Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PRESENTASI

STAR-UP BISNIS SMT GENAP 2020/2021


PENGEMBANGAN PRODUK

MAKALAH

DOSEN PENGAMPU :
Dwi Hari Laksana, SE.MM

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Siti Mita Khoirunnisa' 141190066
2. Sania Nur Habibah 141190067
3. Annisa Fitri Nurlaili 141190075
4. Lina Tusia Ningsih 141190076

KELAS : EM B
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatka ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata
kuliahStar Up Bisnis tanpa ada hambatan yang bearti.

Dalam penyusunan makalah dengan materi “Pengembangan produk” ini, kami


menyadaribahwa makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik tentunya karena bantuan dari
banyak pihak yang telah berkontribusi meluangkan waktu dan tenanganya untuk membimbing,
membantu, serta menuangkan ide-idenya kepada kami. Dengan bantuan-bantuan tersebutlah
makalah ini dapat tersusun dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapakan
terima kasih khususnya kepada Dwi Hari Laksana, SE.MM. selaku dosen mata kuliah Star Up
Bisnis.

Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan serta masih perlu sebuah penyempurnaan. Kami
sangat mempersilahkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
tentunya demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik. Kami juga berharap makalah
ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran kita semua dan kami juga berharap makalah ini dapat
menambahpengetahuan pembaca.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada kami.

Yogyakarta, 20 Desember 2021

Penyusun

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4

C. Tujuan Makalah....................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 6

A. Pengertian Pengembangan Produk ........................................................................................... 6

B. Tujuan Pengembangan Bisnis .................................................................................................. 6

C. Strategi Pengembangan Produk ............................................................................................... 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 14

B. Saran ..................................................................................................................................... 14

C. Supporting Article ................................................................................................................. 14

D. Critical Review ..................................................................................................................... 17

BAB IV DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 20

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan perekonomian nasional pada era globalisasi saat ini sangat dipengaruhi
oleh kemajuan teknologi. Derasnya perkembangan teknologi menuntut para pelaku bisnis
bersaing menjual ide serta gagasan yang dimiliki sekreatif mungkin. Hasil analisis potensi
pasar juga memperlihatkan fakta yang sama, yaitu kemampuan untuk mewujudkan
kreativitas dengan memadukan nilai seni, pengetahuan, dan juga teknologi dapat menjadi
modal besar untuk menghadapi persaingan ekonomi. Salah satu media teknologi yang dapat
menunjang para pelaku bisnis untuk menjalankan aktivitasnya ialah media internet. Internet
memungkinkan transaksi secara elektronik (E-commerce) yang dapat mendukung kegiatan
pembayaran, komunikasi serta media promosi antara konsumen dengan perusahaan yang
memasarkan produk atau jasanya.
Salah satu jenis perusahaan yang erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi yaitu
Startup. Saat ini startup seakan menjadi primadona baru dalam industri bisnis di Indonesia.
Hampir setiap tahunnya bahkan setiap bulannya berdiri bisnis startup dari berbagai jenis dan
kalangan dalam bidang teknologi. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin
bertambah dari tahun ketahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan
startup. Namun dengan banyaknya startup yang berdiri tidak selalu berbanding lurus dengan
lama eksistensinya. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan startup dituntut untuk selalu
melahirkan ide-ide kreatif dan eksekusi yang tepat agar dapat menarik hati investor serta
pelanggan yang menjadi nafas bagi kelangsungan bisnis startup tersebut. Oleh karena itu,
selain ide kreatif startup juga wajib melakukan deliverable product yang baik kepada
pelanggannya, contohnya dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan baik untuk
berkomunikasi dan memasarkan ide serta gagasan kreatifnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja strategi pengembangan produk untuk start up ?
2. Apa saja kelebihan dari masing-masing strategi pengembangan produk ?
3. Apa saja kelemahan dari masing-masing strategi pengembangan produk ?

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 4


C. Tujuan Makalah
1. Kita dapat mengetahui strategi pengembangan produk start up
2. Kita dapat mengetahui kelebihan dari masing-masing pengembangan produk pada
start up
3. Kita dapat mengetahui kelemahan dari masing-masing pengembangan produk pada
start up

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 5


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Produk


Berikut definisi dan pengertian pengembangan produk dari beberapa sumber buku:
 Menurut Tjiptono (2008), pengembangan produk adalah strategi untuk produk baru
meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan
merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan.
 Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengembangan produk strategi untuk pertumbuhan
perusahaan dengan menawarkan produk memodifikasi atau produk baru ke segmen pasar
yang ada sekarang pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya
memastikan bahwa ide produk bisa diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara
efektif.
 Menurut Simamora (2000), pengembangan produk adalah proses pencarian gagasan untuk
barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam tambahan lini produk yang
berhasil secara komersial. Pencarian produk baru didasarkan pada asumsi bahwa para
pelanggan menginginkan unsur-unsur baru dan pengenaan produk baru akan membantu
mencapai tujuan perusahaan.
 Menurut Alma (2002), pengembangan produk adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh
pabrikan atau produsen dalam menentukan dan mengembangkan produknya, memperbaiki
produk lama, memperbanyak kegunaan dari produk yang sudah ada dan mengurangi biaya
produksi dan biaya pembungkus.
Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam
mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau memperbanyak kegunaan produk ke
segmen pasar yang ada dengan asumsi pelanggan menginginkan unsur-unsur baru mengenai
produk.
Pengembangan produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap produk yang
sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai terhadap barang lama
dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan adanya pengembangan
produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan dan keinginan pasar.

B. Tujuan Pengembangan Bisnis


Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru adalah:
1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai investor,
Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 6
yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk sebelumnya.
2. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan jalan
menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa
bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah
ada.
Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberikan nilai maksimal bagi konsumen,
memenangkan persaingan perusahaan dengan memilih produk yang inovatif, produk yang
dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran, kemasan,
merek, dan ciri-ciri lain.
Sedangkan menurut Alma (2002), terdapat beberapa alasan yang membuat perusahaan
melakukan pengembangan produk, yaitu:
1. Untuk menambah omzet penjualan.
2. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi.
3. Untuk memenangkan persaingan.
4. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama.
5. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan.
6. Untuk mencegah kebosanan konsumen.
7. Untuk menyederhanakan produk pembungkus.
8. Untuk memenuhi keinginan konsumen.

C. Strategi Pengembangan Produk


Ketika ide sudah didapatkan. Kemudian selanjutnya waktunya untuk mengembangkan ide
tersebut menjadi sebuah produk. Masalah utama dari sebuah start-up adalah adanya
keterbatasan sumber daya (resources): orang, waktu, dana, peralatan, dan tempat. Banyak
start-up yang frustasi, menyerah dan mengeluh bahwa mereka tidak dapat mengembangkan
idenya karena tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengembangkan produknya.
Jangan dilihat pihak-pihak lain yang memiliki sumber daya yang lebih hebat-hebat. Yang
perlu Anda ingat adalah mereka tidak memiliki ide (konsep), Anda yang lebih hebat. Perlu
ditekankan kembali, SEMUA start-up akan mengalami masalah keterbatasan sumber daya
ini. Tidak ada pengecualian. Bahkan di perusahaan yang sudah besarpun kadang untuk
mengembangkan produk atau layanan baru juga tidak mendapat dukungan sumber daya yang
cukup dari pimpinan perusahaan. Atas dasar keterbatasan itulah maka ada beberapa strategi
pengembangan produk untuk start-up, antara lain :

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 7


1. Buat Sendiri
Buat Sendiri ini adalah cara yang paling lazim dilakukan, kembangkan sendiri.
Sebagian besar start-up melakukan hal seperti ini. Selain keterbatasan sumber daya, orang
lain biasanya tidak percaya dan tidak mengerti akan ide dari start-up ini. Maka salah satu
cara untuk mengimplementasikannya adalah dengan mengembangkan sendiri.
Beberapa contoh start-up yang pendirinya mengembangkan produk sendiri antara
lain: Yahoo!, Google, Facebook, Twitter, dan seterusnya. Mark Zuckerberg dan kawan-
kawannya mengembangkan sendiri program untuk situs Facebook sebelum akhirnya
menjadi perusahaan sendiri. Bill Gates awalnya mengembangkan sendiri basic
interpreter sebelum akhirnya mengajak kawan-kawannya untuk membuat perusahaan
Microsoft. Steve Wozniak membuat sendiri prototipe komputer Apple. Bahkan pada saat
itu banyak orang-termasuk pakar (expert)-yang mengatakan bahwa tidak mungkin
membuat komputer personal karena akan dibutuhkan rangkaian yang kompleks,
membutuhkan komponen yang banyak, sehingga besar dan mahal.
Orang tidak mengerti (atau takut) sehingga tidak mencoba membuat komputer
personal itu. Salah satu masalah dengan membuat sendiri adalah seringkali dibutuhkan
waktu yang lebih lama untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Hal ini biasanya
dikaitkan dengan pengembangan produk yang dilakukan secara paralel dengan pekerjaan
lain. Biasanya sang founder masih bekerja di tempat lain, atau masih sekolah, atau masih
ada tugas yang lain. Founder belum bisa mendedikasikan semua waktunya untuk
mengembangkan produk tersebut. Dalam contoh-contoh sebelumnya, tentang Microsoft,
Google, dan lain-lainnya, pada akhirnya para founder tersebut memang meninggalkan
pekerjaannya (atau sekolahannya) untuk 100 fokus pada pengembangan produknya.
Hasilnya memang produk menjadi selesai. Keuntungan mengembangkan sendiri adalah
irit di biaya.
2. Mencari Mitra (Co-Founder)
Boleh jadi ide mengembangkan start-up ini datang dari orang yang memiliki latar
belakang bisnis tetapi tidak memiliki kemampuan teknis untuk membuat produknya,
maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mencari mitra (partner atau co-
founder) untuk mengembangkan bisnis tersebut. Hal ini dilakukan karena pada tahap awal
start-up tidak memiliki cukup dana untuk membayar pengembang. Maka bermitra
(dengan berbagi kepemilikan perusahaan) merupakan cara yang lazim ditempuh. Di sisi
lain, sering juga perusahaan start-up didirikan oleh orang teknis yang kemudian nantinya

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 8


mencari mitra orang bisnis untuk menjalankan sisi bisnis dari start-up ini. Orang teknis
biasanya tidak suka menjalankan bisnis dan bisa fokus kepada pengembangan produk
atau layanannya.
Bermitra ini merupakan hal yang harus dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya, nanti
Anda akan bersama-sama dengan mitra Anda. Kecocokan visi dan kultur menjadi hal
yang esensial karena start-up Anda ini akan berjalan untuk waktu yang lama. Jika tidak
ada kecocokan, maka akan mudah start-up ini menjadi pecah. Jadi jangan hanya karena
seseorang memiliki skill yang hebat (atau uang yang banyak) kita terima menjadi co-
founder. Kita akan bahas ini kembali di bagian mengembangkan perusahaan. Pendekatan
mitra ini berbeda dengan pendekatan lainnya dalam hal kepemilikan saham, yang
notabene adalah kepemilikan start-up itu. Pendekatan lain dilakukan jika kita belum
menemukan partner yang cocok.
3. Outsource
Pilihan untuk melakukan outsource tersedia jika ada sedikit uang untuk melakukannya.
Biasanya pilihan ini dilakukan ketika pendiri belum yakin untuk berbagi kepemilikan
dengan pihak lain atau (pengembang) sebagaimana dilakukan dengan cara bermitra.
Outsource memiliki keuntungan bahwa pengembang merupakan pihak yang cekatan
untuk mengembangkan produk yang diinginkan sehingga produk dapat tersedia dengan
cepat. Seringkali waktu merupakan hal yang esensial. Namun, biaya membengkak.
Pendekatan outsource harus dilakukan dengan cermat karena pihak pengembang
belum tentu mengerti apa yang diinginkan sehingga harus sering terjadi diskusi yang
sangat intens. Bahkan seringkali rekruitmen berubah-ubah. Ini merupakan hal yang tidak
diinginkan oleh pihak outsourcer. Seringkali ada layer formalitas yang menghambat
kecepatan pengembangan. Pendekatan outsource ini juga beresiko mengalami kegagalan.
4. Karyawan
Pilihan lain adalah produk dikembangkan oleh karyawan yang kita gaji. Yang ini
terjadi kalau startup memiliki cukup uang untuk melakukan hal itu. Ini juga terjadi kalau
kita sudah memiliki perusahaan sendiri dan kemudian bersiap-siap untuk melakukan Spin
off.
5. Mengembangkan di Garasi
Salah satu ungkapan yang sering muncul dalam startup di dunia teknologi informasi
adalah usaha dikembangkan dari Garasi. Garasi dapat digunakan sebagai kantor atau
markas yang gratis dan sangat murah. Perlu diingat bahwa pada awal pengembangan

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 9


produk, star-up tidak memiliki banyak uang untuk menyewa kantor. Maka cara yang
paling murah atau gratis adalah dengan menggunakan garasi.
Garasi mungkin bisa digantikan dengan tempat kos-kosan karena banyak startup yang
dimulai dari anak kosan. Salah satu tempat yang banyak juga menjadi alternatif mulanya
start-up adalah kampus. Banyak contoh star-up yang bermula dari lab di kampus. Kampus
merupakan pilihan yang natural karena infrastruktur tempat ruangan listrik peralatan yang
boleh jadi harganya mahal dan bahkan kadang-kadang bahan-bahan komponen
disediakan oleh kampus secara gratis.
Start-Up bisa lebih fokus kepada pengembangan produknya tanpa perlu pusing dengan
infrastruktur. Setelah cukup matang star-up kemudian keluar dari kampus dan
mendirikan perusahaannya secara formal.
Sebagian besar kampus tidak memiliki unit khusus untuk mendukung para start-up ini.
Bentuk dukungan biasanya dilakukan secara informal. Mekanisme dan peraturan yang
memungkinkan dukungan secara formal - apalagi bagi perguruan tinggi milik pemerintah
- masih belum ada. Namun hal ini seharusnya tidak boleh menjadi halangan bagi kampus
untuk mendukung upaya pendirian start-up. Ketika start-up ini sudah sukses, nantinya
mereka akan memberikan dukungan balik kepada kampusnya.
Ada sebuah trend baru yaitu mengembangkan start-up dengan menggunakan fasilitas
co-working space. Ini adalah tempat yang disediakan atau disewakan untuk pengembang
atau start-up yang belum memiliki tempat sendiri. Co-working space biasanya
menyediakan fasilitas meja, kursi, listrik, internet, dan kadang ruang pertemuan. Selain
itu ada juga yang menyediakan layanan bisnis lainnya.
Sayangnya ada banyak start-up yang lupa diri. Begitu mereka mendapat pendanaan,
maka yang pertama kali mereka lakukan adalah menyewa kantor. Perlu menyewa kantor
atau tidaknya mungkin dapat diperdebatkan, tetapi kalau menyewa kantor yang mewah
di daerah yang mahal (distrik bisnis) nampaknya kurang tepat. Ada orang-orang
marketing yang merasa ini adalah bagian dari marketing. Hal ini kurang tepat, terlalu
banyak kebutuhan lain bagi start-up yang lebih penting daripada terlihat “keren”.
6. Fitur, Fitur, dan Fitur
Pada bagian terdahulu dibahas strategi pengembangan produk untuk start up dengan
segala keterbatasannya. Pada bagian ini akan dibahas mengenai produknya itu sendiri.
Untuk mengimplementasikan beberapa fitur itu dibutuhkan waktu dan sumber daya yang
banyak. Hal ini lagi-lagi tidak mungkin dilakukan oleh start up. Maka kita harus memiliki

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 10


fitur-fitur apa yang harus ada. Mereka sering disebut “must have”. Tanpa fitur-fitur
tersebut, produk kita tidak dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.
Fitur lain yang diinginkan ada tetapi tidak harus ada disebut “nice to have”. Seringkali
kita salah menilai sehingga justru fitur ini yang dikembangkan dahulu sementara yang
penting malah belum jadi.
Dalam buku Budi Raharjo, diterangkan bahwa “70 persen siap sekarang lebih baik dari
pada komplit tapi baru terjadi 6 bulan lagi”. Fitur-fitur ditambah sesuai dengan
berjalannya waktu. Atau boleh jadi start up kita sudah mati sebelum fitur tersebut berhasil
diimplementasikan?
Sebagai contoh, kita dapat melihat fitur yang ada di Facebook beberapa tahun yang
lalu dibandingkan dengan sekarang. Tentu saja fitur yang ada sekarang lebih lengkap dan
lebih baik dibandingkan dahulu. Bahkan untuk smartphone, sekarang Facebook memiliki
aplikasi Message yang terpisah dari aplikasi utamanya. Aplikasi ini dahulu belum ada.
Coba perhatikan (protipe) produk Anda ketika digunakan oleh pengguna. Fitur apa
saja yang paling sering (katakanlah 80 persen dari waktu) digunakan oleh 80 persen dari
pengguna Anda? Kemungkinan, dari 10 fitur yang Anda berikan, hanya 2 atau 3 saja
yang paling harus ada (esensial). Jika demikian, fokus kepada fitur itu dulu.
Implementasikan fitur tersebut dengan sangat baik (excellent). Jika memungkinkan,
hapuskan 8 atau 7 fitur yang tidak perlu itu. Sangat mahal untuk tetap memiliki dan
mendukung (support) fitur-fitur tersebut.
Menambahkan fitur adalah hal yang susah, mengingat keterbatasan sumber daya yang
dimiliki start up. Jangan salah, mengurangi fitur itu juga tidak kalah susahnya. Seringkali
terjadi perdebatan di dalam antar pengembang karena biasanya pengembang sangat
terikat (secara batin) terhadap fitur (kode) yang dia kembangkan. Oleh sebab itu, pikirkan
dengan matang untuk menambahkan sebuah fitur baru. Anda dan tim perlu berjuang keras
untuk tidak menambahkan fitur.
7. Saying "NO" is not easy.
Mengurangi fitur bahkan mungkin malah membuat produk menjadi lebih fokus dan
lebih sukses. Instagram merupakan contoh kasus ini. Pada awalnya Instagram merupakan
aplikasi bernama “Burbn” yang fungsinya adalah untuk berbagi (share) berbagai hal.
Namun ternyata aplikasi ini memiliki terlalu banyak fitur. Akhirnya mereka memutuskan
untuk fokus di satu hal saja, berbagi foto. Setelah diluncurkan, dalam waktu singkat (jam-
jaman?) mereka langsung menjadi aplikasi berbagi foto nomor satu. (Di kemudian

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 11


harinya mereka menambahkan fitur baru, yaitu berbagi video pendek.)
Contoh lain adalah kesuksesan dari Palm Pilot 19. Jeff Hawkins 19 Palm Pilot
merupakan produk personal digital assistant (PDA) pertama yang sukses berat. adalah
pengembang dari produk handheld computer. Pada awalnya dia mengembangkan
Zoomer, sebuah produk yang mencoba menggantikan komputer. Produk ini memiliki
keyboard dalam ukuran kecil, memiliki koneksi ke printer, mesin faks, dan software
dengan kemampuan mengenali tulisan tangan. Gagal! Masalahnya ternyata Zoomer ingin
memiliki semua fitur yang ada di sebuah komputer (Personal Computer, PC). Padahal
orang tidak ingin mencari perangkat yang menggantikan PC, tetapi mencari perangkat
yang komplemen dengan PC. Akhirnya dia menciptakan Palm Pilot yang memiliki fitur
lebih sedikit tetapi fokus pada hal-hal tertentu. Palm Pilot kemudian meledak luar biasa.
Contoh-contoh di atas merupakan contoh klasik bahwa menghapuskan fitur yang
terlalu banyak, menyederhanakan, adalah kunci kesuksesan.
8. Project Management
Pada tahap awal pengembangan produk, biasanya tidak ada yang namanya project
management. Pada tahap sangat awal ini terlalu banyak perubahan-perubahan dan
pengaturan sumber daya yang masih sekenanya. Setelah produk atau layanan sudah
memiliki bentuk, dan sudah mulai digunakan, lalu mengembangkan versi-versi
berikutnya. Tentunya ini termasuk menerapkan fitur-fitur baru yang “terpaksa” harus
diimplementasikan. Maka kali ini sudah harus menerapkan project management.
Khususnya untuk produk atau layanan yang berbasis teknologi informasi (IT), sistem
pengelolaan proyek yang umum kadang tidak efektif. Banyak produk yang meleset, baik
dari kelengkapan fitur yang diharapkan maupun dari segi waktu sehingga berdampak
kepada layanan. Padahal pada tahap awal start-up, kecepatan menyediakan layanan itu
sangat esensial (sebelum didahului oleh pihak lain).
Mengenai manajemen dari proyek ini menemukan dua sisi ekstrim. Di satu sisi ada
yang tidak percaya dengan project management untuk start-up. Katanya namanya juga
start-up, kondisinya berbeda. Sementara itu di sisi yang lainnya biasanya dari kalangan
kampus tetap memaksa penerapan project management yang ketat. Dari kedua sisi
ekstrim tersebut solusinya yaitu memilih berada di tengah, yaitu menerapkan project
management tetapi tidak sepenuhnya kaku seperti yang seharusnya. Salah satu hal yang
diterapkan adalah rapat mingguan (weekly meeting), yang mana semua berkumpul untuk
melaporkan status dari masing-masing. Weekly meeting ini yang membuat start-up tetap

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 12


fokus kepada targetan.
9. Gunakan Produk Anda
Bagaimana Anda tahu bahwa produk Anda bagus atau bermasalah ? Cara yang paling
efektif adalah menggunakan produk itu. Kalau kata orang Barat, “eat your own dog
food”. Jangan percaya laporan dari bawahan atau orang yang tidak menggunakan produk
kita. Bahkan, jangan percaya apa kata pengguna. Kita gunakan sendiri. Ketika kita
menggunakan produk kita sendiri, maka masalah yang menyebalkan bagi pengguna akan
kita alami juga. Kita berempati kepada pengguna kita. Maka kita perbaiki produk kita.
10. Produk vs Proyek
Salah satu pertanyaan yang termasuk sering ditanyakan adalah apakah sebaiknya start-
up itu mengembangkan produk atau mengerjakan proyek. Atau untuk start-up yang sudah
berjalan seringkali terjadi perbedaan pendapat tentang arah perusahaan. Produk
membutuhkan waktu untuk dikembangkan. Selama mengembangkan produk ini biayanya
dari mana ? Pada awalnya para pendiri merasa optimis dalam mengembangkan produk,
misalnya selesai dalam waktu 3 bulan. Waktu berjalan dan 6 bulan kemudian produk tak
kunjung jadi. Periuk harus tetap ngebul. Apa yang harus dilakukan? (Bahkan
sesungguhnya setelah produk jadipun masih ada perjalanan yang lebih panjang lagi untuk
menjual produk tersebut. Artinya masih harus menahan lapar lebih lama lagi.
Sebagian besar start-up kemudian mengerjakan proyek sampingan untuk
mendapatkan uang agar dapat mendanai pengembangan produk. Fokus menjadi terpecah.
Sering terjadi di dalam perusahaan dibentuk dua tim; satu yang tetap mengembangkan
produk dan satu lagi yang mengerjakan proyek untuk mendanai. Mulailah terjadi
keributan karena yang mengembangkan proyek merasa dia yang bekerja keras, sementara
yang mengembangkan produk hanya enak-enakan di kantor. Maka timbulah kelompok
atau kubu-kubu yang tidak sehat. Untuk menghindari hal ini, salah satu caranya adalah
melakukan rotasi. Namun ada orang yang memang tidak ingin melakukan proyek.
Jiwanya adalah dalam pengembangan produk. Hal-hal semacam ini harus dipecahkan
bersama-sama. Hal lain yang sering terjadi juga adalah karena kesibukan mengerjakan
proyek, akibatnya produk terus menerus diabaikan. Akhirnya perusahaan berubah
menjadi perusahaan konsultan. Jadi sebaiknya bagaimana? Mengembangkan produk atau
mengerjakan proyek? Semuanya baik. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Keputusan ada pada para pendiri.

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 13


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk sangat berarti bagi sebuah
perusahaan. Khususnya untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Pengembangan produk ini bisa berupa memodifikasi produk yang akan dijual ke
pasar. Tujuan pengembangan produk ini sendiri yaitu guna memenuhi kebutuhan baru
para konsumen, memperkuat reputasi perusahaan, untuk mempertahankan daya saing
dengan kompetitor lain, dan juga tentunya masih banyak lagi tujuan lainnya.
Dalam pengembangan produk ini tentunya terdapat berbagai strategi seperti yang
sudah dipaparkan di atas. Tentunya strategi-strategi di atas mampu membantu
perusahaan dalam mencapai pengembangan produk yang baik.
B. Saran
Sudah dijelaskan di atas bahwa pengembangan produk bagi sebuah perusahaan
sangatlah bermanfaat dan sangat penting. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat,
perusahaan perlu melakukan pengembangan produk yang baik dan didukung oleh
strategi yang baik dan juga sumber daya manusia serta budaya perusahaan yang tepat
pula. Dalam menghadapi perubahan, diperlukan kehati-hatian untuk dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan sekaligus menjaga kelangsungan
organisasi agar mampu bertahan hidup.
Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu melakukan pengembangan produk
dengan baik. Supaya tidak tertinggal oleh pesaing-pesaing lainnya. Dan diharapkan
dalam melakukan pengembangan produk ini, perusahaan dapat memilih strategi yang
baik dan tepat sesuai dengan keadaan dan kemampuan perusahaan.
C. Supporting Article
TRIBUNNEWS.COM – Sebagai bentuk respons atas anjuran pemerintah untuk
melakukan kegiatan belajar dan mengajar di rumah saja sejak 16 Maret 2020
lalu, Ruangguru, aplikasi belajar terbesar di Asia Tenggara meluncurkan berbagai
inisiatif guna menunjang kegiatan belajar daring bagi jutaan pengajar dan pelajar di
seluruh Indonesia.
Tak hanya itu saja, inisiatif ini juga diluncurkan untuk menjawab tantangan yang
dihadapi guru, siswa, dan orang tua siswa selama pembelajaran di rumah, serta dalam

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 14


menghadapi tahun ajaran baru.
Yang terbaru, Ruangguru meluncurkan produk ruangkelas gratis untuk digunakan
puluhan juta guru dan siswa di seluruh Indonesia dalam rangka menyambut tahun ajaran
baru 2020/2021, yang mengutamakan kegiatan belajar-mengajar jarak jauh di tengah
pandemi COVID-19.
Produk ruangkelas, sebagai sebuah sistem kelola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),
merupakan langkah Ruangguru dalam membantu guru dan siswa di seluruh Indonesia
untuk memastikan PJJ di tahun ajaran baru ini tetap terlaksana secara mudah, efektif,
dan efisien.
Kini, semua kegiatan belajar-mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka
di dalam kelas bisa dilakukan secara daring di Ruangkelas tanpa mengeluarkan biaya,
misalnya pemberian materi belajar dan tugas kepada siswa, diskusi antar siswa dan guru,
penilaian hasil belajar siswa, dan lainnya, yang dapat diakses guru melalui
laman www.kelas.ruangguru.com dan siswa di aplikasi belajar Ruangguru.
Guru dan siswa akan mendapatkan berbagai kemudahan melalui fitur-fitur di dalam
produk Ruangkelas, seperti fitur Classroom dimana guru dapat membuat kelas sesuai
kebutuhan dengan fasilitas chat group guna melancarkan komunikasi dalam kelas;
fitur Tugas, dimana guru memberikan latihan, menentukan waktu pengumpulan, dan
mengklarifikasi pertanyaan siswa pada kolom komentar; serta fitur Materi Belajar,
dimana guru dapat memberikan siswa berbagai materi belajar.
Produk Ruangkelas sendiri dapat digunakan guru dan siswa dengan mendaftarkan
organisasi atau sekolahnya secara gratis di laman www.kelas.ruangguru.com, kemudian
guru dapat langsung menikmati fasilitas yang tersedia dan mengundang anggota kelas
yang diinginkan.
Produk Ruangkelas Gratis sendiri bisa dibilang membawa semangat dan menjadi
upaya Ruangguru dalam membantu kegiatan belajar di rumah. Namun ternyata tak
hanya produk Ruangkelas Gratis saja, sebelumnya Ruangguru juga telah meluncurkan
program dan produk lainnya seperti:
1. Pelatihan Online Gratis oleh Skill Academy by Ruangguru
Merupakan unit usaha dari Ruangguru, Skill Academy by Ruangguru merupakan
platform pelatihan online dan offline bersertifikat terbesar di Indonesia, membuka
kelas pelatihan online gratis selama 14 hari pada bulan Maret 2020 lalu.
Lewat pelatihan online gratis ini, para pengguna bisa mengakses satu kelas

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 15


pilihannya di antara ratusan kelas dengan topik seperti pengembangan diri,
persiapan tes, desain, marketing, teknologi & software, kewirausahaan, dan
keuangan yang diajarkan oleh pakar-pakar terbaik di industri, dan mendapatkan
sertifikat kelulusan setelah latihan selesai.
2. Tryout Akbar Sekolah Online Ruangguru Gratis
Ruangguru juga menggelar Tryout Akbar Sekolah Online Ruangguru gratis yang
digelar Maret-April 2020 lalu. Dalam tryout ini, seluruh siswa dapat mengikuti
tryout Penilaian Akhir Semester (PAS) dan tryout Ujian Tulis Berbasis
Komputer (UTBK). Setelah tryout berakhir pun, siswa dapat langsung mengakses
pembahasan soal.
Selain gratis, pada tryout ini para siswa juga kesempatan mendapat tabungan
puluhan juta rupiah, uang tunai, perangkat elektronik, peralatan sekolah serta
voucher belanja persembahan Ruangguru dan Bank Rakyat Indonesia (BRI),
ASUS, Samsung, Nu Green Tea, Steadtler, dan Tokopedia.
3. Akses Ruangguru Bebas Kuota Selama Sebulan dengan Sejumlah Provider
Bekerja sama dengan Telkomsel, XL Axiata, Indosat, by.U, dan
Smartfren, Ruangguru memberikan akses aplikasi Ruangguru bebas kuota selama
satu bulan, yakni selama bulan Maret-April 2020 lalu.
Kuota tersebut tentunya dapat digunakan untuk mengakses seluruh materi
belajar yang ada di aplikasi Ruangguru, termasuk Sekolah
Online Ruangguru Gratis, video belajar ruangbelajar, latihan soal, dan try out
online.
4. Pelatihan Guru Online
Selain program bagi siswa, para guru juga bisa meningkatkan kapasitasnya
dalam mengajar melalui program Pelatihan Guru Online yang tersedia di
aplikasi Ruangguru, gratis selama 1 bulan, yakni mulai dari bulan Maret hingga
April 2020 lalu.
Terdapat 250 video dan modul pelatihan guru yang mencakup materi-materi
kompetensi dasar di bidang pedagogik dan profesional, seperti kemampuan
manajemen kelas, pengembangan rencana belajar, implementasi pembelajaran
berbasis proyek, dan lainnya.
5. Sekolah Online Ruangguru Gratis hingga 5 Juni
Diselenggarakan secara gratis hingga 5 Juni 2020 lalu, Sekolah

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 16


Online Ruangguru Gratis menyediakan siswa pembelajaran jarak jauh secara daring
(live teaching) setiap hari Senin sampai Jumat, pukul 08.00 - 12.00 WIB, layaknya
sekolah seperti biasa, di aplikasi Ruangguru.
Tersedia 15 kanal live teaching yang mencakup semua mata pelajaran sesuai
kurikulum nasional, mulai dari kelas 1 SD hingga kelas 12 SMA (IPA dan IPS),
yang dipandu para Master Teachers Ruangguru.
Inisiatif Sekolah Online Ruangguru ini pun disambut positif orang tua murid, salah
satunya Ratih, orang tua pelajar kelas 1 dan 5 SD di Jakarta.“Waktu tahu bahwa sekolah
menjalankan program sekolah di rumah selama 2 minggu, sempat bingung juga.
Ternyata Ruangguru ada program Sekolah Online. Kemarin, mereka semangat banget
belajarnya, karena nggak perlu cari-cari materi sendiri. Jadwal pelajarannya juga sudah
jelas jadi bisa tahu mau belajar apa dan kapan”, ujar Ratih, salah satu orangtua dari siswa
sekolah online.
Jadi bisa dibilang program Sekolah Online Ruangguru Gratis hingga 5 Juni sangat
membantu para murid dan orangtua murid dalam kegiatan belajar di rumah selama masa
pandemi COVID-19 ini.
Sumber : https://www.tribunnews.com/techno/2020/07/14/sekolah-online-ruangguru-
bantu-proses-pembelajaran-siswa-lewat-6-inisiatif-ini

D. Critical Review
Ruangguru sebagai salah satu perusahaan startup yang bergerak dalam bidang
pendidikan telah mampu selalu memenuhi solusi bagi permasalahan pendidikan yang
muncul di masa pandemic Covid-19 ini. Diinformasikan pada artikel bahwa Ruangguru
yang mana merupakan aplikasi belajar terbesar di Asia Tenggara telah meluncurkan
berbagai inisiatif guna menunjang kegiatan belajar daring bagi jutaan pengajar dan pelajar
di seluruh Indonesia.
Baru-baru ini Ruangguru meluncurkan produk ruangkelas gratis untuk digunakan
puluhan juta guru dan siswa di seluruh Indonesia dalam rangka menyambut tahun ajaran
baru 2020/2021, yang mengutamakan kegiatan belajar-mengajar jarak jauh di tengah
pandemic COVID-19. Pengembangan produk ini merupakan langkah Ruangguru dalam
membantu guru dan siswa di seluruh Indonesia untuk memastikan Pembelajaran Jarak
Jauh di tahun ajaran baru ini tetap terlaksana secara mudah, efektif, dan efisien. Kini
pembelajaran sudah dapat dilakukan secara daring di Ruangkelas tanpa mengeluarkan
biaya, misalnya pemberian materi belajar dan tugas kepada siswa, diskusi antar siswa dan
Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 17
guru, penilaian hasil belajar siswa, dan lainnya, yang dapat diakses guru melalui
laman www.kelas.ruangguru.com dan siswa di aplikasi belajar Ruangguru.
Produk Ruangkelas Gratis sendiri bisa dibilang membawa semangat dan menjadi
upaya Ruangguru dalam membantu kegiatan belajar di rumah. Namun ternyata tak hanya
produk Ruangkelas Gratis saja, sebelumnya Ruangguru juga telah meluncurkan program
dan produk lainnya seperti:
1. Pelatihan Online Gratis oleh Skill Academy by Ruangguru
Lewat pelatihan online gratis ini, para pengguna bisa mengakses satu kelas
pilihannya di antara ratusan kelas dengan topik seperti pengembangan diri, persiapan
tes, desain, marketing, teknologi & software, kewirausahaan, dan keuangan yang
diajarkan oleh pakar-pakar terbaik di industri, dan mendapatkan sertifikat kelulusan
setelah latihan selesai.
2. Tryout Akbar Sekolah Online Ruangguru Gratis
Ruangguru juga menggelar Tryout Akbar Sekolah Online Ruangguru gratis yang
digelar Maret-April 2020 lalu. Selain gratis, pada tryout ini para siswa juga
kesempatan mendapat tabungan puluhan juta rupiah, uang tunai, perangkat
elektronik, peralatan sekolah serta voucher belajar persembahan Ruangguru dan
Bank Rakyat Indonesia (BRI), ASUS, Samsung, Nu Green Tea, Steadtler, dan
Tokopedia.
3. Akses Ruangguru Bebas Kuota Selama Sebulan dengan Sejumlah Provider
Bekerja sama dengan Telkomsel, XL Axiata, Indosat, by.U, dan
Smartfren, Ruangguru memberikan akses aplikasi Ruangguru bebas kuota selama
satu bulan, yakni selama bulan Maret-April 2020 lalu.
4. Pelatihan Guru Online
Terdapat 250 video dan modul pelatihan guru yang mencakup materi-materi
kompetensi dasar di bidang pedagogik dan profesional, seperti kemampuan
manajemen kelas, pengembangan rencana belajar, implementasi pembelajaran
berbasis proyek, dan lainnya.
5. Sekolah Online Ruangguru Gratis hingga 5 Juni
Tersedia 15 kanal live teaching yang mencakup semua mata pelajaran sesuai
kurikulum nasional, mulai dari kelas 1 SD hingga kelas 12 SMA (IPA dan IPS), yang
dipandu para Master Teachers Ruangguru.
Pengembangan fitur-fitur baru ini menunjukkan bahwa Ruangguru adalah perusahaan

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 18


Startup yang mampu merespon keadaan serta merealisasikan kreativitas dan inovasi yang
dilahirkan dari ide-ide cemerlang orang-orang yang ahli dalam bidang tekologi dan
pendidikan. Sejauh ini pula, aplikasi Ruangguru sagat mudah diakses dan minim trouble
selama penggunaanya. Sistem infromasi yang disediakan dan tampilan fitur-fiturnya
sangat menarik dalam penyajian sehingga selain banyak manfaatnya, aplikasi ini juga
sangat bersahabat yang mana mendorong para pelajar dan guru meyukai belajar dengan
aplikasi ini.
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk sangat berarti bagi sebuah
perusahaan start-up apalagi dalam menghadapi kondisi diluar kendali seperti pandemic
agar tetap mempertahankan kualitas pertumbuhan dan perkembangan startup.
Pengembangan produk Ruanguru berupa memodifikasi program dan meluncurkan
beberapa produk baru yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baru para konsumen.

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 19


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Raharjo, Budi. 2020. Starting Up. Bandung: PT Insan Indonesia.

Kusuandari, Kurnia, dkk. 2017. Sistem Informasi Pengelolaan Penjualan Aplikasi Pada
Perancangan Startup Notice Dengan Metode Scrum. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri.
4(1): 99-100

https://www.tribunnews.com/techno/2020/07/14/sekolah-online-ruangguru-bantu-proses-
pembelajaran-siswa-lewat-6-inisiatif-ini

Pengembangan Produk | STAR-UP BISNIS 20

Anda mungkin juga menyukai