BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh beberapa faktor, salah satunya disebabkan karena batu. Batu kantung
kandung empedu di Indonesia sama seperti angka kejadian kasus batu empedu di
(2).
Negara asia tenggara dengan rata-rata 96 per 100.000 populasi Di Inggris lebih
dari 40.000 kolesistektomi dilakukan setiap tahun dan sekitar 4000 pasien
(3)
dilakukan pembersihan batu saluran empedu sedangkan di Amerika jumlah
merupakan beban kesehatan utama di Amerika Serikat yang telah meningkat lebih
(3)
.
dari 20 % selama 3 dekade
empedu paling sedikit 20% pada wanita dan 8% pada laki-laki di atas umur empat
(4)
puluhan , sedangkan untuk penyakit Kanker kandung empedu jumlahnya
mencapai sekitar 5.000 kasus per tahun. Kasus batu pada CBD (koledokolitiasis)
2
meningkat sesuai bertambahnya umur. Sekitar 25% pasien usia lanjut yang
berukuran kecil ataupun besar dan jumlahnya dapat tunggal ataupun banyak,
insiden kasusnya sekitar 12% lebih banyak pada wanita, dengan perbandingan
(4)(5)
.
2:1
Patologi lain yang banyak terjadi pada abdomen selain di sistem biliaris
pada sistem digestivus yang bersifat kronis dan dapat menyerang setiap segmen
sistem digestivus, terutama pada bagian distal usus halus serta kolon sebelah
kanan. Bila mengenai ileum disebut ileitis terminalis dan bila mengenai kolon
(6)
disebut colitis granulomatosa Penyakit Crohn dapat terjadi di seluruh dunia. Di
negara Amerika serikat terdapat 3-5 kasus penyakit Crohn per 100.000 jiwa
.
setiap tahunnya, Di Indonesia prevalensi penyakit crohn pada pasien diketahui
diagnosis kelainan pada kandung empedu dan sistem biliaris secara diagnostik
(9)
.
(percutaneous transhepatic cholangiography) Sedangkan untuk pemeriksaan
pada usus halus, colon dan lambung dapat dilakukan dengan pemeriksaan
dan dapat menyebabkan reaksi alergi serta memberikan efek radiasi pada saat
signifikan. Dalam kondisi ini, penerapan agen kontras MRI dapat meningkatkan
dapat diterapkan secara intravena atau secara oral berdasarkan jaringan sasaran,
media kontras secara oral sebagian besar digunakan untuk pemeriksaan Gastro
(11)
Intestinal (GI) dan hepatobiliary.
menggunakan teknik (2D) single-shot spine echo untuk mendiagnosa batu, tumor
(11)(17)
atau cedera Pemeriksaan MRCP merupakan gold standard untuk
4
mengevaluasi adanya batu, striktur pada sistem biliaris dengan nilai spesifitas dan
(17)
.
prediksi positif sebesar 94% dan 98%, Dalam diagnosis penyakit jinak MRCP
adalah 100% sensitif dibandingkan dengan USG (80,77%), yang lebih sensitif
dapat mendeteksi koledokolitiasis dan striktur jinak lebih baik dibandingkan USG
(18)
dan CT Scan
memperlihatkan anatomi dan patologi yang ada pada usus halus, colon dan
sequent yang biasa digunakan pada pemeriksaan ini adalah T2WI Coronal,
USG dengan 207 pasien pada kasus peradangan dinding usus, diketahui temuan
lebih dari 2% menggunakan USG, sedangkan MRE dilaporkan temuan lebih dari
53%. MRI Enterography, sering dilakukan menggunakan media kontras per oral
terjadi penyangatan dan memperlihatkan lebar lumen usus halus dengan nilai
(19)
.
normal karena pengaruh media kontras yang diberikan
media kontras negatif. Media kontras negatif oral yang digunakan untuk
particles tetapi beberapa diantaranya sudah sulit untuk ditemukan dipasaran serta
mencari alternatif media kontras negatif oral alami pada pemeriksaan MRI
Dengan menggunakan media kontras alami akan lebih aman bagi pasien
dan meminimalisir adanya efek alergi terhadap bahan kimia. Penggunaan teh
memberikan rasa pahit bagi pasien. Penelitian yang dilakukan menggunakan teh
Oolong sebagai alternatif media kontras negatif pada MRCP diketahui bahwa teh
scanning terbaik adalah 15 menit. Penggunaan kontras dari jus blueberry sulit
Penggunaan jus nanas pada pemeriksaan MRCP untuk penggunaan jus nanas
murni memberikan rasa yang asam untuk pasien, karena keterbatasan tersebut
akan dilakukan penelitian terhadap alternative media kontras negatif oral alami
dan T2 terpendek (48 ms) dari beberapa minuman dan jus buah yang diuji (Air,
tersebut susu, Jus Jeruk, Jus Nanas, Jus Nanas 2, Jus Apel, Jus Prune, Jus
pemberian media kontras. Media kontras yang ideal harus mudah ditoleransi,
(23).
memberikan peningkatan sinyal yang tinggi Penggunaan kontras barium sulfat
dalam studi gastrointestinal ada risiko dari tumpahan ke dalam saluran pernapasan
Jejunum, sulit membedakan cairan yang sudah ada dalam loop jejunum dengan
air yang digunakan. Selain itu sekarang sudah tidak ada agen kontras berbasis
solusinya dengan mencari sifat paramagnetik dari jus buah seperti nanas atau jus
blueberry untuk menekan sinyal dari cairan usus di pediatrik. Studi Cholangio-
memperpendek sifat dari jus ini sehingga dapat membuat bahan tersebut cocok
sinyal dalam lumen usus dan agen kontras negatif GI akan mengurangi intensitas
daerah (lumen) sehingga diperoleh T1W dan T2W, karena pemendekan relaksasi
(25)
.
T2 dari agen kontras positif Agen kontras yang ideal pada GI harus memiliki
sirkulasi sistemik, karakteristik stabil efek kontras, tenaga lengkap, tidak terkait
dengan artefak, mengangkat sensitivitas diagnostik, biaya yang efektif dan tinggi
kontras 500-900 ml (mililiter) dari agen kontras oral diberikan dengan setidaknya
(25)
.
4 jam puasa
kemanjuran yang serupa antara jus nanas dan bahan paramagnetik dalam
bertanggung jawab untuk pengurangan sinyal dan Jus Nanas juga memiliki
(23)
jumlah kandungan mangan yang tertinggi
oral alami yang praktis, aman, harganya terjangkau untuk pemeriksaan abdomen
media kontras negatif jus nanas kemasan. Pada penelitian ini menggunakan jus
menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit setelah pemberian jus nanas kemasan dengan
sequent Hasterm sehingga diperoleh waktu mulai scanning yang terbaik untuk
tehadap beberapa jenis minuman jus nanas kemasan, diketahui bahwa minuman
jus nanas kemasan merk A memiliki kandungan Mangan (Mn) paling tinggi (8,85
mg/L) dibandingkan dengan merk B (8,60 mg/L), merk C (6,10 mg/L), merk D
(26)
(2,97 mg/L) dan merk E (2,95 mg/L)
MRCP dan MR Enterography. Kualitas citra yang optimal dengan citra kuantitatif
(27)
.
kesalahan dalam diagnosa Dari permasalahan tersebut akan dilakukan
penelitian pemberian jus nanas kemasan sebagai alternatif media kontras negatif
B. Perumusan Masalah
Di Indonesia jumlah kasus batu empedu dan kelainan biliaris sama seperti
(2).
di Negara asia tenggara dengan rata-rata 96 per 100.000 populasi Penyakit
Crohn dapat terjadi di seluruh dunia. Di negara Amerika serikat terdapat 3-5
.
kasus penyakit Crohn per 100.000 jiwa setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi
(7).
penyakit crohn pada pasien diketahui sebesar 5,2% tiap tahun Tingginya
patologi yang terjadi pada Abdomen terutama pada sistem biliaris dan digestivus
patologi yang ada pada usus halus dan colon, MRI Enterography sering dilakukan
secara optimal setelah terjadi penyangatan karena pengaruh media kontras yang
menjadi media kontras positif dan media kontras negatif. Media kontras negatif
dapat menekan intensitas sinyal suatu jaringan. Contoh media kontras negatif oral
kekurangan rasanya tidak enak, sangat sulit ditelan dan harganya relative mahal,
penelitian untuk mencari alternatif media kontras negatif oral alami pada
minuman/jus yaitu, Jus blueberry, jus nanas dan teh banyak mengandung mangan
(21)
.
(Mn)
dalam studi gastrointestinal ada risiko dari tumpahan ke dalam saluran pernapasan
Jejunum, sulit membedakan cairan yang sudah ada dalam loop jejunum dengan
air yang digunakan. Selain itu sekarang sudah tidak ada agen kontras berbasis
11
solusinya dengan mencari sifat paramagnetik dari jus buah seperti nanas atau jus
dan T2 terpendek (48 ms) dari beberapa minuman dan jus buah yang diuji (Air,
Blackberry). (21)
Dengan menggunakan media kontras alami akan lebih aman bagi pasien
dan meminimalisir adanya efek alergi terhadap bahan kimia. Penggunaan teh
murni memberikan rasa pahit bagi pasien. Penelitian yang dilakukan menggunakan
teh Oolong pada pemeriksaan MRCP sebagai alternatif media kontras negatif
terbaik adalah 15 menit(22). Penggunaan jus nanas sebagai alternatif media kontras
desiliter) pada 10 relawan sehat dengan waktu scaning 15 dan 30 menit, hasilnya
ada peningkatan signal sangat signifikan dalam visualisasi dari saluran pankreas
setelah diberikan media kontras mulai waktu ke 15 menit tetapi belum dapat
dibedakan waktu scaning yang terbaik antara 15 menit dan 30 menit post
12 bahan alami : Jus jeruk, jus nanas, jus apel, jus blackcurrant, jus
blueberry dan jus blackberry digunakan sebagai media kontras negatif secara in
dewasa dan 1 anak kecil sebagai relawan dan diketahui citra gastrointestinal
diperoleh di Indonesia dan rasanya dapat diterima serta tidak memberikan efek
masalah apakah pemberian jus nanas kemasan sebagai alternatif media kontras
negatif per oral dengan variasi waktu scaning dapat menghasilkan informasi citra
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Enterography pada sebelum dan setelah pemberian jus nanas kemasan per
nanas kemasan per oral sebagai alternatif media kontras negatif dalam
sebelum dan setelah pemberian jus nanas kemasan per oral sebagai
MRCP dan MRE sebelum dan setelah pemberian jus nanas kemasan per
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi atas dua sub yaitu manfaat teoritis dan praktis
1. Manfaat Teoritis
peluang yang ada dan menerapkan konsep penelitian ini sebagai suatu
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
serupa tetapi tidak sama , telah dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti
media kontras negatif per oral pada pemeriksaan MRCP dan MRE. Pada
dan MRE sebelum dan setelah pemberian minuman jus nanas kemasan per oral
menit. Acuan waktu yang digunakan sebagai patokan sesuai dengan penelitian
Analisis citra MRCP dan MRE ditekankan pada efek minuman jus
biliaris, gallbladder, usus halus, lambung termasuk kualitas citra yaitu SNR
(Signal to Noise Ratio) untuk mendapatkan citra MRCP dan MRE yang
optimal.
F. Ruang Lingkup
kontras negatif.