Pendapatan Nasional adalah seluruh pendapatan yang dapat diterima oleh setiap anggota
masyarakat di suatu negara dalam periode tertentu, umumnya dihitung dalam satu tahun.
Pengertian pendapatan nasional ini dapat juga didefinisikan sebagai jumlah total hasil
produksi nasional yang dapat dihasilkan oleh semua anggota masyarakat di suatu negara
dalam periode tertentu, umumnya dalam satu tahun.
Dari penjelasan tersebut, ada tiga poin yang harus kita perhatikan, yaitu sebagai berikut :
1. Nilai total hasil suatu produksi akhir (barang dan jasa), artinya nilai yang dihitung
adalah nilai akhir barang dan jasa.
2. Suatu perekonomian, ini dapat menjelaskan batasan penduduk dari suatu negara.
3. Adanya periode, ini menjelaskan bahwa batasan perhitungan setiap periode
(umumnya dalam satu tahun).
3. Menurut Kusnadi
Pendapatan merupakan suatu penambahan aktiva yang dapat mengakibatkan
bertambahnya modal namun bukan dikarenakan penambahan modal dari pemilik atau
bukan hutang namun juga melainkan melalui penjulan barang atau jasa terhadap
pihak lain, sebab pendapatan tersebut bisa dikatakan sebagai kontra pada perstasi
yang didapatkan atas jasa-jasa yang sudah diberikan kepada pihak lain.
5. Menurut Arthur Cecil Pigou ( Adalah Seorang Ekonom Inggris, murid dari Alfred
Marshall)
Mendefinisikan Pendapatan Nasional adalah sebagai bagian dari pendapatan objektif
masyarakat, termasuk pendapatan yang berasal dari luar negeri yang dapat diukur
dengan uang.
Definisi ini juga memiliki keunggulan daripada definisi Alfred Marshall, karena tidak
hanya mencakup pendapatan dari hal yang dapat dihasilkan tetapi juga pendapatan
yang didapat menggunakan uang.
Dengan istilah “Pendapatan Objektif Masyarakat” Arthur Cecil Pigou menyatakan
bahwa suatu pendapatan nasional mengecualikan jasa untuk diri sendiri, untuk
anggota-anggota keluarga, atau teman-teman yang tidak menerima pembayaran.
Demikian pula, manfaat gratis dari suatu properti publik tidak akan dihitung. Namun
definisi ini sempit dan dapat menimbulkan paradoks terutama ketika seseorang
sedang bekerja sendiri ataupun bekerja demi keluarganya, namun karena ternyata itu
dikerjakan orang lain, ia harus membayar orang itu.
Selain itu definisi ini juga akan mengecualikan barang-barang atau jasa yang tidak
diperjual belikan dengan uang. Dengan demikian komoditas yang harus dibawa
kepasar bukan untuk dijual, tidak akan dihitung sebagai bagian dari pendapatan
nasional.
Ini adalah suatu keterbatasan yang serius, karena dibanyak negara miskin sebagian
hasil nasional tidak dijual dipasar. Ini berarti bahwa penghitungan suatu pendapatan
nasional yang ditampilkan lebih kecil dari yang sebenarnya.
Barang dan jasa yang telah diproduksi oleh badan usaha asing di dalam negeri juga
termasuk di dalam Gross Domestic Product (GDP). Sebagai contoh, suatu perusahan
Y milik Jepang memiliki cabang di Indonesia, maka hasil produksinya termasuk dalam
GDP.
1. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi dapat dilakukan dengan cara menambahkan nilai produksi akhir
dari setiap sektor.
Pendapatan nasional yang menggunakan pendekatan produksi bisa dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
Y = [(Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Qn x Pn) …]
atau
Y : ∑ = Pn . Qn
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
Pn= Harga jual suatu produk jadi
Qn= Jumlah suatu produksi produk asli
Sebagai contoh, suatu negara memiliki sektor perikanan, dengan hasil utama yakni
ikan tongkol.
Misalnya harga ikan tongkol ialah Rp2000,- per ekor. Ikan tongkol tersebut kemudian
akan dijual ke perusahaan A untuk diolah menjadi produk lain dan diberi harga
Rp5000,-.
Ikan tongkol yang telah diolah tersebut kemudian akan dijual ke perusahaan B dengan
harga Rp10.000,- untuk dijadikan produk baru.
Dari penjelasan ilustrasi tersebut, maka jumlah Pendapatan Nasional adalah
Rp10.000,- yang ini merupakan nilai akhir dari ikan tongkol tersebut. Nilai yang sama
akan didapatkan dengan menjumlahkan nilai akhir dari suatu produksi ikan tongkol.
Berikut ini ilustrasinya :
Unit Ekonomi Nilai tambah Harga
Nelayan 2000 2000
Perusahaan A 3000 5000
Perusahaan B 5000 10000
Total Nilai Tambah 10.000
Jika Y = Nilai akhir, maka
Y = nilai tambah 1 + Nilai tambah 2 + … + Nilai tambah N
2. Pendekatan Pendapatan
Pendapatan Nasional dapat juga dihitung dengan menjumlahkan total imbal hasil
dalam bentuk upah, sewa, bunga, dan laba.
Y = Upah + Sewa + Bunga + Laba
atau
Y : ∑ = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi rumah tangga
I = Investasi suatu perusahaan
G = Pengeluaran pada Pemerintah
X = Jumlah ekspor
M = Jumlah impor
3. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran juga dapat dihitung dengan cara menjumlahkan semua
pengeluaran berupa konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan selisih ekspor
dikurangi dengan impor.
Y = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + (Ekspor – Impor)
atau
Y:∑=w+r+i+π
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
w = upah
r = sewa
i = bunga
π = laba
2. Investasi
Dimana suatu pengeluaran untuk investasi oleh perusahaan atau yang lainnya
merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
Pelaku faktor suatu produksi yang mampu berinvestasi banyak menunjukkan bahwa
mereka mengalami kemajuan atau peningkatan pendapatan. Hal itu kemudian juga
dapat mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara.