Anda di halaman 1dari 6

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama : Jelas dan lengkap, jika perlu tanyakan nama panggilan sehari-harinya agar

tidak salah pasien ketika memberikan perawatan.

Umur : wanita yang berumur 21-35 tahun lebih sering mengalami mastitis

daripada wanita yang berumur dibawah 21 tahun dan di atas 35 tahun.

Suku : berpengaruh pada adat istiadat sehari-hari, khususnya dalam hal teknik

menyusui dan perawatan payudara.

Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien

Pendidikan : mempengaruhi tindakan keperawatan.

Pekerjaan : mengukur tingkat sosial ekonomi pasien.

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Riwayan Kesehatan Dahulu

Adanya faktor-faktor predisposisi seperti faktor kekebalan ASI yang

rendah, sehingga dapat dengan mudah mengalami infeksi utamanya pada

payudara (mastitis). Asupan nutrisi yang tidak adekuat lebih banyak

mengandung garam dan lemak. Selain itu juga faktor penyebab seperti stasis

ASI karena bayi yang susah menyusui, adanya luka lecet di area puting susu

dan penggunaan bh yangterlalu ketat.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien biasanya kelihatan lemah, suhu tubuh meningkat, tidak nafsu makan,

nyeri pada daerah mamae, bengkak dan merah pada mamae .

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Faktor herediter tidak mempengaruhi kejadian mastitis

3. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Masih banyak yang menganggap nyeri yang sering muncul saat menyusui

adalah hal yang normal. Pasien dengan mastitis biasanya kebersihan badan

kurang terjaga.

b. Pola Nutrisi

Asupan garam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan mastitis.Hal ini akan

mengakibatkan terjadinya penumpukan ASI dalam payudara,

c. Pola Eliminasi

Tidak mengalami gangguan yang spesifik

d. Pola Aktivitas dan Latihan

Terganggu akibat peningkatan suhu dan nyeri.

e. Pola Tidur dan Istirahat

Terganggu karena kurang nyaman saat tidur, mengeluh nyeri.

f. Pola Kognitif dan Perseptual

Kurang mengetahui kondisi yang dialami.

g. Pola Persepsi Diri

Tidak ada gangguan

h. Pola Seksual dan Reproduksi

Terganggu akibat adanya penurunan libido.


i. Pola Peran dan Hubungan

Ada gangguan karena nyeri

j. Pola Manajemen Koping Stres

Terlihat tidak banyak bicara

k. Sistem Nilai dan Keyakinan

Akan mengalami gangguan

4. PENGKAJIAN FISIK

a. Keadaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Tingkat Kesadaran : Compos Metis

Derajat Gizi : Cukup

b. Pemeriksaan Fisik

1) Tanda-tanda Vital

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada ibu nifas dengan mastitis tidak dilakukan pemeriksaan

laboraturium/rontgen (Wiknjosastro, 2005). Bila dilakukan pemeriksaan

laboraturium biasanya ditemukan jumlah sel darah putih meningkat karena adanya

reaksi inflamasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri akut b.d proses inflamasi

2) Ketidakefektifan pemberian ASI b.d terhentinya menyusui sekunder akibat ibu

yang sakit, bayi tidak mau menyusui


3) Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan jaringan

4) Asnsietas b.d proses penyakit, kurang pengetahuan

5) Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilanfisik akibat penyakit

6) Kurang pengtahuan b.d kurang terpapar informasi


C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


.
1. Nyeri akut b.d proses inflamasi Setelah dilakukan tindakan - Kaji tingkat nyeri -membantu untuk
keperawatan selama 1x24 - beri konpres hangat mengidentifikasi nyeri
jam nyeri dapat teratasi : - ajarkan klien untuk yang dirasakan
Kriteria Hassil : melakukan perawatan - beri konpres hangant
1.Ibu dapat menyusui payudara dapat pase dilatasi
bayinya dengn nyaman Kolaborasi dalam Dengan melakukan
2. Ibu dapat beraktivitas pemberian analgetik dan perawatan payudara nyeri
dengan normal antibiotik yang dirasakan dapat
3. Payudara tidak bengkak hilang
lagi dan lunak -untuk meredakan nyeri
4.nyeri berkurang dan melawan infeksi
2. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d terhentinya Setelah dilakukan tindakan - Anjurkan ibu untuk - Agar tidak lecet
menyusui sekunder akibat ibu yang sakit, bayi keperawatan selama 1x24 mengoleskan baby - Agar tidak terjadi
tidak mau menyusui jam pemberian ASI pada oil pada puting peradangan
bayi efektif dapat teratasi : susu sebelum dan - Untuk menjaga
Kriteria Hassil : sesudah menyusui terjadinya infeksi
1. Ibu dapat - Ajarkan cara - Agar terhindar dari
menyusui bayinya menyusui yang rasa nyeri
dengan rileks tepat
2. Bayi mau menyusu - Lakukan perawatan
lagi payudara
3. Tidak ada lagi - Anjurkan ibu
puting susu luka menyusui secara
atau lecet perlahan-lahan
3. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan jaringan Setelah dilakukan tindakan - Kaji TTv dan - Untuk mengetahu
keperawatan selama 1x24 tanda-tanda adanya perubahan yang
jam tidak terdapat tanda infeksi terjadi
dan gejala terjadinya - Lakukan perawatan - Agar tidak terjadi
infeksi dapat teratasi : luka atau abses infeksi
Kriteria Hassil : yang steril - Untuk mengobati
1. TTV batas normal - Kolaborasi dalam infeksi
2. Mamae tidak pemberian
merah dan tegang antibiotik
lagi
3. Tidak ada tanda
infeksi

D. IMPLEMENTASI

No Diagnosa Keperawatan Implementasi


.
1. Nyeri akut b.d proses inflamasi - Telah dikaji tingkat nyeri ( keluhan nyeri, lokasi, lamanya
dan intensitas nyeri)
- Telah diberikan konpres hangat
- Telah diajarkan untuk melakukan perawatan payudara
- Telah berkolaborasi dengan pemberian analgetik dan
antibiotik
2. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d terhentinya menyusui sekunder - Telah menganjurkan ibu untuk mengoleskan baby oil
akibat ibu yang sakit, bayi tidak mau menyusui padda puting susu sebelum dan sesudah menyusui
- Telah mengajarkan cara menyusui yang tepat
- Telah melakukan perawatan payudara secara tepat
- Telah menganjurkan ibu menyusui secara perlahan
3. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan jaringan - Telah mengkaji TTV dan tanda-tanda adanya infeksi
- Telah melakukan perawatan luka atau abses dengan set
yang steril
- Telah berkolaborasi dalam pemberian antibiotik

Anda mungkin juga menyukai