Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion

Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN PENIPUAN MELALUI


MEDIA ELEKTRONIK (SUATU PENDEKATAN VIKTIMOLOGI)

IKA POMOUNDA / D 101 10 417

ABSTRAK
Kejahatan penipuan yang dilakukan manusia melalui media Elektronik
merupakan kejahatan yang sering terjadi masa sekarang, sehingga kejahatan
yang diterjadi tersebut hanya dapat dilakukan oleh orang-orang menguasai
dan memahami teknnologi canggih, dan teknologi canggih tersebut yang
mereka gunakan untuk melakukan tindak pidana penipuan, hal ini akan
membuat banyak korban penipuan yang dimana korbanya kurang memahami
dan menguasai teknologi atau media elektronik itu sehingga sulit untuk
meminta pertanggung jawaban pelaku penipuan. Tindak pidana yang
dilakukan memalui media elektronik tersebut diatur dalam Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut 1). Bagaimana pengaturan tindak pidana penipuan melalui
media elektronik? 2) Bagaimana perlindungan hukum terhadap korban
penipuan media elektronik?. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
pengaturan tindak pidana penipuan melalui media elektronik dan untuk
mengetahui perlindungan hukum terhadap korban penipuan media elektronik.
Hasil dari analisis penulisan ini penulis berkesimpulan pengaturan
tentang tindak pidana penipuan melalui media elektronik adalah di-rumusan
Pasal 28 ayat (1) UU ITE dan Pasal 378 KUHP dan Perlindungan hukum bagi
korban penipuan melalui media elektronik adalah dapat dilihat kebijakan
hukum terkait dengan tindak pidana penipuan melaui media elektronik

Kata Kunci : Tindak Pidana Penipuan Melalui Media Elektronik

I. PENDAHULUAN perubahan senantiasa terjadi, baik secara


A. Latar Belakang perlahan sehingga hampir luput dari
Berbagai perubahan senantiasa terjadi, peninjauan yang biasa, atau terjadi begitu
baik secara perlahan maupun, atau terjadi cepat sehingga sukar untuk menyatakan
begitu cepat sehingga sukar untuk menyatakan dengan pasti adanya lembaga kemasyarakatan
dengan pasti adanya lembaga kemasyarakatan yang menetap. Usaha mewujudkan cita-cita
yang menetap? Demikian juga masyarakat, hukum (rechtside) untuk mensejahterakan
seiring dengan kemajuan yang dialami masyarakat melalui kebijakan hukum pidana
masyarakat dalam berbagai bidang, bertambah tidak merupakan satu-satunya cara yang
pula peraturan-peraturan hukum. Penambahan memiliki peran paling strategis. Dikatakan
peraturan hukum itu tidak dapat dicegah demikian karena hokum pidana hanya sebagai
karena masyarakat berharap dengan salah satu dari sarana kontrol masyarakat
bertambahnya peraturan tersebut, kehidupan (sosial).
dan keamanan bertambah baik walaupun Pada era globalisasi, kemajuan ilmu
mungkin jumlah pelanggaran terhadap pengetahuan dan teknologi telah membawa
peraturan-peraturan itu bertambah.1 Berbagai manusia kepada kemudahan berinteraksi
antara satu sama lain nyaris tanpa batas-batas
1
Leden Marpaung. Asas – Teori – Praktik negara dan wilayah. Pada abad 21 yang
Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta. 2009. Hlm 1`
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015

diawali dengan revolusi informasi dengan komunikasi telah mengubah perilaku


membawa harapan pada kehidupan umat mayarakat dan peradaban manusia secara
manusia yang lebih baik, lebih makmur dan global. Di samping itu, perkembangan
sejahtera. Globalisasi yang disertai revolusi teknologi informasi telah menyebabkan dunia
informasi dan tehknologi mestinya dapat menjadi tanpa batas (borderless) dan
mempermudah pengembangan pemahaman menyebabkan perubahan sosial yang secara
bersama dan rasa persaudaraan dalam suatu signifikan berlangsung demikian cepat.
relasi tanggung jawab universal untuk Teknologi informasi saat ini menjadi pedang
menciptakan suatu masyarakat dunia yang bermata dua, karena selain memberikan
“masyarakat beradab” dan “masyarakat yang kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan,
layak”. Dalam kenyataannya perkembangan kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus
tersebut menimbulkan kompleksitas menjadi arena efektif perbuatan melawan
permasalahan. Permasalahan yang muncul itu hukum.
lebih beragam mencakup masalah ekologi, Dalam era informasi (information age),
ekonomi, politik, dan sosial. Masyarakat telah keberadaan suatu informasi mempunyai arti
memanfaatkan teknologi dalam kehidupan dan peranan yang sangat penting didalam
sehari-hari, salah satunya teknologi informasi aspek kehidupan sehingga ketergantungan
dan komunikasi seperti telepon genggam, akan tersedianya informasi semakin
internet dan media elektronik lainnya. Selain meningkat. Perubahan bentuk masyarakat
memiliki dampak positif yang besar, teknologi menjadi suatu masyarakat informasi
informasi dan komunikasi juga memiliki sisi (information society) memicu perkembangan
negatif. Berbagai kejahatan dapat dilakukan teknologi informasi (information technology
dengan menggunakan teknologi informasi revolution) yang menciptakan perangkat
seperti proses prostitusi, perjudian di dunia teknologi yang kian canggih dan informasi
maya (internet), pembobolan Automated Teller yang berkualitas. Di Indonesia, perkembangan
Machine (ATM), pencurian data-data teknologi informasi semakin pesat dan
perusahaan lewat internet dan penipuan pengggunanya pun semakin banyak tetapi
melalui media elektronik. Oleh sebab itu perkembangan ini tidak diimbangi dengan
diperlukan hukum untuk mengaturnya.2 perkembangan hukumnya data atau
keunggulan teknologi berupa kecepatan informasi elektronik akan diolah dan
dan ketelitiannya dalam menyelesaikan diproses dalam suatu sistem elektronik
pekerjaan sehingga dapat menekan jumlah dalam bentuk gelombang digital (digital
tenaga kerja, biaya serta memperkecil information). Dengan kemajuan teknologi
kemungkinan melakukan kesalahan, informasi yang pesat, diiringi dengan
mengakibatkan masyarakat semakin terjadinya perikatan antar pihak yang
mengalami ketergantungan kepada teknologi. dilakukan dengan cara pertukaran informasi
Dampak negatif dapat timbul apabila terjadi untuk melakukan transaksi perdagangan secara
kesalahan yang ditimbulkan oleh peralatan elektronik di ruang lingkup maya (cyber).
teknologi yang akan mengakibatkan kerugian Saat ini telah lahir suatu rezim hukum
besar bagi pemakai (user) atau pihak-pihak baru yang dikenal dengan Hukum Siber, yang
yang berkepentingan. Kesalahan yang diambil dari kata Cyber Law adalah istilah
disengaja mengarah kepada penyalahgunaan hukum yang Terkait dengan pemanfaatan
teknologi.3 Teknologi informasi dan teknologi informasi. Istilah lain yang
digunakan adalah Hukum Teknologi Informasi
2
O.C. Kaligis,. Penerapan Undang-undang (Law Of Information Technology), Hukum
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Dunia Maya (Virtual World Law) dan hukum
Transaksi Elektronik Dalam Prakteknya, Yarsif Mayantara. Itilah-itilah tersebut lahir
Watampone, Jakarta. 2012. Hlm 1-3 mengingat kegiatan internet dan pemanfaatan
3
Andi Hamzah, 1990, Aspek-aspek Pidana di
Bidang Komputer, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 23-24. teknologi informasi berbaris virtual. Istilah
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015

hukum siber digunakan dalam tulisan ini dampak, baik itu berupa dampak positif
dilandasi pemikiran bahwa cyber jika maupun negatif. Dampak positif dari
diidentikan dengan “Dunia Maya” akan kemajuan informasi dan teknologi yaitu
cukup menghadapi persoalan jika harus mempermudah dan mempercepat akses
membuktikan suatu persoalan yang informasi yang kita butuhkan, transaksi
diasumsikan sebagai “maya”, sesuatu yang perusahaan atau perseorangan untuk
tidak terlihat dan semu. kepentingan bisnis, proses komunikasi tidak
Pemanfaatan teknologi informasi dan terhalang waktu dan tempat dan sebagainya.
komunikasi selain juga memberikan Disisi lain, salah satu dampak negatif dari
dampak poitif tentu pada sisi Iainnya telah kecanggihan teknologi adalah cyber crime.
membuka peluang baru atau bahkan fasilitas Pada pasal 1 angka 1 UU ITE,
bagi para pelaku kejahatan untuk menyebutkan:
menggunakan nya sebagai instrumen “ Informasi Elektronik adalah satu atau
melakukan kejahatan yang berdimensi sekumpulan data elektronik, termasuk tapi
dan modus baru di wilayah penggunaan tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar,
teknologi informasi dan komunikasi tersebut, peta,rancangan, foto, electronic data
oleh karena itu diperlukan pranata intercharge (EDI), surat elektronik
hukum yang dapat memberikan proteksi. (electronic mail), telegram, teleks,
Berlakunya Undang-undang Nomor 11 telecopy, atau sejenisnya, huruf, tanda,
Tahun 2008 tentang Informasi dan angka, Kode akses, symbol, atau perforasi
Transaksi Elektronik ( UU ITE), terciptalah yang telah diolah yang memiliki arti atau
suatu bidang kajian baru dalam hukum dapat dipahami oleh orang yang mampu
menyangkut dunia maya (law in memahaminya”
cyberspace). Kehadiran bidang baru ini Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) UU ITE
membawa dampak perubahan bagi hukum menyatakan bahwa Informasi Elektronik
di dalam hal kriminalisasi perbuatan- dan/atau hasil cetaknya adalah alat bukti
perbuatan yang ada di dunia siber. Jika hukum yang sah dan merupakan perluasan
dahulu, perbuatan-perbuatan merugikan di dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum
dunia siber sulit untuk dibuktikan, maka Acara yang berlaku di Indonesia.4
dengan keberadaan UU ITE ini dapat UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang
terbantu. Oleh karena dunia siber ada Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
dimensi yang berbeda dengan dunia nyata , maka pasal yang di kenakan adalah Pasal 28
maka pengaturan hukum dalam dunia siber ayat (1) , yang berunyi sebagai berikut : (1)
tentu berbeda pula. Terdapat karakteristik- Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
karakteristik teknologi informasi yang menyebarkan berita bohong dan menyesatkan
harus mendapat pengkajian hukum lebih yang mengakibatkan kerugian konsumen
lanjut. dalam transaksi Elektronik. Acaman pidana
Globalisasi merupakan perkembangan dari pasal tersebut adalah penjara selama 6
kontemporer yang mempunyai pengaruh (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
dalam mendorong munculnya berbagai Rp 1 miliar (Pasal 45 ayat (2)UU ITE)
kemungkinan tentang perubahan dunia yang Media elektronik terdiri dari dua kata
akan berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat yaitu “media” dan “elektronik” yang dalam
menghilangkan berbagai halangan dan Kamus Bahasa Indonesia, media berarti sarana
rintangan yang menjadikan semakin satu sama atau alat berupa sarana komunikasi bagi
lain. Globalisasi akan membawa perspektif masyarakat berupa koran, majalah, televisi,
baru tentang konsep “Dunia Tanpa Tapal siaran radio, telepon, internet dan sebagainya
Batas”. Hal ini didukung dengan
perkembangan teknologi yang canggih.
Kemajuan teknologi memberikan berbagai 4
O.C Kaligis. Op.Cit. hlm 4
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015

yang terletak di antara dua pihak sebagai II. PEMBAHASAN


perantara atau penghubung.5 A. Pengaturan Tindak Pidana Penipuan
Media elektronik merujuk kepada alat Melalui Media Elektronik
sebaran yang menggunakan teknologi Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
elektronik atau elektromekanik untuk dicapai tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
pengguna seperti radio, televisi, konsol (“UU ITE”) tidak secara khusus mengatur
permainan, komputer, telefon dan lain-lain. mengenai tindak pidana penipuan. Selama ini,
Istilah ini merupakan kontras dari media statis tindak pidana penipuan sendiri diatur dalam
(terutama media cetak), yang meskipun sering Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum
dihasilkan secara elektronis tapi tidak Pidana (“KUHP”), dengan rumusan pasal
membutuhkan elektronik untuk diakses oleh sebagai berikut: 6
pengguna akhir. Sumber media elektronik “Barangsiapa dengan maksud untuk
yang familier bagi pengguna umum antara lain menguntungkan diri sendiri atau orang lain
adalah rekaman video, rekaman audio, secara melawan hukum dengan
presentasi multimedia, dan konten daring. menggunakan nama palsu atau martabat
Media elektronik dapat berbentuk analog (hoedaningheid) palsu; dengan tipu
maupun digital, walaupun media baru pada muslihat, ataupun rangkaian kebohongan,
umumnya berbentuk digital. menggerakkan orang lain untuk
Kejahatan penipuan yang dilakukan menyerahkan barang sesuatu kepadanya,
manusia melalui media Elektronik merupakan atau supaya memberi utang maupun
kejahatan yang sering terjadi masa sekarang, menghapuskan piutang, diancam, karena
sehingga kejahatan yang diterjadi tersebut penipuan, dengan pidana penjara paling
hanya dapat dilakukan oleh orang-orang lama empat tahun.”
menguasai dan memahami teknnologi Walaupun UU ITE tidak secara khusus
canggih, dan teknologi canggih tersebut yang mengatur mengenai tindak pidana penipuan,
mereka gunakan untuk melakukan tindak namun terkait dengan timbulnya kerugian
pidana penipuan, hal ini akan membuat konsumen dalam transaksi elektronik terdapat
banyak korban penipuan yang dimana ketentuan Pasal 28 ayat (1) UU ITE yang
korbanya kurang memahami dan menguasai menyatakan:
teknologi atau media elektronik itu sehingga “Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa
sulit untuk meminta pertanggung jawaban hak menyebarkan berita bohong dan
pelaku penipuan. Tindak pidana yang menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
dilakukan memalui media elektronik tersebut konsumen dalam Transaksi Elektronik.”
diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Terhadap pelanggaran Pasal 28 ayat (1)
Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi UU ITE diancam pidana penjara paling lama
Elektronik. Berdasarkan uraian latar belakang enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp1
diatas maka penulis mengangkat sebuah judul miliar, sesuai pengaturan Pasal 45 ayat (2) UU
proposal skripsi “Perlindungan Hukum ITE.
Terhadap Korban Penipuan Melalui Media Jadi, dari rumusan-rumusan Pasal 28
Elektronik (Suatu Pedekatan Victimologi). ayat (1) UU ITE dan Pasal 378 KUHP tersebut
B. Rumusan Masalah dapat kita ketahui bahwa keduanya mengatur
1. Bagaimana pengaturan tindak pidana hal yang berbeda. Pasal 378 KUHP mengatur
penipuan melalui media elektronik? penipuan (penjelasan mengenai unsur-unsur
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap dalam Pasal 378 KUHP silakan simak artikel
korban penipuan media elektronik? Penipuan SMS Berhadiah), sementara Pasal

6
hhtp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f
5
Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa 0db1bf8ed3/pasal-untuk-menjerat-pelaku-penipuan-
Indonesia, Agung Media Mulia. 2009. Hlm 400 dalam-jual-beli-online. diakses tanggal 6 juni 2014
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015

28 ayat (1) UU ITE mengatur mengenai berita sesuatu supaya tersembunyi. Sedangkan
bohong yang menyebabkan kerugian perlindungan memiliki pengertian suatu
konsumen dalam transaksi elektronik perbuatan maksudnya melindungi; memberi
(penjelasan mengenai unsur-unsur dalam Pasal pertolongan7. Istilah hukum ini sendiri ada
28 ayat (1) UU ITE silakan simak artikel Arti bermacam-macam. Recht yang berasal dari
Berita Bohong dan Menyesatkan dalam UU kata Rechtum yang mempunyai arti bimbingan
ITE). atau tuntutan atau pemerintahan. Kata ius ini
Walaupun begitu, kedua tindak pidana berasal dari kata Iubre yang artinya mengatur
tersebut memiliki suatu kesamaan, yaitu dapat atau memerintah. Perkataan mengatur atau
mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Tapi, memerintah itu mengandung dan berpangkal
rumusan Pasal 28 ayat (1) UU ITE tidak pada kewibawaan.
mensyaratkan adanya unsur “menguntungkan Jadi pengertian dari perlindungan
diri sendiri atau orang lain” sebagaimana hukum adalah segala daya upaya yang
diatur dalam Pasal 378 KUHP tentang dilakukan secara sadar oleh setiap orang
penipuan. maupun lembaga pemerintahan, swasta yang
Pada akhirnya, dibutuhkan kejelian bertujuan untuk mengusahakan pengamanan,
pihak penyidik kepolisian untuk menentukan penguasaan dan pemenuhan kesejahteraaan
kapan harus menggunakan Pasal 378 KUHP hidup sesuai dengan hak-hak-hak asasi yang
dan kapan harus menggunakan ketentuan- ada.
ketentuan dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE. Penipuan di internet atau bahasa lainnya
Namun, pada praktiknya pihak kepolisian penipuan secara online pada prinsipnya sama
dapat mengenakan pasal-pasal berlapis dengan penipuan konvensional, yang
terhadap suatu tindak pidana yang memenuhi membedakan dari keduanya hanyalah sarana
unsur-unsur tindak pidana penipuan perbuatannya yakni menggunakan sistem
sebagaimana diatur dalam Pasal 378 KUHP elektronik seperti komputer, internet dan
dan memenuhi unsur-unsur tindak pidana perangkat telekomunikasi lainnya. sehingga
Pasal 28 ayat (1) UU ITE. Artinya, bila secara hukum penipuan di internet atau
memang unsur-unsur tindak pidananya penipuan secara online dapat diperlakukan
terpenuhi, polisi dapat menggunakan kedua sama dengan delik konvensional.
pasal tersebut. Mengenai kebijakan hukum terkait
Lepas dari itu, menurut praktisi hukum dengan tindak pidana penipuan transaksi jual
Iman Sjahputra, kasus penipuan yang beli di internet, khususnya dalam hal ini
menyebabkan kerugian konsumen dari kebijakan yang dapat diterapkan terhadap
transaksi elektronik jumlahnya banyak. Di sisi pelaku, Kitab Undang-undang Hukum Pidana
lain, Iman dalam artikel Iman Sjahputra: (KUHP) dan Undang-undang Informasi dan
Konsumen Masih Dirugikan dalam Transaksi Transaksi Elektronik (UU ITE) sebagaimana
Elektronik juga mengatakan bahwa seringkali peraturan perundang-undangan yang berlaku
kasus penipuan dalam transaksi elektronik di indonesia terkait dalam tindak pidana ini,
tidak dilaporkan ke pihak berwenang karena masing-masing mangaturnya dalam satu pasal.
nilai transaksinya dianggap tidak terlalu besar. Dalam KUHP pasal yang secara khusus
Menurut Iman, masih banyaknya penipuan mengatur tindak pidana penipuan terdapat
dalam transaksi elektronik karena hingga saat dalam Pasal 378 KUHP, yang berbunyi
ini belum dibentuk Lembaga Sertifikasi sebagai berikut ;
Keandalan yang diamanatkan Pasal 10 UU "Barang siapa dengan maksud untuk
ITE. menguntungkan diri sendiri atau orang lain
B. Perlindungan Hukum Terhadap Korban dengan melawan hukum, dengan memakai
Penipuan Media Elektronik
Perlindungan berasal dari kata lindung 7
Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
yang artinya menempatkan diri dibawah Indonesia, (Balai Pustaka , Jakarta: 1961), hlm 794.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015

nama palsu atau martabat palsu, dengan apabila memang unsur-unsur dari kedua pasal
tipu muslihat ataupun dengan rangkaian tersebut terpenuhi.
kebohongan menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan sesuatu benda III. PENUTUP
kepadanya, atau supaya memberi hutang A. Kesimpulan
maupun menghapuskan piutang, diancam Melihat hasil pembahasan yang
karena penipuan dengan pidana penjara teruraikan secara perinci diatas maka itu saya
paling lama 4 tahun” menyimpulkan bahwa:
Sedangkan dalam UU ITE, pasal yang 1. Bahwa pengaturan tentang tindak pidana
mengatur terkait dengan tindak pidana penipuan melalui media elektronik adalah
penipuan khususnya di internet, di atur dalam di-rumusan Pasal 28 ayat (1) UU ITE dan
Pasal 28 ayat (1), yang berbunyi sebagai Pasal 378 KUHP tersebut dapat kita ketahui
berikut : bahwa keduanya mengatur hal yang
(1)“Setiap Orang dengan sengaja dan berbeda. Pasal 378 KUHP mengatur
tanpa hak menyebarkan berita dan penipuan (penjelasan mengenai unsur-
menyesatkan yang mengakibatkan unsur dalam Pasal 378 KUHP silakan
kerugian konsumen dalam Transaksi simak artikel Penipuan SMS Berhadiah),
Elektronik”bohong sementara Pasal 28 ayat (1) UU ITE
Ancaman pidana yang dapat dikenakan mengatur mengenai berita bohong yang
terhadap pelaku adalah pidana penjaran paling menyebabkan kerugian konsumen dalam
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling transaksi elektronik (penjelasan mengenai
banyak Rp. 1 miliar sebagai mana disebutkan unsur-unsur dalam Pasal 28 ayat (1) UU
dalam Pasal 45 ayat (2) UU ITE, perihal ITE silakan simak artikel Arti Berita
ketentuan pidana dari pasal 28 ayat (1) UU Bohong dan Menyesatkan dalam UU ITE).
ITE. Walaupun begitu, kedua tindak pidana
Perlu diketahui sebelumnya, walaupun tersebut memiliki suatu kesamaan, yaitu
isi dari Pasal 28 ayat (1) tidak secara khusus dapat mengakibatkan kerugian bagi orang
mengatur mengenai tindak pidana penipuan, lain. Tapi, rumusan Pasal 28 ayat (1) UU
namun terkait dengan adanya unsur ITE tidak mensyaratkan adanya unsur
sebagaimana disebutkan dalam pasal tersebut “menguntungkan diri sendiri atau orang
yaitu “kerugian konsumen dalam transaksi lain” sebagaimana diatur dalam Pasal 378
elektronik”, maka pasal tersebut dapat KUHP tentang penipuan.
digunakan terhadap pelaku yang melakukan 2. Perlindungan hukum bagi korban penipuan
tindak pidana penipuan di internet. melalui media elektronik adalah dapat
Terkait adanya 2 (dua) aturan mengenai dilihat kebijakan hukum terkait dengan
tindak pidana penipuan di internet atau tindak pidana penipuan melaui media
penipuan secara online yakni Pasal 378 KUHP elektronik, khususnya dalam hal ini
dan Pasal 27 ayat (1) UU ITE, mengenai kebijakan yang dapat diterapkan terhadap
kebijakan yang dapat diterapkan kepada pelaku, Kitab Undang-undang Hukum
pelaku sepenuhnya dikembalikan kepada Pidana (KUHP) dan Undang-undang
penyidik untuk menentukan Pasal mana yang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
akan dikenakan terhadap pelaku, disini ITE) sebagaimana peraturan perundang-
dibutuhkan kejelian dari pihak penyidik yang undangan yang berlaku di indonesia terkait
menanganiya dalam tindak pidana ini, masing-masing
Namun tidak menutup kemungkinan mangaturnya dalam satu pasal.
juga pihak penyidik dapat menggunakan Dalam KUHP pasal yang secara khusus
kedua pasal tersebut secara bersamaan atau mengatur tindak pidana penipuan terdapat
istilah yang biasa disebut pasal berlapis, dalam Pasal 378 KUHP, yang berbunyi
sebagai berikut ;
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015

"Barang siapa dengan maksud untuk diketahui oleh seluruh masyarakat


menguntungkan diri sendiri atau orang indonesia.
lain dengan melawan hukum, dengan
memakai nama palsu atau martabat
palsu, dengan tipu muslihat ataupun
dengan rangkaian kebohongan
menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan sesuatu benda kepadanya,
atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang, diancam karena
penipuan dengan pidana penjara paling
lama 4 tahun”
Sedangkan dalam UU ITE, pasal yang
mengatur terkait dengan tindak pidana
penipuan khususnya di internet, di atur
dalam Pasal 28 ayat (1), yang berbunyi
sebagai berikut :
“Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan berita bohong
dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik”
Ancaman pidana yang dapat dikenakan
terhadap pelaku adalah pidana penjaran
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 1 miliar sebagai mana
disebutkan dalam Pasal 45 ayat (2) UU
ITE, perihal ketentuan pidana dari pasal 28
ayat (1) UU ITE.
B. Saran
1. Saran atau harapan sebagai penulis bahwa
dimana regulasi yang telah ada dinegara
saat ini kiranya dapat di optimalkan untuk
mengatur tentang tindak pidana penipuan
melalui media elektronik yaitu untuk
menekankan pengurangan angka pelaku
tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku
kejahatan tindak pidana penipuan
khususnya melalui media elektronik.
2. Bahwa Sampai saat ini pemerintah belum
bisa melindungi masyarakatnya secara
maksimal khususnya dalam hal ini
melindungi masyarakat atas tindak pidana
penipuan transaksi di internet, seharusnya
pemerintah melakukan berbagai cara
melindungi masyarakatnya dari tindak
pidana, seperti melakukan sosialisai atau
himbauan kepada masyarakat melalui
berbagai media elektronik yang dapat
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
Andi Hamzah, 1990, Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer, Sinar Grafika, Jakarta, hal.
23-24.
Leden Marpaung. Asas – Teori – Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta. 2009.
O.C. Kaligis,. Penerapan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik Dalam Prakteknya, Yarsif Watampone, Jakarta. 2012.
Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Agung Media Mulia. 2009.
Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka , Jakarta: 1961),
Arif Gosita,1989. Masalah Perlindungan Anak. Jakarta: Akademi Presindo. 1989
B. Peraturan Perundang-Undangan
KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik
C. Internet
hhtp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f0db1bf8ed3/pasal-untuk-menjerat-pelaku-penipuan-
dalam-jual-beli-online. diakses tanggal 6 juni 2014
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015

BIODATA

IKA POMOUNDA, Lahir di Manado, 25 Oktober 1992, Alamat Rumah


Jalan ........................................, Nomor Telepon +6285241470020, Alamat
Email ika_pomounda@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai