PENDAHULUAN
5
1.2.8 Menggunakan LCD 2x16.
1.2.9 Pengolahan data menggunakan Arduino.
6
1.4.2.5 Membuat program Arduino untuk menampilkan
lamanya waktu terapi.
1.4.2.6 Merancang box alat.
1.4.2.7 Melakukan uji fungsi alat.
1.4.2.8 Menganalisa hasil perbandingan pengukuran dari
kedua sensor yang telah digunakan.
7
*Halaman sengaja dikosongkan*
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Sumber: [7] )
9
Pada penelitian Yunita Sari telah dapat
dibuat Modifikasi Pompa Asi Sebagai Terapi Luka
Bertekanan Negatif Untuk Mempercepat
Penyembuhan Luka Diabetes. Namun pada
penelitian ini memiliki kelemahan tidak
terdapatnya display untuk menampilkan besarnya
tekanan yang dipilih, serta tidak tersedia fitur
setting lamanya waktu terapi, sehingga kurang
praktis dalam pengoperasian alat.
(Sumber: [8] )
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Negative Pressure Wound Therapy
(NPWT)
Negative Pressure Wound Therapy (NPWT)
merupakan suatu hasil pengembangan yang canggih
10
dari metode terapi untuk prosedur perawatan luka.
Cara kerja metode ini yaitu menggunakan foam
dressing serta memberikan tekanan negatif sebesar
-50mmHg sampai -150mmHg secara terus-menerus
yang akan menghasilkan efek vakum pada daerah
luka sehingga cairan yang ada pada luka akan
terhisap dan terbuang [9]. Hal ini mengakibatkan
terjadinya peningkatan kelancaran aliran darah di
sekitar area luka, yang menghasilkan adanya
pembentukan jaringan granulasi semakin cepat dan
penurunan kolonisasi bakteri pada luka, sehingga
proses penyembuhan luka dapat segera tercapai.
(Sumber: [9])
11
2.2.2 Suction Pump
Suction Pump adalah suatu alat yang
dipergunakan untuk menghisap cairan yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Penghisap pada
bagian ini ada 2 jenis:
a. Jenis Centrifugal Rotary yaitu penghisap terdiri
dari: beberapa kipas (pisau) dan dihubungkan dengan
motor. Pada rumah penghisap bagian luar terdapat
dua katup (lubang hisap dan lubang tiup) serta
lubang pembuangan oli.
b. Jenis membran terdiri dari stang kedudukan, karet
membran kedudukan katup, katup hisap dan katup
tekan.
Kekuatan daya hisapnya dikontrol dengan
menggunakan regulator, ini biasanya diatur saat
suction kita pakai untuk kondisi hisapan yang
berbeda-beda ketika cairan terlalu kental maka
regulator kita atur dengan kemampuan hisap yang
lebih besar sedang untuk kondisi cairan yang lebih
encer maka sebaliknya. Digunakan pada saat
kegiatan operasi di ruang bedah, yaitu untuk
menghisap darah pada pasien, sedangkan pada ruang
12
perawatan digunakan untuk menghisap lendir dalam
mulut dan tenggorokan.
Alat ini terdapat banyak dipasaran yaitu,
Suction Pump type mobile biasanya dilengkapi 2
botol suction, Suction Portable dan Suction Pump
Transport, Suction Type ini desainnya compact,
ringan, kuat dilengkapi dengan baterai dan AC/DC
sehingga sangat cocok digunakan untuk ambulance,
evakuasi helikopter, pesawat dll [10].
(Sumber: [11] )
13
2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan
Tekanan Negatif
* Keuntungan [1] & [4] & [12] :
1. Cairan eksudat ulkus diabetik akan terhisap dan
terbuang
2. Mempercepat pembentukan jaringan granulasi /
jaringan baru
3. Menurunkan jumlah kolonisasi bakteri, sehingga
peluang terkena infeksi akan lebih kecil
4. Proses penyembuhan luka dapat segera tercapai
dibandingkan menggunakan cara konvensional
5. Meminimalkan resiko terjadinya amputasi
* Kerugian [13] & [14] :
1. Mengakibatkan rasa tidak nyaman ke pasien
saat pertama kali melakukan terapi
2. Menimbulkan rasa gatal di sekitar luka akibat
plester
3. Menyebabkan edema (pembengkakan) apabila
terlalu lama digunakan
4. Menyebabkan pendarahan apabila tekanan
yang digunakan terlalu besar
* Memastikan Tidak Ada Kebocoran Pada Kulit
14
1. Penutupan luka dengan menggunakan busa
(foam dressing) harus disesuaikan dengan besar
ukuran luka, agar dapat vakum dengan
sempurna.
2. Menggunakan plester medis khusus pada sekitar
luka untuk mencegah masuknya udara dari luar
serta mencegah terjadinya kebocoran
3. Menutupi semua bagian busa dari atas hingga
daerah pinggiran sekitar luka yang telah diberi
plester khusus dan memastikan tidak ada bagian
yang terkelupas atau belum tertutup sempurna.
Sumber : [9]
16
tubuhnya,hal ini bisa timbul akibat gula darah yang
tinggi disertai dengan penyempitan pembuluh darah
dan akhirnya mempengaruhi aliran darah sehingga
menjadi tidak lancar, serta mengakibatkan kerusakan
saraf yang bisa disebut neuropati perifer yang
menyebabkan efek mati rasa pada ulkus diabetik
tersebut [16]. Gejala awal timbulnya ulkus diabetik
pada penderita diabetes yaitu kaki tampak bengkak,
iritasi, kemerahan, keluarnya cairan dan
menimbulkan bau.
Metode perawatan ulkus diabetik biasanya
menggunakan pembalutan pada luka tersebut, hal ini
bertujuan agar menjaga kelembapan di sekitar area
luka dan mencegah patogen asing masuk kedalam
luka serta dapat dilakukan pemantauan secara
berkala pada pembalutan luka tersebut [17]. Dan saat
ini juga telah dikembangkan sebuah sistem untuk
penilaian luka yang dirasa sangat membantu bagi
penderita diabetes [18].
17
Gambar 2.5 Ulkus Diabetik
(Sumber: [3] )
2.2.7 Motor Vacuum DC
(Sumber: : https://www.dc-diaphragm-vacuum-
motor-pump)
18
2.2.8 Liquid Crystal Display (LCD)
Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu jenis
media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai
penampil utama. Adapun fitur yang disajikan dalam LCD
ini adalah:
a. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
b. Mempunyai 192 karakter tersimpan.
c. Terdapat karakter generator terprogram.
d. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
e. Dilengkapi dengan backlight.
Proses inisialisasi pin arduino yang terhubung
ke pin LCD RS, Enable, D4, D5, D6, dan D7,
dilakukan dalam baris Liquid Crystal (2, 3, 4, 5, 6,
7), dimana lcd merupakan variabel yang dipanggil
setiap kali instruksi terkait LCD akan digunakan.
Definisi pin lcd 16x2 dapat dilihat ditabel 2.1 dan
gambar 2.5 adalah device LCD.
19
Gambar 2.7 Liquid Crystal Display (LCD) 16x2
(Sumber:https://www.spikenzielabs.com/learn/lcd)
20
daya luar yang dapat diberikan pada pin30 (+) dan pin29
(-) untuk tegangan kerja 7 – 12 V atau pin 28(+) dan pin
29(-) untuk tegangan 5V.
21
Selain dapat berkomunikasi dengan menggunakan
data serial melalui virtual com-port, arduino nano juga
dilengkapi dengan mode komunikasi I2C (TWI) dan SPI
untuk komunikasi antar hardware.
(Sumber:https://arduino-nano/)
(Sumber: [19] )
Tabel 2.1 Datasheet MPXV4115VC6U
23
Gambar 2.10 MPXV5050VC6T1
(Sumber: [20] )
24
Tabel 2.2 Datasheet MPXV5050VC6T1
25
MPXV4115VC6U :
* Besar tekanan -115 kPa sampai 0 kPa
MPXV5050VC6T1 :
* Besar tekanan -50 kPa sampai 0 kPa
26
BAB III
METODOLOGI
3.1 Diagram Blok Sistem
PROGRAM
ARDUINO
DISPLAY
START
LCD 2x16
SETTING
DRIVER
TEKANAN
SETTING
MIKROKONTROLLER MOTOR
TIMER
TABUNG
STOP
PENAMPUNG
SENSOR PASIEN
27
3.1.1 Cara Kerja Diagram Blok Sistem
28
3.2 Diagram Alir Proses
BEGIN
INISIALISASI
PEMILIHAN
TEKANAN & TIMER
START
No
TIMER BEKERJA
Yes
No
WAKTU TERCAPAI
Yes
END
29
3.2.1 Cara Kerja Diagram Alir
Ketika saklar ON maka alat menyala dan proses
selanjutnya akan dimulai, kemudian tekan enter untuk
melakukan pemilihan sensor yang akan digunakan,
setelah itu tekan enter lagi untuk pemilihan level tekanan,
yaitu pada tekanan -50mmHg sampai -350mmHg, ketika
level tekanan sudah terpilih selanjutnya tekan enter lagi
untuk pemilihan lamanya waktu terapi dalam rentang 30
menit sampai 5 jam menggunakan tombol up dan down,
kemudian tekan tombol enter untuk mulai menyalakan
timer dan motor, sehingga motor pump aktif. Selanjutnya
motor pump akan memberikan tekanan negatif menuju
tabung, kemudian sensor akan membaca tekanan negatif
pada tabung dan hasil pembacaan dari sensor selanjutnya
ditampilkan ke LCD. Jika ingin mengganti level tekanan
pilih tombol stop lalu setting level tekanan sesuai yang
diinginkan, lalu tekan enter, maka tekanan pada motor
pump akan berubah sesuai tekanan yang dipilih, alat akan
beroperasi terus selama timer bekerja, kemudian alat
akan berhenti beroperasi ketika timer telah tercapai atau
dengan cara ditekan tombol stop.
30
3.3 Diagram Mekanis Alat
1. Multimeter
2. Bor Listrik
3. Solder
4. Timah
5. Sedot
Timah
6. Tang :
- Kombinasi
- Cucut
- Potong
31
7. Obeng +
&-
7. Disposable
Canister
300ml
32
dilakukan pengukuran pada hasilnya. Disini tanpa
ada kelompok kontrol dan pembanding. Design
rancangan dapat digambarkan sebagai berikut :
X ------------------ O
Non Random
X = Treatment/perlakuan yg diberikan
(variabel Independen)
O = Observasi (variabel dependen)
33
Dalam kegiatan operasionalnya, variabel-
variabel yang digunakan dalam pembuatan modul,
baik variabel tekendali, tergantung, dan bebas
memiliki fungsi-fungsi antara lain.
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel
DEFINISI ALAT HASIL SKALA
VARIABEL
OPERASIONAL UKUR UKUR UKUR
. Digunakan
Daya Hisap
DPM mmHg Interval
untuk menghisap
(Tekanan)
cairan
Sensor yang
berfungsi untuk
motor vacuum
0=
Pengendali
Mikrokontrolle
Ground
sistem yang harus -
r Nominal
diprogram 1=
Vcc
34
3.8 Teknik Analisa Data
3.8.1 Rata-rata
Keterangan :
X : rata-rata
X1,…, Xn : Jumlah nilai data
n : Banyak data ( 1,2,3,…,n )
3.8.2 Error
Dimana :
35
X’= data yang diukur
Keterangan :
SD : standar deviasi
X : Rata-rata
X : Nilai data
n : banyak data
36
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei
Pencarian Referensi
dan Konsultasi
Pembuatan Proposal
Ujian proposal
Revisi Proposal
Pembuatan Modul
Progres 1
Pembuatan Modul
Progres 2
Ujian Modul
Persetujuan dan
Pengesahan
37
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1 Hasil Pembuatan Modul
* Nampak Depan
* Nampak Belakang
38
* Nampak Samping
* Nampak Atas
40
pada settingan -100 yaitu didapatkan nilai output tegangan
sensor sebesar 3,03v dan tekanan pada modul terbaca
-103,88 mmHg, pada settingan -125 yaitu didapatkan nilai
output tegangan sensor sebesar 3v dan tekanan pada
modul terbaca -125,91 mmHg, pada settingan -150 yaitu
didapatkan nilai output tegangan sensor sebesar 2,95v
dan tekanan pada modul terbaca -151,78 mmHg.
41
pada settingan -100 yaitu didapatkan nilai output tegangan
sensor sebesar 3,06v dan tekanan pada modul terbaca
-108,67 mmHg, pada settingan -125 yaitu didapatkan nilai
output tegangan sensor sebesar 2,99v dan tekanan pada
modul terbaca -124,95 mmHg, pada settingan -150 yaitu
didapatkan nilai output tegangan sensor sebesar 2,93v
dan tekanan pada modul terbaca -148,91 mmHg.
42
BAB V
PEMBAHASAN
43
5. Response Time : 1 ms
6. Sensitivitas : 38,26 mV/kPa
Input pada rangkaian sensor berupa tekanan,
tekanan yang ditangkap oleh sensor akan
dikonversikan menjadi tegangan. Pada sensor tipe ini
hasil perbandingan tekanan dan tegangan berbanding
lurus sehingga nilai yang dihasilkan semakin tinggi
tekanan maka hasil outputnya semakin tinggi.
45
5.1.3 Rangkaian Driver Motor
46
5.1.4 Rangkaian Minimum Sistem
47
Langkah-langkah pengaturan / pengujian yaitu:
1. Melakukan konfigurasi inisialisasi program I2C
konverter untuk mengatur layar display LCD 20 X 4.
2. Menjalankan program sederhana untuk mengecek
fungsi push button ketika tidak ditekan dan ketika
ditekan sesuai dengan pin digital masing-masing push
button.
48
5.1.5 Rangkaian driver solenoid valve
51
5.3 Listing Program
5.3.1 Program Inisialisasi Variabel dan
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F,16,2);
unsigned long waktusekarang=0;
int detik = 0; int menit = 0;int jam=0;int swt=0;
int detset = 0; int menset = 0;int jamset=0;
float voltage,voltage2,mmHg1,mmHg2,np2,np;
int
sensorValue=0,sensorValue2=0,sensorMax=1023,sensorO
ffset=52;
float
pid,error,errorx,sumerr,lastErr,Temp,rate1,rate2,rate3;
float vol=0;
float p=0,p2=0,voltageMax=5.0;
int enter,up,down,zero,state,wt,hsl,sw;
float kp = 8;float ki= 1;float kd= 1.54;
int sen=0;
int setP=-50;
int pmmhg,ds,ms,js,cntl;
float nul=0,nkp;
float nul2=0,nkp2;
uint32_t tsLastReport = 0;
uint32_t tsLastReport1 = 0;
52
Program diatas terdiri dari library dan inisialisasi variabel.
Library diatas merupakan library yang diperuntukan untuk
LCD sebagai tampilan yang digunakan pada alat dan
untuk inisialisasi variabel lainnya berfungsi untuk
memberikan perintah
5.3.2 Program Void Setup
pinMode(6,INPUT);
pinMode(7,INPUT);
pinMode(8,INPUT);
pinMode(9,INPUT);
pinMode(3,OUTPUT);
pinMode(4,OUTPUT);
pinMode(5,OUTPUT);
pinMode(11,OUTPUT);
Program diatas berfungsi untuk mengkonfigurasi pin
lcd.init();
lcd.backlight();
53
lcd.setCursor(1, 0);
lcd.print("NPWT");
lcd.setCursor(2, 1);
lcd.print("FIKRI F P");
delay(2000);
lcd.clear();
Program diatas merupakan program tampilan awal saat
alat dinyalakan dimana tampilan berupa tulisan NPWT
pada kolom 1 baris ke 0 dan tulisan FIKRI F P pada kolom
2 baris ke 1
Serial.begin(9600);
analogReference(DEFAULT);
54
Program diatas untuk Serial.begin(9600) berfungsi
mengatur kecepatan data dalam bit per detik (baud) untuk
transmisi data serial sebesar 9600 dan untuk
analogReference(DEFAULT) berfungsi mengkonfigurasi
tegangan yag digunakan untuk masukan analog dengan
referensi analog bawaan 5 volt (pada papan Arduino 5V).
sensorValue = analogRead(A0);
sensorValue2 = analogRead(A1);
voltage=(sensorValue*(voltageMax/sensorMax));
voltage2=(sensorValue2*(voltageMax/sensorMax));
p=((voltage-4.54261)/0.03826);
p2=((voltage2-4.54261)/0.03826);
mmHg1=(p*7.5);
mmHg2=(p2*7.5);
55
np=mmHg1-nul;
np2=mmHg2-nul2;
if(np>=0){np=0;}
if(np2>=0){np2=0;}
tsLastReport = millis();}
56
if(state==1){
waktusekarang = millis();
detik++;
menit++;
detik = 0; }
{jam++;
menit = 0;
if (jam >= 5)
57
{
jam = 0;
if(detik==detset&&menit==menset&&jam==jamset)
{menit=menit;detik=detik;jam=jam;state=0;hsl=1;}
}}
58
{if (sen==1&&hsl==0){
float Input=np;
dErr));
lastErr= error;
lastTime= now;
// double Outtt=100;
if (Output<=0){Output=0;}
if (Output>=250){Output=255;}
analogWrite(3,Output);
59
if(np>=pmmhg){analogWrite(5,0);;
if(np<=pmmhg){analogWrite(5,255);}
if(sen==2&&hsl==0){
float Input=np2;
dErr));
lastErr= error;
lastTime= now;
60
// double Outtt=100;
if (Output<=0){Output=0;}
if (Output>=250){Output=255;}
analogWrite(3,Output);
if(np2>=pmmhg){analogWrite(5,0);
if(np2<=pmmhg){analogWrite(5,255);}
}}
Program diatas merupakan program yang digunakan
while(1)
61
{
//Serial.println("Kebocoran");
//lcd.clear();
lcd.setCursor(2, 0);
lcd.print(">MPXV4115VC6U<");
lcd.setCursor(2, 1);
lcd.print("MPXV5050VC6T1");
//delay(1000);
enter=digitalRead(6);
up=digitalRead(7);
down=digitalRead(8);
if(enter==HIGH){delay(200);lcd.clear();sen=2;goto
menupt;}
if(up==HIGH){delay(200);lcd.clear();goto menups2;}
if(down==HIGH){delay(200);lcd.clear();goto
menups2;}}
62
menups2:
while(1)
//lcd.clear();
lcd.setCursor(2, 0);
lcd.print("MPXV4115VC6U");
lcd.setCursor(2, 1);
lcd.print(">MPXV5050VC6T1<");
//delay(1000);
enter=digitalRead(6);
up=digitalRead(7);
down=digitalRead(8);
if(enter==HIGH){delay(200);lcd.clear();sen=1;goto
menupt;}
if(up==HIGH){delay(200);lcd.clear();goto menups;}
if(down==HIGH){delay(200);lcd.clear();goto
63
menups;}}
while(1)
{if(setP<=-350){setP=-350;}
if(setP>=-50){setP=-50;}
pmmhg=setP;
//Serial.println("Kebocoran");
lcd.clear();
lcd.setCursor(2, 0);
64
lcd.print("PILIH TEKANAN");
lcd.setCursor(4, 1);
lcd.print(pmmhg);
lcd.setCursor(11, 1);
lcd.print("mmHg");
delay(100);
enter=digitalRead(6);
up=digitalRead(7);
down=digitalRead(8);
if(enter==HIGH){delay(200);lcd.clear();goto
menupwd;}
if(up==HIGH){delay(200);lcd.clear();setP=pmmhg-25;}
if(down==HIGH)
{delay(200);lcd.clear();setP=pmmhg+25;}}
65
Pada program ini akan menampilkan pemilihan nilai
while(1)
//Serial.println("Kebocoran");
if(detset<=0){ds=0;};
if(detset>=60){ds=60;};
lcd.clear();
lcd.setCursor(2, 0);
lcd.print("P:");
66
if(sen==1){
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print(np);}
if(sen==2){
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print(np2);}
lcd.setCursor(1, 1);
lcd.print(jamset);
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(5, 1);
lcd.print(menset);
lcd.setCursor(7, 1);
lcd.print(":>");
lcd.setCursor(10, 1);
lcd.print(detset);
67
delay(100);
enter=digitalRead(6);
up=digitalRead(7);
down=digitalRead(8);
zero=digitalRead(9);
if(enter==HIGH){delay(200);lcd.clear();goto
menupwm;}
if(up==HIGH){delay(200);lcd.clear();ds=detset++;}
if(down==HIGH){delay(200);lcd.clear();ds=detset--;}
if(zero==HIGH)
{delay(200);nul=np;nul2=np2;lcd.clear();}}
menupwm:
while(1)
//Serial.println("Kebocoran");
68
if(menset<=0){menset=0;ms=0;}
if(menset>=60){menset=60;ms=60;}
lcd.clear();
lcd.setCursor(2, 0);
lcd.print("P:");
if(sen==1){
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print(np);}
if(sen==2){
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print(np2);}
lcd.setCursor(1, 1);
lcd.print(jamset);
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print(":>");
lcd.setCursor(6, 1);
69
lcd.print(menset);
lcd.setCursor(8, 1);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(10, 1);
lcd.print(detset);
delay(100);
enter=digitalRead(6);
up=digitalRead(7);
down=digitalRead(8);
zero=digitalRead(9);
if(enter==HIGH){delay(200);lcd.clear();goto
menupwj;}
if(up==HIGH){delay(200);lcd.clear();ms=menset++;}
if(down==HIGH){delay(200);lcd.clear();ms=menset--;}
if(zero==HIGH)
{delay(200);nul=np;nul2=np2;lcd.clear();}}
70
menupwj:
while(1)
//Serial.println("Kebocoran");
if(jamset<=0){js=0;jamset=0;}
if(jamset>=5){js=5;jamset=5;}
lcd.clear();
lcd.setCursor(2, 0);
lcd.print("P:");
if(sen==1){
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print(np);}
if(sen==2){
lcd.setCursor(4, 0);
71
lcd.print(np2);}
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(">");
lcd.setCursor(2, 1);
lcd.print(jamset);
lcd.setCursor(4, 1);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(6, 1);
lcd.print(menset);
lcd.setCursor(8, 1);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(10, 1);
lcd.print(detset);
delay(100);
enter=digitalRead(6);
up=digitalRead(7);
72
down=digitalRead(8);
zero=digitalRead(9);
if(enter==HIGH){delay(200);lcd.clear();goto menurd;}
if(up==HIGH){delay(200);lcd.clear();js=jamset++;}
if(down==HIGH){delay(200);lcd.clear();js=jamset--;}
if(zero==HIGH)
{delay(200);nul=np;nul2=np2;lcd.clear();}}
menufin:
while(1)
//Serial.println("Kebocoran");
motor();
waktu();
sensor();
if(hsl==0){analogWrite(4,0);}
if(hsl==1){analogWrite(4,255);}
73
lcd.clear();
lcd.setCursor(2, 0);
lcd.print("P:");
if(sen==1){
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print(np);}
if(sen==2){
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print(np2);}
lcd.setCursor(1, 1);
lcd.print(jam);
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(5, 1);
lcd.print(menit);
lcd.setCursor(7, 1);
74
lcd.print(":");
lcd.setCursor(9, 1);
lcd.print(detik);
delay(100);
enter=digitalRead(6);
up=digitalRead(7);
down=digitalRead(8);
zero=digitalRead(9);
if(enter==HIGH)
{delay(200);lcd.clear();menit=0;detik=0;jam=0;goto
menupwd;hsl=0;}
if(up==HIGH){delay(200);lcd.clear();}
if(down==HIGH){delay(200);lcd.clear();}
if(zero==HIGH)
{delay(200);nul=np;nul2=np2;lcd.clear();}}
75
Pada proses pengaturan timer terdapat 3 langkah yang
sensor.
76
77
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan tujuan
pembuatan modul dapat disimpulkan bahwa:
a. Telah dapat dibuat alat NPWT dengan menggunakan 2
tipe sensor yang berbeda
b. Alat telah dapat berfungsi meskipun belum maksimal
c. Pengambilan data alat masih sederhana dikarenakan
masih adanya kendala atau trouble pada alat
d. Pengambilan data masih belum menggunakan alat
pembanding
e. Perhitungan nilai eror belum bisa didapatkan karena
untuk pengukuran hanya dilakukan sebanyak 1x saja.
6.2 Saran
Pengembangan pada penelitian selanjutnya dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menggunakan tipe sensor yang berbeda
b. Merancang desain alat yang lebih praktis
c. Alat dapat dibuat menjadi portable
78
DAFTAR PUSTAKA
80
Elektromedik Politek. Kesehat. KEMENTRIAN
Kesehat. SURABAYA, pp. 1–9, 2012.
81
Jukema, “The effects of varying degrees of pressure
delivered by negative-pressure wound therapy on
skin perfusion,” Ann. Plast. Surg., vol. 55, no. 6,
pp. 665–671, 2005.
83