Soal Bank
Soal Bank
Uraikan secara lengkap hal-hal yang terkandung dalam pengertian Bank menurut
Undang-undang Pokok Perbankan No. 10 Tahun 1998.
Jawab:
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa
usaha perbankan meliputi tiga kegiatan yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana,dan me
mberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana
merupakan kegiatan pokok bank. sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya
kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambildiberikan
balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai ransangan bagimasyarakat. Kegia
tan menghimpun dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-
jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kegiatan utama tersebut
2. Jelaskan pengertian kegiatan simpanan dan pinjaman dalam perbankan berikan
contohnya.
Jawab:
Kegiatan simpanan adalah dana yang diserahkan oleh masyarakan ke pihak bank
yang dapat diambil sewaktu-waktu. Misalnya: berupa tabungan, deposito maupun
giro.
Kegiatan pinjaman adalah dana yang dikeluarkan oleh pihak bank untuk mayarakat
atau nasabah yang harus dibayar sesuai perjanjian antara pihak bank maupun peminj
am. Misalnya: kredit.
3. Jelaskan pula pengertian spread based dan fee based, apa maksudnya bagi bank,
kemudian menurut saudara mana yang paling penting
JAWAB:
SPREAD BASED merupakan cara bank dalam mendapatkan keutungan melalui
kegiatan POKOKNYA yakni menghimpun dana dan menyalurkan dana. Adapun komponen
utama pendapatan bank adalah bunga simpanan dan bunga pinjaman/kredit.
FEE BASED merupakan cara bank dalam mendapatkan keuntungan melalui kegiatan
SAMPINGAN yakni transaksi yang dari jasa-jasa lainnya di luar kegiatan pokok. Komponen
pendapatan pada fee based ini seperti biaya kirim, biaya tagih, biaya administrasi, biaya
sewa, biaya iuran dan lain sebagainya.
Menurut saya yang lebih penting adalah SPREAD BASED karena merupakan
kegiatan pokok atau kegiatan inti bank sebagai lembaga keuangan. Meski begitu, Fee Based
juga tak bisa disepelekan karena merupakan faktor pendukung penting Spread Based
mengingat persaingan antara bank sangat ketat.
4. Uraikan perbedaan antara spread based dengan profit sharing dan apa landasan
penggunaan sistem profit sharing.
JAWAB:
Spread Based (Bunga Bank) keuntungan dari bank konvensional sedangkan Profit Sharing
(Bagi hasil) adalah keuntungan untuk bank syariah.
Spread based income
adalah keuntungan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Spread Base Income,
pendapatan yang diperoleh dari bunga yang diperoleh oleh bank. Pada dasarnya bank
memberikan bunga kepada kreditur atau peminjam uang dan bank juga memberikan bunga
kepada pemilik uang tersebut. Selisih dari bunga yang dipinjam dengan bunga yang diberikan
itulah yang disebut Spread Base Income.
Profit sharing
profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total
pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut.
Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal
ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima
atas hasil usaha yang telah dilakukan.
Landasan Profit sharing
Perhitungan bagi hasil adalah atas dasar laba dan rugi bulanan (dengan sistem revenue
sharing). Sistem revenue sharing adalah suatu sistem bagi hasil yang didasarkan kepada
tingkat pendapatan usaha. Sedangkan Sistem profit sharing adalah suatu sistem bagi hasil
yang didasarkan kepada tingkat laba usaha.
Secara umum, prinsip bagi hasil dalam Perbankan Syari’ah dapat dilakukan dalam 4 (empat)
akad utama, yaitu : al–musyarakah, al-mudharabah, al-muzara’ah dan al-musaqah. Sungguh
pun demikian prinsip yang paling banyak dipakai adalah al-musyarakah dan al-mudharabah,
sedangkan al-muzara’ah dan al–musaqah dipergunakan khusus untuk plantation financing
(pembiayaan pertanian) oleh beberapa Bank Islam.
5.Uraikan perbedaan untuk menjelaskan jenis-jenis bank menurut UU Nomor 10
Tahnun 1998.
Jawab :
Setelah keluar UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi
dengan dikeluarkannya Undang-undang RI. Nomor 10 tahun 1998, maka jenis
perbankan terdiri dari:
Bank Umum
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Dimana Bank Pembagungan dan Bank Tabungan berubah fungsi menjadi Bank
Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank Pegawai
menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai UU No. 10
Tahun 1998 sebagai berikut
a. Bank Umum
6. Uraikan lima macam perbedaan antara Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Jawab :
Berikut detail perbedaannya.
1. Syarat Pendirian
Syarat pendirian bank ini menunjukkan kepemilikan, di mana bank umum sangat
mungkin dimiliki oleh pihak asing. Sementara BPR murni dimiliki oleh
pribumi.
2. Permodalan
Setiap badan usaha pastilah wajib memiliki modal, termasuk pula perbankan.
Regulasi besaran modal disetor untuk bank umum mengacu pada Peraturan
Bank Indonesia Nomor 7/15/PBI/2015 tentang Jumlah Modal Inti Minimum
Bank Umum. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa bank umum yang
melakukan kegiatan usaha secara konvensional harus memiliki modal
minimum Rp 3 trilyun dan untuk prinsip syariah sebesar Rp 1 trilyun.
Pembagian besaran modal disetor menjadi empat kategori tersebut merujuk pada
potensi ekonomi di setiap wilayah dan juga tingkat persaingan antar-lembaga
bank di wilayah-wilayah tersebut.
Dari modal yang disetor jelas bahwa permodalan bank umum jauh lebih besar
dibandingkan dengan BPR. Hal ini tak lepas dari cakupan kegiatan usaha bank
umum yang lebih luas dan beragam daripada BPR.
Baik bank umum maupun BPR memang sama-sama menghimpun dana dari
masyarakat melalui simpanan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat
dalam bentuk kredit. Namun secara lebih rinci, kegiatan usaha bank umum
memiliki cakupan yang lebih dari dari BPR.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, giro, dan deposito
Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit
Menerbitkan surat pengakuan hutang
Menjual, membeli, dan menjamin risiko sendiri berdasarkan kepentingan
nasabah atau perintah dari nasabah itu sendiri, meliputi surat-surat berharga
berupa obligasi, wesel, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat pengakuan
hutang, kertas perbendaharaan negara, surat dagang berjangka, dan lainnya
Menyediakan tempat penyimpanan surat-surat dan barang berharga
Melakukan kegiatan valuta asing
Meminjamkan dana atau menempatkan dana menggunakan sarana
telekomunikasi dan juga surat serta wesel
Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga
Melakukan utang-piutang
Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain
Mengurus dan menyalurkan dana pensiun berdasarkan aturan perundang-
undangan yang berlaku
4. Jenis Layanan
Sebagaimana telah termaktub dalam definisinya, BPR tidak melayani lalu lintas
pembayaran. Artinya bank ini tidak memiliki fasilitas layanan berupa transfer,
kliring, inkaso, dan perdagangan valuta asing. Namun, semua fasilitas layanan
tersebut dapat diperoleh pada bank umum.
Dalam hal pengeluaran produk perbankan, BPR hanya sebatas pada produk
simpanan berupa tabungan dan deposito berjangka, tidak menyediakan produk
simpanan berupa giro. Sebaliknya, semua produk tersebut tersedia pada bank
umum.
Jenis layanan terkait dengan pemberian kredit antara bank umum dengan BPR juga
berbeda. BPR hanya melayani Kredit Tanpa Agunan (KTA), kredit usaha
kecil, dan kredit karyawan. BPR juga tidak berwenang untuk menerbitkan
kartu kredit. Oleh sebab itu, tidak ada layanan kartu kredit pada BPR.
Sementara jenis layanan kredit pada bank umum lebih lengkap dan beragam,
mulai dari KTA, usaha kecil, karyawan, hingga properti, dan tentunya kartu
kredit.
Bicara tentang bunga, BPR cenderung lebih berani memberikan bunga simpanan
dan kredit lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum. Dalam kaitannya
dengan bunga simpanan yang lebih tinggi karena suku bunga simpanan yang
ditentukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk BPR lebih besar yakni
10,25% dibandingkan bank umum yang hanya sebesar 7,75%. Untuk bunga
kredit yang tinggi pada BPR disebabkan oleh tingginya biaya operasional
terkait dengan pemberian kredit pada masyarakat yang sebagian besar non-
bankable dan tidak memiliki agunan.
5. Wilayah Layanan
Layanan BPR lebih menyasar pada masyarakat di pedesaan atau setidaknya tingkat
kecamatan dan atau kabupaten. Oleh sebab itu, jangkauan layanan BPR
cenderung lebih sempit dibandingkan bank umum yang bisa menjangkau
nasabah dalam lingkup yang lebih luas baik nasional maupun internasional.
Mana yang lebih menguntungkan? Jawabannya tentu akan sangat tergantung
pada kebutuhan dan kepentingan dalam mengelola keuangan masing-masing
anggota masyarakat.
8. Menurut statunya jenis-jenis Bank umum di bagi menjadi dua jenis.Coba saudara
jelaskan secara lengkap kedua jenis yang di maksud?
Jawaban: a. Bank umum devisa memiliki produk yang lebih luas di bandingkan
dengan
b. Bank umum non devisa dapat melaksanakan jasa yang berhubungan
dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar negeri
.
9. Uraikan secara asal mula kegiatan perbankan secara lengkap?
Jawaban: Asal muasal kegiatan perbankan di Indonesia ini terjadi dengan adanya
system perekonomian zaman dahulu,yaitu barter.karena mengalami kekurangan,maka
system ini di ganti dengan uang barang.terus mengalami perubahan dari uang logam
menjadi uang kertas.pada saat penjajahan belanda masa dahulu,mereka mendirikan
bank yang bernama De Javasche Bank untuk system perbankan pusat dan pertukaran
benda .Akhirnya pada saat Ir.Soekarno menyatakan proklamasinya,system ini pun
mulai di kenal.
10. Jelaskan apa yang di maksud dengan kesehatan bank dan bagaimana ciri-ciri
bank yang tidak sehat ,kemudian bagaimana pula saran saudara terhadap bank
yang sakit tersebut?
Jawaban: Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan
peraturanperbankan yang berlaku.
Ciri-ciri bank tidak sehat
a. Tingginya suku bunga atas simpanan deposito biasanya menjadi patokan seseorang
atau memilih suatu bank.bahkan tanpa memperhatikan kondisi kesehatan bankterpilih
tersebut.
b. Nasabah yang memperoleh suku bunga deposito tinggi sebenarnya diuntungkan
secara tidak wajar.bisa saja,uang nasabah tidak dapat di kembalikan ,jika bank tempat
simpanan deposito itu berhenti beroperasi menurut heru.
c. LPS hanya akan menjaminkan dana deposito nasabah di bawah Rp 2 miliar dengan
sukubunga yang sudah di tetapkan oleh LPS Rate.
11. Berikan uraian secara lengkap singkat pengertian merger, konsolidasi, dan
akuisisi, kemudian jelaskan perbedaannya dengan menggunakan contoh.
Jawaban:
A. Pengertian
Merger adalah proses penggabungan antara dua atau lebih perusahaan dan hanya ada
satu perusahaan yang di pertahankan.
Konsolidasi merupakan peleburan dua atau beberapa perusahaan menjadi satu.
Akuisisi adalah proses pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham
mayoritasnya.
B. Perbedaan
Merger adalah Lippo Bank yang meleburkan diri ke CIMB Niaga, dimana hal tersebut
menyebabkan Lippo Bank berhenti beroperasi dan melebur menjadi satu dengan
CIMB Niaga.
Konsolidasi adalah pembentukan Bank Mandiridi tahun 1998 yang merupakan hasil
peleburan dari empat bank, yakni Bank Bumi Daya, Bank BDN, Bank Ekspor Impor,
dan Bank Bapindo.
Akuisisi adalah ketika Phillip Morris Ltd mengambil saham mayoritas dari PT HM
Sampoerna di tahun 2005. PT. HM Sampoerna tetap ada hingga sekarang.
12. Jelaskan secara lengkap apakah tujuan bank melakukan merger , konsolidasi, dan
akuisisi?
Jawaban: Tujuan bank melakukan merger konsolidasi dan akuisisi dengan harapan dapat
menyelamatkan bank yang hampir mengalami kolaps akibat krisis sehingga dapat
membangun kembali keadaan yang stabil.
14. jelaskan jenis” kantor bank yang ada di Indonesia dewasa ini serta fungsi masing-
masing?
Jawaban:
Bank Sentral, yaitu sebuah badan keuangan milik negara yang diberikan tanggung
jawab untuk mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan lembaga-lembaga
keuangan dan menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan tersebut akan
menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang stabil.
Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara
konvensional dan/atau berdasarkan pada prinsip syariah Islam yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat umum di sini
adalah memberikan seluruh jasa perbankan yang ada dan beroperasi hampir di
seluruh wilayah Indonesia. Bank Umum kemudian dikenal dengan sebutan bank
komersil (commercial bank).
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan perbankan
secara konvensional maupun prinsip syariah Islam di mana dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR lebih sempit daripada
bank umum, yang mana BPR hanya melayani penghimpunan dana dan penyaluran
dana saja. Bahkan dalam menghimpun dana, BPR dilarang menerima simpanan giro.
Dalam wilayah operasi pun, BPR juga dibatasi operasinya pada wilayah tertentu.
Larangan lain yaitu tidak ikut kliring dan transaksi valuta asing.
Dari rumusan Pasal 40 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, secara eksplisit disebutkan
bahwa lingkup rahasia bank adalah menyangkut bukan saja simpanan nasabah tetapi juga
(identitas) Nasabah Penyimpan yang memiliki simpanan itu. Bahkan dalam rumusan Pasal 40
itu, “Nasabah Penyimpan” disebut lebih dahulu daripada “Simpanannya”.
Ketika meletus peristiwa kredit macet dari Golden Key Group atau Eddy Tansil
yang diberikan oleh PT. Bank Pembangunan Indonesia (Persero) atau Bapindo, maka
telah timbul berbagai pendapat di kalangan masyarakat mengenai: Apakah rahasia bank
itu juga berlaku bagi keadaan keuangan dari nasabah debitur, lebih-lebih lagi nasabah
debitur yang telah macet kreditnya? Yang paling keras pendapatnya adalah Kwik Kian
Gie yang berpendapat bahwa rahasia bank hanya berlaku bagi nasabah penyimpan dana,
tidak berlaku bagi nasabah debitur. Pada waktu itu, rumusan rahasia bank yang berlaku
adalah rumusan Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 (sebelum diubah
dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998).
Dari penejelasan diatas kerahasiaan itu diperlukan untuk kepentingan bank sendiri yang
memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank.
Menurut sistem Undang-Undang Perbankan maka sanksi pidana atas pelanggaran prinsip
kerahasiaan bank ini bervariasi. Ada 3 ciri khas dalam sanksi terhadap pelanggaran rahasia
bank dalam Undang-Undang perbankan ini. Ciri khas dari sanksi pidana terhadap
pelanggaran prinsip rahasia bank yaitu sebagai berikut :
3. Tidak ada korelaasi antara beratringannya ancaman hukuman penjara deangan hukuman
denda.
Masih segar dalam ingatan kita kasus Bank Century yang amat sensasional, sedemikian
sehingga sebagian besar energi negara terkuras untuk menyelesaikannya. Dalam rangka
pengungkapan fakta, Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
pernah meminta data/keterangan tentang sejumlah besar mantan nasabah Bank Century
kepada Bank Mutiara (nama baru Bank Century setelah diambil alih oleh pemerintah).
Namun snagat disayangkan, permintaan DPR ini tidak dapat dilayani Bank Mutiara karena
bank ini tidak ingin melanggar ketentuan mengenai rahasia bank. DPR akhirnya meminta
saran kepada Mahkamah Agung agar data yang diharapkan dapat diperolehnya. Pada
akhirnya, data yang diharapkan diperoleh Pansus Angket Century melalui sebuah penetapan
pengadilan.
Ancaman hukuman pidana terhadap pelaku tindak pidana di bidang perbankan
menurut Undang-Undang dapat dibagi dalam 3 kategori sebagai berikut :
1. Pidana penajara minimal 2 (dua) tahun dan maksiamal 4 (empat) tahun serta denda
minimal 10 milyar rupiah dan maksimal 200 milyar rupiah. Pidana ini diancam terhadap
barang siapa yang tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari pimpinan Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pasal 41, pasal 41 A , dan pasal 42, dengan sengaja memaksa
bank atau pihak terafiliasi untuk memeberikan keterangan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 40 UU Perbankan.
2. Pidana penajara minimal 2 (dua) tahun dan maksiamal 4 (empat) tahun serta denda
minimal 4 milyar rupiah dan maksimal 8 milyar rupiah. Pidana Tersebut diancam terhadap
para anggota dewan komisaris, direksi, pegawai bank, atau pihak terafiliasi lainnya yang
dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut Pasal 40 UU
Perbankan.
3. Pidana penajara minimal 2 (dua) tahun dan maksiamal (tujuh) tahun serta denda minimal 4
milyar rupiah dan maksimal 15 milyar rupiah pidana ini diancam kepada anggota dewan
komisari, direksi, atau pegawai bank yang dengan sengaja tidak memberikan keterangan yang
wajib dipenuhisebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 A dan Pasal 44 A UU Perbankan
2 Sanksi Administratif
Bahwa selain ketiga sanksi pidana tersebut di atas, untuk tiap sanksi pidana, pihak
pimpinan Bank Indonesia selain dapat mencabut izin usaha bank yang bersangkutan,
Bank Indonesia dapat menetapkan atau menambah sanksi administratif sebagai
berikut:
a. Denda uang;
b. Teguran tertulis;
e. Pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik untuk kantor cabang tertentu maupun untuk
bank secara keseluruhan;
g. Pencantuman anggota pengurus, pegawai bank, pemegang saham dalam daftar orang
tercela di bidang perbankan;