SKRIPSI
Oleh:
Decha Cindy Fatika
NIM : 162114036
SKRIPSI
Oleh:
Decha Cindy Fatika
NIM : 162114036
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Thinking you’ll be fine is asking for luck and that kind of luck doesn’t happen,
just follow your heart then you won’t regret it”
(Ikjun, Lee from Hospital Playlist)
“Let’s Reboot”
(One it)
“Nihilism”
(Hanbin, Kim)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...........................v
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ............................................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
ABSTRAK ........................................................................................................ xiv
ABSTRACT .........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................3
C. Batasan Masalah ..........................................................................3
D. Tujuan Penelitian .........................................................................3
E. Manfaat Penelitian .......................................................................4
F. Sistematika Penulisan ..................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................6
A. Pengauditan..................................................................................6
1. Pengertian Pengauditan ........................................................ 6
2. Jenis-jenis Audit ................................................................... 6
B. Audit Operasional ........................................................................7
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Operasional .............. 7
2. Tujuan Audit Operasional..................................................... 8
3. Jenis Audit Operasional ........................................................ 9
4. Tahap-tahap Audit Operasional ............................................ 9
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cakra Husada .... 37
Gambar 2: Flowchart Pengelolaan Sediaan Farmasi Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Cakra Husada ............................................................................................... 46
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan untuk waktu tunggu obat
adalah maksimal 15 menit untuk obat non racikan dan 30 menit untuk obat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengakibatkan kedaluwarsa.
maksimal akan memengaruhi seluruh kinerja rumah sakit karena lebih dari
(obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, alat kedokteran, dan gas medik)
dan 50% dari seluruh pemasukan di rumah sakit berasal dari sediaan farmasi
(Sampetoding, 2015).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apa hasil audit operasional
atas pengelolaan sediaan farmasi pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cakra
Husada Klaten?”
C. Batasan Masalah
Husada Klaten.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Penulis
penulis serta menerapkan ilmu yang sudah dipelajari pada saat perkuliahan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
penulisan.
struktur organisasi.
dan pembahasan.
BAB VI Penutup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengauditan
1. Pengertian Pengauditan
proses yang dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen dengan
ditetapkan.
2. Jenis-jenis Audit
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Audit Kepatuhan
c. Audit Operasional
B. Audit Operasional
manajemen dilakukan pada suatu aktivitas yang dapat diaudit untuk menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
apakah sumber daya dan dana digunakan secara efisien serta tidak
juga mencakup aktivitas tertentu. Periode audit didasarkan pada tujuan yang
akan dicapai, yaitu bisa dalam jangka waktu satu bulan, satu tahun, atau
beberapa tahun.
menjalankan aktivitasnya.
Menurut Arens, dkk. (2017: 825) ada 3 (tiga) jenis audit operasional,
yaitu:
adanya fraud.
a. Audit Pendahuluan
10
tahap sebelumnya.
3. Audit Terinci
cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu
d. Pelaporan
11
ditindaklanjuti.
1. Pengertian Efisiensi
2. Pengertian Efektivitas
12
3. Pengertian Ekonomisasi
a. Keandalan pelaporan
tujuan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Lingkungan Pengendalian
b. Penilaian Risiko
14
1) Menentukan tujuan
c. Aktivitas Pengendalian
pengendalian yaitu:
15
e. Pemantauan
E. Persediaan
1. Pengertian Persediaan
16
2. Jenis-jenis Persediaan
Persediaan barang jadi adalah hasil produksi yang telah selesai dan
a. Sistem Periodik
17
b. Sistem Perpetual
akun Utang Usaha atau Kas. Pada saat Penjualan Barang sebesar
penjualan dan posisi debit akun Piutang Usaha atau Kas, sedangkan
18
b. Average Cost
Goods Available for Sale dengan Total Units Available for Sale.
F. Instalasi Farmasi
Fungsi:
pakai
19
a. Pemilihan
Rumah Sakit:
pasien
8) obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
20
b. Perencanaan kebutuhan
mempertimbangkan:
2) penetapan prioritas
3) sisa persediaan
mutu.
c. Pengadaan
harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Hal-hal yang perlu
21
Sheet (MSDS).
d. Penerimaan
e. Penyimpanan
kelas terapi, bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi dan disusun
22
f. Pendistribusian
23
stock.
instalasi farmasi.
4) Sistem Kombinasi
24
2) telah kedaluwarsa
h. Pengendalian
25
sediaan farmasi.
i. Administrasi
2) Administrasi Keuangan
26
3) Administrasi Penghapusan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang
1. Subjek Penelitian
sebagai berikut:
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Objek Penelitian
Husada Klaten.
Husada Jl. Merbabu No.7, Gayamprit, Kec. Klaten Sel., Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah 57412. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret – April 2020.
1. Observasi
109).
2. Wawancara
29
langsung dengan responden atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan,
2014: 105).
3. Dokumentasi
2012: 66)
4. Checklist
30
farmasi yang dikutip dari Permenkes No. 72 Tahun 2016, UU No. 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes No. 82 Tahun 2013 tentang Sistem
31
32
yang telah ditetapkan manajemen. Dalam hal ini, auditor harus melakukan
(Agoes, 2017: 15). Pada tahap ini, penulis melakukan pengumpulan bukti
yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang dilakukan
dengan cara:
33
34
BAB IV
Rumah Sakit Cakra Husada yang didirikan di kota Klaten, yang berawal dari
klinik praktik dokter pribadi dr. I Gusti Made Cakra, SpTHT (alm) pada
manusia, sehingga kebutuhan akan sarana prasarana, dan sumber daya perlu
ditingkatkan.
Farmasi Rumah Sakit Cakra Husada Klaten mempunyai tata hubungan kerja
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
lain
2. Hubungan Eksternal
farmasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
38
BAB V
Program Kerja Audit Pendahuluan dapat dilihat pada tabel 10. No. KKA 1
yaitu:
a. Pemilihan
dan BPJS. Formularium adalah daftar obat yang disusun dan disetujui
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
adalah pasien mata, diabetes, hipertensi, dan febris. Selain itu, dalam
generic, dan hanya akan menggunakan obat merk jika obat generic
b. Perencanaan Kebutuhan
berdasarkan buku defecta yang berisi limit stok sediaan farmasi dan
c. Pengadaan
telah disetujui oleh direktur. RSCH bekerja sama dengan sekitar lima
kualitas obat dan alat kesehatan, harga terjangkau, serta tidak pernah
41
dan vaksin serta donasi dari PBF yaitu berapa produk obat baru.
d. Penerimaan
harga, dan waktu kedaluwarsa obat. Jika terjadi kesalahan atas sediaan
e. Penyimpanan
dilakukan menurut jenis yaitu tablet, injeksi, dan sirup. Untuk sediaan
42
farmasi.
f. Pendistribusian
Sistem distribusi sediaan farmasi RSCH terdiri dari floor stock, resep
dalam floor stock adalah infus dan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
inap, UGD, dan ICU. Sistem resep perorangan dilakukan oleh petugas
UDD dilakukan untuk rawat inap kecuali untuk klinik mata dan
43
kandungan zat yang tidak sesuai pada obat yang diproduksi. Sebagai
babi.
h. Pengendalian
floor stock akan diperiksa oleh petugas farmasi yang telah ditunjuk
riil.
i. Administrasi
44
rumah sakit.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2: Flowchart Pengelolaan Sediaan Farmasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cakra Husada
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
oleh objek audit, penulis menetapkan tujuan awal yaitu alasan mengapa
kedepannya.
Ruang lingkup audit merupakan luas area kegiatan yang akan diaudit
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sesuai dengan tujuan awal di atas
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap
48
manajemen yang dilakukan oleh instalasi farmasi telah berjalan dengan baik
efisien, dan ekonomis. Program Kerja Review dan Pengujian atas Sistem
kepala instalasi farmasi, petugas gudang, dan unit terkait, diperoleh hasil
berikut:
= 87,5%
49
1. Pemilihan
instalasi farmasi yang digunakan untuk melayani pasien atau yang sering
disebut dengan apotek. Temuan ini didapatkan dari hasil observasi yang
bagian penyimpanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pendistribusian.
dan death stock tidak dilakukan pemisahan. Temuan ini didapatkan dari
pengendalian.
51
C. Audit Terinci
dan “Tidak” pada checklist. Program Kerja Audit Lanjutan dapat dilihat di
a. Pemilihan
SOP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Keterangan:
1) Ekonomisasi
53
2) Efisiensi
3) Efektivitas
b. Perencanaan Kebutuhan
54
55
Keterangan:
1) Ekonomisasi
2) Efisiensi
tertunda.
3) Efektivitas
pasien.
c. Pengadaan
56
SOP.
57
Keterangan:
1) Ekonomisasi
telah ditentukan.
2) Efisiensi
pelayanan.
3) Efektivitas
d. Penerimaan
58
dengan SOP.
Keterangan:
1) Ekonomisasi
sediaan yang diterima telah sesuai dengan order dan jika terjadi
59
2) Efisiensi
3) Efektivitas
e. Penyimpanan
dengan SOP.
60
Efektivitas
5. Obat dan bahan kimia yang
digunakan untuk mempersiapkan
obat seperti aquadest, alkohol,
perhidrol, clorin, diberi label yang √
secara jelas terbaca memuat nama,
tanggal kedaluwarsa, dan tanda
peringatan.
6. Obat high alert ditempelkan stiker
obat high alert pada setiap dos obat
penyimpanan. Penyimpanan harus
dipisahkan dengan obat lain. Beri
stiker high alert pada setiap ampul
obat high alert yang akan diserahkan
kepada perawat. Pada unti distribusi
√
pelayanan obat ke pasien, obat
dengan nama dan rupa mirip (Look
Alike Sound Alike/LASA diberi
stiker LASA pada kotak
penyimpanan obat, disimpan secara
terpisah/tidak dicampur untuk
meminimalkan kejadian salah ambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Keterangan:
1) Ekonomisasi
2) Efisiensi
3) Efektivitas
62
f. Pendistribusian
63
Keterangan:
1) Ekonomisasi
2) Efisiensi
3) Efektivitas
64
Tabel 10. Perbandingan SOP dengan kegiatan penarikan dan pemusnahan sediaan
farmasi
Nama Perusahaan: Instalasi Farmasi Periode Audit: Maret-April
Rumah Sakit Cakra Husada Klaten 2020
Program yang Diaudit: Penarikan dan Pemusnahan Sediaan Farmasi
No Pernyataan YA TIDAK Keterangan
Ekonomisasi
1. Penarikan dilakukan sesuai dengan
peraturan dan ketentuan. √
[03/Far/XII/2018/49]
Efisiensi
2. Petugas melakukan inventarisasi
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
√
sediaan habis pakai.
[03/Far/XII/2018/60]
Efektivitas
3. Perbekalan farmasi yang akan ED
sampai dengan 6 bulan kedepan
√
ditarik ke Instalasi.
[03/Far/XII/2018/49]
Diaudit oleh: Jawaban
Catatan
Decha Ya Tidak
Keterangan:
1) Ekonomisasi
yaitu PBF akan memberikan ganti rugi atas obat yang ditarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2) Efisiensi
3) Efektivitas
instalasi farmasi.
h. Pengendalian
dengan SOP.
66
67
Keterangan:
1) Ekonomisasi
atas obat sisa, obat kedaluwarsa, dan sediaan slow moving maupun
2) Efisiensi
3) Efektivitas
i. Administrasi
dengan SOP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Keterangan:
1) Ekonomisasi
2) Efisiensi
yang didapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3) Efektivitas
kepala instalasi farmasi, petugas gudang, dan unit terkait, diperoleh hasil
sebagai berikut:
a. Indikator efisiensi
sebagai berikut:
= 100%
b. Indikator efektivitas
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
= 100%
c. Indikator ekonomisasi
sebagai berikut:
= 100%
71
yang penting. Oleh sebab itu, penulis menambahkan kriteria lain untuk
2. Membuat daftar temuan disertai dengan bukti yang relevan dan daftar
a. Daftar Temuan
72
bagian dari SDM yang dimiliki oleh instalasi farmasi, tidak dapat
(ekonomisasi)
aquades, hand rub, NaCl 0,45, betadine, dan lainnya. Hal ini
berkurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
lain selain petugas gudang bebas keluar masuk. Hal ini berakibat
74
distribusi.
75
yang tersisa jika terjadi kesalahan sistem, hal ini akan membuang
kuat untuk tidak melakukan distribusi di rawat inap. Hal ini tidak
76
instalasi farmasi.
antara area gudang dan area distribusi sehingga arus masuk gudang
gudang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
D. Pelaporan
78
-
(Decha) - -
Tanggal:
27-03-2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 14 di bawah ini merupakan tabel Program Kerja Review dan Pengujian atas
Tabel 14. Program Kerja Review dan Pengujian atas Sistem Pengendalian
Manajemen
Nama Perusahaan : Instalasi Farmasi RSUP dr. Periode No.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Audit KKA
Program yang diaudit : Pengelolaan Sediaan Maret – April
IB
Farmasi 2020
80
Tabel 14. Program Kerja Review dan Pengujian atas Sistem Pengendalian
Manajemen (lanjutan)
81
Tabel 14. Program Kerja Review dan Pengujian atas Sistem Pengendalian
Manajemen (lanjutan)
82
Tabel 14. Program Kerja Review dan Pengujian atas Sistem Pengendalian
Manajemen (lanjutan)
83
Tabel 14. Program Kerja Review dan Pengujian atas Sistem Pengendalian
Manajemen (lanjutan)
84
-
(Decha) - -
Tanggal:
08-04-2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 17 di bawah ini merupakan tabel Daftar Temuan yang tidak ditindaklanjuti atau dihapus.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran : 6 (enam)
Perihal : Laporan Hasil Audit Operasional
Kepada
Yth, Direktur RS. Cakra Husada
Di Klaten
Saya telah melakukan audit atas Pengelolaan Sediaan Farmasi pada Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Cakra Husada Klaten periode Maret/April 2020. Audit
operasional yang dilakukan tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak
memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup
bidang Pengelolaan Sediaan Farmasi yang dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Cakra Husada Klaten. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai
efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi pada pengelolaan sediaan farmasi. Atas audit
yang dilakukan, auditor memberikan saran atas kelemahan yang ditemukan pada
pengelolaan sediaan farmasi dan saran tersebut diharapkan dapat digunakan
sebagai langkah perbaikan di masa yang akan datang sehingga pengelolaan sediaan
dapat terlaksana dengan lebih efisien, efektif, dan ekonomis dalam mencapai
tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit, kami saya mendapatkan banyak bantuan dari
pihak Rumah Sakit Cakra Husada terutama Instalasi Farmasi. Saya mengucapkan
terima kasih kepada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cakra Husada atas kerja sama
yang diberikan.
90
Bab I
Informasi Latar Belakang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cakra Husada merupakan bagian dari Rumah Sakit
Cakra Husada yang berlokasi di berlokasi di Jl. Merbabu No.7 Gayamprit Klaten
yang didirikan oleh pribadi dr. I Gusti Made Cakra, SpTHT (alm) pada tahun 1980.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cakra Husada merupakan instalasi di bawah
Kepala Bidang Penunjang Medis dan bertugas menyelenggarakan seluruh kegiatan
pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
2. Tata Hubungan Internal:
a. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab kepada Direktur
b. Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang
Penunjang Medis
c. Kepala Instalasi Farmasi mengawasi dan mengendalikan mekanisme
kerja Apoteker dan Tenaga Teknik Kefarmasian sebagai pelaksana
teknis pelayanan kefarmasian
d. Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan unit kerja lain
di lingkungan rumah sakit
e. Koordinator urusan di Instalasi Farmasi bertanggung jawab kepada
Kepala Instalasi Farmasi
f. Koordinator urusan melakukan koordinasi dengan koordinator urusan
lain
91
BAB II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang saya peroleh selama audit yang kami lakukan,
saya dapat menyimpulkan sebagai berikut.
Kondisi:
1. Fungsi petugas gudang dan petugas administrasi tidak dipisahkan.
2. Instalasi farmasi tidak melakukan proses produksi.
3. Area gudang dan bagian apotek tidak dipisahkan.
4. Tidak dilakukan pemisahan atas sediaan farmasi yang termasuk slow moving
dan death stock.
5. Stok sediaan farmasi yang tertulis di Sistem Informasi berbeda dengan stok riil.
Kriteria:
1. Tertulis pada Struktur Organisasi RSCH Instalasi Farmasi Revisi-6 bahwa
urusan administrasi farmasi dipisahkan dengan urusan distribusi farmasi.
2. Tertulis pada Permenkes No. 72 Tahun 2016, proses pengadaan dapat
dilakukan dengan produksi sendiri.
3. Tertulis pada ICQ pengelolaan sediaan yang dikutip dari Agoes (2017:318)
bahwa kecuali petugas gudang dilarang masuk gudang.
4. Tertulis pada Permenkes No. 72 Tahun 2016, bahwa pengendalian dilakukan
dengan mengevaluasi persediaan slow moving dan death stock.
5. Diatur dalam UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Permenkes No.
82 Tahun 2013 pasal 1 ayat 6 bahwa fungsi Sistem Informasi Rumah Sakit
adalah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja,
serta akses dalam pelayanan.
Penyebab
1. Kurangnya SDM pada IFRS sehingga petugas gudang merangkap menjadi
petugas administrasi.
2. Instalasi farmasi tidak pernah mencoba untuk melakukan produksi sendiri.
3. Instalasi farmasi memiliki penataan ruang yang terlalu sempit sehingga tidak
ada pemisahan dengan gudang.
4. Instalasi farmasi tidak memiliki prosedur pemisahan sediaan slow moving dan
death stock.
5. Sering terjadi error pada Sistem Informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Akibat
1. Rangkap jabatan menyebabkan petugas gudang memiliki tugas yang
menumpuk sehingga berakibat pada efisiensi dan efektivitas.
2. Biaya bertambah untuk melakukan pengadaan pada sediaan yang dapat
diproduksi sendiri yang berakibat pada ekonomisasi.
3. Banyak orang selain petugas gudang, keluar masuk gudang yang berakibat
pada efektivitas.
4. Sediaan farmasi slow moving dan death stock akan memakan banyak tempat
apabila tidak dipisahkan dan berakibat pada efisiensi.
5. Petugas farmasi mendapatkan informasi yang salah mengenai sediaan farmasi
yang berakibat pada efisiensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB III
Rekomendasi
94
BAB IV
Ruang Lingkup Audit
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
sediaan farmasi secara efisien, efektif, dan ekonomis, meskipun masih terdapat
B. Keterbatasan Penelitian
pengunjung untuk memasuki ruangan rawat inap dan peneliti tidak melakukan
farmasi dikarenakan pasien rawat jalan yang cenderung sepi akibat Covid-19.
C. Saran
penulis yaitu, Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cakra Husada Klaten melakukan
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Direktur untuk pengangkatan staf baru setidaknya sejumlah satu orang untuk
DAFTAR PUSTAKA
Agoes dan Jan Hoesada. 2012. Bunga Rampai Auditing. Edisi Kedua. Salemba
Empat, Jakarta.
Agung, Anak Agung Putu. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis. UB Press, Malang.
Arens, Alvin A., Randal J., Mark S., Chris E. 2017. Auditing and Assurance
Service. Edisi 6. PEARSON, England.
Ikatan Akuntansi Indonesia. PSAK No. 14 Tentang Persediaan- edisi revisi 2015.
Penerbit Dewan Standar Akuntansi Keuangan: PT. Raja Grafindo.
Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Edisi Kedua.
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset untuk Ekonomi & Bisnis. Bandung:
ALFABETA.
Nitari, Lili. 2018. Audit Operasional Atas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku PT
Marel Sukses Pratama. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Purwaji, Agus., Wibowo dan Hexana Sri Lestari. Pengantar Akuntansi 2. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Safri, Ratriana Dyah. 2015. Audit Manajemen Atas Fungsi Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, Donald E. Kieso. 2013. Financial Accounting
Edition 2e. Wiley, United States of America.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Yudiana dan Sri Rahayu. 2014. Peran Audit Operasional Atas Persediaan Barang
Dagang (Studi Kasus PT. Kurnia Tirta Sembada Cab. Kota Bogor). Jurnal
Ilmiah Akuntansi dan Keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
102
P: “Oke. Setelah diterima itukan distribusi nggih Bu? Kalau distribusi rawat jalan
itu prosesnya?”
N: “Kalau distribusi rawat jalan, di penyimpanannya dulu. Kalau dari penyimpanan
untuk rawat jalan kan kita ke apotek ha’a tah. Kalau rawat inap tetep di apotek juga.
Kalau yang di bangsal-bangsal itu kayak di perawatan di poli itu bentuknya kan
OPHB, jadi OPHB itu biaya.. BMHP, Bahan Medis Habis Pakai. Jadi kayak kapas
begitu-begitu, itu yang di poli. Kalau di apotek itu untuk rawat jalan dan rawat inap.
Terus di unit, itu ambilnya di sini juga kayak floor stock itu ngambilnya di sini juga.
Kalau di UGD terus di ICU ho’o tah, itu ngambilnya di sini.”
P: “Untuk dari gudang ke sini gitu? Langsung apa prosesnya gimana Bu?”
N: “Minta itu Mbak, ada.. untuk.. permintaannya gudang itu.. permintaan apotek.
Aa itu permintaan apotek. Yang minta cuma yang malem. Kalau pas rawat jalan
gini tah, kalau ada yang habis minta gitu.”
P: “Kalau dari apotek sendiri ada visit ngga Bu ke Rawat Inap?”
N: “Kalau kita, sebenarnya ada Mbak. Hehehe cuma ini mandeg gini belum lagi..”
P: “Oo iya soalnya covid ini nggih Bu?”
N: “Hehehe iya gitu.”
P: “Pernah penarikan obat gitu ngga Bu?”
N: “Penarikan obat dari PBF? Ada..”
P: “Apa Bu?”
N: “Apa ya kemarin itu… Enziplex? Eh opo Mbak? Ho’o yah? Enziplex? Sik iki
milosak? Tapi kita kan ngga punya (maksudnya tidak punya milosak).”
P: “Kenapa nggih Bu ditarik?”
N: “Kalau Enziplex itu kan yang ada ininya diduga pakai ini loh.. prekusornya pakai
babi itu loh. He’em Enziplex kita maksudnya.. (menunjukkan kertas) oh ini-ini ada
nih. Enziplex sama Buvacain yang selama periode.. ah udah lama banget ini,
delapan belas ini Juli.”
P: “Nanti diganti uang apa?”
N: “Di-crop-kan inkaso Mbak biasanya kita potong di inkaso. Hoo yang baru ini.
Yang ini lama banget ini delapan belas.”
P: “Terus, kala itu Bu.. pemberian harga obat itu di sini?”
N: “Oo kita ada patokannya dari manajemen, ya ini untuk harga ini-ini range ini
sampai kemarin lima ribu sampai epuluh ribu itu berapa persen itu ada. Sudah ada
patokannya.
P: “Kalau resep, resep itu berapa dokumennya ada apa aja?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
N: “Maksudnya?”
P: “Dari dokter ngresepin it uterus nanti diolah sama farmasi. Terus nanti farmasi
ngasih kwitansi apa?”
N: “Oh gini Mbak, kalau kita kan pasien ada dua, pasien umum sama pasien BPJS.
Kalau pasien umum jadi pasien habis periksa resepnya dianter ke apotek ho’o tah
oleh perawat terus nanti di apotek kan dilayani dan sebagainya sampai obat jadi,
terus pasiennya dipanggil kasir dulu nanti panggil kasir terus nanti dapet print-print
an kayak gini untuk ngambil obat di apotek. Itu untuk yang pasien umu. Yang
pasien BPJS, pasien periksa resepnya ke sini dianter oleh perawat nanti pasiennya
langsung nunggu. Nunggu di depan apotek, nunggu panggilan saja dia tidak
memberikan kertas ini untuk umum sama JKN kalau malem.”
P: “Kalau proses pemilihan sediaan itu gimana nggih Bu?”
N: “Pemilihan sediaan itu kan ada di formularium, sebenarnya ada panduan
formularium. Jadi ada panduan formularium, Cuma ini belum selesai panduan
formulariumnya baru direvisi soalnya.”
P: “Terus biasanya itu kayak.. kan bikin sendiri Nggih Bu? Itu mengikuti dari aturan
rumah sakit sendiri yang bikin atau dari pemerintah untuk acuannya?”
N: “Kita acuannya, kita sendiri tapikan kita ada patokannya dari formularium
nasional. Ada pasien BPJS, jadikan yang mulai revisi di April ini. Jadikan kita revisi
formularium itu setiap dua tahun. Kalau setiap tahun kita ada evaluasi. Jadi evaluasi
di sinikan isinya selama formularium itu berjalan itu ada ngga obat-obat yang
diresepkan oleh dokter yang belum masuk formularium. Itu masuknya evaluasi, jadi
evaluasi jadi nanti kita tambahkan obat yang sering diresepkan kita tambahkan kita
sisipkan di formularium itu. Taunya seperti itu nanti dua tahun kita ganti, nah yang
baru ini itu ada terbit dua, jadi untuk umum dan untuk BPJS. Kalau BPJS kita lebih
ke nurut pemerintah ya.”
P: “Biasanya kalau sini itu milih-milih obat gitu kayak pemilihan itu lebih ke obat
generic apa diutamakan atau engga nggih Bu?”
N: “Kan makanya yang di dua itu nanti kan yang di JKN itu kan yang fora(?) itu
kan isinya obat generic semua ya tapi ada paten asalkan dia generic-nya ngga ada
apalagi (tidak jelas) generic-nya memang ngga ada. Kalau yang untuk umum
asuransi kita pakainya yang paten tapi kalau yang umum ternyata ngga ada eh yang
generic ngga ada kita masukkan generic juga di sini.”
N: “Biasanya juga itu Bu, menurut pola penyakit kan? Nah di sini tuh pola penyakit
nya kebanyakan apa nggih Bu?”
P: “Kita di MHT apa ya.. diabetes, hipertensi, febris gitu-gitu i Mbak.. dan ini kayak
untuk formularium ini kan juga usulan dari dokter juga.”
P: “Kayak mereka butuhnya apa gitu ya Bu?”
N: “He’em, kan ada blangko permintaan untuk masuk di formularium itu ada.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
P: “Kalau.. biasanya ada ngga Bu obat yang butuh tapi ngga ada kayak kosong
gitu di pasaran?”
N: “Ada Mbak, jadi kayak amitrin ini sampai sekarang kosong. Terus apa ya..
injeksi itu sikroprasol injeksi itu”
P: “Itu mengatasinya gimana?”
N: “Hahaha kita konfirmasi biasanya kalau kita dari segi layanan kalau adakosong
kita telepon dokternya.”
P: “Nanti diganti obat lain atau?”
N: “He’em diganti obat lain bisa, ee opo ya? Kalau memang butuh banget kita
tempilkan ke tempat lain dengan beberapa cara.”
P: “Copy resep gitu Bu?”
N: “Ndak.. kita ngebel ya ini ngebel tempat lain.”
P: “Terus.. kalau rencana kebutuhan itu biasanya awal tahun akhir tahun atau per
bulan?”
N: “Kita per dua minggu perencanaannya.”
P: “Berarti banyak nggih Bu? Pusing hehe”
N: “Hahahaha karena ngga.. kalau yen negeri kan langsung berapa bulan gitu ya..”
P: “Terus.. ini nanti juga udah ada di itu nggih Bu? Formularium yang kayak
perencanaan obat itu sesuaiin sama anggaran gitu-gitu?”
N: “He’e kita kan ada anggarannya per tahun berapa eh setiap bulan.”
P: “Terus kalau prosedur pengadaan sama pemilihan itu sama apa beda nggih Bu?”
N: “Beda noo. Kalau pemilihan itu kayak kita yang mau masuk formularium itu
apa, kalau pengadaan kan kita yang sudah ada di formularium itu kita adakan gitu
tah.”
P: “Nah itu prosesnya gimana Bu?”
N: “Kalau pengadaan kita ke PBF ya.. ke PBF nah itu kan kita langsung ke PBF
kemudian ada yang dari pemerintah itu modelnya donasi. Jadi donasi itu bentuknya
ada obat TB kalau kita sih obat TB, vaksin, itu kayanya ada dua macem itu kalau
donasi. Kita kalau order langsung, kita order lewat SP ada SP nya iya. Itu contoh
SP nya terus nanti PBF ke sini dan diambil atau kita lewat WA apalagi kita sekarang
lagi kayak gini jadi banyakan lewat WA karena kondisi ya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
106
P:“Niki Bu, penyimpanan bahan-bahan kimia diberi label terus nopo mboten?”
N: “Iya kan ada labelnya kayak he’em alkohol itu ada mudah terbakar.”
P: “Kalau floorstock gitu nanti apotekernya jelasin?”N: “Kalau floorstock itu unit
lain e Mbak. Kan ada penanggungjawabnya nggih ada karunya ya jadi tanggung
jawabnya ke situ ke kepala ruangnya. Kalau yang stock opname, kita yang stock
opname jadi satu personil kita nanti ke sana.”
P: “Kalau di sini ada UDD ODD gitu ngga Bu?”
N: “Iya kita.. kalau sistem UDD itu kan unit dosis ya? Kita yang rawat inap pakai
UDD. Panduan kita itu pengecualian untuk pasien ODC itu One Daily Care kayak
mata itu kan ODC ya nggak kita sistem UDD terus sama kebidanan, kebidanan
nggak kita sistem UDD karena dia pengobatannya kan pasti ada habis melahirkan
langsung obat ini terus pulang kan yang itu yang UDD tadi Cuma untuk yang
rawat inap UDD kecuali yang ODC sama kebidanan ya.”
P: “Kalau ini.. ada gudang ngga sih Bu? Apa langsung gudangnya di sini?”
N: “Gudangnya di sini.”
P: “Jadi kalau dateng ditata sama yang nata petugas gudang?”
N: “Petugas gudang, kan ada Mbak Kus ini kan petugas gudang he’em.”
P: “Kalau stock opname tadi per berapa Bu?”
N: “Per enam bulan sekali.”
P: “Itu ada ngga Bu kan di komputernya itu tertulis obat masih tapi di aslinya habis
gitu?”
N: “Hahaha ada Mbak, ini komputernya rada error gitu.”
P: “Ini sistemnya buat sendiri nggih Bu?”
N: “Kita buat sendiri, jadi ya rumah sakit ada IT nya sendiri.”
P: “Sering ya Bu error?”
N: “Iya ini Mbak lagi kemarin kita stock opname anu meneh yho Mbak? Opo
jenenge error lagi gitu lho.”
P: “Terus kalau sistem penyimpanan itu kan ada FIFO gitu kan nah itu pakainya
FIFO sama FEFO?”
N: “Iya he’em.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
P: “Terus ini Bu, di sini biasanya ada masalah apa Bu? Kayak kan biasanya
kehabisan stok itu sering nggih Bu?”
N: “Sering apalagi ini apalagi yang generic itu banyak dari PBF nya iya terus
barangnya kan rebutan ya kalau generic itu banyak kosong.”
P: “Apalagi baru corona ini banyak masalah nggih Bu?”
N: “Iya hahaha distibusinya rodo tersendat.”
P: “Terus kalau waktu tunggu obat gitu ada masalah engga Bu?’
N: “Waktu tunggu obat kalau kita waktu tunggu obat tho Mbak jadi kita belum
pernah ngitung dia resep itu diletakkan sini terus sampai pasien terima itu belum
pernah karena di kan apalagi kalau sore itukan numpuk-numpuk itu lho Mbak. Kita
modelnya yang kita ambil kita masukkan ke komputer baru sampai ke pasien bukan
resep diletakkan kan ada yang ngitungnya dari pertama resep diletaskkan kalau kita
pertama kali kita entry karena yang diletakkan kan udah numpuk-numpuk.”
P: “Kalau gara-gara corona ini apa yang dirasakan Bu?”
N: “Sepi ya.. terus yang terbaru ini harus banyak istirahat ini jadikan penambahan
libur untuk karyawan. Kalau memberikan obat pakai masker itu sudah dari dulu sih
Mbak. Sebenerenya ada yang harus berjarak gitu sih Mbak tapi kita enggak bisa
tempate kalau berjarak kan ada keluaran terbaru nih kalau jarak harus satu meter
nih he’eh kita satu meter lha wong ruangane cuma segitu hahaha satu meter.”
P: “Terus di sini pernah ngga Bu obat hilang?”
N: “Obat hilang nggak yho Mbak. Ya mudah-mudahan jangan Mbak hahahaha.”
P: “Berarti pengendaliannya bagus ya Bu.”
N: “Ada CCTV-nya.. ada petugas gudang terus gudang terkunci. Sebenernya nggak
boleh masuk ya kecuali petugas farmasi.”
P: “Kalau laporan farmasi itu ditujukan nanti ada per-bulan itu ditunjukannya ke
direktur apa?”
N: “Ke.. direktur Mbak ho’oh sik sik itu ada tapi apa namanya. Ini yang tahun
kemarin sih Mbak yang ini saya belum buat. Sama rapat bulanan kita ada rapat
bulanan.”
P: “Salah obat pernah nggak Bu?”
N: “Salah obat yho pernah no Mbak, kan kita ada laporannya itu. Jadi setiap.. kan
kita ada indikator mutu ya. Lha salah satunya kan kejadian insiden ya. Insiden kerja
keselamatan pasien salah satunya kan salah obat gitu terus waktu tunggu itu
masuknya di indikator mutu kan kita ada lima salah satunya IKP Insiden
Keselamatan Pasien yaitu isinya kan salah obat gitu-gitu. Itu laporannya kita tiap
bulan ada.”
P: “Bu kalau di sini ada barang konsinyasi ngga Bu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
N: “He’eh ada Mbak tapi jarang sekali, ning pas ini ndak ada kebetulan tidak ada.
Jadi titip dulu ha’ah nanti yang dijual berapa baru kita.. itu dari PBF tapi udah anu
sama medrep-nya itu lho Mbak.”
P: “Kalau pemushanan obat? Setiap kapan nggih”
N: “Ho’o nanti obat ED-nya disendirikan terus dikumpulkan anu di apa itu pakai
air itu, dipecahi. Nek bubuk nanti dikasihkan air cuman itu. Kalau udah kelihatan
banyak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN 2 Dokumentasi
110
Freezer
Termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
112
Berkas administrasi
Faktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Dokumen penarikan
Formularium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
115
116
Biodata Penulis:
Agama : Islam
E-mail : dcfatika@gmail.com
Riwayat Pendidikan :