ABSTRAK
Retribusi pelayanan pasar adalah pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar
tradisional/sederhana berupa los, kios dan pelataran yang dimanfaatkan oleh
pedagang dan dikelola Pemerintah Daerah. Dalam penelitian ini penulis memilih
kasus tentang implementasi kebijakan retribusi pelayanan pasar di Kabupaten
Blora dengan studi kasus Pasar Blora Kota. Pasar Blora Kota merupakan pasar
dengan klasifikasi kelas I yang terletak di pusat pemerintahan Kabupaten Blora,
letak yang strategis tersebut tidak sebanding dengan pendapatan retribusi dalam
kurun waktu lima tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan yang tajam.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana implementasi
kebijakan retribusi pelayanan pasar di Kabupaten Blora yang dianalisis
menggunakan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Retribusi Pelayanan Pasar dan untuk menganalisis faktor penentu implementasi
kebijakan retribusi pelayanan pasar di Kabupaten Blora yang dianalisis
menggunakan teori implementasi kebijakan Merilee S. Grindle. Penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses implementasi kebijakan retribusi pelayanan pasar di
Kabupaten Blora dengan studi kasus Pasar Blora Kota dinilai belum efektif,
aturan dalam peraturan daerah tidak dijalankan secara maksimal seperti
pemungutan retribusi, penggolongan tarif dan pemberian insentif, pelaksanaan
retribusi terutang dan pemberian sanksi, pemberitahuan informasi penyediaan
fasilitas pasar, penggolongan pedagang dan tarif. Faktor penentu dari teori adalah
tipe manfaat, derajat perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan,
pelaksana program, sumber-sumberdaya yang digunakan. Rekomendasi yang
diberikan adalah penambahan SDM, peningkatan kualitas dan kemampuan
petugas, peningkatan intensitas sosialisasi kebijakan, penegakan kebijakan dan
sanksi-sanksi, serta perbaikan fasilitas pasar yang rusak.
ABSTRACT
Market Retribution’s Service is the payment service market for the provision of
traditional market facilities/ simplified form of stalls, kiosks and grounds are used
by traders and by the local government. In this study, the authors chose a case of
retribution policy implementation services in the market with case studies Blora
Kota Market with first class classification which is located in Blora district
administrative center, a strategic location that is not comparable to the income
levy within the last five years has increased and decreased sharply. The purpose
of this study was to analyze how policy implementation service levies market in
Blora analyzed by District Regulation Blora Number 7 of 2010 on Market
Retribution’s Service and to analyze the determinants of policy implementation
service levies market in Blora analyzed using the theory of policy implementation
Merilee S. Grindle. This research is descriptive qualitative method. The result
showed that the process of policy implementation in the market services levy with
case studies Blora Kota Market is considered not effective, the existing rules in
local legislation does not run optimally as collection of levies, classification of
tariffs and regions as well as the provision of incentives, implementation of
outstanding fees and sanctions, notification of information on the provision of
market facilities, classification of traders and tariffs for levies. The determinants
of the theory are the type of benefits, extent of change envision, site of decision,
program implementer, and resources commited. Recommendations given are the
addition of human resources, improvement of quality and capability of officers,
increasing the intensity of policy dissemination, enforcement of policies and
sanctions, and improvement of damaged market facilities.
berikut: cara:
- Penegakan kebijakan retribusi 2. Dalam hal mengatasi
pelayanan pasar karena selama ini permasalahan faktor-faktor penentu
pengimplementasian kebijakan yang melemah dari teori
dinilai masih lemah. Hal ini Implementasi Kebijakan oleh
dikarenakan petugas masih Merilee S. Grindle dapat diatasi
mengedepankan rasa kemanusiaan dengan cara sebagai berikut:
dan sanksi-sanksi yang ada belum a. Untuk mengatasi permasalahan
dijalankan. belum adanya manfaat yang
- Adanya penyelesaian masalah dirasakan oleh pedagang dikarenakan
kesesuaian penggolongan pedagang belum mengetahui
pedagang dengan tarif retribusi keberadaan kebijakan retribusi
yang harus dibayarkan. pelayanan pasar maka dapat diatasi
- Pengkajian ulang Peraturan dengan cara:
Daerah Kabupaten Blora Nomor 7 - Harus ada sosialisasi yang
Tahun 2010 tentang Retribusi dilakukan secara intens kepada
Pelayanan Pasar sebagai dasar seluruh pedagang pasar Blora
memungut retribusi yang dinilai Kota agar informasi yang
pemungutan tarif retribusi tidak diberikan dapat merata ke seluruh
sesuai dengan aturan yang ada, pedagang.
dilakukan dengan cara - Menggunakan media seperti
menurunkan tarif retribusi. papan pengumuman yang
c. Untuk mengatasi permasalahan diletakkan di titik-titik strategis
retribusi terutang dan pemberian pada lokasi pasar sehingga
sanksi dapat diatasi dengan cara: pedagang pasar dapat mengetahui
- Pemberian informasi dan segala informasi terkait kebijakan
pemahaman kepada pedagang retribusi pelayanan pasar.
terkait retribusi yang terutang dan b. Untuk mengatasi permasalahan
tata cara pembayarannya. belum adanya derajat perubahan
- Penegakan sanksi apabila yang dihasilkan dari kebijakan
pedagang tidak membayar retribusi pelayanan pasar dapat
retribusi yang terutang sehingga diatasi dengan cara:
pedagang merasa jera.
- Adanya perbaikan fasilitas- kekurangan, kesalahan dalam
fasilitas pasar karena dinilai melaksanakan pekerjaan serta
bangunan yang sudah tua serta memperbaiki kinerja pegawai
banyak yang rusak. pelaksana kebijakan.
- Adanya revitalisasi e. Untuk mengatasi permasalahan
dikarenakan kondisi Pasar Blora kurangnya sumber-sumberdaya yang
Kota yang benar-benar sudah digunakan dapat diatasi dengan cara:
tidak layak untuk menampung - Perlu penambahan sumber
jumlah pedagang dalam skala daya manusia yang berkompeten
besar. dan berkualitas serta mampu
c. Untuk mengatasi permasalahan menjalankan tugas dengan baik.
letak pengambilan keputusan yang - Menggandeng atau
belum tepat dapat diatasi dengan melibatkan pedagang yang dapat
cara: dijadikan sebagai kordinator
- Peningkatan peran Satpol PP wilayah/blok pasar untuk
dan pengelola pasar berupa mengkoordinasikan dan
penertiban pedagang yang membantu petugas untuk
berjualan hingga ke bahu jalan. melakukan kegiatan pemungutan
- Memberikan sosialisasi retribusi.
sehubungan adanya sanksi yang
DAFTAR PUSKTAKA
tegas terkait pelanggaran yang
lakukan pedagang kepada Adisasmita, Rahardjo. 2014.
Pengelolaan Pendapatan &
pedagang maupun petugas Anggaran Daerah. Yogyakarta :
lapangan. Graha Ilmu
d. Untuk mengatasi permasalahan Agustino, Leo. 2014. Dasar-dasar
Kebijakan Publik. Bandung :
pelaksana kebijakan yang belum Alfabeta
kompeten dapat diatasi dengan cara:
Antonius Simanjuntak, Bungaran
- Pemberian pelatihan (Eds). 2010. Otonomi Daerah,
Etnonasionalisme, dan Masa
pengelolaan pasar yang baik.
Depan Indonesia. Jakarta :
- Mengadakan evaluasi kinerja Yayasan Pustaka Obor Indonesia
atau audit terkait pekerjaan secara J. Moleong, Lexy. 2007. Metodologi
Penelitian Kualitatif (Edisi
berkala agar dapat mengetahui
Revisi). Bandung : PT Remaja Wijaya, H.A.W. 2011. Otonomi
Rosdakarya Daerah dan Daerah Otonom.
Jakarta : PT Raja Grafido
Keban, Yeremias T. 2004. Enam Persada
Dimensi Strategis Administrasi
Publik : Konsep, Teori dan Isu Winarno, Budi. 2011. Kebijakan
(Edisi Pertama). Yogyakarta : Publik Teori, Proses dan Studi
Gava Media Kasus (Edisi dan Revisi
Terbaru). Yogyakarta : CAPS
Kencana Syafiie, Inu. 2006. Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta : PT Zuraida, Ida. 2012. Teknik
Rineka Cipta Penyusunan Peraturan Daerah
tentang Pajak Daerah dan
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi Retribusi Daerah. Jakarta : Sinar
dan Pembangunan Daerah : Grafika
Reformasi, Perencanaan,
Strategi dan Peluang. Jakarta :
Erlangga
Jurnal
Pasolong, Harbani. 2013. Teori Dwijayanti, Ayu. 2013. Implementasi
Administrasi Publik. Bandung : Peraturan Daerah Kabupaten
Alfabeta Sidoarjo Nomor 7 tahun 2012
Prakosa, Kesit Bambang. 2005. tentang Retribusi Pelayanan
Pajak dan Retribusi Daerah Pasar di Pasar Larangan
(Edisi Revisi). Yogyakarta : UII Sidoarjo. Sidoarjo________
Press Rosalina. 2016. Implementasi Perda
Siahaan, Marihot Pahala. 2010. Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Pajak Daerah & Retribusi Retribusi Pasar dalam
Daerah (Edisi Revisi). Jakarta : Menunjang Pendapatan Asli
PT RajaGrafindo Persada Daerah Kota Samarinda (Studi
di Pasar Merdeka). Samarinda :
Singarimbun, Masri dan Sofian e-Jurnal Administrasi Negara.
Effendi. 2006. Metode Vol. 4 No. 2 : 3938-3950
Penelitian Survei (Editor).
Jakarta : LP3ES Sembiring, Andi Kurniadi. 2015.
Implementasi Kebijakan
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Retribusi Pelayanan Pasar di
Kuantitatif, Kualitatif dan R & Pasar Kemuning Kota
D. Bandung : Alfabeta Pontianak. Pontianak : Jurnal S-
S, Endang Larasati. 2007. Keuangan 1 Administrasi Negara. Vol. 4
Publik. Semarang : Universitas No. 1________
Diponegoro
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Regulasi
Manajemen Publik. Jakarta : PT
Grasindo Peraturan Daerah Kabupaten Blora
Nomor 7 Tahun 2010 Tentang
Thoha, Miftah. 2011. Ilmu Retribusi Pelayanan Pasar
Administrasi Publik
Kontemporer. Jakarta : Kencana
Peraturan Daerah Kabupaten Blora BPS Kabupaten Blora. Blora dalam
Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Angka 2015.
Retribusi Pasar Grosir dan/atau https://blorakab.bps.go.id/
Pertokoan
(Diakses pada tanggal 29
LKjIP Dinas Perdagangan, Koperasi Oktober 2017 pukul 20:18)
dan UKM Kabupaten Blora
Tahun 2017 BPS Kabupaten Blora. Kabupaten
Blora dalam Angka Tahun 2017.
RPJMD Provinsi Jawa Tengah http://blorakab.bps.go.id/
Tahun 2018-2023 (Diakses pada tanggal 7
Desember 2017 pukul 08:43)
BPS Kabupaten Blora. Kabupaten
Internet Blora dalam Angka Tahun 2018.
BPS Kabupaten Blora. Blora dalam http://blorakab.bps.go.id/
Angka 2016. (Diakses pada tanggal 20 Januari
https://blorakab.bps.go.id/ 2019 pukul 08:43)
(Diakses pada tanggal 24
Oktober 2017 pukul 17:21)