Anda di halaman 1dari 30

ALDEHID DAN KETON

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

ALDEHID DAN KETON

OLEH :

NAMA : ELLY YULIANTI SUCIADI INAI

STAMBUK : 15020200188

KELAS :C9

KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : AJRY SAGITA

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020/2021

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum melangkah pada pembahasan inti, perlu diketahui makna dari aldehid dan
keton. Aldehid merupakan jenis kelompok senyawa karbon, dengan gugus karbonil yang ada
di dalamnya. Aldehid memiliki perbedaan sifat dengan alkohol. Jika dibandingkan, aldehid
ini cenderung lebih reaktif daripada alkohol. Pada senyawa aldehid, ada reaksi
polimerisasi yang dapat terjadi. Selain itu, aldehid ini juga mampu dioksidasi menjadi
senyawa asam. Senyawa aldehid memiliki wujud gas dan beraroma tidak sedap.
Namun aldehid juga bisa berwujud cair. Jika senyawa ini berwujud cair, aromanya
cenderung lebih enak.
Aldehid tidak memiliki warna dan titik didihnya tinggi. Sebelumnya telah dijelaskan
bahwa di dalam aldehid terdapat gugus karbonil. Gugus ini memiliki satu jenis atom
hidrogen. Atom ini tidak hanya terbentuk sendiri, namun terikat bersama atom
hidrogen lainnya.
Sedangkan keton merupakan senyawa yang bersifat organic. Berbeda dengan
aldehid, senyawa keton ini dilengkapi dengan gugus karbonil yang terikat dengan dua
gugus alkil. Senyawa keton memiliki sifat yang identic, yakni polar.
Dengan sifat ini, senyawa keton akan lebih mudah melakukan penguapan dari
pada senyawa alkohol dan juga senyawa asam karboksilat. Secara umum, keton
memiliki karakteristik cair dan berwarna. Saat dicampur dengan air, senyawa ini dapat
terlarut dengan baik. Titik didih keton ini terbilang tinggi. Saat direduksi dengan gas
H2, senyawa ini dapat menghasilkan alkohol sekunder.
Dari kedua definisi senyawa di atas, terdapat perbedaan yang dapat diketahui.
Aldehid memiliki kandungan gugus karbonil yang bisa terikat pada satu atau dua atom
hidrogen. Sedangkan keton mengandung gugus karbonil yang terikat dengan dua
gugus alkil. Sesuai sifatnya senyawa aldehid lebih mudah teroksidasi, berbeda dengan
keton yang agak sulit untuk dioksidasi.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

1.2 Maksud Praktikum


1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sifat-sifat senyawa golongan aldehid
dan keton.
2. Mahasiswa mampu membedakan senyawa golongan aldehid dan keton

1.3 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat senyawa golongan aldehid dan
keton.
2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan senyawa golongan aldehid dan
keton berdasarkan reaktivitasnya menggunakan peraksi Fehling, pereaksi
Benedict dan pereaksi Schiff.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Baik senyawa aldehid maupun keton, keduanya memiliki kandungan gugus


karbonil. Gugus karbonil sendiri punya banyak hal yang menarik. Hal ini karena
karbonil memiliki sifat polar yang dapat melakukan berbagai reaksi. Beberapa
reaksi yang dapat terjadi adalah seperti substitusi, reduksi, oksidasi, dan adisi
nukleofilik.
Secara umum, rumus aldehid adalah RCHO. R di sini merupakan gugus alkil atau
aril. Sedangkan gugus aldehid sendiri sering ditulis dengan –CHO. Dari pernyataan
ini dapat diketahui bahwa atom karbon dan oksigen, yang merupakan ikatan
rangkap dua tidak dapat terlihat dengan jelas.
Bentuk aldehid yang terbilang sederhana adalah formaldehida. Formaldehida ini
sendiri memiliki wujud gas dalam suhu kamar. Larutan 37% b/b dari formaldehida
yang ada dalam air, biasa dikenal dengan formalin. Formalin sendiri sudah banyak
dikenal sebagai bahan pengawet spesimen biologis (Bloch, 2014:392).
Molekul air pola dapat dibentuk dari ikatan hidrogen yang berasal dari
kombinasi aldehid dan keton. Baik aldehid maupun keton, keduanya memiliki sifat

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

netral. Ketika suku-suku aldehid memiliki 4 karbon dalam H2O dan tidak terlarut,
maka aroma yang dihasilkan enak dan tajam.
Pada jumlah karbon 8 hingga 12, larutannya bersifat encer. Aromanya seperti
bunga dan sering diaplikasikan pada industri wewangian. Bentuk aldehid rendahan
seperti, formaldehida dan asetaldehida biasanya memiliki aroma tidak enak.
Sedangkan bentuk yang encer dan berantai panjang, identic wangi (Riawan,
1989:70).
Saat ini, senyawa aldehid dan keton sering digunakan sebagai bahan parfum. Hal
ini karena kedua senyawa ini memiliki aroma yang wangi. Pada pembuatan parfum
sebelumnya, bahan yang banyak dipakai adalah minyak esensial.
Namun di abad kesembilan belas, ahli kimia laboratorium sudah mengembangkan
kimia organic sintetik. Dari pengembangan ini, mereka menghasilkan kreativitas
yang berupa parfum berbahan kimiawi (Solomon, 2011:729).
Aldehid dan keton sering dikenal dengan senyawa karbonil asli. Kedua
senyawa ini memiliki kandungan gugus karbonil (>C=O). Rumus umum aldehid
adalah R CHO. Sedangkan rumus keton adalah R CO R (Dewan, 2015:221).
❖ Sifat Fisika Aldehid dan Keton
Ada beberapa sifat fisika yang dimiliki oleh aldehid dan keton berdasarkan (Dewan,
2015:228). Diantaranya adalah:
• Senyawa aldehid pada suhu kamar, kebanyakan berwujud cairan. Namun hal
ini tidak berlaku untuk HCHO dengan wujud gas.
• Keton dengan bentuk lebih keci dan rendah, bentuknya cair namun tidak
berwarna dan berbau manis. Sedangkan keton yang lebih besar dan tinggi,
wujudnya padat dan baunya enak.
• Jika dibandingkan dengan hidrokarbon, aldehid dan keton memiliki titik
didih yang lebih tinggi. Hal ini berlaku dengan kondisi massa molekul yang
sebanding. Titik didih yang lebih tinggi ini bisa disebabkan oleh adanya
gugus karbonil polar yang interaksi dipol-dipol intermolekulnya kuat.
• Dengan adanya sifat yang lebih polar, keton bisa memiliki titik didih yang
lebih tinggi dibanding aldehid isomeric. Hal ini terjadi karena ada efek
induksi yang lebih besar dan disebabkan dua gugus alkil.
• Aldehid dan keton yang rendah, dapat larut dalam air dan membentuk
ikatan hidrogen. Namun jika ukuran R meningkat, ikatan hidrogen tersebut

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

dapat menurun. Reaksi ini juga dapat dipahami dengan gugus alkil non polar
yang menurunkan polaritasnya.

2.2 Uraian Alat dan bahan

2.2.1 Alat

1. Tabung Reaksi berfungsi untuk mencampur, mengisi, dan memanaskan bahan-


bahan kimia cair atau padat, utama untuk uji kualitatif.
2. Rak Tabung berfungsi untuk tempat menyimpan tabung reaksi, mengeringkan dan
melayani tabung reaksi agar tidak berjamur.
3. Pipet Tetas digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah di ukur.
4. Lampu Spiritus digunakan untuk pemanasan karena uapnya yang tidap bearasap,
sehingga tidak membuat laboratorium kotor.
5. Gegep kayu digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan atau
untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.

2.2.2 Bahan

1. Formalin ( Dirjen POM, FI III, 1979 : 259 )


Nama resmi : FORMALDEHIDA
Nama lain : Formalin
RM / BM : CH2O /
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk, uap merangsang
selaput lender hidung dan tenggorokan. Jika disimpan ditempat dingin dapat
menjadi keruh.
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol 95% P.
Penyimpan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, sebaiknya
pada suhu diatas 20o.
Kegunaan : sebagai sampel.
2. Aseton ( Dirjen POM, FI IV, 1995 : 27 )
Nama resmi : ACETONUM
Nama lain : Aseton
RM / BM : C3H6O / 58,08

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

Pemerian : cairan transparan, tidak berwarna, mudah menguap, bauk has.


Kelarutan : dapat tercampur dengan air, dengan etanol, dengan eter, dan
dengan kloroform.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api.
3. Fehling A (Ditjen POM, 1979 : 160)
Nama resmi : FEHLING A
Pemerian : Cairan berwarna biru, tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai oksidator
4. Fehling B (Ditjen POM, 1979 : 160)
Nama resmi : FEHLING B
Kegunaan : Sebagai pereaksi untuk gula yang mereduksi
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Pemerian : Cairan tidak berwarna
Rumus Molekul : KNaC4H4O6.4H2O
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. 2,4-Dinitrofenilhidrazin (FI V 2014 : 1704)
Nama resmi : 2,4-DINITROFENILHIDRAZIN
Nama lain : 2,4 DNPH
Berat Molekul : 198,14 g/mol
Pemerian : Hablur merah jingga, jika dilihat dibawah mikroskop terlihat
sebagai bentuk jarum.
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol, agak
sukar larut dalam asam organic encer.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : zat tambahan pereaksi
6. Amonium (Ditjen POM, 1979 : 762)
Nama resmi : AMMONIUM
Nama lain : Amonium
RM / BM : NH4OH / 35,05

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, baukhas.


Kelarutan : mudah larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
Kegunaan : pelarut sampel
7. Asam kromat (Ditjen POM, 2014)
Nama resmi : ASAM KROMAT
Nama lain : Asam kromat
RM / BM : H2CrO4 / 118,01 g/mol
Pemerian : Serbuk, berwarna merah kecoklatan, jingga atau kuning
tergantung konsentrasi.
Kelarutan : larut dalam air dan etanol 95% P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai oksidator
8. Aquadest ( Ditjen POM 1979 h.96 )
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
Berat Molekul : 18 g/mol
Rumus Molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
9. Perak Nitrat (Ditjen POM, 1979 ; 762)
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : perak nitrat
RM / BM : AgNO3 / 169,73
Pemerian : hablur berwarna putih , tidak berbau, menjadi gelap bila terkena
sinar.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi
10. Pereaksi Benedict (A(Na. Sitrat + Na2CO3) B(CuSO4.5H2O)

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

a. Natrium Sitrat ( Ditjen POM, 2014 : 926 )


Nama resmi : NATRIICITRAS
Nama lain : Natrium Sitrat
RM / BM : C6H5Na3O7 / 258,07 g/mol
Kelarutan : dalam bentuk hidrat mudah larut dan dalam air, sangat
mudah larut dalam air mendidih dan tidak larut dalam etanol.
Pemerian : Hablur tidak berwarna
Kegunaan : zat pemberi cita rasa
b. Natrium karbonat (FI V , 2014 : 11729)
Nama resmi : NITRII CARBONAS
Nama lain : Natrium Karbonat
RM / BM : Na2CO3 / 105,99 gr/mol
Pemerian : serbuk hablur putih
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai zat tambahan
c. Tembaga (II) Sulfat ( Ditjen POM, 1979 )
Nama resmi : CUPRI SULFAS
Nama lain : Tembaga (II) Sulfat
RM / BM : CuSO4. 5H2O / 249,69 g/mol
Pemerian : serbuk hablur atau keabuan bebas dan sedikit warna
biru
Kelarutan : larut dalam air dan etanol 95% P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pereaksi
11. Pereaksi Schiff (Fuchsin, HCl + NaHSO3)
a. Fuchsin. HCl (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Fuchin 4 - [(4-Aminofenil) - (4-imonosikloheksa - 2,5
dienilidena)] metilanilina hidroklorida
Nama lain : Fuchsine. HCl
RM / BM : C20H20N3.HCl / 337,86 g/mol

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

Pemerian : kristal hijau gelap, serbuk berupa padatan


Kelarutan : larut dalam alcohol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : disenfektan
b. Natrium Bisulfit ( Ditjen POM, 1979 : 709 )
Nama resmi : NATRII BISULFIT
Nama lain : Natrium Bisulfit
RM / BM : NaHSO3 / 104,99 g/mol
Pemerian : Hablur putih kekuningan, bau belerang Dioksida
Kelarutan : mudah larut dalam air, tidak larut dalam etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai zat tambahan

2.3 Posedur kerja

A. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin (uji Brady) (kerjakan di lemari asam)


- Siapkan 2 tabung reaksi.
- Tabung reaksi pertama isi dengan 2 mL formalin.
- Tabung reaksi kedua iisi dengan 2 mL aseton.
- Masing-masing tabung reaksi tambahkan 2 mL etanol 96 % dan 2 mL larutan
2,4- dinitrofenilhidrazin.
- Kocok kuat-kuat. Jika tidak terbentuk endapan, panaskan campuran dengan
pembakar spiritus.
- Amati perubahan yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk endapan kuning,
jingga atau merah.
B. Uji Fehling
- Siapkan 2 tabung reaksi.
- Tabung reaksi pertama isi 2 mL formalin.
- Tabung reaksi kedua isi 2 mL aseton.
- Masing-masing tabung tambahkan 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B.
Panaskan tabung reaksi di dalam penangas air selama sekitar 5 menit.
ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA
15020200188
ALDEHID DAN KETON

- Amati perubahan yang terjadi.


- Hasil positif jika terbentuk endapan merah bata.
C. Uji Benedict
- Siapkan 2 buah tabung reaksi.
- Masing-masing diisi dengan 2 mL pereaksi Benedict.
- Tabung pertama, tambahkan 2 mL formalin.
- Tabung kedua tambahkan 2 mL aseton.
- Kedua tabung reaksi dipanaskan.
- Amati perubahan yang terjadi.
- Hasil positif jika terbentuk endapan merah bata.
D. Uji Tollen’s
- Siapkan 2 buah tabung reaksi.
- Masing-masing isi dengan 1 mL pereaksi AgNO3, tambahkan beberapa tetes
NH4OH hingga terbentuk endapan, tambahkan lagi NH4OH berlebih hingga
endapan larut.
- Tabung reaksi pertama tambahkan 2 tetes formalin, kocok dan amati endapan
yang terbentuk.
- Tabung reaksi kedua tambahkan 2 tetes aseton, kocok dan amati endapan
yang terbentuk.
- Panaskan kedua tabung reaksi dalam air mendidih, amati perubahan yang
terjadi.
- Hasil positif jika terbentuk endapan cermin perak.
E. Uji Schiff
- Siapkan 2 buah tabung reaksi.
- Masing-masing diisi dengan 3 tetes pereaksi Schiff.
- Tabung reaksi pertama tambahkan dengan 3 tetes formalin.Tabung reaksi
kedua tambahkan dengan 3 tetes aseton.
- Amati perubahan yang terjadi.
- Hasil positif jika terbentuk warna merah hingga merah ungu.
F. Uji asam kromat
- Siapkan 2 buah tabung reaksi.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

- Masing-masing diisi dengan 1 mL pereaksi asam kromat.


- Tabung reaksi pertama isi dengan 1 tetes formalin.
- Tabung reaksi kedua isi dengan 1 tetes aseton.
- Amati perubahan yang terjadi.
- Hasil positif jika terbentuk warna hijau.

BAB III

METODE KERJA

3.1. Alat Praktikum

Alat yang digunakan dalam percobaan/praktikum Aldehid dan Keton ini, antara lain

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung

3. Lampu spiritus

4. Gegep kayu

5. Penangas air

3.2. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan dalam percobaan/praktikum Aldehid dan Keton ini, antara

lain :

• Sampel berupa :
- Formaldehid yang mewakili aldehid
- Aseton yang mewakili keton
• Pereaksi berupa :
- Etanol 90%

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

- Pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin (Uji brady)


- Pereaksi Fehling A
- Pereaksi Fehling B
- Pereaksi Benedict
- Pereaksi Schiff
- Pereaksi Tollens
- Pereaksi Asam Kromat (H 2CrO4)

3.3. Cara Kerja

A. Uji Brady

▪ Siapkan 2 buah tabung reaksi, yaitu tabung A dan B.

▪ Masukkan sampel formaldehid pada tabung A sebanyak 2 ml dan sampel


aseton pada tabung B sebanyak 2 ml.

▪ Kemudian, teteskan 2 ml etanol 90% pada masing-masing tabung reaksi.

▪ Lalu, teteskan 2 ml pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin pada masing-masing


tabung reaksi.

▪ Lalu, homogenkan.

▪ Hasil positif, jika terbentuk endapan kuning, jingga atau merah. Jika tidak
membentuk endapan, maka tabung reaksi tersebut dipanaskan.

▪ Setelah dipanaskan, baik pada tabung A dan B membentuk endapan jingga,


tetapi tabung A lebih cepat bereaksi dibandingkan tabung B.

B. Uji Fehling

▪ Siapkan 2 buah tabung reaksi, yaitu tabung A dan B.

▪ Masukkan sampel formaldehid pada tabung A sebanyak 2 ml dan sampel


aseton pada tabung B sebanyak 2 ml.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

▪ Kemudian, teteskan masing-masing 1 ml pereaksi fehling A dan B pada


masing-masing tabung reaksi.

▪ Lalu, homogenkan.

▪ Panaskan di dalam penangas air selama 5-10 menit hingga terjadi perubahan
warna.

▪ Hasil positif jika terbentuk endapan merah bata.

▪ Tabung A membentuk endapan merah bata, sedangkan tabung B tidak


membentuk endapan.

C. Uji Benedict

▪ Siapkan 2 buah tabung reaksi, yaitu tabung A dan B.

▪ Masukkan sampel formaldehid pada tabung A sebanyak 2 ml dan sampel


aseton pada tabung B sebanyak 2 ml.

▪ Kemudian, teteskan 2 ml pereaksi benedict pada masing-masing tabung


reaksi.

▪ Lalu, homogenkan.

▪ Panaskan di dalam penangas air selama 5-10 menit hingga terjadi perubahan
warna.

▪ Hasil positif jika larutan berubah warna menjadi merah bata dan terbentuk
endapan merah bata.

▪ Tabung A mengalami perubahan warna menjadi merah bata dan membentuk


endapan merah bata, sedangkan pada tabung B tidak mengalami perubahan
warna dan juga tidak membentuk endapan.

D. Uji Tollens

▪ Siapkan 2 buah tabung reaksi, yaitu tabung A dan B.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

▪ Teteskan 1 ml pereaksi AgNO3 pada masing-masing tabung reaksi.

▪ Lalu, teteskan beberapa tetes pereaksi NH4OH pada masing-masing tabung


reaksi hingga terbentuk endapan.

▪ Kemudian, teteskan kembali pereaksi NH4OH pada masing-masing tabung


reaksi hingga endapan yang terbentuk tadi, larut.

▪ Masukkan sampel formaldehid pada tabung A sebanyak 2 ml dan sampel


aseton pada tabung B sebanyak 2 ml.

▪ Lalu, homogenkan.

▪ Panaskan di dalam penangas air selama 5-10 menit hingga terjadi perubahan.

▪ Hasil positif jika terbentuk endapan cermin perak.

▪ Tabung A membentuk endapan cermin perak, sedangakan pada tabung B


tidak membentuk endapan.

E. Uji Schiff

▪ Siapkan 2 buah tabung reaksi, yaitu tabung A dan B.

▪ Masukkan 3 tetes pereaksi schiff pada masing-masing tabung reaksi.

▪ Lalu, masukkan sampel formaldehid pada tabung A sebanyak 3 tetes dan


sampel aseton pada tabung B sebanyak 3 tetes.

▪ Lalu, homogenkan.

▪ Hasil positif jika mengalami perubahan warna menjadi warna merah hingga
merah ungu.

▪ Tabung A mengalami perubahan warna menjadi warna merah ungu,


sedangkan tabung B tidak mengalami perubahan warna.

F. Uji Asam Kromat

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

▪ Siapkan 2 buah tabung reaksi, yaitu tabung A dan B.

▪ Masukkan 1 ml pereaksi asam kromat (H 2CrO4) pada masing-masing tabung


reaksi.

▪ Lalu, masukkan sampel formaldehid pada tabung A sebanyak 1 tetes dan


sampel aseton pada tabung B sebanyak 1 tetes.

▪ Lalu, homogenkan.

▪ Hasil positif jika mengalami perubahan warna menjadi hijau.

▪ Tabung A mengalami perubahan warna menjadi hijau, sedangkan tabung B


tidak mengalami perubahan warna.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

NO UJI REAKSI SENYAWA WARNA SEBELUM HASIL REAKSI

1 2,4-dinitrofenilhidrazin Formalin Kuning Terbentuk endapan


jingga

Aseton Kuning Terbentuk endapan

2 Fehling Formalin Biru tua Terbentuk endapan


merah bata

Aseton Biru tua Tidak terjadi perubahan


warna

3 Benedict Formalin Biru Perubahan warna


merah bata dan
terbentuk endapan
merah bata

Aseton Biru Tidak terjadi perubahan


warna

4 Tollens Formalin Putih atau tidak Terbentuk endapan


berwarna (bening) cermin perak

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

Aseton Putih atau tidak Tidak terbentuk


berwarna (bening) endapan cermin perak

5 Schiff Formalin Putih atautidak Terjadi perubahan


berwarna (bening) berwarna merah ungu

Aseton Putih atau tidak Tidak terjadi perubahan


berwarna (bening) berwarna

6 Asam kromat Formalin Kuning Terjadi perubahan


berwarna hijau

Aseton Kuning Tidak terjadi perubahan


warna

Kesimpulan berdasarkan reaktivitas aldehid dan keton adalah:

1. Uji reaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin

Pada uji ini hasil reaksi yang terjadi yaitu apabila hasil positif maka akan terbentuk
perubahhaan warna berupa endapan jingga

Pada tabung A senyawa formalin warna awalnya kuning kemudian ditambahkan pereaksi
setelah ituterjadi perubahan warna berupa endapan jingga

Pada tabung B senyawa aseton warna awalnya kuning kemudian di tambahkan pereaksi
setelah itu terjadi perubahan berupa endapan.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

2. Uji reaksi fehling

Pada uji ini hasil reaksi yang terjadi yaitu apabila hasil positif maka akan terbentuk
perubahhaan warna berupa endapan merah bata

Pada tabung A senyawa formalin warna awalnya biru tua kemudian ditambahkan dengan
pereaksi setelah ituterjadi perubahan warna berupa endapanmerah bata

Pada tabung B senyawa aseton warna awalnya biru tua kemudian di tambahkan pereaksi
setelah itu ternyata tidak terjadi perubahan atau tidak terjadi endapan.

3. Uji reaksi benedict

Pada uji ini hasil reaksi yang terjadi yaitu apabila hasil postif maka akan terbentuk perubahan
warna berupa endapan merah bata

Pada tabung A senyawa formalin warna awalnya biru kemudian ditambahkan dengan pereaksi
setelah itu terjadi perubahan warna merah bata atau endapan merah bata

Pada tabung B senyawa aseton warna awalnya biru kemudian di tambahkan pereaksi setelah
itu ternyata tidak terjadi perubahan atau tidak terjadi endapan.

4. Uji reaksi tollens

Pada uji ini hasil reaksi yang terjadi yaitu apabila hasil positif maka akan terbentuk perubahan
warna berupa endapan merah bata

Pada tabung A senyawa formalin warna awalnya putih atau tidak berwarna (bening) kemudian
ditambahkan dengan pereaksi setelah itu terjadi perubahan berupa cermin perak

Pada tabung B senyawa aseton warna awlnya putiih attau tidak berwarna (bening) kemudian di
tambahkan pereaksi setelah itu ternyata tidak terjadi perubahan atau tidak terjadi perubahan.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

5. Uji reaksi schiff

Pada uji ini hasil reaksi yang terjadi yaitu apabila hasil positif maka akan terbentuk
perubahhaan warna berupa endapan merah bata

Pada tabung A senyawa formalin warna awalnya berwarna putih (bening) kemudian
ditambahkan dengan pereaksi setelah ituterjadi perubahan warna berupa wrnah merah ungu

Pada tabung B senyawa aseton warna awalnya puitih (bening) kemudian di tambahkan
pereaksi setelah itu ternyata tidak terjadi perubahan atau tidak terjadi perubahan warna.

6. Uji reaksi asam kromat

Pada uji ini hasil reaksi yang terjadi yaitu apabila hasil positif maka akan terbentuk perubahan
warna berupa endapan merah bata

Pada tabung A senyawa formalin warna awalnya berwarna kuning kemudian ditambahkan
dengan pereaksi setelah ituterjadi perubahan warna berupa warna hijau

Pada tabung B senyawa aseton warna awalnya kuning kemudian di tambahkan pereaksi
setelah itu ternyata tidak terjadi perubahan atau tidak terjadi perubahan.

4.2. Pembahasan

1. Uji reaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin

Setekah diberi pereaksi berupa 2,4-dinitrofenilhidrazin dan dipanaskan di atas


penangas air, pada tabung A yang berisikan formaldehid dan tabung B yang berisikan
aseton terbentuk endapan jingga yang menunjukkan hasil positif dari uji 2,4-
dinitrofenilhidrazin atau uji brady dan dapat diamati bahwa tabung A yang berisikan

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

formaldehid lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan tabung B yang berisikan


aseton.

2. Uji reaksi fehling

Setelah diberi pereaksi berupa pereaksi Fehling A dan Fehling B dan dipanaskan di
atas penangas air, dapat diamati bahwa pada tabung A yang berisikan formaldehid
terbentuk endapan merah bata yang menunjukkan hasil positif, sedangkan pada
tabung B yang berisikan aseton tidak terbentuk endapan.

3. Uji reaksi benedict

Setelah diberi pereaksi berupa pereaksi benedict dan dipanaskan di atas penangas
air, dapat diamati bahwa pada tabung A yang berisikan formaldehid mengalami
perubahan warna larutan menjadi merah bata dan terbentuk endapan merah bata
yang menunjukkan hasil positif, sedangkan pada tabung B yang berisikan aseton tidak
mengalami perubahan warna larutan dan tidak terbentuk endapan.

4. Uji reaksi tollens

Setelah tabung A dan B diteteskan pereaksi berupa AgNO 3, lalu diteteskan lagi
dengan pereaksi berupa NH 4OH hingga terbentuk endapan dan kemudian diberi
pereaksi NH 4OH kembali hingga endapan larut dan tabung A diteteskan sampel
berupa formaldehid dan tabung B diteteskan sampel berupa aseton. Kemudian,
tabung A dan tabung B dipanaskan di atas penangas air. Lalu, dapat diamati bahwa
pada tabung A yang berisikan formaldehid akan terbentuk endapan cermin perak,
sedangkan pada tabung B yang berisikan aseton tidak terbentuk endapan.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

5. Uji reaksi schiff

Setelah diberi pereaksi berupa pereaksi schiff, dapat diamati bahwa pada tabung A
yang berisikan formaldehid mengalami perubahan warna larutan menjadi merah
keunguan yang menunjukkan hasil positif, sedangkan pada tabung B yang berisikan
aseton tidak mengalami perubahan warna pada larutan.

6. Uji reaksi asam kromat

Setelah diberi pereaksi berupa asam kromat, dapat diamati bahwa pada tabung A
yang berisikan formaldehid mengalami perubahan warna larutan menjadi hijau yang
menunjukkan hasil positif, sedangkan pada tabung B yang berisikan aseton tidak
mengalami perubahan warna pada larutan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari percobaan aldehid dan keton yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :

a. Sampel formaldehid lebih cepat bereaksi dan membentuk endapan merah


bata, dibangdingkan dengan sampel aseton pada uji 2,4-
dinitrofenilhidrazin.

b. Sampel formaldehid bereaksi dengan pereaksi fehling A dan B pada uji


fehling dengan membentuk endapan merah bata, sedangkan sampel
aseton tidak membentuk endapan.

c. Sampel formaldehid bereaksi dengan pereaksi benedict pada uji benedict


dengan mengalami perubahan warna menjadi warna merah bata dan juga

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

membentuk endapan merah bata, sedangkan sampel aseton tidak


mengalami perubahan warna dan juga tidak membentuk endapan.

d. Sampel formaldehid bereaksi dengan pereaksi AgNO3 dan NH4OH pada


uji tollens dengan membentuk endapan cermin perak, sedangkan sampel
aseton tidak membentuk endapan.

e. Sampel formaldehid bereaksi dengan pereaksi schiff pada uji schiff


dengan mengalami perubahan warna menjadi merah ungu, sedangkan
sampel aseton tidak mengalami perubahan warna.

f. Sampel formaldehid bereaksi dengan pereaksi asam kromat (H2CrO4)


pada uji asam kromat dengan mengalami perubahan warna menjadi
warna hijau, sedangkan sampel aseton tidak mengalami perubahan
warna.

5.2. Saran

Dalam melakukan praktikum aldehid dan keton ini, kita harus mengetahui alat -alat
dan bahan-bahan apa saja yang digunakan, terkhusus bahan yang meliputi sampel
yang terdiri atas formaldehid yang mewakili aldehid dan aseton yang mewakili keton,
serta pereaksi-pereaksi yang digunakan saat melakukan percobaan agar tujuan dari
praktikum tercapai dengan baik. Hal utama yang juga perlu untuk kita ingat bahwa kita
harus memasukkan bahan sesuai dengan literatur yang ada, dikarenakan agar hasil
yang diinginkan tercapai. Misalnya, pada uji tollens yang dimasukkan terlebih dahulu
adalah pereaksi berupa AgNO3 dan NH4OH dengan tujuan agar pereaksi bereaksi
satu sama lain terlebih dahulu. Hal lain yang perlu diingat dalam melakukan percobaan
yaitu kita harus selalu mengnakan APD yang meliputi jas praktikum, handsccon dan
juga masker.

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

DAFTAR PUSTAKA

Daniel. R. Bloch. 2014. Kimia Organik . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dewan, S. K.. 2015. Kimia Organik Farmasi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Riawan, S, 1989, Kimia Organik, Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Solomon, Michael R. (2011). Consumer Behavior : Buying, Having and Being, 9th ed.,.
New Jersey: Pearson Addison Wesley

Ditjen POM. 1979, FARMAKOPE INDONESIA Edisi III. Departeman Kesehatan Indonesia
Ditjen POM., 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta, Depertemen Kesehatan RI.

Anthony, Wilbraham,C.,dan Michael, B, Matta (2005). Pengantar Kimia Organik dan


Hayati. Bandung : penerbit ITB

Fessenden, Ralph J. and Fessenden, Joan. S.,1992. Kimia Organik, Erlangga. Jakarta.

Penuntun Praktikum Kimia Organik, 2021, Universitas Muslim Indonesia, Makassar

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

LAMPIRAN

• DATA PENGAMATAN SAAT PRAKTIKUM

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

▪ Foto hasil

A. Uji Brady atau Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin

B. Uji Fehling

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

C. Uji Benedict

D. Uji Tollens

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188
ALDEHID DAN KETON

E. Uji Schiff

F. Uji Asam Kromat

ELLY YULIANTI SUCIADI INAI AJRY SAGITA


15020200188

Anda mungkin juga menyukai