Anda di halaman 1dari 10

ALUR PROTOKOL MRS DI RS BUNDA

PASIEN RENCANA MRS

DILAKUKAN SKORING & PEMERIKSAAN MELIPUTI :

 LAB. DARAH LENGKAP


 FOTO THORAX (UNTUK PASIEN USIA > 45 TH/ ATAS INDIKASI)
 RAPID TEST IgG IgM ANTIBODI

Level 3 Level 3 Level 0-2

RAPID TEST (+) RAPID TEST ( - ) RAPID TEST ( - )

ATAU

Level 0-2

DIRUJUK KE RS RAPID TEST (+)


RUJUKAN

KOORDINASI dengan DPJP


TIDAK

DILAKUKAN OPERASI DENGAN : DILAKUKAN OPERASI DENGAN :


 MEMAKAI APD LEVEL 3 YA
 MEMAKAI APD LEVEL 3
 ALAT MEDIS DISIAPKAN  PRE OP DAN RR SEPERTI BIASA
MAKSIMAL (TIM TIDAK KELUAR  DIRAWAT DI KAMAR BIASA
MASUK)
 PRE OP DAN RR DILAKUKAN
DALAM OK YG SAMA
 DIRAWAT DI RUANG ISOLASI

Skoring Klasifikasi Gejala


ALUR PROTOKOL OPERASI DI RS BUNDA

PASIEN RENCANA OPERASI

DILAKUKAN SKORING & PEMERIKSAAN MELIPUTI :

 LAB. DARAH LENGKAP


 FOTO THORAX (UNTUK PASIEN USIA > 45 TH/ ATAS INDIKASI)
 RAPID TEST ANTIGEN

Skrining Level 3 Skrining Level 3 Skrining Level 0-2

RAPID TEST (+) RAPID TEST ( - ) RAPID TEST ( - )

ATAU

Level 0-2

DIRUJUK KE RS RAPID TEST (+)


RUJUKAN

KOORDINASI dengan DPJP dan anestesi


TIDAK

DILAKUKAN OPERASI DENGAN : DILAKUKAN OPERASI DENGAN :


 MEMAKAI APD LEVEL 3 YA
 MEMAKAI APD LEVEL 3
 ALAT MEDIS DISIAPKAN  PRE OP DAN RR SEPERTI BIASA
MAKSIMAL (TIM TIDAK KELUAR  DIRAWAT DI KAMAR BIASA
MASUK)
 PRE OP DAN RR DILAKUKAN
DALAM OK YG SAMA
 DIRAWAT DI RUANG ISOLASI

Skoring Klasifikasi Gejala


CENTANG
KRITERIA SKOR
BILA ADA
Demam (Suhu > 37,8) Hijau = level 0

Batuk/Pilek/Nyeri Tenggorokan Hijau-Kuning = level


Nyeri Perut/Diare/Mual Muntah 1
Riwayat 14 Hari Merah 1 = level 2
Sesak Nafas
Terakhir
Anosmia/Cephalgia Merah 2 = level 3

Myalgia/Nyeri badan
Kontak Erat Dengan PDP/COVID +

Demam (Suhu > 37,8)

Batuk/Pilek/Nyeri Tenggorokan
Nyeri Perut/Diare/Mual Muntah

Sesak Nafas
Gejala Klinis
Anosmia/Cephalgia

Myalgia/Nyeri badan
Rhonchi/Wheezing

Desaturasi (SpO2 < 95% Tanpa O2)

Leucopenia (<4000/Mm3) atau


Leukositosis (>11.000/mm3)
Laboratorium
Limfositopenia (<1500/mm3)
Trombositopenia tanpa sebab jelas

Radiologi Thorax konsolidasi atau infiltrate


unilateral atau bilateral

Neurologi Gejala akut stroke

Kesimpulan
FORM SKRINING PASIEN
ALUR PROTOKOL PASIEN KONTROL POST MRS DENGAN RAPID REAKTIF

PASIEN DATANG
SESUAI JAM YG
DITENTUKAN

KELUARGA PASIEN
MELAKUKAN
PENDAFTARAN

PASIEN MEMBAWA PASIEN ≠ MEMBAWA HASIL


HASIL SWAB ( - ) SWAB

PASIEN MASUK KE
PASIEN DIARAHKAN KE RUANG ISOLASI IGD
POLI RAWAT JALAN

KELUARGA MENGAMBIL DPJP MELAKUKAN


RESEP OBAT DI FARMASI PEMERIKSAAN DG
MENGGUNAKAN APD
LEVEL 3

PASIEN KRS

KETERANGAN :

1) Unit Rawat Inap/Rawat Bersalin melakukan koordinasi dengan unit Pendaftaran dan Security
perihal jam kedatangan pasien dengan rapid REAKTIF yang kontrol post MRS.
2) Selama dilakukan pelayanan di RS pasien tidak diperkenankan keluar dari ruang Isolasi IGD.
3) Segala sesuatu terkait keperluan pasien termasuk resep setelah kontrol dilakukan oleh keluarga
pasien.
4) Selama pasien belum melakukan pemeriksaan Swab, pasien tetap melakukan isolasi mandiri dan
bila muncul gejala batuk/pilek/sesak yang memberat maka pasien dianjurkan untuk
memeriksakan diri ke RS Rujukan Covid.
Tata Laksana Perawatan Pasien Operasi Dengan Hasil Rapid Reaktif di Kamar
Operasi

A. Transfer Pasien :
 Staf wajib menggunakan APD level 3
 Pasien wajib menggunakan masker bedah dan faceshield selama proses transfer
B. Penempatan Pasien :
 Pasien ditempatkan di ruang isolasi IGD dan atau di IGD jika kondisi tidak
memungkinkan Pasien langsung ditempatkan dikamar operasi yang akan digunakan
saat Tindakan.
 Pasien tidak ditempatkan di ruang RR
 Setelah tindakan operasi pasien masih berada dikamar operasi dan dilakukan
dilakukan observasi ± 1 jam di dalam kamar operasi ( pasien tidak keluar kamar
operasi dan tidak di tempatkan di RR )
 Untuk bayi baru lahir dengan ibu rapid (+) setelah dilakukan perawatan perawatan di
kamar operasi maka ditempatkan di kuff bayi dan observasi dilakukan di NICU sakit
selama 6 jam.
 Bila dalam 6 jam observasi tidak ditemukan kelainan maka bayi bisa di lakukan
Rawat Gabung dengan Ibu di ruang isolasi.
C. Ketenagaan di OK :
 DPJP operator
 DPJP Anastesi
 Asisten
 Instrument
 Penata Anastesi & Sirkuler
 NICU
D. Alur urutan tindakan operasi
 Jika dalam keadaan non emergency maka pasien dengan hasil rapid (+) dilakukan
tindakan operasi paling akhir dan begitu juga sebaliknya.
 Jika tindakan operasi dilakukan secara bersamaan maka untuk alur transfer pasien
kembali diruangan dilakukan paling akhir serta setelah itu ruang OK di semprot
dengan cairan desinfektan.
E. Penggunaan APD :
 Pemakaian masker N95/KN95 dilapisi oleh masker bedah. Masker bedah setelah
semua tindakan pasien di OK dibuang, jika ada operasi bersamaan maka masker
bedah wajib di ganti. Untuk pemakaian masker N95/KN95 dapat digunakan selama 5
kali ( 1 kali pemakaian = 1 - 7 jam ). Setelah pemakaian dapat di lakukan UV di poli .
 Untuk linen post op pasien rapid (+) maka diberlakukan seperti linen pasien HbSAg.
Tata Laksana Perawatan Pasien Post Operasi Dengan Hasil Rapid Reaktif di Ruang
Perawatan

A. Penempatan ruangan pasien post operasi :


 Ranum : Fatimah VIP dan kelas 1 dengan kapasitas pasien 3 orang ( pertimbangan
ruangan yang memiliki tekanan negatif alami )
 Adanya kesepakatan dengan DPJP untuk batas penerimaan pasien dengan rapid (+),
menyesuaikan dengan ketersediaan kamar yang ada.
B. Perawatan :
 Pasien post operasi dilakukan perawatan selama 2 hari dengan pertimbangan
meminimalkan lama perawatan dan resiko kontak dengan pasien. ( pasien obgyn dari
3 hari menjadi 2 hari,untuk kasus bedah tidak ada perubahan ).
 Pasien diberikan edukasi meliputi :
 Selama perawatan pasien wajib menggunakan masker dan faceshield
 Penunggu hanya 1 orang dengan menggunakan masker
 Petugas akan meminimalkan kontak dengan pasien ( tindakan kepada pasien akan
dilakukan secara bersamaan dengan waktu yang sudah diatur /
injeksi,TTV,memandikan ) kecuali dengan kondisi emergency.
 Petugas akan melibatkan keluarga dalam melakukan perawatan kepada pasien.
 Bayi akan dilakukan perawatan gabung di kamar pasien dengan penempatan di
kuff bayi ( semua kebutuhan yang berhubungan dengan bayi wajib di sediakan
oleh keluarga )
C. Penggunaan APD
 Penggunaan APD level 3 selama perawatan pasien
D. Staf
 Dalam 1 shift ditentukan staf yang melakukan perawatan atau ada staf tersendiri yang
bertugas melakukan perawatan pasien ( meminimalkan jumlah staf yang kontak )
E. HE / edukasi pasien
 Pasien di lakukan HE diruang perawatan pasien meliputi perawatan pasien post
tindakan operasi,pemakaian masker dan faceshield selama dengan bayi.
 Kontrol harus sudah membawa hasil swab,jika tidak membawa hasil swab maka di
sarankan untuk kontrol ke RS Rujukan covid ( menyesuaikan dari kebijakan DPJP ).

Anda mungkin juga menyukai