Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN AGAMA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Alamat: Jl. Gajayana No. 50 Malang Jawa Timur 64144 Indonesia
E-mail : saintek@uin-malang.ac.id Telepon : 0341-558933 Faks : 0341-558933

TUGAS RESUME
STUDI AL-QUR'AN DAN AL-HADITS
(Definisi, Fungsi dan kedudukan antara Al Quran dan Hadits)

Nama : Helmi Zulfan Fanani


NIM : 19650125
Kelas : Studi Al-Quran dan Al-Hadits – E

1. Definisi, Fungsi, dan Kedudukan Al-Quran


Definisi secara bahasa, Al-Quran adalah bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-
ulang. Dan dalam ajaran agama islam, membaca Al-Quran adalah sesuatu kegiatan yang
bernilai ibadah kepada Allah SWT dan akan mendapatkan pahala bagi mereka yang
membacanya. Oleh karena itu, menurut muhammad ali ash-shabuni seorang ahli dari suriah
mengatakan bahwa Al-Quran adalah firman dari Allah SWT yang sempurna dan tidak ada
tandingannya, firman yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang disampaikan
melalui malaikat Jibril as.
Secara umum Al-Quran adalah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada hamba-
Nya (manusia) sebagai petunjuk, untuk mencapai keselamatan, dan kebahagiaan dunia
akhirat. Pada zaman Nabi, semua masalah yang ada selalu dapat diselesaikan dengan sangat
mudah, karena dapat ditanyakan kepada beliau (Nabi). Namun zaman setelah sepeninggal
nabi tidaklah demikian. Oleh karena itu, diperlukan sebuah ilmu untuk memahami isi dari Al-
Quran yang dapat disebut sebagai Ulum Al-Quran.
Fungsi dari Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW adalah yang
Pertama, sebagai petunjuk dari Allah SWT kepada umat manusia, dalam hal ini telah
dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 185 dan juga surat Al-Fusilat ayat 44 yang
didalamnya menyatakan bahwa Al-Quran diturunkan kepada manusia sebagai petunjuk bagi
umat manusia. Yang Kedua, sebagai sumber pokok dari ajaran agama islam, dalam hukum
islam telah diyakini bahwa semua yang ada dalam Al-Quran telah mengatur seluruh
persoalan yang ada saat ini, seperti contohnya tentang kemanusiaan, ekonomi, sampai dengan
ilmu pengetahuan. Yang Ketiga, sebagai pelajaran dan peringatan bagi manusia karena di
dalam Al-Quran juga banyak sekali menerangkan tentang kisah-kisah para nabi dan umat-
umat dahulu, dari umat yang melaksanakan perintah Allah SWT sampai umat yang
menentang perintah Allah SWT dan dengan kisah tersebut adalah sebagai pembelajaran bagi
kita saat ini agar dapat mengambil hikmah dari kejadian umat terdahulu. Yang Keempat,
sebagai Mukjizat Nabi Muhammad SAW selain mukjizat lainnya.
Kedudukan Al-Quran adalah sebagai sumber utama dari hukum islam bagi umat
muslim, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-nisa’ ayat 59 yang berbunyi
“Wahaiai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan Ulil amri
diantara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya). Jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebik baik akibatnya”. Dari arti ayat
tersebut sudah dapat dipastikan bahwa Al-Quran memiliki kedudukan yang sangat penting
bagi umat muslim yakni sebagai sumber hukum yang paling utama yang dapat dijadikan
pedoman dan juga petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia.

2. Definisi, Fungsi, dan Kedudukan Hadits


Menurut bahasa hadits adalah sesuatu yang baru, dan menunjukkan waktu yang
singkat atau sesuatu yang dekat. Hadits juga memiliki arti berita, yang dapat diartikan sebagai
sesuatu yang diberitakan atau diperbincangkan dari seseorang kepada orang lainnya.
Sedangkan menurut istilah syara’, hadits adalah suatu hal yang datang dari Rasulullah SAW,
baik itu pengakuan, ucapan, ataupun perbuatan. Yang dalam istilah hadits dapat disebut
dengan hadits Qauliyah (ucapan), hadits Fi’liyah (Perbuatan), dan hadits Taqririyah (ucapan
dan perbuatan).
Fungsi utama dari hadits ialah sebagai penjelas dari Al-Quran, hal ini telah dijelaskan
oleh Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 64 yang artinya “Dan kami tidak menurunkan
Kitab (Al-Quran) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan
kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman”. Dari penjelasan pada ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa Hadits memiliki fungsi sebagai penguat dan penegas atas hukum-hukum yang telah
disebutkan di dalam Al-Quran.
Dengan begitu kedudukan hadits adalah sebagai penjelas, dan terkadang memperluas
hukum dalam Al-Quran atau menetapkan suatu hukum sendiri diluar hukum yang telah di
tentukan Allah SWT dalam Al-Quran. Dengan kedudukannya sebagai penjelas hukum Al-
Quran (bayani), sudah tidak diragukan lagi dan dapat diterima oleh umat, karena tugas dari
Nabi adalah seperti itu.

3. Perbedaan dan Hubungan antara Al-Quran, hadis qudsi, hadis nabawi,


dan atsar.
Bila di lihat dari fungsinya, hubungan antara Hadits dengan Al-Quran sangatlah
berkaitan. Karena pada dasarnya Hadits ini berfungsi sebagai penjelas hukum yang ada di
dalam Al-Quran dalam segala bentuknya, sebagaimana yang disebutkan di atas. Allah SWT
telah menetapkan hukum-hukum d dalam Al-Quran adalah untuk diamalkan. Akan tetapi,
pengalaman hukum Allah diberi penjelasan oleh Nabi. Dan dengan demikian hukum-hukum
yang ditetapkan Allah SWT dalam Al-Quran, dapat secara sempurna dilaksanakan oleh umat.
Sebagaimana dijelaskan dalam uraian tentang Al-Quran, bahwa sebagian besar hukum di
dalam Al-Quran adalah dalam bentuk garis besar, yang secara amaliyah belum dapat
dilaksanakan tanpa adanya penjelasan dari hadits.
Dengan demikian hubungan antara hadits dengan Al-Quran yang utama ialah untuk
menjelaskan Al-Quran. Dengan itu bila Al-Quran disebut sebagai sumber asli untuk hukum
fiqh, maka hadits dapat disebut sebagai bayani. Dan dalam kedudukannya sebagai bayani,
maka Hadits menjalankan fungsi untuk menguatkan dan menegaskan hukum dalam Al-Quran
atau juga disebut fungsi ta’kid dan taqrir, memberikan penjelasan terhadap apa yang
dimaksud dalam Al-Quran, menjelaskan arti atau permasalahan yang masih samar dalam Al-
Quran, dan memperluas maksud dari sesuatu yang di sebut dalam Al-Quran.
Hadits yang mana sebagai penjelas dari hukum di Al-Quran sendiri memiliki
beberapa macam yang didalamnya memiliki perbedaan, dan berikut adalah contohnya:
1. Hadits Qudsi
Hadits qudsi adalah hadits yang bersumber dari Rasulullah SAW dan
disanadkan kepada Allah SWT. menurut para ulama’ hadits qudsi adalah Sesuatu
yang diberitakan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan jibril as,
atau dengan jalan ilham atau mimpi waktu tidur, lalu oleh Rasulullah SAW
diberitakannya maksud dan tujuan berita diatas kepada ummatnya dengan lafadh dan
ucapan beliau sendiri, berdasarkan taudiq dari Allah SWT. Oleh karena itu, saat
Rasulullah meriwayatkan hadits qudsi, Rasulullah mengucapkan “Allah berfirman”,
akan tetapi firman yang dimaksud tidak dimasukkan dalam Al-Quran, begitu juga
dengan susunan katanya tidak sama dengan susunan kata dalam ayat-ayat Al-Quran.
2. Hadits Nabawi
Hadits Nabawi adalah hadits yang disandarkan atas nabi Muhammad SAW,
baik berupa perkataan maupun perbuatan. Jadi hadits nabawi tidaklah hadits yang
disandarkan kepada Allah SWT. hadits nabawi diberitakan oleh Rasulullah SAW
dengan melalui qawli (perkataan), fi’li (Perbuatan), dan taqriri (persetujuan). Hadits
nabawi ialah penjelasan dari kandungan wahyu baik langsung maupun tidak. Dan
wahyu itu di dapatkan Rasulullah dengan berijtihad sebelum menjawab suatu
permasalahan.

Atsar adalah sumber hukum yang mirip dengan definisi hadis sebagaimana yang telah
dikatakan oleh Imam Al Nawawi bahwa para ahli hadis menyebut jika hadis marfu dan hadis
maukuf dengan “atsar”. Atsar adalah sesuatu hukum yang datang dari sahabat (baik perkataan
maupun perbuatan). Dan dalam hal ini atsar berarti hadits mauquf. Dan jika ditinjau dari segi
bahasa yang berarti bekas atau peninggalan dari sesuatu, karena perkataan dan perbuatan
merupakan sisa-sisa atau peninggalan dari Nabi SAW. karena yang berasal dari nabi SAW
disebut khabar, maka dapat dikatakan yang berasal dari sahabat disebut atsar.
Daftar Pustaka

Drajat, Amroeni. 2017. Ulumul Quran Pengantar Ilmu-ilmu Al-Quran. Depok: Kencana.

Jamaril. 2017. Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Hadits. (Online),


(https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-fungsi-
hadits.html. Diakses pada 4 Februari 2021).

Suparta, Munzier. 2013. Ilmu Hadits. Jakarta: Rajawali.

Tanpa Nama. 2020. Pengertian Al-Quran. (Online), (https://belajargiat.id/quran/. Diakses


pada 4 Februari 2021).

Usman, K.H.M. Ali, H.A.A. Dahlan, dan H.M.D. Dahlan. 1993. Hadits Qudsi. Bandung: CV
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai