Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. A

DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

DI KELURAHAN CEPU RT 01 RW 01

KECAMATAN CEPU, BLORA

Disusun oleh :

Dian Mustika Ningrum


P1337420920065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. A Dengan Resiko Perilaku Kekerasan
Di Kelurahan Cepu RT 01 RW 01 Kecamatan Cepu, Blora, karya :

Nama : Dian Mustika Ningrum

NIM : P1337420920065

Program Studi : Profesi Ners

Telah disetujui tanggal 13 Februari 2021 oleh pembimbing :

Pembimbing Akademik : Siswoko, S.Kep, Ners, MHKes ( )

NIP : 1966031 198803 1 003

Pembimbing Klinik : Titik Handayani, S.Kep, Ners ( )

NIP : 19810906 200903 2 001


A. PENGKAJIAN

1. BIODATA IDENTITAS

PASIEN

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 25 tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaaan : Wiraswasta

Alamat : Cepu 1/1

Tanggal Pengkajian : 1 Februari 2020

Diagnosa Medis : RPK

2. Keluhan Utama

Pasien mengatakan ingin motor tetapi tidak dibelikan klien mengamuk dan

marah mudah tersinggung, sulit tidur, afek labil, wajah tegang, intonasi meninggi

dan cepat, tidak bisa duduk tenang dan mondar mandir.

3. Faktor Predisposisi

a. Riwayat gangguan jiwa di masa lalu

Pasien tidak mengalami gangguan jiwa dimasa lalu

b. Trauma masa lalu

Pasien ingin motor tetapi tidak dbelikan

c. Pernah mengalami benturan fisik

Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan atau benturan.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda Vital
TD : 120/90 mmHg S : 36,5 oC
N : 80 x/mnt RR : 20 x/mnt
b. Ukuran Badan
BB : 60 Kg TB : 160 cm
c. Head to toe
1) Kepala dan rambut
Kepala mesocepal, pertumbuhan rambut merata, rambut pendek,
bergelombang, lepek, berketombe, tidak rontok, dan tidak terdapat benjolan
ataupun lesi pada kepala.
2) Hidung dan Respirasi
Nafas regular, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada polip, tidak
mengunakan alat bantu pernapasan.
3) Telinga
Simetris, bersih tidak ada penumpukan serumen, tidak ada lesi serta tidak
memakai alat bantu dengar, fungsi pendengaran baik
4) Mata
Mata klien tampak sayu dan kantung mata klien tampak menghitam (mata
panda), konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek terhadap cahaya
positif, gerak mata simetris penglihatan jelas.
5) Mulut
Tidak terdapat cyanosis, mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi
utuh, terdapat karang gigi, terdapat caries dan klien tidak menggunakan gigi
palsu.
6) Leher
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan pada trakea, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran tonsil.
7) Dada
Pergerakan dada simetris, bentuk dada Normochest, Tidak terdapat nyeri
tekan. Ictus cordis tak tampak teraba pada intercosta 5
8) Abdomen
Bentuk abdomen datar, tidak ada ascites, hepar dan limfa tidak teraba, tidak
ada nyeri tekan
9) Kulit
Turgor kulit normal, pitting edema kembali < 2 detik, tidak terjadi cyanosis
dan tidak terjadi jaundice, bersih, tidak ada tanda-tanda panu ataupun
gangguan kulit lainnya.
10) Ekstremitas Atas
Ekstremitas atas kanan dapat digerakkan dengan normal, capille refill kurang
dari 2 detik, tidak terdapat clubing finger
11) Ekstremitas Bawah
Ekstremitas bawah dapat digerakkan dengan normal, tidak terdapat edema
pada kaki, dan tidak terdapat clubbing finger pada jari kaki.

5. Psikososial

a. Genogram :

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

: klien

: tinggal serumah

: sudah meninggal

b. Persepsi pasien tentang dirinya : pasien tidak menyadari bahwa dia sakit

jiwa.

c. Konsep Diri

1) Gambaran diri : saat ditanya bagian tubuh mana yang disukai, pasien

mengatakan tidak menyukai bagian manapun karena saya jelek.

2) Identitas : pasien mengatakan seorang laki-laki berusia 25 tahun dan

belum menikah, pasien sebagai anak

3) Peran : pasien mengatakan pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara

4) Ideal diri : pasien sering mengatakan ingin motor

5) Harga diri : pasien mengatakan malu karena tidak punya

motor
d. Hubungan Sosial

1) Orang yang berarti : pasien mengatakan orang yang berarti adalah kedua

orang tua.

2) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : saat pengkajian pasien

dapat berinteraksi dengan baik dan berespon baik.

e. Spiritual

1) Nilai dan keyakinan : Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang

agama islam.

2) Kegiatan ibadah : pasien mengatakan selama dirawat pasien tidak pernah

beribadah.

6. Status Mental

a. Penampilan

Pasien mengatakan “selalu mandi 2 kali dalam sehari, sikat gigi 2 kali dalam

sehari dan memakai sabun”.

b. Pembicaraan

Pasien berbicara dengan nada lambat dan lama menjawab pertanyaan dari

perawat. Pasien tidak mampu memulai pembicaraan tanpa diberi rangsang

stimulus.

a. Aktivitas Motorik

Klien Nampak tegang dan gelisah

b. Alam Perasaan

Pasien merasa marah jika tidak dibelikan motor

c. Afek

Afek pasien labil, bila ditanya dijawab dengan nada yang tinggi dan keras.

d. Interaksi selama wawancara

Selama interaksi klien kadang menjawab dengan nada bicara yang cepat..

c. Persepsi halusinasi

Pasien tidak mengalami halusinasi

d. Proses Pikir
Tidak ada waham.

e. Isi Pikir

Tidak ada gangguan isi pikir.

f. Tingkat Kesadaran

Pada saat wawancara pasien dapat menjawab dimana dia berada, hari dan

tanggal berapa sekarang.

g. Tingkat Konsentrasi dan berhitung

Pasien mampu membaca dan berhitung dengan baik.

7. Pola Kebiasaan Sehari-hari

1. Pola makan dan minum

a. Frekuensi makan /hari : 3 kali sehari

b. Nafsu / selera makan : klien tidak nafsu makan

c. Tampak makan memisahkan diri : klien tidak ada memisahkan diri saat

makan , klien makan dengan keluarga nya

d. Waktu pemberian makan : pagi, siang, dan malam

e. Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jeni nasi + lauk pauk dan sayur dan

klien apa yang dimasak keluarganya dimakan

f. Masalah makan dan minum : klien tidak mengalami kesulitan

makan dan menelan

2. Perawatan diri / personal hygiene

a. Kebersihan tubuh : terlihat bersih

b. Kebersihan gigi dan mulut : terlihat bersih

c. Kebersihan kuku dan kaki : bersih dan pendek

3. Pola kegiatan / aktivitas

a. Kegiatan aktivitas klien : mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan mandiri

b. Kegiatan ibadah klien : klien terkadang sholat, dan sering orang tua klien

membaca kan Alquran pada klien


8. Pola Eliminasi

1. BAB

a. Pola BAB : 2x/ sehari

b. Karakter feses : lembek

c. Riwayat pendarahan : klien tidak memiliki riwayat pendarahan

d. BAB Terakhir : malam hari

e. Diare : klien tidak mengalami diare

f. Penggunaan laksatif : klien tidak menggunakan laksatif

2. BAK

a. Pola BAK : 5-6 x/sehari

b. Kateter urine : klien tidak menggunakan kateter urine

c. Nyeri / kesulitan BAK : tidak ada rasa nyeri atau kesulitan BAK

9. Pengetahuan Kurang Tentang

Pasien mengatakan tidak tau apa yang dialami pada sakitnya dan pasien juga tidak tau

jenis obat yang diberikan.

10. Data Lain – Lain

Tidak ditemukan data penunjang lainnya.

11. Aspek Medik

Diagnosa Medik : RPK

Terapi Medik : Risperidone


DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Tanggal/ Data fokus Masalah

Jam
1 1 Feb 21 DS: Pasien mengatakan ingin membeli motor tapi Resiko perilaku
tidak dibelikan kekerasan
09.00 DO :
1. afek labil dan agresif
2. mudah marah
3. wajah tegang e.
4. intonasi suara tinggi
5. tidak isa duduk tenang
6. mondar mandir

PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Perencanaan
Keperawata
n Tujuan Kriteria evaluasi intervensi
1 RPK TUM : klien dapat Setelah 4x pertemuan 1. bina hubungan saling
mengontrol perilaku klien menunjukan percaya dengan:
kekerasan tanda tanda percaya a. beri salam setiap
TUK : kepada perawat berinteraksi
1. Klien dapat - wajah cerah b. perkenalkan nama
membina - mau berkenalan c. tanyakan dan panggil
hubungan saling - ada kontak mata nama kesukaan
percaya - bersedia d. tunjukan sikap empati
menceritakan e. tanyakan perasaan
perasaan klien
f. buat kontrak interaksi
yang jelas
g. dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
klien
2. Klien dapat Setelah 4x pertemuan 2. Bantu klien
mengidentifikasi klien menceritakan mengungkapkan
penyebab penyebab perilaku perasaan marahnya
perilaku kekerasan yang a. motivasi klien untuk
kekerasan yang dilakukannya, menceritakan
dilakukan menceritakan penyebab rasa kesal
penyebab jengkel, atau jengkelnya
kesal baik dari diri b. dengarkan tanpa
sendiri ataupun menyela atau
lingkungan memberi penilaian
setiap ungkapan
perasaan klien
3. .Klien dapat setelah 4x pertemuan 3. bantu klien
mengidentifikasi klien menceritakan mengungkapkan tanda
resiko perilaku tanda saat perilaku perilaku kekerasan yang
kekerasan kekerasan dialaminya
a. tanda fisik : mata a. motivasi klien
merah, tangan menceritakan
mengepal, ekspresi kondisi fisik (tanda
tegang, dll fisik)saat perilaku
b. tanda emosional : kekerasan terjadi
perasaan marah, b. motivasi klien
jengkel, kasar menceritakan
b. tanda sosial : kondisi emosinya
permusuhan yang (tanda-tanda
dialami saat terjadi emosional) saat
perilaku kekerasan terjadi perilaku
kekerasan
c. motivasi klien
menceritakan
kondisi hubungan
dengan orang lain
(tanda sosial) saat
terjadi perilaku
kekerasan
4. .Klien dapat Setelah 4x pertemuan 4. diskusikan dengan klien
mengidentifikasi klien menjelaskan : perilaku kekerasan yang
jenis perilaku a. jenis ekspresi dilakukan nya selama ini
kekerasan yang kemarahan yang a. motivasi klien
pernah selama ini telah menceritakan jenisjenis
dilakukannya dilakukannya tindak kekerasan yang
b. perasaan setelah selama ini pernah
melakukan dilakukannya
kekerasan b. motivasi klien
c. efektifitas cara menceritakan kekerasan
yang dipakai klien setelah tindakan
dalam klien yang dilakukan
menyelesaikan c. diskusikan apakan
masalah dengan tindakan
kekerasan yang
dilakukan masalah yang
dialami selesai
5. Klien dapat Setelah 4x pertemuan 5. diskusikan dengan klien
mengidentifikasi klien menjelaskan akibat negative
akibat perilaku akibat tindak (kerugian) cara yang
kekerasan kekerasan yang dilakukan pada :
dilakukannya a. diri sendiri
a. diri sendiri : luka, b. orang lain atau
dijauhi teman dll keluaraga
b. orang lain atau c. lingkungan
keluarga : luka,
tersinggung,
ketakutan dll
b. Lingkungan :
barang atau
benda rusak dll
6. Klien dapat Setelah 4x pertemuan 6. diskusikan dengan klien
mengidentifikasi klien : menjelaskan a. apakah klien mau
cara konstruktif cara-cara sehat mencoba cara baruu
dalam mngungkapkan marah mengungkapkan
mengungkapkan dengan sehat
kemarahan b. jelaskan berbagai
alternative pilihan
untuk
mengungkapkan
marah selain perilaku
kekerasan yang
diketahui klien
c. jelaskan cara sehat
untuk
mengungkapkan
marah - cara fisik :
Tarik nafas dalam,
pukul bantal atau
kasur, olah raga
-verbal :
mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
kesal
- Sosial : latian asertif
orang lain
-spiritual:
sembahyang, doa,
zikir, dsb sesuai
keyakinan agama
masing masing
7. Klien dapat Setelah 4x 7.1 diskusikan cara yang
mendemonstrasik pertemuan klien mungkin dipilih dan
an cara memperagakan dianjurkan klien
cara mengontrol
mengontrol memilih cara yang
perilaku
perilaku mungkin untuk
kekerasan
kekerasan mengungkapkan
a. fisik : tarik nafas
kemarahan.
dalam, memukul
bantal atau kasur
7.2 Latih klien

b. verbal : memperagakan cara


mengungkapkan yang dipilih
perasaan kesal pada a. peragakan cara yang
orang lain tanpa dipilih
menyakiti b. jelaskan maanfaat cara
a. spiritual : zikir/doa, tsb
meditasi sesuai b. anjurkan klien
agamanya menirukan peragaan
yang sudah dilakukan
c. beri penguatan pada
klien perbaiki cara yang
d. belum sempurna
7.3 anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih saat
marah atau jengkel
8. Klien dapat Setelah 4x 8.1 diskusikan pentingnya
dukungan pertemuan keluarga peran serta keluarga
a. menjelaskan cara
keluarga untuk merawat klien sebagai pendukung klien
mengontrol dengan perilaku untuk mengatasi perilaku
kekerasan
perilaku kekerasan
kekerasan b. mengungkapkan 8.2 diskusikan potensi
rasa puas dalam
keluarga untuk
merawat klien
membantu klien
mengatasi perilaku
kekerasan
8.3 jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan
cara merawat klien
perilaku kekerasan yang
dapat dilaksanakan oleh
keluarga
8.4 peragakan cara merawat
klien
8.5 beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
8.6 beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
8.7 tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Tanggal/ Dx Implementasi Evaluasi Paraf


jam
1 1-2-21 RPK Melakukan SP 1 pasien risiko S:
perilaku kekerasan: -Klien mengatakan “iya
09.00 1. Membina hubungan saling sus.. silahkan dating lagi
percaya dengan cara besok sekitar jam 10
(menjelaskan maksud dan pagi”
tujuan interaksi, jelaskan -Klien mengatakan
tentang kontrak yang akan mengerti tentang perilaku
dibuat, beri rasa aman dan kekerasan
sikap empati)
-“ bisa sus”
2. Diskusikan bersama klien
tentang perilaku kekerasan O : Klien tampak tenang
(penyebab, tanda dan dan senang saat
gejala, perilaku yang dikunjungi I
muncul dan akibat dari -klien mampu
perilaku tersebut) mengulangi yang peneliti
3. Latih klien melakukan cara jelaskan.
mengontrol kemarahan -klien mampu
dengan cara ajarkan teknik meredemonstrasikan cara
nafas dalam mengendalikan perilaku
kekerasan dengan cara
fisik 1 tarik napas dalam

A : SP 1 Pasien risiko
perilaku kekerasan teratasi

P : Lanjutkan SP 2 pasien
risiko perilaku kekerasan
pada pertemuan
berikutnya.
2 2-2-21 RPK Mengajarkan kepada klien latihan S : -“bisa sus”

09.00 fisik 2 (pukul Kasur dan bantal)


O : - klien mampu
meredemonstrasikan cara
mengendalikan perilaku
kekerasan dengan cara
fisik 2(pukul Kasur dan
bantal).

A: SP 2 pasien risiko
perilaku kekerasan
teratasi.

P : Lanjutkan SP 3 pasien
risiko perilaku kekerasan
pada pertemuan
berikutnya.
3 3-2-21 RPK Melakukan SP 3 pasien risiko S : “Bisa sus”
perilaku kekerasan, Melatih “Berbicara baik-
09.00 klien melakukan cara-cara baik. Meminta dengan
mengontrol Kemarahan: baik misalnya kawan
1.5. Mengajarkan kepada saya mau minta makanan
klien bicara yang baik bila itu boleh kah?”
sedang marah. Ada tiga “Menolak dengan
cara : baik bila sedang marah”
 Meminta dengan baik tanpa
marah O : klien mampu
 Menolak dengan baik meredemonstrasikan cara
 Mengungkapkan perasaan mengendalikan perilaku
kesal kekerasan dengan cara
bicara yang baik bila
sedang marah.aik
misalnya maaf kawan
saya sedang sibuk”
“Mengungkapkan
perasaan marah misalnya
kawan jangan seperti itu
saya tidak suka dan jadi
kesal kalau kamu seperti
itu”

A : SP 3 pasien teratasi.

P : Lanjutkan SP 4 pasien
risiko perilaku kekerasan
pada pertemuan
berikutnya.
4 4-2-21 RPK Melakukan SP 4 pasien risiko S : “Iya sus”
perilaku kekerasan : melatih “jika saya marah saya
09.00 klien melakukan cara mengontrol akan banyak beristigfar”
kemarahan dengan
mempraktikan cara spiritual O : klien mampu
(beribadah ) meredemostrasikan cara
mengontrol perilaku
kekerasan secara spiritual

A : SP 4 pasien risiko
perilaku kekerasan
teratasi.

P : Lanjutkan SP 5 pasien
risiko perilaku kekerasan
pada pertemuan
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai