Anda di halaman 1dari 5

Hari / tanggal Percobaan : Rabu, 03/03/2021

TEKNIK FRAKSINASI

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan teknik purifikasi atau fraksinasi ekstrak
dari berbagai metode ekstraksi yang telah dilakukan.

B. Dasar Teori
Ekstrak ekstrak terpurifikasi adalah ekstrak yang telah mengalami
pemisahan bagian yang mengandung komponen kimia aktif dari kandungan
kimia lain yang tidak bertanggung jawab terhadap bioaktivitas atau efek
farmakologinya. Perlu diketahui bahwa dalam bahasa asing ekstrak
terpurifikasi disebut purfied extract / enriched extract yang berarti bahwa
ekstrak yang kaya dengan kandungan kimia aktif. Dalam ilmu analisis
kandungan kimia tumbuhan obat (AKTO) / fitokimia ekstrak terpurifikasi ini
lebih lazim disebut fraksi.

C. Alat dan Bahan


- Ekstrak kental
- Kertas saring
- Gelas ukur
- Timbangan analitik
- Erlenmeyer
- N-heksana
- Set waterbath

D. Cara Kerja
- Timbang 10 gram ekstrak.
- Tambahkan 200 ml n-heksana . divorteks selama 15 menit.
- Saring, tambahkan pelarut lagi berulang-ulang sampai bening.
- Catat volume penambahan pelarut.
- Uapkan filtrat yang diperoleh hingga didapat ekstrak kental.
- Hitung rendemen.

E. Hasil
Bentuk : kental
Warna : coklat
Bau : pekat
Rasa : pedas
Cawan I : Cawan kosong = 57,6726
Cawan terisi = 57,7250
Purified = 0,0524
Rendemen : Bobot akhir x 100% = 0,0524 x 100% = 0,0524%
Serbuk simpisia 1

Cawan II : Cawan kosong = 54,1933


Cawan terisi = 55,7250
Purified = 1,5317
Rendemen : Bobot akhir x 100% = 1,5317 x 100% = 1,5317%
Serbuk simplia 1

F. Pembahasan
Fraksi daun cabai rawit yang paling aktif menghambat pertumbuhan
klebsiella pneumoniae adalah fraksi etil asetat karena menunjukkan
penghambatan paling dibanding ektrak etanol, fraksi diklorometana dan fraksi
methanol.
Purifikasi senyawa kapsaisin dilakukan dengan melakukan fraksinasi
terhadap ekstrak etanol serbuk cabai merah. Fraksinasi dilakukan dengan
metode KLT preparatif yang merupakan metode pemisahan senyawa dalam
tahap purifikasi senyawa berdasarkan afinitas dari senyawa terhadap fase
gerak dan fase diam. Metode ini membutuhkan waktu yang singkat dalam
memisahkan senyawa dan memerlukan sample dalam jumlah sedikit (Sarker
dan Nahar, 2012). Optimasi fase gerak dilakukan untuk menentukan fase
gerak yang dapat memberikan pemisahan yang baik dimana tidak adanya
bercak yang menumpuk pada plat KTL.
Pemisahan fraksi ekstrak tumbuhan berdasarkan sifat polaritasnya yaitu
senyawa-senyawa yang larut dalam air (polar) disebut dengan ekstraksi fraksi
tagetes pelarut air, sedangkan yang tidak larut dalam air dan larut dalam
pelarut organik (metanol, etil asetat, N-Heksana) disebut fraksi tagetes pelarut
alkohol, fraksi tagetes pelarut etil asetat, dan fraksi pelarut N-Heksana.
Kemudian untuk memperoleh ekstrak masing-masing fraksi tersebut
dilakukan dengan metode fraksinasi sederhana. Hasil penyaringan kemudian
diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan filtrat yang
selanjutnya disebut sebagai ekstrak tumbuhan uji fraksi tagetes pelarut N-
Heksana. Selanjutnya ekstrak kasar yang tertinggal pada saringan diberi
pelarut methanol dan hasil penyarian kembali diuapkan sehingga didapatkan
filtrat yang disebut sebagai ekstrak tumbuhan fraksi tagetes pelarut alkohol.
Ekstrak kasar yang masih tersisa pada filter kembali diberi pelarut etil asetat
dan dengan cara sama didapatkan filtrat ekstrak tumbuhan fraksi tagetes
pelarut etil asetat. Selanjutnya ekstrak yang tersisa kembali diberi pelarut N-
Heksana dan hasil penyaringan disebut ekstrak tumbuhan fraksi tagetes
pelarut N-Heksana.
1.1 Gambar Fraksinasi Kental 1.2 Gambar Fraksinasi
Saat akan dipisahkan

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa mampu
dilakukan fraksinasi ekstrak tumbuhan dengan ekstraksi cair-cair berdasarkan
proses pemisahan suatu senyawa kuantitas tertentu dari campuran atau
senyawa aktif berdasarkan tingkat kepolaranya. Hasil yang didapat adalah
jumlah spot bercak yang sama yaitu dua dan diperoleh rendemen fraksinasi
masing masing bercak 0,0524 dan 1,5317.
Ekstrak tanaman tagetes dengan proses fraksinasi dalam pelarut air dan
pelarut etil asetat lebih baik dalam mengendalikan penyakit antraknosa
dibandingkan dengan ekstrak tanpa proses fraksinasi.
H. Daftar Pustaka
Nanda, S. 2018. Fraksinasi Secara Ekstraksi Cair-Cair. Yogyakarta :
Akademi Farmasi Indonesia.
Diantari, M. 2017. Efektivitas Fraksi Ekstrak Tagetes erecta L. Sebagai
Fungisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa
(Colletotrichum capsici) Di Lapangan. Bandar Lampung : Universitas
Lampung.
Praktikan Dosen Pembimbing

Nilna Farahdiba Al-khusnah Pramita Yuli Pratiwi, M.Sc., Apt

Anda mungkin juga menyukai