Halaman
PENDAHULUAN
banyak tantangan dan kesulitan yang harus dihadapi oleh perusahaan. Untuk
menghadapi hal tersebut, suatu perusahaan dituntut untuk efektif dalam mengelola
perusahaannya, karena bila tidak mengelola dengan baik perusahaan tidak dapat
bersaing dengan perusahaan lain atau tidak dapat mengikuti perubahan yang
terjadi.
Dunia kerja sangat membutuhkan orang yang cerdas, inovatif dan mempunyai
produktifitas perusahaan.
faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia
yang mampu memanfaatkan sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi
dalamnya. Sumber daya manusia di perusahaan harus dikelola dengan baik karena
jika tidak demikian perusahaan tidak bisa mencapai tujuan. Perusahaan harus
selektif dalam memilih sumber daya manusia yang nantinya akan menentukan
maka suatu perusahaan harus bersikap adil atas apa yang telah dihasilkan oleh
mendapatkan perlakuan yang adil dari pemimpinnya sebagai timbal balik atas jasa
melaksanakan tugasnya.
berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi sangat
dibutuhkan keahlian dalam pekerjaan, tingkat jabatan, dan lamanya waktu bekerja
tugasnya dengan baik. Karyawan akan semakin giat bekerja untuk mendapatkan
diberikan secara adil agar mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik lagi dan
tinggi motivasinya karyawan akan lebih giat meyelesaikan tugasnya dengan baik
perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan intensif. Kurangnya motivasi
penghargaan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan, memenuhi semua hak yang
pengawasan, lingkungan kerja yang tidak kondusif, dan faktor lain sehingga
Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu
dapat dilihat dari peningkatan efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang lebih tinggi
dari penyelesaian tugas yang dibebankan kepada seorang karyawan dalam suatu
evaluasi kinerja dan melakukan perbaikan agar kualitas karyawan terus meningkat
mendapatkan uang.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kinerja
baik karena telah memiliki pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
diantaranya adalah kain sprei, kain spandex, dan kain cotton sheet. Perusahaan ini
sumber daya manusia yang tinggi serta berkualitas. Setiap karyawan yang bekerja
mengecewakan pelanggan.
yang sesuai agar karyawan lebih giat dalam melakukan pekerjaannya. Dengan
sehingga dapat selesai tepat waktu. Untuk meningkatkan motivasi karyawan PT.
akan mendorong motivasi setiap karyawan untuk bekerja lebih giat agar terhindar
dari sanksi.
tepat waktu dan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menghadapi persaingan
bisnis. Dengan demikian penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada PT.
2. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Indocitra
Anugerah Semesta?
3. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap
1. Bagi Penulis
2. Bagi Akademisi
4. Bagi Pemerintah
kinerja karyawan.
LANDASAN TEORI
2.1.1 Kompensasi
Setiap orang bekerja untuk memperoleh penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Untuk itu setiap orang bekerja untuk mendapatkan timbal balik sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan. Sehingga karyawan bekerja dengan giat dan
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa
perusahaan harus adil dalam memberikan kompensasi sesuai dengan beban kerja
yang diterima karyawan. Selain itu, ada beberapa definisi kompensasi menurut para
pemberian balas jasa bagi pegawai dan manajer, baik berupa finansial maupun
barang dan jasa pelayanan yang diterima oleh setiap orang karyawan.
setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan yang
yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima
diberikan pada karyawan tidak hanya berbentuk uang, tetapi dapat berupa barang dan
jasa pelayanan. Kompensasi diberikan kepada setiap karyawan yang telah bekerja
dalam suatu perusahaan sebagai timbal balik atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh
untuk melakukan pekerjaanya dengan lebih baik lagi. Jika kompensasi yang diberikan
rendah, kinerja karyawan akan menurun karena karyawan merasa kompensasi yang
1. Kompensasi langsung; yang terdiri atas gaji dan upah pokok, dan insentif dan
bagi hasil.
yang disediakan secara sukarela oleh pengusaha/ majikan, dan yang diwajibkan
2. Kompensasi finansial tidak langsung atau benefits meliputi semua bentuk balas
oleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau yang berupa lingkungan psikologis
pegawai, yaitu bentuk langsung yang merupakan upah dan gaji, bentuk kompensasi
Upah adalah pembayaran berupa uang untuk pelayanan kerja atau uang yang biasanya
dibayarkan kepada pegawai secara per jam, per hari, dan per setengah hari.
Sedangkan gaji merupakan uang yang dibayarkan kepada pegawai atas jasa
Benefit adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang secara cepat
lain adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi,
2. Kepuasan Kerja
status social, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
3. Pengadaan Efektif
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bahawannya.
5. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan
8. Pengaruh Pemerintah
pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya jika pencari kerja
lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif semakin besar.
Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik maka
tingkat kompensasi akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan
kesediaan perusahaan untuk membayar kurang maka tingkat kompensasi relatif kecil.
Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin
besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat
Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan semakin
upah/balas jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya pengusaha
Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi/upah semakin
besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah maka tingkat
kompensasi/upah relatif kecil. Seperti tingkat upah di Jakarta lebih besar dari
Bandung, karena tingkat biaya hidup di Jakarta lebih besar daripada di Bandung.
Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima gaji/kompensasi lebih
besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan yang lebih rendah akan
memperoleh gaji/kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka gaji/ balas
jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik.
Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang
upah/kompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi full em-
ployment. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang maju (depresi) maka tingkat
Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko (finansial,
keselamatan) yang besar maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar karena
membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jika jenis dan
kecilnya kompensasi. Sehingga dalam pemberian kompensasi harus adil dan layak
diterapkan adalah
1) Sistem Waktu
standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan. Administrasi pengupahan system
waktu relatif mudah serta dapat diterapkan kepada karyawan tetap maupun
pekerja harian.
Sistem waktu biasanya ditetapkan jika prestasi kerja sulit diukur unitnya dan
bagi karyawan tetap kompensasinya dibayar atas sistem waktu secara periodik
kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem waktu ialah pekerja
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/ upah ditetapkan atas kesatuan unit
yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram. Dalam
Sistem hasil ini tidak dapat diterapkan kepada karyawan tetap (sistem waktu) dan
jenis pekerjaan yang tidak mempunyai standar fisik, seperti bagi karyawan
administrasi.
yang lebih besar. Jadi prinsip keadilan betul-betul diterapkan. Pada sistem hasil
yang lebih besar dan kurang memperhatikan kualitsnya. Kelemahan sistem hasil
ialah kualitas barang yang dihasilkan kurang baik dan karyawan yang kurang
3) Sistem Borongan
balas jasa berdasarkan sistem borongan cukup rumit, lama mengerjakannya, serta
4) Kebijaksanaan Kompensasi
perusahaan.
kerja bagi karyawan. Kompensasi kita ketahui terdiri dari kompensasi langsung
Artinya kompensasi harus dibayar tepat pada waktunya, jangan sampai terjadi
semakin besar, ketenangan, dan konsentrasi kerja akan lebih baik. Jika
moral, gairah kerja karyawan menurun, bahkan turnover karyawan semakin besar.
bagi semua pihak dan dapat mencapai tujuan perusahaan. Pemberian kompensasi
yang tepat waktu akan memberikan dampak positif bagi karyawan dan perusahaan.
Sehingga kebijaksanaan kompensasi harus diatur dengan baik agar bermanfaat bagi
banyak pihak.
2.1.2 Motivasi
Manusia sebagai salah satu komponen utama didalam suatu organisasi harus
memiliki motivasi yang dapat memacu untuk meraih apa yang diinginkan. Manajer
harus memotivasi karyawan ke arah kinerja yang diharapkan agar dapat memenuhi
that organism toward the goal of a certain class” (Motivasi sebagai suatu kondisi
2002:93). Menurut Lubis (2011:84) motivasi adalah proses yang dimulai dengan
definisi fisiologis atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang
dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan sesuai
dengan tanggung jawabnya. Sehingga dengan adanya motivasi pada diri seseorang
sebagai berikut:
1. Teori Kebutuhan
dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila
puasnya.
Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan, yaitu:
3. Teori Insting
instingtif yang diwariskan. Oleh karena itu, tidak semua tingkah laku dapat
4. Teori Drive
organisasi untuk melakukan suatu tindakan. Kata drive dijelaskan sebagai aspek
5. Teori Lapangan
motivasi. Teori lapangan lebih memfokuskan pada pikiran nyata seorang pegawai
1. Teknis Organisasi
2. Struktur Sosial
Suatu kelompok membawa pengaruh yang tidak kecil artinya bagi diri pribadi
para anggota. Mereka lebih senang bekerja dalam suatu kelompok dimana
Imbalan yang diterima para karyawan baik imbalan instrinsik maupun imbalan
pengaruh terhadap ketenangan kerja suatu kelompok atau karyawan itu sendiri.
1. Prinsip partisipasi
2. Prinsip komunikasi
pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya.
dimotivasi kerjanya.
bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
kerja. Kita tidak mungkin dapat memotivasi kerja pegawai tanpa memperhatikan
perusahaan harus memenuhi semua kebutuhan pegawai. Selain itu perusahaan harus
melakukan komunikasi yang baik dengan para karyawan agar lebih termotivasi.
Berdasarkan hasil penelitian McClelland (1961), Edward Murray (1957), Miller dan
Gordon W. (1970), menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi
berprestasi tinggi cenderung memiliki prestasi kerja tinggi, dan sebaliknya mereka
Pengertian kinerja atau prestasi kerja menurut Prabu Mangkunegara (2005:67) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
pula dipandang sebagai perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai oleh
mendefinisikan kinerja atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang
sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan oleh semua pihak. Selain itu kinerja
Penilaian kinerja menurut Marwansyah (2014: 232-233) adalah salah satu alat
motivasi paling ampuh yang tersedia bagi pemimpin atau manajer. Penilaian kinerja
pekerjaan.
Selain tiga tujuan di atas, penilaian kinerja juga dapat dijadikan sebagai dasar
1. Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan pada masa
lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang
akan datang.
oleh lingkungan kondisi kerja, proses yang buruk, ergonomika, dan lain-lain.
melakukannya secara benar. Ini mungkin saja disebabkan oleh proses seleksi yang
tidak sempurna.
memberikan pelatihan pada para karyawan agar dapat bekerja dengan baik,
paling tidak terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
yang harus dibayar bila tidak ada kegiatan dan harga yang harus dibayar
bila ada campur tangan dan penghematan yang diperoleh apabila ada
kekurangan tersebut.
kinerja dapat dibedakan dengan yang lainnya dalam empat ciri seperti yang
berikut:
keberhasilan pekerjaannya.
4. Individu yang cenderung tidak menyenangi tugas tersebut jika tidak mencapai
5. Individu yang lebih senang bertanggung jawab secara personal atas tugas
yang dikerjakan.
meninggalkan sesuatu yang lama dan menjadi rutinitas serta berusaha untuk
kinerja, yaitu :
1. Kualitas
Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang
seharusnya dikerjakan.
2. Kuantitas
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya.
Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-
masing.
3. Pelaksanaan tugas
4. Tanggung Jawab
dan faktor motivasi (motivation). Sedangkan menurut Keith Davis dalam Anwar
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
mempunyai IQ di atas rata-rata (IQ 110 – 120) apalagi IQ superior, very superior,
gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil
prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man on the right place, the right
Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi
kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersifat
negative terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah.
atas jasanya dalam melakukan pekerjaan dan tanggung jawabnya. Tujuan perusahaan
antara para karyawan agar dapat bekerja sama dengan perusahaan. Perusahaan juga
pekerjaan yang lebih baik sehingga menghasilkan kinerja yang baik. Selain itu,
kompensasi, dapat berupa gaji, insentif, bonus, tunjangan, pekerjaan dan lingkungan
karyawan. Semakin besar kompensasi yang diterima maka karyawan akan lebih giat
untuk bekerja.
oleh karena itu motivasi sering kali diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang.
meningkatkan, dan mempertahankan hal-hal yang baik bagi perusahaan, supaya pada
saat karyawan bekerja dengan motivasi yang tinggi maka tujuan perusahaan akan
tercapai. Sedangkan jika tingkat motivasi karyawan rendah akan sulit bagi perusahaan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Maka dari itu motivasi sangat penting
diterapkan pada setiap karyawan agar mau bekerja dengan giat dan antusias untuk
Tabel 2.1
Kompensasi yang diberikan perusahaan adalah sebagai salah satu cara yang
karyawan dan menurunkan tingkat absensi maupun perputaran tenaga kerja, sehingga
hal tersebut dapat mendorong pegawai bekerja dengan lebih giat, semangat dan penuh
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima
pemberian balas jasa bagi pegawai dan manajer, baik berupa finansial maupun barang
setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan yang
finansial langsung terdiri atas pembayaran yang diterima oleh seseorang dalam
bentuk balas jasa finansial yang tidak termasuk ke dalam kompensasi finansial
diterima oleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau yang berupa lingkungan
juga harus memperhatikan tingkat motivasi pada setiap karyawan. Karyawan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik jika ada motivasi untuk mendorong dirinya
tercapai.
Menurut Lubis (2011:84) motivasi adalah proses yang dimulai dengan definisi
fisiologis atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan
Dengan adanya kompensasi dan motivasi yang diberikan kepada setiap karyawan,
sebagai perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai oleh seseorang) dan
Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran
Kompensasi
Gejala: Variable:
a.Apakah ada pengaruh
2.1diberikan sebagai Kompensasi kompensasi terhadap kinerja
Motivasi
balas jasa kepada karyawan pada PT. Indocitra
Anugerah Semesta?
Kinerja
2.2karyawan.
Motivasi akan b.Apakah ada pengaruh motivasi
mendorong karyawan terhadap kinerja karyawan pada
u
karyawan untuk PT. Indocitra Anugerah Semesta?
bekerja dengan giat,
c.Apakah ada pengaruh
serta bertanggung kompensasi dan motivasi terhadap
jawab dalam kinerja karyawan pada PT.
Umpan Balik
bekerja.
Pemberian
Indocitra Anugerah Semesta?
Pengertian kompensasi adalah sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas
pula dipandang sebagai perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai oleh
jika kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan kurang atau tidak
baik, maka dampak yang terjadi di perusahaan adalah kinerja karyawan akan
menurun.
Menurut Lubis (2011:84) motivasi adalah proses yang dimulai dengan definisi
fisiologis atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan
Politeknik Cahaya Surya Kediri. Ini berarti besarnya motivasi dapat mendorong
signifikan terhadap kinerja karyawan di Sekolah Tinggi dan Politeknik Cahaya Surya
Kediri. Ini berarti pemberian kompensasi dan motivasi sangat diperlukan oleh setiap
karyawan, karena dengan adanya hal tersebut dapat membantu karyawan dalam
kinerja karyawan.
sebagai berikut:
kinerja karyawan.
Berikut ini merupakan model penelitian mengenai pengaruh kompensasi dan motivasi
terhadap kinerja karyawan.
Gambar 2.2
Kompensasi H1
Kinerja Karyawan
Motivasi H2
H3
Keterangan:
METODE PENELITIAN
berlokasi di Jalan Kopo Ketapang KM 11,6 nomor 100 Bandung, Jawa Barat.
diantaranya adalah kain sprei, kain spandex, dan kain cotton sheet. Pada saat ini
pemasaran kain PT. Indocitra Anugerah Semesta sudah memasuki skala nasional.
tahun 1996 dan mulai membentuk Perseroan Terbatas (PT) pada tahun 2001. PT.
Indocitra Anugerah Semesta merintis usaha mulai dari skala kecil yang terus
kecil di Taman Holis dan setelah beberapa tahun berpindah ke wilayah Batujajar
Kabupaten Bandung selama 2 (dua) tahun dengan keterangan sewa. Setelah itu
berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, PT. Indocitra Anugerah
Visi
Misi
4. Tanggap terhadap perubahan yang terjadi dan mengikuti peluang yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menguji dan menganalisis ada atau tidaknya
Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah Casual
Explanatory. Casual adalah suatu variabel mempengaruhi variabel lain (Cooper &
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Indocitra Anugerah Semesta
�
�=
+�� 2
Keterangan:
N = jumlah populasi
Semesta sebanyak 83 orang, tingkat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan 10%.
8
�=
+8 ,
�= , atau 45
Dari hasil perhitungan diatas, maka sampel minimal yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah sejumlah 45 orang dari jumlah populasi sebesar 83 orang,
dengan presentase tingkat kesalahan sebesar 10% dan sampel tersebut diambil
sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Hartono,
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Variabel independen atau variabel bebas menurut Sugiyono (2011: 61) adalah
timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Variabel dependen atau variabel terikat menurut Sugiyono (2011: 61) merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
Tabel 3.1
perusahaan.
menghadapi masalah
pekerjaan.
4. Sikap mencerminkan
kebutuhan mencapai
tujuan.
kompetensi (bagaimana
seseorang mencapainya)
(Marwansyah 2014:228).
dengan demikian tipe data yang digunakan adalah tipe interval. Skala likert
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skala Likert
Tidak Setuju 2
Netral 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model regresi
hubungan antara suatu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
(Widarjono, 2013:15).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
analisis data kualitatif. Metode analisis data kualitatif adalah upaya yang
menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang
Kuesioner sangat penting dalam penelitian ini, oleh karena itu kuesioner harus
memiliki uji validitas dan uji realibilitas yang tinggi agar hasil dari penelitian
tersebut masing-masing menunjukkan data yang akurat dan konsisten. Berikut ini
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
(Ghozali, 2013). Suatu konstruk atau variabel dikatakan valid jika memberikan
nilai KMO and Bartlett’s test ≥ 0,5 dan analisis faktor (rules of thumb of loading
2. Uji Reliabilitas
reliabel atau handal jika jawaban serang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali
korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik guna menguji
apakah data yang ada telah memenuhi asumsi klasik. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat
yang dilakukan:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal
berdistribusi normal jika probabilitas asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari α
normal apabila probabilitas asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari α yang
mengakibatkan H0 ditolak.
2. Uji Multikolinearitas
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance
a. Jika nilai Tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka tidak
terdapat multikolonieritas.
b. Jika nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, maka terdapat
multikolonieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka
adalah Asymp Sig > 5% maka H0 diterima (data terbebas dari heteroskedastisitas).
penelitian ini adalah kompensasi (X1) dan motivasi (X2), variabel Y dalam
penelitian ini adalah kinerja karyawan. Pengujian yang harus dilakukan dimulai
dari analisis regresi linier berganda, uji signifikansi simultan dan uji signifikansi
parameter individual.
variabel terikat, bila dua atau lebih variabel bebas sebagai faktor prediktor
dua atau lebih. Metode regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh
�= + � + � +�
Dimana:
a = Konstanta
x1 = Kompensasi
x2 = Motivasi
e = Error
SPSS dapat dilihat pada tabel anova. Untuk mengetahui variabel-variabel secara
digunakan sebesar 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan
Ho ditolak, sebaliknya jika p-value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho
independen secara individual terhadap variabel dependen. Hasil uji t ini pada
output SPSS dapat dilihat padatabel Coefficientsa. untuk mengetahui ada tidaknya
masing variabel independen dengan tingkat signifikan yang digunakan 0,05. Jika
p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Sebaliknya jika p-
value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima (Nugroho, 2005).
Koefisien korelasi merupakan (KK) indeks atau bilangan yang digunakan untuk
mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan antarvariabel dan
memiliki nilai antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasi mendekati -1 atau +1
menunjukkan hubungan yang kuat antara dua variabel tersebut dan jika mendekati
Semakin dekat nilai koefisien ke -1 maka semakin kuat korelasinya demikian pula
sebaliknya. Tanda positif (+) dan negative (-) memberikan informasi mengenai
arah hubungan antara variabel tersebut. Jika bernilai positif (+) maka kedua
variabel memiliki hubungan yang searah, sedangkan jika bernilai negative (-)
maka kedua variabel memiliki hubungan yang tidak searah atau berlawanan.
Tabel 3.3
Koefisien Korelasi
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
KD = r2 x 100%
Sumber: Sugiyono (2012:250)
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
R = Korelasi berganda
simple random sampling. Dari populasi yang ada, penulis menggunakan rumus
Slovin untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil. Dari rumus tersebut
Berikut ini merupakan data responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan,
Tabel 4.1
3. 50 tahun keatas 0 0
TOTAL 45 100%
oleh responden yang berumur 20-35 tahun sebanyak 36 orang atau 80% dan sisanya
Tabel 4.2
1. Laki-laki 33 73,3%
2. Perempuan 12 26,7%
TOTAL 45 100%
didominasi oleh responden laki-laki yaitu sebanyak 33 orang atau 73,3% sisanya
Tabel 4.3
1. SMP 13 28,8%
2. SMA 17 37,8%
3. Diploma 8 17,8%
4. S1 7 15,6%
5. S2 0 0%
TOTAL 45 100%
13 orang lulusan SMP, 17 orang lulusan SMA, 8 orang lulusan diploma, dan 7 orang
lulusan S1, masing-masing memiliki persentase sebesar 28,8%, 37,8%, 17,8%, dan
15,6%.
Tabel 4.4
TOTAL 45 100%
didominasi masa kerja antara 1 sampai 10 tahun yaitu sebanyak 42 orang atau 93,3%
dan sisanya yang bekerja selama 11 sampai 20 tahun sebanyak 3 orang atau 6,7%.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Analisis validitas
atau variabel dikatakan valid jika memberikan nilai KMO and Bartlett’s test ≥ 0,5 dan
Tabel 4.5
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dalam tabel KMO and bartlett’s test nilai Asymp. Sig
untuk setiap persamaan berada di atas alpha yang ditentukan (0.05) yaitu 0,679.
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban serang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Shot atau
pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya
pertanyaan. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Tabel 4.6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,742 5
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
K6 15,3111 4,765 ,504 ,701
K7 15,6444 4,143 ,548 ,679
K8 16,1111 4,419 ,431 ,726
K9 16,2889 3,983 ,652 ,638
K10 15,7556 4,507 ,416 ,731
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel kompensasi (X1) dalam tabel reliability
statistics nilai Cronbach Alpha ≥ 0,70, yaitu sebesar 0,742. Sedangkan dalam tabel
item- total statistics nilai Cronbach Alpha ≥ Cronbach Alpha if item deleted.
sebesar 0,701; 0,679; 0,726; 0,638; dan 0,731. Dapat disimpulkan bahwa butir-butir
Tabel 4.7
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,786 7
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
M3 21,8000 7,709 ,502 ,766
M4 22,0222 7,159 ,407 ,780
M5 21,8222 6,468 ,576 ,746
M6 22,1778 7,240 ,417 ,777
M7 22,1111 6,919 ,491 ,763
M8 22,0667 6,655 ,634 ,735
M9 22,4000 6,609 ,603 ,740
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel motivasi (X2) dalam tabel reliability
statistics nilai Cronbach Alpha ≥ 0,70, yaitu sebesar 0,786. Sedangkan dalam tabel
item- total statistics nilai Cronbach Alpha ≥ Cronbach Alpha if item deleted.
sebesar 0,766; 0,780; 0,746; 0,777; 0,763; 0,735; dan 0,740. Dapat disimpulkan
Tabel 4.8
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,786 7
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
M3 21,8000 7,709 ,502 ,766
M4 22,0222 7,159 ,407 ,780
M5 21,8222 6,468 ,576 ,746
M6 22,1778 7,240 ,417 ,777
M7 22,1111 6,919 ,491 ,763
M8 22,0667 6,655 ,634 ,735
M9 22,4000 6,609 ,603 ,740
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan (Y) dalam tabel reliability
statistics nilai Cronbach Alpha ≥ 0,70, yaitu sebesar 0,786. Sedangkan dalam tabel
item- total statistics nilai Cronbach Alpha ≥ Cronbach Alpha if item deleted.
sebesar 0,766; 0,780; 0,746; 0,777; 0,763; 0,735; dan 0,740. Dapat disimpulkan
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau
berdistribusi normal jika probabilitas asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari α yang
apabila probabilitas asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari α yang mengakibatkan H0
ditolak.
Tabel 4.9
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dalam tabel One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilai Asymp. Sig untuk masing-masing persamaan berada di atas alpha yang
ditentukan yaitu 0,053 Dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yang artinya data
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance
a. Jika nilai Tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka tidak terdapat
multikolonieritas.
b. Jika nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, maka terdapat
multikolonieritas.
Tabel 4.10
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk setiap variabel lebih besar dari
0,1. Sedangkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk setiap variabel tersebut
memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 yaitu 1,486 untuk kompensasi dan motivasi.
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali). Kriterianya adalah Asymp Sig > 5% maka
Tabel 4.11
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 10,734 3,595 2,986 ,005
TOTAL_K -,580 ,178 -,591 -3,248 ,053
TOTAL_M ,155 ,164 ,171 ,941 ,353
a. Dependent Variable: ABS
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk variabel kompensasi dan
motivasi secara berturut-turut adalah 0,053 dan 0,353 yang menunjukkan bahwa nilai
Menurut Sugiyono (2012:277) analisis regresi linier berganda adalah analisis yang
bila dua atau lebih variabel bebas sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik
turunkan nilainya).
Analisis regresi linier berganda dilakukan jika variabel bebas berjumlah dua
atau lebih. Metode regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh
�= + � + � +�
Dimana:
a = Konstanta
x1 = Kompensasi
x2 = Motivasi
e = Error
Tabel 4.12
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31,457 8,122 3,873 ,000
TOTAL_K -,362 ,403 -,186 -,898 ,006
TOTAL_M ,494 ,371 ,275 1,330 ,023
a. Dependent Variable: TOTAL_KK
Interpretasi:
a = 31,547; artinya jika kompensasi 0 dan motivasi 0 (tidak ada kompensasi dan
b = -0,362; artinya jika kompensasi meningkat sebesar 1 tingkatan dan motivasi tetap,
c = 0,494; artinya jika motivasi meningkat sebesar 1 tingkatan dan kompensasi tetap,
SPSS dapat dilihat pada tabel anova. Untuk mengetahui variabel-variabel secara
membandingkan p-value pada kolom sig. dengan tingkat signifikansi yang digunakan
sebesar 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak,
sebaliknya jika p-value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima
(Nugroho, 2005).
Tabel 4.13
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 32,792 2 16,396 ,899 ,017b
Residual 602,180 33 18,248
Total 634,972 35
a. Dependent Variable: TOTAL_KK
b. Predictors: (Constant), TOTAL_M, TOTAL_K
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,017, lebih besar dari 0,05.
independen secara individual terhadap variabel dependen. Hasil uji t ini pada output
SPSS dapat dilihat padatabel Coefficientsa. untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
independen dengan tingkat signifikan yang digunakan 0,05. Jika p-value lebih kecil
dari 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Sebaliknya jika p-value lebih besar dari
Tabel 4.14
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31,457 8,122 3,873 ,000
TOTAL_K -,362 ,403 -,186 -,898 ,006
TOTAL_M ,494 ,371 ,275 1,330 ,023
a. Dependent Variable: TOTAL_KK
Tabel 4.14 menunjukkan nilai signifikan untuk variabel kompensasi sebesar 0,006,
sedangkan untuk variabel motivasi sebesar 0,023 kedua variabel memiliki nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak artinya
Koefisien korelasi merupakan (KK) indeks atau bilangan yang digunakan untuk
mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan antarvariabel dan
memiliki nilai antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasi mendekati -1 atau +1
menunjukkan hubungan yang kuat antara dua variabel tersebut dan jika mendekati 0
dekat nilai koefisien ke -1 maka semakin kuat korelasinya demikian pula sebaliknya.
Tanda positif (+) dan negative (-) memberikan informasi mengenai arah hubungan
antara variabel tersebut. Jika bernilai positif (+) maka kedua variabel memiliki
hubungan yang searah, sedangkan jika bernilai negative (-) maka kedua variabel
Tabel 4.15
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,555 ,308 ,299 4,27175
a. Predictors: (Constant), TOTAL_M, TOTAL_K
Tabel 4.15 menunjukkan hasil nilai koefisiensi korelasi (R) sebesar 0,555 artinya
terdapat pengaruh sebesar 55,5% yang berarti tingkat hubungan antar variabel
kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Indocitra Anugerah
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah
antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
2013: 46).
�� = � � %
Sumber: Sugiyono (2012:250)
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
R = Korelasi berganda
Tabel 4.16
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,555a ,308 ,299 4,27175
a. Predictors: (Constant), TOTAL_M, TOTAL_K
Tabel 4.16 menunjukkan hasil dalam tabel Adjusted R Square sebesar 0,299 artinya
dijelaskan oleh variabel kompensasi dan motivasi, sedangkan sisanya sebesar 70,1%
4.4 Pembahasan
kinerja karyawan pada PT. Indocitra Anugerah Semesta. Hasil pengujian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Windy Aprilia Murty dan Gunasti
Hudiwinarsih (2012) dan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli Suwati
(2013) dan Agiel Puji Damayanti, dkk (2013) yang menunjukkan bahwa terdapat
karyawan dan besarnya kompensasi harus sesuai dengan yang diharapkan karyawan.
masih dirasakan tidak adil dan tidak sesuai dengan harapan karyawan.
Dengan pemberian kompensasi yang lebih layak dan diterima oleh karyawan
karena sesuai dengan tenaga dan kemampuan yang dikeluarkan serta menghargai
kerja keras karyawan, maka karyawan akan lebih bersikap profesional dengan bekerja
secara bersungguh-sungguh dan melakukan berbagai upaya agar bisa mencapai hasil
kerja yang lebih baik sehingga kinerjanya bisa lebih meningkat. Dengan kinerja yang
karyawan. Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Agiel
terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi dengan kinerja karyawan.
tindakan yang mengarah pada tujuan. Selain itu, motivasi merupakan suatu
perusahaan. Agar pada saat karyawan bekerja dengan motivasi kerja yang tinggi
Semesta memberikan sanksi kepada karyawan yang telah melanggar aturan dengan
tujuan agar karyawan tersebut tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan
agar mampu bekerja lebih baik lagi dan meningkatkan kinerjanya. Jadi dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar motivasi yang diberikan
Berdasarkan hasil pengujian, variabel kompensasi dan motivasi kerja secara bersama-
semakin tinggi nilai kedua variabel bebas tersebut maka semakin tinggi pula kinerja
karyawan pada PT. Indocitra Anugerah Semesta. Diantara kedua variabel tersebut,
dibandingkan motivasi. Hal ini dapat diketahui dari nilai sigifikan dari variabel
kompensasi (X1) sebesar 0,006 dan dari variabel motivasi (X2) sebesar 0,023.
Semakin kecil nilai signifikansi maka variabel tersebut memiliki pengaruh yang lebih
PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kompensasi dan
motivasi terhadap kinerja karyawan. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan
yang bekerja di PT. Indocitra Anugerah Semesta sebanyak 45 orang. Teknik yang
sebagai berikut:
motivasi tetap, maka kinerja karyawan akan menurun sebesar 0,362 tingkatan.
tingkatan.
faktor lain.
diperoleh dari hasil pengujian lebih besar dari 0,05 maka dapat
Dikarenakan nilai sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima dan
kinerja karyawan.
Dikarenakan nilai sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima dan
kinerja karyawan.
Penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti, diantaranya
sebagai berikut :
hanya terdiri dari dua variabel, yaitu kompensasi dan motivasi, sedangkan
5.3 Saran
1. Variabel yang digunakan untuk penelitian ini sangat sedikit, yaitu hanya dua
memberikan gambaran yang lebih luas mengenai faktor apa saja yang
3. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu perusahaan.
TUGAS AKHIR
Oleh:
Revita Halim
1351029
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
tugas akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan karya tulis ilmiah
tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh gelar
ini masih jauh dari sempurna, penulis telah berusaha dan bekerja keras agar tugas
akhir ini memiliki manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca lainnya. Segala
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati sebagai
bahan perbaikan dan menambah wawasan penulis di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan petunjuk dan bantuan yang
tidak ternilai besarnya dalam penulisan tugas akhir ini, terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkati penulis dalam
3. Bapak Dr. Mathius Tandiontong, S.E., M.M., Ak., CA. selaku Dekan
10. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha
Bandung.
11. Kepada kedua orang tua penulis yang selalu memberikan doa, dukungan,
dan bantuan secara moral dan materi dalam menyelesaikan tugas akhir.
angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
atas bantuannya.
akhir ini, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak yang membacanya serta dapat memberikan wawasan yang baru. Tuhan
Yesus Memberkati.
Revita Halim
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi revisi VI.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Cooper & Schindler. (2011). Business Research Methods 11th ed. New York:
McGraw-Hill Companies Inc.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Husein, Umar. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Hasibuan, Malayu S.P. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Nugroho, Agung. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan
SPSS. Yogyakarta: Andi.
Veitzhal, Rivai, dan Sagala Jauvani. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk Perusahaan (2th ed). Jakarta: Rajawali Pers.
Wibisono , Dermawan. (2005). Riset Bisnis : Panduan Bagi Praktisi dan Akademisi.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Yani, H.M, (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Jurnal:
Suwati, Yuli. (2013). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda. E-Journal Ilmu Administrasi
Bisnis. Volume 1. (No. 1), hal 41-55.