Anda di halaman 1dari 2

Pocari Sweat 

Produk minuman isotonik asal Jepang ini awalnya bisa dibilang gagal di pasar Indonesia. Sejak
dipasarkan tahun 1990-an, kinerja penjualannya seperti membentur tembok. Pasarnya tak kunjung
berkembang walaupun potensinya amat besar. Akan tetapi sekarang, bagi pengelola PT. Amerta
Indah Otsuka (AIO) – produsen dan pemasar Pocari – berbagai kegagalan dan cerita sedih itu
adalah kisah masa lalu. Dari tahun 2002 ke tahun 2003, penjualannya meningkat 50%, dan
berdasarkan data yang sudah masuk hingga September diperkirakan meningkat minimal 80%.
 
Marketing mix harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan
yang antara lain terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan
lingkungan sosial budaya. Sedangkan faktor internal adalah variabel-variabel yang terdapat dalam
marketing mix yakni : Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion.
 
 
Dari definisi-definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa marketing mix merupakan
kombinasi dan empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat
dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin.
dapat dirumuskan persaingan di pasar minuman isotonik ditinjau dari konsep marketing mix (Produk,
Harga, Promosi, dan Distribusi) adalah sebagai berikut:
 
1. Product
Minuman isotonik merupakan produk yang tergolong baru di dalam industriminuman kesehatan
dimana Pocari Sweat sendiri merupakan pelopor dari minuman isotonik di Indonesia dan hingga kini
masih sebagai pemimpin pasar. Akan tetapi meski begitu, penting bagi Pocari Sweat untuk tetap
mengawasi pergerakkan para pesaing. Oleh karena dalam industri ini peluang masih terbuka lebar,
dimana permintaan terus tumbuh. Pada kenyataannya, sampai sejauh ini dari sisi produk, para
pemain minuman isotonik tidak menawarkan manfaat yang bervariasi, secara umum manfaat
sebatas pengganti cairan tubuh yang hilang akibat aktivitas. Variasi yang ada sejauh ini bersifat
incremental, misalnya penambahan vitamin, rasa, dan kemasan.
 
2. Price
Selain itu, dari sisi harga, pesaing yang ada kebanyakan menyerbu pasar minuman isotonik dengan
harga yang relatif lebih murah dibanding Pocari Sweat. Kompetisi di segmen menengah ke bawah
ini, untuk saat ini belum dirambah sepenuhnya oleh Pocari Sweat. Hal tersebut terkait dengan
keputusan strategis yang diambil oleh manajemen bahwa Pocari Sweat tidak bersaing dari segi
harga namun dari segi nilai dan manfaat produk. Akan tetapi, dalam rangka untuk tetap
mengimbangi minuman isotonik merek lain yang harganya lebih murah, Pocari Sweat ukuran botol
telah diluncurkan ke pasar dan diperkirakan produksinya akan bertambah.
 
3. Promotion
Dari sisi promosi, Pocari Sweat menetapkan strategi komunikasi pemasaran yang bersifat edukatif,
mengandalkan transfer product knowledge pada konsumen. Hal inilah yang masih memegang kunci
dalam komunikasi pemasaran dari Pocari Sweat, yang juga memiliki keunggulan dibanding para
pesaing karena kegiatan ini telah lebih dulu dilakukan Pocari Sweat dengan posisinya sebagai
pelopor.
Sementara itu, media iklan-lah yang menjadi semacam medan pertempuran dari pemain minuman
isotonik di Indonesia. Hal ini terkait dengan strategi untuk meningkatkan brand awareness dari
konsumen terhadap merek lain selain Pocari Sweat. Secara kasat mata melalui media iklan ini,
dapat dilihat bahwa dalam persaingan minuman isotonik terdapat perbedaan segmen masyarakat
yang dituju oleh para pemain. Pocari Sweat lebih banyak memposisikan diri sebagai minuman
olahraga dan minuman kesehatan untuk keluarga. Sedangkan, kebanyakan pesaing memposisikan
diri sebagai minuman pemulih energi untuk kalangan muda yang sedang studi dan bekerja, disini
jarang ditampilkan minuman isotonik sebagai minuman untuk keluarga.
Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan sebagai berikut :
  Advertising (Periklanan)
Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
  Personal selling (Penjualan perorangan)
Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk
melakukan penjualan sekaligus.
  Sales promotion (Promosi penjualan)
Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli
produk atau jasa suatu perusahaan.
  Public relation (Publisitas)
Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan
disebarluaskan oleh media komunikasi.
Perusahaan menetapkan suatu harga dengan melakukan pendekatan penetapan harga secara
umum yang meliputi satu atau lebih diantara tiga perangkat perimbangan berikut ini yakni:
Cost-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya)
 
 
(a)        Cost-Plus-Pricing (Penetapan harga biaya plus)
Metode ini merupakan metode penelitian harga yang paling sederhana, dimana metode ini
menambah standar mark-up terhadap biaya produk.
(b)        Break Even Analysis and Target Profit Pricing (Analisis peluang pokok dan penetapan harga
laba sasaran).
Suatu metode yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga apakah akan break even atau
membuat target laba yang akan dicari.
Value-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai)
Metode ini menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari biaya penjualan) untuk
menetapkan suatu harga.
Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan)
 Going-rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku)
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya dan
permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah
dan pesaing utamanya.
  Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup)
Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya atau
permintaan perusahaan.
 
4. Place                        
Dari sisi distribusi, hampir semua pemain di pasar minuman isotonik menggunakan channel
distribution modern dan tradisional. Dalam hal ini, terlihat kesamaan cara pandang untuk
membentuk persepsi konsumen bahwa minuman isotonik sebagai minuman konsumsi sehari-hari
dan bukan minuman yang bersifat ocassional. Di tengah persaingan yang kompetitif inilah, Pocari
Sweat yang telah membangun jalur distribusi sejak tahun 1990-an harus menghadapi para pesaing
yang memanfaatkan jalur distribusinya. Yang meliputi seluruh wilayah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai