Anda di halaman 1dari 9

Resume

Mata Kuliah Pendidikan Agama


FAKULTAS MANAJEMENT
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA SERANG BANTEN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga kami dapat membuat resume ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Dalam resume ini saya akan membahas mengenai
“Kerukunan Antar Umat Beragama”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar pada resume ini. Oleh karena itu kami
ingin memperbaiki kesalahan demi kesalahan dengan
kritik dan saran dari Bapak/Ibu Dosen agar dapat
membangun kami agar lebih baik kedepannya. Kritik
konstruktif sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
resume selanjutnya.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Serang,30-Oktober-2020
Hormat kami,

Dina Okta Egi Priatin


(Perwakilan kelompok 9)
Nama-nama penanya serta
pertanyaan pada presentasi
kelompok 9

 Bagaimana cara menyikapi


perpecahan agama? (pertanyaan dari Ade
Firmansyah)
 Bagaimana pandangan islam ketika
ada seorang pria non muslim ingin
menikah dengan wanita muslim?
(pertanyaan dari Arip Rohman)
 Bolehkan kita sebagai muslim
bermain ataupun memasuki tempat
ibadah agama lain? (pertanyaan dari
Fairuz Mumpuni)
 Apa sih hal-hal yang harus
dipersiapkan masing-masing individu
agar mereka bisa hidup rukun
bermasyarakat?(pertanyaan dari Among
sunandi)
Resume
Nama: 1. Dina Okta Egi Priatin (200509)
2.Devis Rinalkis (200090)
3.Herni (200143)
Kelas : Manajement Grup B
Judul : Kerukunan Antar Umat Beragama

Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk


mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita
ketahui, Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya
masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk
agama.Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri
dari beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan
keanekaragaman agama itu mempunyai kecenderungan kuat terhadap
identitas agama masing- masing dan berpotensi konflik. Indonesia
merupakan salah satu contoh masyarakat yang multikultural. Multikultural
masyarakat Indonesia tidak saja kerena keanekaragaman suku, budaya,
bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama yang diakui oleh
pemerintah Indonesia adalah agama Islam, Kristen Protestan, Katolik,
Hindu, Buddha dan Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah
perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia.
Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa
menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai
dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup
saling menghormati, dan saling tolong menolong.Cara kita menyikapi
perpecahan agama adalah kita harus berfikir bahwasannya perbedaan itu
diartikan sebagai rahmat,karunia,nikmat dari Allah SWT, jika kita berfikiran
bahwa perbedaan adalah rahmat maka kita tidak akan memiliki asumsi
bahwa perbedaan itu akan menimbulkan perpecahan.
Namun untuk mengurangi dampak munculnya perpecahan kita harus
memiliki sikap antara lain:
1.Memiliki sikap toleransi
2.Memiliki sikap ramah tamah
3.Berbudi luhur dengan agama lain
4.Tidak memiliki sifat dengki,iri,memprovokasi terhadap agama lain karena
jika kita memiliki sifat tersebut itulah yang nantinya akan menimbulkan
perpecahan
5.Menjalin persahabatan dengan agama yang berbeda tujuannya agar
memper-erat tali silaturahmi dengan pemeluk agama lain .

Ketika kita memiliki semua yang disebutkan diatas maka konflik atau
perpecahan yang terjadi dalam perbedaan agama akan minim sekali terjadi
sebab hakekatnya manusia adalah untuk berdamai akan tetapi biasanya
karena adanya perbedaan-perbedaan tersebut yang biasanya akan
menimbulkan sedikiit konflik bilamana tidak disikapi dengan baik.
Tidak ada paksaan dalam memeluk agama islam, Islam harus
menghormati toleransi dan mau mengakui adanya berbagai macam
perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat-istiadat,
budaya, bahasa, serta agama. merupakan fitrah dan sunnatullah yang
sudah menjadi ketetapan Tuhan. Dalam terminologi Islam, istilah yang
dekat dengan kerukunan umat beragama adalah “tasamuh”. Keduanya
menunjukkan pengertian yang hampir sama, yaitu saling memahami, saling
menghormati, dan saling menghargai sebagai sesama manusia.Tasamuh
memuat tindakan penerimaan dan tuntutan dalam batas-batas tertentu.
Dengan kata lain, perilaku tasamuh dalam beragama memiliki pengertian
untuk tidak saling melanggar batasan, terutama yang berkaitan dengan
batasan keimanan (aqidah).
Al-Quran yang menegaskan bahwa memeluk agama islam tidak ada
paksaan sedikitpun seperti dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah
ayat 256:

‫ت َو ُي ۡؤم ِۡۢن‬ ‌ِّۚ ‫الر ۡش ُد مِنَ ۡال َغ‬


َّ ‫ى َف َم ۡن َّي ۡكفُ ۡر ِب‬
ِ ‫الطا ُغ ۡو‬ ُّ ‫ن‬/َ ‫ن َقد َّت َب َّي‬ ۡ ‫اَل ۤ ا ِۡك َرا َه فِى‬
‌ِۙ ‫الدِّي‬
‫هّٰللا‬ َ ‫اَل‬ ٰ ۡ ۡ ۡ َ َ ‫هّٰلل‬
‫سم ِۡي ٌع َعل ِۡي ٌم‬
َ ُ َ َ َ َ‫و‬ ؕ ‫ا‬
‌ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ِص‬ ‫ف‬ ‫ن‬ْ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ق‬ ‫ث‬ ‫و‬
ُ ‫ال‬ ِ
‫ة‬ ‫و‬‫ر‬ۡ ‫ع‬ ‫ال‬
َ ُ ِ َ ‫ب‬ َ
‫ك‬ ‫س‬ ‫م‬ۡ َ
‫ت‬ ۡ
‫اس‬ ِ
‫د‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ِ ‫ِبا‬
Al-Quran menjelaskan :Tidak ada paksaan untuk agama ;
“sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. Al-Baqarah ayat 256)

Dalam menafsirkan ayat ini ibnu Katsir menyatakan: “janganlah


kalian memaksa seorang pun untuk masuk Islam. Sebab, agama ini telah
jelas semua ajaran dan bukti kebenarannya, sehingga seseorang tidak
usah dipaksa masuk ke dalamnya Sebaliknya, barang siapa mendapat
hidayah, akan terbuka lapang dadanyadan terang hatinya, sehingga ia
pasti akan masuk Islam dengan bukti yang kuat. Sedangkan orang yang
buta mata hati dan penglihatannya serta pendengarannya tertutup, akan
tak berguna baginya masuk agama dengan paksa. Ini berarti sekalipun
agama Islam mengajarkan toleransi, namun setiap Muslim harus tetap
bersikap tegas untuk mempercayai sepenuhnya bahwa Islam adalah satu-
satunya agama yang benar dan sempurna.

Jika islam tidak ada paksaan untuk memeluk agama lalu bagaimana
jika ada seorang pria non muslim yang mencintai dan ingin menikahi
wanita muslim, bagaimana pandangan islam mengenai hal ini dan apakah
boleh? Namun jika boleh nanti setelah menikah ternyata ia kembali murtad
bagaimana?
Yah,benar sekali memang dalam agama islam tidak ada paksaan
sedikitpun dalam memeluk agama.Sebenarnya pria non muslim menikah
dengan wanita muslim begitupun sebaliknya wanita non muslim menikah
dengan pria muslim itu boleh hanya saja sebelum menikah memang
seharusnya sicalon yang bukan pemeluk agama islam diharuskan menjadi
mualaf sebab syarat menikah dalam agama islam adalah:

1.Islam

2.Baligh

3.Berakal sehat/tidak gila

4.Mampu secara batin,dll

Dengan demikian maka pandangan islam mengenai pernikahan ini


jika sipihak calon masuk dan memeluk agama islam diperbolehkan,akan
tetapi jika non muslim tersebut tidak ingin memeluk agama islam maka itu
tidak diperbolehkan menikahi muslim dan ini yang akan menimbulkan
perpecahan.Tetapi kembali lagi pada yang ingin dinikahi apakah setuju
atau tidak jika non muslim tersebut tidak ingin memeluk islam jika tetap di
terima maka pernikahannya tidak sah dalam pandangan agama
islam.Maka ada hadist yang menjelaskan bahwa menikah lah kamu
dengan sesama orang iman artinya menikahlah kamu dengan sesama
islam dan jangan menikah dengan orang-orang yang kafir (non
muslim),karena dikhawatirkan jika si non muslim menyetujui memeluk
islam namun setelah menikah ia akan kembali murtad inilah mengapa
islam menganjurkan mencari pasangan sesama umar muslim lainya.

Akan tetapi bagaimana dengan tempat ibadah? Apakah kita


diperbolehkkan main atau mengunjungi peribadahan agama lain? Lalu jika
diperbolehkan dan tidak di perbolehkan apa alasannya .
Sebetulnya mengunjungi atau bermain ditempat ibadah agama lain
itu diperbolehkan,karena ini akan dapat menguji tingkat keimanan kita dan
jika tujuannya mengunjungi tempat tersebut untuk mengajak memeluk
agama islam itu sangat diperbolehkan.Akan tetapi yang tidak
diperbolehkan itu adalah ketika kita mengunjungi tempat tersebut untuk
hal-hal atau memililki tujuan yang melenceng dari ajaran agama islam itu
yang dilarang,lagi pula alasan lainnya jika islam melarang untuk bermain
atau mngunjungi agama lain adalah dikhawatirkan kita akan terpengaruh
dan keimanan kita goyah akhirnya kita menjadi murtad,karena lebih baik
kita menghindari dari pada kita terjerumus dan membuat kita terkikis
keimanannya.Pada dasarnya jika sekedar mengunjungi atau bermain saja
itu diperbolehkan.Namun kita juga harus berfikir jika kita melakukannya
lebih banyak sisi positifnya atau negatifnya.

Damai, tentram, menjadi alasan mengapa tidak adanya pepecahan


dalam perbedaan suku,ras,kasta,agama maupun budaya namun untuk
bisa seperti ini ada hal-hal yang memang harus dilakukan,apasaja sih hal-
hal yang harus di persiapkan masing-masing individu masyarakat agar
mereka dapat hidup rukun dalam bermasyarakat?

Ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

1. Memiliki sifat toleransi dan tenggang rasa,dengan saling


menghargai,menghormati maka kerukukan akan tercipta dengan
sendirinya.
2. Mempererat tali silatuhrahmi dengan melaksanakan kegiatan
bersama-sama contohnya mengadakan gotong royong,kerja bakti
atau pun pengajian.
3. Mengedepankan musyawarah
4. Senantiasa berfikir positif dan tidak mudah terprovokasi
5. Menghindari sikap diskriminatif yakni membeda-bedakan perlakuan
pada anggota masyarakat lainnya,semua ini akan menciptakan
kerukunan serta kedamaian.

Anda mungkin juga menyukai