Oleh:
Putri Fera Avia Anggraeni
G1A118056
Ada beberapa penyebab yang menjadi faktor seseorang melakukan body shaming
yaitu:
a. Kultur patron klien, adalah orang yang diatas atau mempunyai harta yang
lebih, memiliki ketenaran, dan memiliki kekuasaan untuk bisa melakukan
apapun yang dia inginkan.
b. Patriaki, yaitu ketika seorang perempuan melakukan sebuah lelucon atau
bercandaan cendurung mengarah kepada tubuh, seperti gendut, kurus, kulit
hitam, pendek, terlalu tinggi, dan lain sebagainya.
c. Minimnya pemahaman bahwa body shaming merupakan perlakukan yang
salah atau buruk jika dilakukan, dan dapat terjerat hukum pidana jika ada
laporan atau aduan tersebut.
d. Post kolonial, dimana orang Indonesia selalu mengikuti gaya hidup
mengarah pada kebara-baratan, misalnya mempunyai kulit yang putih,
tinggi, hidung mancung, kurus langsing, berparas tampan dan cantik,
adalah kesan yang sempurna untuk menjadi seseorang. Sedangkan yang
memiliki kulit warna hitam, pendek, pesek, dan bertubuh besar atau
gendut adalah kesan yang buruk.
e. Iklim budaya Indonesia saat bergaul membentuk sebuah kelompok atau in
group, kemana-mana selalu bersama-sama kemanapun. Menganggap
bahwa body shaming sudah sangat lumrah dan wajar walaupun beberapa
kali ketemu.6
Ada beberapa penyebab mengapa orang melakukan body shaming. Dimulai dari
lingkungan keluarga, dimana orang tua yang seharusnya memberikan dukungan
psikis dan emosional, malah melakukan body shaming ke anaknya sendiri.
Misalnya, berkomentar mengenai tubuh anaknya yang menjadi elbih gendut, atau
membandingkan bentuk tubuh antara kakak beradik. Kemudian anak yang seperti
ini akan membawa nuansa tersebut di lingkungan sekolah, permainan atau
pergaulan.8
Adapun ciri-ciri perilaku body shaming, adalah : 1) Mengkritik penampilan
sendiri, melalui penilaian atau perbandingan dengan orang lain (seperti: "Saya
sangat jelek dibandingkan dia." "Lihatlah betapa luas bahuku.") 2) Mengkritik
penampilan orang lain di depan mereka, (seperti: "Dengan paha itu, Anda tidak
akan pernah mendapatkan teman kencan.") 3) Mengkritik penampilan orang lain
tanpa sepengetahuan mereka. Seperti: "Apakah Anda melihat apa yang dia
kenakan hari ini? Tidak menyanjung." "Paling tidak Anda tidak terlihat seperti
dia!".8
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam
keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati
kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau
potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta
menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami
gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada
akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun
juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja. 2
Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental dan berikut ini adalah tiga
jenis kondisi yang paling umum terjadi.2
1. Stres
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat,
baik secara emosi maupun mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak
gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu
konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu depresi.
Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat
berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.
Berikut ini adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang:
Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.
Enggan makan atau makan secara berlebihan.
Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit dikendalikan.
Menjadi perokok atau merokok secara berlebihan.
Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.
Berikut ini adalah masalah kesehatan yang dapat timbul akibat stres:
Gangguan tidur
Lelah
Sakit kepala
Sakit perut
Nyeri dada
Nyeri atau tegang pada otot
Penurunan gairah seksual
Obesitas
Hipertensi
Diabetes
Gangguan jantung
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres, sebagian di
antaranya adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau tuntutan di dalam
pekerjaan. Untuk mengatasi stres, kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar
permasalahan dan mencari solusinya.
Penanggulangan stres juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan nasihat-
nasihat yang disarankan dalam manajemen stres yang baik, seperti:
Belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi atau hal-hal yang tidak
dapat diubah.
Selalu berpikir positif dan memandang bahwa segala sesuatu yang terjadi
di dalam hidup ada hikmahnya.
Meminta saran dari orang terpercaya untuk mengatasi masalah yang
sedang dialami.
Belajar mengendalikan diri dan selalu aktif dalam mencari solusi.
Melakukan aktivitas fisik, meditasi, atau teknik relaksasi guna meredakan
ketegangan emosi dan menjernihkan pikiran.
Melakukan hal-hal baru yang menantang dan lain dari biasanya guna
meningkatkan rasa percaya diri.
Menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai.
Melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu orang
lain. Cara ini dapat membuat seseorang lebih tabah dalam menghadapi
masalah, terutama jika bisa membantu seseorang yang memiliki masalah
lebih berat dari yang dialaminya.
Menghindari cara-cara negatif untuk meredakan stres, misalnya merokok,
mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau menggunakan
narkoba.
Bekerja dengan mengedepankan kualitas bukan kuantitas, agar manajemen
waktu lebih baik dan hidup juga lebih seimbang.
2. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami
rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak
buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.
Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian
tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara
kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul
pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit
merasa rileks dari waktu ke waktu.
Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang bisa
muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya
diri, menjadi mudah marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.
Sementara itu, gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan
kecemasan antara lain:
Sulit tidur
Badan gemetar
Mengeluarkan keringat secara berlebihan
Otot menjadi tegang
Jantung berdebar
Sesak napas
Lelah
Sakit perut atau kepala
Pusing
Mulut terasa kering
Kesemutan
Meski penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, beberapa
faktor diduga dapat memicu munculnya kondisi tersebut. Di antaranya adalah
trauma akibat intimidasi, pelecehan, dan kekerasan di lingkungan luar ataupun
keluarga.
Sebenarnya, gangguan kecemasan dapat diatasi tanpa bantuan dokter melalui
beberapa cara, seperti mengonsumsi makanan bergizi tinggi, cukup tidur,
mengurangi asupan kafein, minuman beralkohol, atau zat penenang lainnya, tidak
merokok, berola raga secara rutin, dan melakukan metode relaksasi sederhana,
seperti yoga atau meditasi.
3. Depresi
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya
terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya
berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung
hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan
masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku
penderitanya. Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari
secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan
mencoba bunuh diri.
Berikut ini adalah beberapa gejala psikologi seseorang yang mengalami depresi:
Kehilangan ketertarikan atau motivasi untuk melakukan sesuatu.
Terus-menerus merasa sedih, bahkan terus-menerus menangis.
Merasa sangat bersalah dan khawatir berlebihan.
Tidak dapat menikmati hidup karena kehilangan rasa percaya diri.
Sulit membuat keputusan dan mudah tersinggung.
Tidak acuh terhadap orang lain.
Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Berikut ini adalah dampak depresi terhadap kesehatan fisik yang mungkin dapat
terjadi:
Gangguan tidur dan badan terasa lemah.
Berbicara atau bergerak menjadi lebih lambat.
Perubahan siklus menstruasi pada wanita.
Libido turun dan muncul sembelit.
Nafsu makan turun atau meningkat secara drastis.
Merasakan sakit atau nyeri tanpa sebab.
Kesehatan mental
2.3 Kerangka Konsep
Kesehatan Mental
Perilaku Body Shaming
(variebel dependen)
(variebel independen)
BAB III
METODOLOI PENELITIAN
Definisi
No Variabel Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Operasional
1. Perilaku Body Wawancara kuesioner 1= ada nominal
Sebuah tindakan
2= tidak ada
Shaming
mengomentari
fisik dan
penampilan
seseorang.
2 Jenis kelamin Jenis gender Wawancara kuesioner 1= perempuan nominal
2= laki-laki
responden