan nathiq), telah
memperoleh pengetahuan rasional yang abstrak universal, mencakup semua individu
manusia. Manusia yang telah ditajrid (dipisahkan) dari yang inderawi tidak
mempunyai gambar yang terlukis dalam perasaan.

Al-Kindi memperingatkan agar orang tidak mengacaukan metoda yang


ditempuh untuk memperoleh pengetahuan, karena setiap ilmu mempunyai metodenya
sendiri yang sesuai denganwataknya.Watak ilmulah yang mennetukan metodenya.
Adalah suatu kesalahan jika kita menggunakan suatu metode suatu ilmu untuk
mendekati ilmu lain yang mempunyai metodenya sendiri. Adalah suatu kesalahan jika
kita menggunakan metoda ilmu alam untuk matematika, atau menggunakan metode
ilmu alam untuk metafisika.

c. Pengetahuan Isyraqi

Al-Kindi mengatakan bahwa pengetahuan inderawi saja tidak akan sampai


pada pengetahuan yang hakiki tentang hakikat-hakikat. Pengetahuan rasional terbatas
pada pengetahuan tentang genus dan spesies. Banyak filosof yang membatasi jalan
memperoleh pengetahuan pada dua macam jalan ini. Al-Kindi, sebagaimana halnya
banyak filosof isyraqi, mengingatkan adanya jalan lain untuk memperoleh
pengetahuan lewat jalan isyraqi (iluminasi), yaitu pengetahuan yang langsung
diperoleh dari pancaran Nur Ilahi. Puncak dari jalan ini ialah yang diperoleh para
Nabi untuk membawakan ajaran-ajaran yang berasal dari wahyu kepada umat
manusia. Para Nabi memperoleh pengetahuan yang berasal dari wahyu Tuhan tanpa
upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk
memperolehnya.Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan semata-
mata.Tuhan mensucikan jiwa mereka dan diterangkan-Nya pula jiwa mereka untuk
memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.Pengetahuan dengan jalan wahyu ini
merupakan kekhususan bagi para Nabi yang membedakan dengan manusia-
manusia lainnya.Akalmeyakinkan kebenaran pengetahuan mereka berasal dari Tuhan,
karena pengetahuan itu memang ada pada saat manusia biasa tidak mampu
mengusahakannya, Karena hal itu memang diluar kemampuan manusia. Bagi
manusia tidak ada jalan lain kecuali menerima dengan penuh ketaatan dan

9
ketundukan kepada kehendak Tuhan, membenarkan semua yang dibawakan para
Nabi.

2. Metafisika

Tentang hakikat tuhan Al-Kindi mengatakan bahwa Tuhan adalah wujud yang
haq (sebenarnya) yang tidak berawal dan tidak pula berakhir.Untuk membuktikan tentang
wujud tuhan.Al-kindi berpijak pada adanya gerak,keanekaan dan keteraturan alam
sebagaimana  argumentasi yang sering dukemukakan oleh filosofis Yunani.

Sehubungan dengan dalil gerak,Al-kindi mengajukan pertanyaan sekaligus


memberikan jawabannya dalam ungkapan sebagai berikut : Mungkinkah sesuatu menjadi
sebab adanya sendiri,ataukah tidak mungkin ? jawabnya : Yang demikian itu tidak
mungkin.Dengan demikian alam ini adalah baru ada permulaan dalam waktu demikian
pula alam ini ada akhirnya,oleh karenanya alam ini harusada yang menciptakannya.Dari
segi filsafat Ar-gumen itu sejalan dengan Aristoteles tentang causa prima dan penggerak
pertama,penggerak yang tidak bergerak.dari segi agama argument Al-kindi sejalan
dengan ilmu kalam: alam berubah-ubah semua yang berubah ubah adalah baru,jadi alam
adalah baru,maka alam adalah ciptaan yang mengharuskan adanya pencipta.

3. Roh dan akal

Roh adalah suatu wujud sederhana,dan zatnya terpancar dari sang pencipta,persis
sebagaimana sinar terpancar dari matahari,roh bersifat spiritual,ketuhanan,terpisah dan
berbeda dari tubuh,roh memperoleh pengetahuan tentang segala yang ada didunia dan
melihat yang dialami.setelah terpisah dari tubuh ia menuju kea lam akal,kembali ke roh
sang pencipta dan bertemu denganNya.Roh tidak pernah tidur hanya saja ketika
tertidur,ia tidak menggunakan indera-inderanya.Dan bila disucikan roh dapat melihat
mimpi-mimpi luar biasa dalam tidu dan dapat berbicara dengan roh-roh ya g telah
terpisah dari tubuh mereka.Gagasan serupa terpaparkan dalam Tulisan Al-kindi bahwa
“Tidur ialah menghentikan penggunaan inderawi bila roh berhenti menggunakan nderawi
dan hanya menggunakan nalar, ia bermimpi.

Aristoteles Membedakan akal menjadi dua macamyaitu akal mungkindan akal


agen.Akal mungkin menerima pikiran,sedangkan akal akal agent menghasilkan objek-
10
objek pemikiran. Akal agent dituliskan oleh aristoteles sebagai tersendiri, tak
bercampur,selalu actual,kekal dan takkan rusak.
Berbeda dengan Al-kindi yang membagi akal dalam empat macam :

a. Akal yang selalu bertindak


b. Akal yang secara potensial berada dalam roh
c. Akal yang telah berubah,di dalam roh,dari daya menjadi actual
d. Akal yang kita sebut akal kedua
Yang dimaksud akal kedua yaitu tingkat kedua aktualitas antara yang memiliki
pengetahuan dan yang mempraktikannya.

Jalannya akal ini diterangkan kembali oleh Al-kindi dalam risalahnya “filsafat
awal”.Ia berkata,Bila genus-genus dan spesies menyatu dengan roh mereka menjadi
terakali.Roh benar-benar menjadi rasional setelah menyatu dengan spesies.sebelum
menyatu roh berdaya rasional.segala sesuatu yang maujud dalam bentuk daya tak dapat
menjadi actual.genus-genus dan spesies itulah yang menjadikan roh,yang berupa daya
rasional menjadi benar-benar actual yang menyatu dengannya.

4. Filsafat ketuhanan

Sebagaimana halnya dengan dengan filsuf-filsuf Yunani dan filsuf islam


lainnya.Al-kindi selain filsuf,juga ahli ilmu pengetahuan.Menurutnya,pengetahuan
terbagi dalam 2 bagian :

a. Pengetahuan Ilahi(‫)علم الهي‬   Divine sciece,sebagaimana yang tercantum dalam Al-


qur’an yaitu pengetahuan yang langsung diperoleh nabi dari Tuhan.Dasar
pengetahuan iniialah keyakinan.
b. Pengetahuan manusiawi (‫اني‬PP‫)علم االنس‬  Human science atau filsafat dasarnya ialah
pemikiran (rasio-reason)

Menurut Al-kindi filsafat ialah pengetahuan tentang yang benar (knowledge of


truth).Disinilah terlihat persamaan antar falsafah dengan agama.tujuan agama ialah
menerangkan apa yang benar dan apa yang baik  begitu juga tujuan dari falsafah.Agama
disamping wahyu juga mempergunakan Akal dan falsafah juga mempergunakan

11
akal.Yang benar pertama (‫الجق االول‬  ( The first truth Bagi Al-kindi ialah Tuhan.falsafah
dengan demikian membahas soal tuhan sehingga agama menjadi dasar filsafatnya.intisari
filsafatnya adalah bahwa falsafah yang paling tinggi ialaha falsafah tentang tuhan
sebagaimana ungkapannya”falsafah yang termulia dan tertinggi derjatnya adalah falsafah
utama,yaitu tentang yang benar pertama,yang menjadi sebab bagi segalayang benar”11.

Dalam Alam terdapat benda-benda yang dapat ditangkap panca indera.benda


benda tersebut merupakan juz’iat (particular) yang penting bagi falsafah bukan juz’iat
yang tak terhingga banyaknya itu menlainkan hakikat yang terdapat dalam juz’iat
itu,yaitukulliat ( universal , defenisi) tiap benda mempunyai 2 hakikat :

a. Hakikat juz’I ( ‫حقيقة جزءية‬ ) dan ni disebut aniah


b. Hakikat kulli ( ‫ )حقيقة كلية‬dan ini disebut mahiah,hakikat yang bersifat universal dalam
bentuk genus dan spesies.

Tuhan dalam falsafah Al-kindi tidak mempunyai hakikat dalam arti aniah atau
mahiah.tidak aniah karena tuhan tidak termasuk benda benda yang ada dalam
alam.bahkan ia adalah pencipta alam.Ia tidak tersusun dari materi dan bentuk ( ‫الهيولي‬
‫)والصورة‬. Juga Tuhan tidak mempunyai hakikat dalam bentuk mahiah karena tuhan tidak
merupakan genus atau spesies.Tuhan hanya satu,dan tidak ada yang serupa dengan tuhan.

5. Falsafah jiwa

Jiwa dipandang intisari dari manusia dan filosof filosof islam banyak
membicarakan tentang hal ini menurut Al-kindi roh tidak tersusun,tetapi mempunyai arti
penting,sempurna dan mulia.substansinya dari substansi tuhan.Hubungan Roh dan tuhan
sama dengan hubungan cahaya dan matahari.Roh itu berbeda dengan badan mempunyai
wujud sendiri.Argumen yang digunakan Al-kindi tentang perbedaan  roh dari badan ialah
keadaan badan yang mempunyai hawa nafsu(carnal desire) dan sifat pemarah.Roh
menentang keinginan hawa nafsu dan passion.Sudah jelas bahwa yang melarang tidak
sama dengan yang dilarang.Dengan perantaraan rohlah,manusia memperoleh
pengetahuan yang sebenarnya.

12
6. Alam

Alam dalam system aristoteles,terbatas oleh ruang,tetapi tak terbatas oleh


waktu,karena gerak alam seabadi penggerak tak tergerakkan (unmovable
mover ).keabadian alam dalam pemikiran islam ditolak karena islam berpendirian bahwa
alam diciptakan.filsuf-filsuf muslim,dalam mengahdapi masalah ini mencoba mencari
pemecahan yang sesuai dengan agama.

Pada masalah ini Al-kindi tidak sependapat dengan aristoteles karena ia


menganggap bahwa alam ini tidak kekal.Benda-benda fisik terdiri atas materi dan
bentuk,dan bergerak didalam ruang dan waktu.jadi materi,bentuk,ruang,dan waktu
merupakan unsur dari setiap fisik.wujud,yang begitu erat kaitannya dengan fisik,waktu
dan ruang adalah terbatas karena mereka takkan ada kecuali dengan keterbatasan.Waktu
bukanlah gerak,melainkan bilangan pengukur gerak karena waktu tak lain adalah yang
dahulu dan yang kemudian.bilangan ada 2 macam yaitu tersendiri dan
berkesinambunagan.waktu bukanlah bilangan tersendiri melainkan
berkesinambungan,oleh karena itu waktu dapat ditentukan,yang berproses dari dulu
hingga kelak.

BAB III

PENUTUP
13
A. Analisis Pemateri
Dari Uraian diatas pemateri menganalisis bahwa Al-kindi adalah filosof pertama yang
menemukan dan menggabungkan konsep teologi yang dimiliki islam dengan ilmu yang
berkembang pada masa Al-kindi.Secara biografi tidak ditemukan kepastia dari kelahiran
Al-kindi namun ia lahir di kufah kemudian mengecam pendidikan di basrah dan kembali
ke kufah.Jika kita teliti lebih dalam diketahui pada zaman Al-kindi Filsafat mulai
digemari dan diminati dan ilmu pengetahuan sangat dijunjung tinggi dibawah kekhalifaan
Al-makmun terbukti dengan dibangunnya baitul hikmah tempat segala aktivitas
pengajaran dan pembelajaran dalam penyelesaian masalah apapun filsafat berperan aktif
termasuk masalah teologi,latar belakang itulah seorang Al-kindi mencari jalan untuk
sampai kepada nilai-nilai ketuhanan selain jalan utama teologi yaitu dengan Filsafat.Al-
kindi juga sebagai filosof peripatetisme yang terpengaruh oleh pemikiran aristoteles
dimana ia banyak membaca buku-buku,artikel-artikel dari aristoteles namun dalam
pengetahuannya tidak mutlak menerima pemikirsn dari aristoteles justru ada kontra dari
apa yang dibaca Al-kindi terkhusus mengenai Alam.Karena ia berpendapat bahwa Alam
baru dan tidak kekal.
B. Kesimpulan

Nama lengkap Al-kindi adalah Abu yusuf Ya’qub bin ishaq As-shabbah bin
Imran bin Isma’il bin Al-asy’ats bin qays Al-Kindi.Ia dilahirkan di kuffah tahun 185 H
(801M ),Al-Kindi yang dilahirkan di kuffah pada masa kecilnya memperoleh pendidikan
di bashrah kemudian melanjutkan ke Baghdad dan berkembang sehiingga menjadi
seorang filosofis islam dengan kejeniusannya,namnya semakin tersohor ketika ia tinggal
di istana dan menjadi guru pribadi bagi anak dari khalifah Al-Mu’tashim billah yaitu
Ahmad bin Mu’tashim.Al-kindi banyak menghabiskan waktu semasa hidupnya dengan
ilmu pengetahuan di Baghdad pada tahun 807 M Al-kindi wafat akan tetapi karya-
karyanya akan selalu hidup dan namanya takkan terhapus sepanjang perjalanan dunia.

Beberapa karya Al-kindi,baik yang ditulis sendiri atau ditulis ulang oleh penulis
lainnya diantaranya :

1. Kitab kimiya’Al-Itr ( book of chemistry of perfume )

14
2. Kitab fi Isti’mal Al-adad Al-Hindi (on the use of the indian numerals)
3. Risala fil-ill Al-failali l-madd wal fazr(treatise on the efficient cause of the flow and
Ebb).
4. Kitab Ash-Shu’at (book of the rays )
5. The medical formulary of aqrabadhin of Al-kindi by M.levey(1966)
6. Al-kindi’s metaphysics : a translation of yaqub bn ishaq Al-kindi’s treatise”on the first
philosophy ( fi alfalsafa au-ula ) by Alfred lvry
7. Scientific weather forecasting in the middle ages the writings of Al-kindi,by gerrit bos
and Charles burnett.
8. Al-kindi’s treatise on cryptanalysisi,by M.Mrayati,Y.meer Alam and M.H at-Tayyan.

Pemikiran Al-kindi dalam Filsafat :

1. Epistemologi
2. Metafisika
3. Roh dan akal
4. Filsafat ketuhanan
5. Falsafah Jiwa
6. Alam

15
DAFTAR PUSTAKA

‘Imarah Muhammad, 45 Tokoh Pengukir Sejarah, Pajang:ERA Intermedia, 2004


https://duniacemoro.wordpress.com/category/makalah/page/2/ diakses pada Rabu 4 Maret 2015 pukul
20.00
http://abduhlubis.blogspot.com/2013/01/al-kindi-babi-pendahuluan-a.html diakses pada Rabu 4 Maret
2015 pukul 14.00

16

Anda mungkin juga menyukai