Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KARAKTERISTIK INOVASI PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
NAMA ANGGOTA :

1. MUHAMMAD YUSUF AMIR


2. MARATUL AZIZA
3. NURUL AINUN

PROGRAM STUDI MEGISTER PENDIDIKA SAINS


PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga, berkat hal tersebut kami
dapat menyusun sebuah makalah berjudul Karakteristik Inovasi Pembelajaran.
Tak Lupa pula kami hanturkan Shalawat dan salam kepada junjungan mulia Nabi
Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam sosok manusia pilihan yang telah
menyelamat umat manusia dari belenggu kejahiliaan.

Kedua ucapan di atas sering dijadikan formalitas ucapan pembuka atau


mukadimah semata, padahal seyogyanya kita selaku ummat islam tidak hanya
menganggapnya sebagai formalitas melainkan sebagai bentuk pengingat jati diri
dan kemudian diwujudkan dalam bentuk implementasi dalam beraktivitas di
kehidupan sehari-hari.

Menyangkut Makalah yang berjudul Karakteristik Inovasi Pembelajaran


ini, kami susun dengan rujukan beberapa referensi yang membahas materi
karakteristik inovasi. Untuk meningkatkan kredibilitas konten, kami menghindari
penggunaan materi dari anonim/personal website ataupun blog di intenet dan kami
menggunakan referensi dari profesional web news, buku ebook dan jurnal online
dengan penulis yang jelas saja.

Kami sadari makalah ini masih terbatas dan penuh kekurangan dalam
berbagai hal tetapi kami kelompok dua selaku penyusun makalah tetap berharap
bahwa dengan kehadiran makalah ini kiranya bisa mendatangkan manfaat bagi
pembaca sekalian dalam rangkat menambah wawasan kita mengenai Inovasi
pembelajaran. Sebagai bentuk umpan balik kepada kemi selaku penyusus mataeri,
kepada pembaca jangan sungkan untuk memberikan kritik dan saran berkaitan
dengan makalah ini.

Palu, 09 September 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Tujuan Pembuatan Makalah......................................................................2

C. Rumusan Masalah.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Inovasi Pembelajaran................................................................................3

B. Definisi Karakteristik Inovasi Pembelajaran.............................................4

C. Karakteristik Inovasi Pembelajaran...........................................................4

BAB III KESIMPULAN..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tak di pungkiri lagi bahwa negara kita ini adalah negara yang di limpahkan
berkah berupa Sumber Daya Alam yang melimpah Ruah. Emas, Besi, Batu-bara,
Nikel, Tembaga, Minyak Bumi, Minyak Nabati dan komoditas lainnya yang
jarang ada di negera lain ada di negera kita. Tapi Mirisnya Kita kekurangan SDM
yang bisa mengelolahnya SDA tesebut alhasil kita hanya bisa mengelus dada
menyaksikan SDA kita di kelolah Negara Maju.

Kalau diibaratkan Negara ini dan Pendidikan Seperti halnya sebuah Mobil
yang berada diatas dongkrak. Untuk Membuat Mobil Terangkat ke poisis yang
lebih tinggi dongkrak yang harus di Naikkan. Relevan dengan perumpamaan
tersebut pendidikanlah yang berfungsi sebagai dongkrak dan yang bisa memompa
dongkrak adalah para Guru sebagai Tenaga Pendidik.

Dalam Mengajar selalu ada target yang di tetapkan untuk dicapai.


Penguasaan terhadap materi yang dikelola dan ditampilkan secara
profesioal, dari hati dan tanpa paksaan, logis, dan menyenangkan, serta
dipadukan dengan pendekatan personal-emosional terhadap peserta didik
akan menjadikan proses pembelajaran yang ingin dicapai terwujud. Selain
itu, pembelajaran juga harus dibuat bervariasi dengan menciptakan suatu
metode pembelajaran yang baru atau dengan kata lain inovasi.

Untuk menyesuaikan dengan zaman yang terus berubah, Para guru


dituntun dan dituntut untuk menghadirkan inovasi dalam pembelajaran. Di
era Industri 4.0 saat ini yang bercirikan hadirnya berbagai teknologi
muktahir yang tentunya banyak sekali teknologi yang bisa dimanfaatkan
untuk mengefektifkan pembelajaran di sekolah dalam rangka meningkatkan
kemampuan peserta didik pasca belajar, baik itu dari segi Kognitif, afektif
maupun psikomotorik.

1
Meskipun sama-sama menyinggung sesuatu yang baru Inovasi berbeda
dengan invention. Makna Inovasi lebih menekankan pada penerapan ide baru
dari berbagai ide yang sudah ada sehingga diperoleh suatu produk inovatif
berupa produk baru, proses baru, layanan baru, teknologi baru, gagasan
baru, atau makna baru(Hoseanto, 2016). Sedangkan invention betul-betul
mengarah kepada suatu yang baru seperti halnya sebuah penumuan.

Inovasi dalam pembelajaran tidak serta merta selalu diterima dan


memperoleh respon positif. Kenyataanya bahwa sesuatu yang baru akan
terlihat asing dan terkadang memunculkan keraguan akan hal tersebut.
Sebuah inovasi dalam pembelajaran harus memiliki beberapa karakteristik
khusus yang menjadi inti dari inovasi tersebut agar bisa diterimah dan
menghasilkan dampak yang postif dalam pendidikan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Melalui Makalah ini menghadirkan


pembahasan mengenai karakteristik Inovasi Pembelajaran dari beberapa sumber
literatur.

B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Karakteristik Inovasi Pembelajaran ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan mengenai


Sub materi karakteristik inovasi pembelajaran sebagai bagian dari matakuliah
Inovasi Pembelajaran Sains

D.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Inovasi Pembelajaran

Pada kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) inovasi diartikal sebagai


Suatu Penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
dikenal sebelumnya bisa berupa gagasan, metode atapun alat. Sementara itu
menurut Muhammad (2017) Inovasi adalah suatu ide barang, kejadian, metode
yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang ataupun
sekelompok orang. Sementara Pembelajaran adalah Proses, cara atau perbuatan
untuk membuat orang atau makhluk hidup belajar (Fathurrohman, 2017). Dari
definisi istilah menurut para ahli tersebut Inovasi pembelajaran dapat diartikan
sebagai metode, gagasan, ide yang baru untuk membelajarkan orang dan tentu saja
untuk meningkatkan keefektifan suatu pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar yang berperan sebagai inovator pembelajaran


adalah guru. Sebagai seorang yang menghadirkan inovasi peran guru tidak hanya
sebagai pengajar yang membawakan materi tetapi guru juga mempunyai peran
yang lain. Beberapa peran tersebut antara lain sebagai pendidik, sebagai
pengembang metode pembelajaran, sebagai pengembang media pembelajaran,
sebagai pengembang strategi dan sebagai pengembang evaluasi pembelajaran
(Fathurrohman, 2017).

Berbicara tentang inovasi, sebenarnya kata ini seringkali dikaitkan dengan


perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dikatakan sebagai inovasi. Inovasi adalah
suatu ide, penemuan atau metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal
yang benar-benar baru bagi seseorang yang bersifat relatif. Sedangkan inovasi
pembelajaran yang dimaksud disini adalah metode atau kiat seorang guru dalam
membelajarkan siswa dengan berbagai tujuan tertentu.

Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau
dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup
dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari

3
berbagai terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan
salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.

E. Definisi Karakteristik Inovasi Pembelajaran

Isitlah Karakteristik erat kaitanya dengan kata “karakter” yang di


keseharian kita sering digunakan untuk merujuk pada sifat khusus suatu
mahkluk hidup atau pun benda mati. Sama halnya dengan makhluk hidup
Inovasi pembelajaran pun mempunyai karakteristik tertentu.

Jika di tinjau dari etimologi Karakteristik adalah sifat Khas sesuai dengan
perwatakan tertentu (Sugono, 2008). Sementara untuk definisi inovasi sendiri
seperti yang telah di bahas sebelumnya adalah suatu ide, barang, kejadian,metode
yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang ataupun
sekelompok orang Jadi bisa katakan bahwa Karakteristik Inovasi pembalajaran
adalah ciri khas yang dimilki oleh suatu ide baru dalam pembelajaran (model,
metode, pendekatan dll) dalam rangka untuk meningkatkan keefektifan
pembelajaran.

F. Karakteristik Inovasi Pembelajaran

Pada tahapana awal dari proses penerapan suatu inovasi tidak selalu mendapat
respon positif. Inovasi tanpa persiapan yang matang hanya akan mendatangkan
kesemrawutan (chaotic) karena perubahan yang terjadi di salah satu komponen
akan menyebabkan perubahan dari pergerakan sistem secara umum yang
sebelumnya dilakukan.

Dalam pembelajaran kehadiran inovasi diharapkan tidak hanya menjadi suatu


yang baru bagi siswa tetapi bisa mendatangkan hal yang positif. Hal yang positif
dalam pembelajaran dapat berupah peningkatan hasil belajar para siswa ataupun
hal lainya seperti meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar.

Ada beberapa karakteristik inovasi yang harus ada dalam sebuah inovasi agar
inovasi direspons positif oleh masyarakat sekelilingnya, yaitu Keuntungan Relatif
(relative advantage), Kesesuaian (compatibility), Kerumitan (complexity),
Trialbilitas (trialability) dan Observibilitas (observability)(Rogers, 2003).

4
1. Keuntungan Relatif (Relatif Advantage)

Sesuatu yang baru untuk bisa diterimah seutuhnya tentunya harus


mendatangkan kebermanfaatan bagi Objek inovasi. Hal ini lah yang
kemudian menjadi salah satu karakter dari sebuah inovasi yaitu ada
tidaknya Keuntungan Relatif yang muncul bersama penerapa suatu inovasi.

Oleh Roger (2003) dalam bukunya yang berjudul Diffusion Of inovation di


jelaskan bahwa Keuntungan Relatif (relatif Adventage) adalah

“is the degree to which an innovation is perceived as better than the idea it
supersedes. .... It does not matter so much whether an innovation has a
great deal of “objective” advantage. What does matter is whether an
individual perceives the innovation as advantageous. The greater the
perceived relative advantage of an innovation, the more rapid its rate of
adoption will be.”
Dalam pembelajaran Keuntungan relatif ini bisa diartikan sebagai sejauh
mana inovasi ini berperan lebih baik dari ide pembelajaran sebelumnya yang
digantikan. Ukuran Keuntungan Rerlatif tidak hanya diukur dari satu sisi saja
tetapi menyangkut semua subjek atau pelaku yang terlebat dalam inovasi tersebut
termasuk sang invator sendiri.

Sebagai contoh inovasi misalnya penerapan Model pembelajaran


PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan)
yang disambut begitu atusias oleh sekolah-sekolah tahun 2007 dikarenakan
model ini dianggap sebagai cara mengejar yang lebih efektif dibanding
dengan metode konvensional dengan guru sebagai center pembelajaran.
Selain itu faktor lain yang membuat inovasi PAIKEM bisa di terimah kalah itu
karena famor dari PAIKEM itu sendiri yang disebarluaskan oleh Proyek DBE 2
(Decentralized Basic Education) dari USAID (US Agency for International
Development). Tentu sajahal tersbut mendatangkan kebanggaan bagi guru dan
beberapa pihak sekoah karena dapat berpartisipasi dalam kelompok guru-guru
terpilih untuk menjalankan proyek pembaharuan sekolah yang didanai oleh

5
pemerintah Amerika Serikat dan Kepala sekolah yang sekolahnya terpilih menjadi
salah satu tempat implementasi proyek juga akan merasa bangga.

Intinya bahwa Inovasi yang tidak memberikan keuntungan relatif dalam


bentuk materi maupun nonmateri tidak akan mudah diterima (Widoyoko
Tayibnapis, 2000)(Hoseanto, 2016). Jadi dalam menghadirkan inovasi dalam
pembelajaran seorang guru harus memikirkan dan mempertimbangkan baik-baik
apakah inovasi tersebut sudah memiliki karakteristik inovasi berupa keuntungan
relatif.

2. Kesesuaian (Compatibility)
Sebuah inovasi harus memiliki kesesuaian (Compatibility). Pertanyaanya
sekarang kesesuaian dengan apa? kesesuaian yang dimaksud bahwa sebuah
inovasi diharapkan memiliki beberapa kesamaan dengan sistem yang ada,
nilai/norma yang dipegang atau pengalaman yang pernah dialami oleh objek
dan juga lingkungan sekitar.

Keseuaian (Compatibility) menyangkut sejauh mana inovasi dianggap


konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu, dan tingkat
kebutuhan akan inovasi tersebut (Rogers, 2003). Gagasan yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai, norma-norma sistem sosial dan juga kondisi lingkungan sangat
susah untuk di terapkan bahkan tidak bisa untuk diterapkan.

Sebagai contoh kasus, saat ini ekstensi dari Kebergunaan IT telah sampai
kepada kondisi dimana orang-orang sudah bisa berkomunikasi ratusan
bahkan ribuan kilometer tanpa harus beranjak dari lokasi mereka saat itu.
Bukan hanya komunikasi dengan suara bahkan sampai ke tinggkat
komunikasi visual dengan saling bertatap muka secara linear maupun
paralel dapat dilakukan dengan bantuan teknologi. Ini merupakan sesuatu
yang bisa dijadikan inovasi dalam pembelajaran misalnya dengan
membangun pembelajaran lessClass atau tanpa ruangan untuk berkumpul
dan ini pun saat ini sudah ada yang menerapkan.

Banyak sekali keunggulan dari model pembelajaran tersebut tapi kenyataanya


inovasi seperti ini masih banyak yang menolaknya baik dari pendidik mapun dari
peserta didik. Penyebab mengapa banyak penolakan salah satunya karena hal ini

6
dianggap sangat bertentangan dengan kebiasan belajar sebelumnya yang selalu
berada di suatu ruangan. Selain itu banyak juga pengajar yang merasa Jika tidak
diruangan kewajibanya sebagai ASN tidak terlaksana. Selain itu nyatanya
pengetahuan mengenai teknologi dikalangan guru-guru di indoenesia hingga kini
belum merata. Bahkan menurut data Kemendikbut tahun 2018 lalu menyebutkan
bahwa hanya sekitar 40% guru yang siap dengan teknologi(Maharani, 2018).

Untuk itu kesesuaian Inovasi dengan beberapa kondisi yang diterapkan


sebelumnya dan kondisi lapangan termasuk keadaan subjek dan objek dari target
inovasi sangat penting untuk di pertimbangkan. Sehingga sebuah inovator
haruslah orang yang mengetahui betul-betul kondisi target inovasi sebelum
mencoba membuat dan menerapkan suatu pembaruan.

3. Kerumitan Inovasi (Complexity)


Jika dalam penerapan inovasinya nyatanya lebih rumit tentu saja subjek
inovasi akan berpikir untuk kembali ke sistem sebelumnya dan mulailah
muncul penolakan yang akan menurunkan keberguaan suatu inovasi.

Karakter inovasi berupa Kompleksitas menyangkut seberapa sulit atau rumit


inovasi tersebut digunakan. Beberapa inovasi mudah dipahami oleh sebagian
besar anggota sistem sosial yang lain lebih rumit dan diadopsi lebih lambat.
Tingkat kerumita tidak serta merta membuat inovasi ditolak tetapi tingkat
kerumitan suatu inovasi berdampak langsung pada kecepatan adopsi dari inovasi
tersebut. Jika sebuah inovasi mempunyai tingkat komplesitas yang tinggi maka
daya absorsinya akan renda karena subjek inovasi harus menyesuaiakan diri
terlebih dahulu.

Sepertihalnya saat Kurikulum 2013 pertama kali diterapkan 2013 dimana


rata-rata guru merasa kebingungan dalam menerapkan pembelajaran dikelas
mengacu kepad tuntunan Kurikulum 2013 ini. Awalanya Ada banyak sekali
kesulitan dalam menerapkan Kurikulum 2013 mulai dari kesiapan guru,
penyesuaian jam pelajaran yang di tuntut lebih banyak, ketersediaan bahan ajar,
dan juga sarana dan prasasarana di beberapa sekolah belum bisa menerapkan
K13(Nuruzzaman, 2015).

7
4. Trialabilitas atau Kemampuan Uji Coba
Software, aplikasi ataupun sistem operasi yang hendak diluncurkan
perusahaan biasanya tidak langsung dipasarkan begitu saja oleh produsennya.
Tahap pertama yang selalu perusahaan lakukan adalah mengeluarkan Software
trial yang sering disebut beta Apps. Beta Apps ini dikeluarkan dengan tujuan
untuk memberikan kesempatan kepada calon konsumen untuk mencoba
mengunakan software atau apps tersebut.

Beta apps ini kemudian merupakan bentuk implementasi dari triability


sebagai karakteristik dari sebuah inovasi. Sama halnya dengan sofware, aplikasi
ataupun OS tersebut, pada penerapan inovasi pembelajaran pun perlu melewati
tahab uji coba yang melibatan pihak-pihak yang terkait dengan suatu inovasi.
Pada pembelajaran sendiri triability hadir dalam bentuk pelatihan untuk
meyakinkan pengguna bahwa inovasi pembelajaran tersebut mudah untuk dicoba
dan bermanfaat bagi banyak pihak (Hoseanto, 2016). Selain itu dengan mencoba
para guru yang terlibat dalam pelatihan memberikan kesempatan refleksi terutama
akan tantangan yang dihadapi dalam penerapanya nantinya sehingga bisa betul-
betul memahami dan mengerti tentang inovasi pembelajaran tersebut

5. Obserbilitas atau kemampuan diamati


Menurut roger (2003) dalam bukunya yang berjudul Diffusion of Innovation
menyebutkan definisi dari observability sebagai berikut :

“Observability is the degree to which the results of an innovation are visible


to others”
Observability dari sebuah inovasi menyangkut Sejauh mana hasil atau manfaat
inovasi tersebut bisa diamati oleh orang lain. Hal ini berkaitan pada fakta bahwa
di lapangan tidak semua inovasi bisa langsung diterapkan perlu waktu dan bahkan
inovasi yang tidak di persiapkan dengan matang bisa mengalami penolakan secara
lansung.

Inovasi dengan Observability yang tinggi mempunyai kesempatan untuk


terus mengalami penyesuaian berkaitan dengan masukan ataupun kekurangan
yang muncul sebagai hasil observasi. Untuk tipe Inovasi yang sudah bisa
diterapkan tanpa kendala orang-orang di lingkungan akan melihat inovasi tersebut

8
pada sudut pandang kebermanfaatannya dan bisa mendatangkan subjek yang
sukarela bergabung turut serta menggunakan inovasi yang ada. Inovasi yang
mudah diimplementasikan dan dapat diobservasi penerapannya secara transparan
akan semakin menarik untuk diterimah (Hoseanto, 2016).

9
BAB III KESIMPULAN

Inovasi pembelajaran dapat diartikan sebagai metode, gagasan, ide yang baru
untuk membelajarkan orang dan tentu saja untuk meningkatkan keefektifan suatu
pembelajaran. Karakteristik Inovasi pembalajaran adalah ciri khas yang dimilki
oleh suatu ide baru dalam pembelajaran dalam rangka meningkatkan keefektifan
pembelajaran. karakteristik inovasi pembelajaaran yang harus ada dalam sebuah
inovasi agar inovasi direspons positif oleh subjek inovasi dalam hal ini peserta
didik, guru dan pihak sekolah, yaitu Keuntungan Relatif (relative advantage),
Kesesuaian (compatibility), Kerumitan (complexity), Trialbilitas (trialability)
dan Observibilitas (observability).

10
DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, M. (2017). Belajar dan Pembelajaran Modern: Konsep Dasar,


Inovasi dan Teori Pembelajaran. Yogyakarta: Garudhawaca.

Hoseanto, O. (2016). Hakikat Pembaharuan dalam Pembelajaran (O. Hoseanto &


P. Pannen, Eds.). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Maharani, E. (2018). Kemendikbud: Hanya 40 Persen Guru Siap dengan


Teknologi | Republika Online. Retrieved August 31, 2019, from
www.republika.co.id website:
https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/12/03/pj60ej335
-kemendikbud-hanya-40-persen-guru-siap-dengan-teknologi

Nuruzzaman, M. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT


IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMKN 1 SEYEGAN SLEMAN
JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN (TGB). Universitas Negeri
jogja.

Rogers, E. M. (2003). Diffusion Of Innovation (p. 1430). p. 1430. New York: Free
Presh.

Sugono, D. (2008). KAMUS BAHASA INDONESIA. Jakarta: Pusat Bahasa.

Widoyoko Tayibnapis, F. Y. (2000). Evaluasi Program Pembelajaran. Jurnal Ilmu


Pendidikan, 1–16.

11

Anda mungkin juga menyukai