Fix PISIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Fix PISIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis
masih dapat membuat tugas Critical Jurnal Report(CJR) ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang “Perkembangan Peserta Didik”.
Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Critical Jurnal Report(CJR) mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik. Penulis berharap makalah ini menjadi salah
satu referensi bagi pembaca bila mana hendak membandingkan isi berbagai buku
tentang materi Perkembangan Peserta Didik.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan supaya
makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih
kepada pembaca atas perhatiannya.
Agape M Panjaitan
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….……………...2
DAFTAR ISI…………………………….………………………….………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR ……………………………………………………….4
1.2 Tujuan penulisan CBR .……….……………………………………………..………...4
1.3 Manfaat CBR ……..…………….…………………………………………..…………..4
1.4 Identitas buku yang dilaporkan ……………….………..…..……………..…………4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………..……..……….………27
4.2 Saran- saran………………………………………………………………….………….27
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
PSIKOLOGI
Judul :
PERKEMBANGAN
Pengarang : Dra. Enung Fatimah, M.M.
Penerbit : Pustaka Setia
979-730-819-
ISBN :
7
Cetakan Ke : 3
Tahun Terbit : 2010
Bahasa : Indonesia
Jumlah Halaman : 270
Kertas Isi : CD
Cover : Soft
Ukuran : 15 x 21 cm
Berat : 250 gram
Gbr.Sampul Depan
4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
BAB 1
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh, khas, dan memiliki
sifat-sifat sebagai mahkluk individu. Dalam kehidupannya terdapat kebutuhan yang
diperuntukkan bagi kepentingan pribadi. Kebutuhan pribadi meliputi kebutuhan
fisik dan sosiopsilogis. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan daya
tahan tubuh untuk perlindungan fisiknya.
1. Instink
Kemampuan untuk berbuat hal-hal yang kompleks tanpa latihan sebelumnya dan
terarah ada tujuan yang berarti. Dibawa sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
1. Refleks
Reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang tertentu. Terjadi di luar kesadaran
manusia. Refleks dua macam bersyarat dan tidak bersyarat.
2. Kecenderungan
5
6. Kemauan : organisator dari pada karakter.
Istilah individu berasal dari kata individeral berarti satu kesatuan organisme yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak dapat dipisahkan. Individu merupakan kata
benda dari individual yang berari orang atau perseorangan (Echols,1975:519) .
Menurut Fatimah (2006 : 12) setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila
ia telah memasuki usia sekolah, antara lain :
Karakteristik anak Usia TK adalah konflik adaptatif, imitatif, berbagi, dan mau
mengalah. Ketiga sifat terakhir ini karena anak ingin diterima dalam kelompok.
Menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang
berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak
sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang
lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non
sosial meningkat.
Seperti dikatakan Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang
sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional
maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada
6
masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat
pertumbuhan.
Nasution (1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai
beberapa sifat khas sebagai berikut : (1) adanya minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang kongkrit, (2) amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar, (3)
menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran
khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai
menonjolnya faktor-faktor, (4) pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya
dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini anak
memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
sekolah, (6) anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk bermain bersama-sama.
1. Cara berfikir kausatif. Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat.
Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua,
guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak
akan terima jika dilarang melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa
diberikan penjelasan yang logis.
2. Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam
tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada
periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam
usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.
Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga
mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan
masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara
logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir
multi-dimensi seperti ilmuwan.
3. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan
memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran
mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa
lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan
rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para
remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
4. Emosi yang meluap-meluap. Emosi pada remaja masih labil, karena erat
hubungannya dengan keadaan hormon.
7
5. Sosial Perkembangan
1. Perkembangan Moral
1. Perkembangan Kepribadian
Pada usia remaja tumbuh keinginan untuk mempelajari atau menggunakan bahasa
asing baik yang formal misalnya bahasa inggris, mandarin atau lainnya ataupun
bahasa non formal misalnya bahasa gaul atau bahasa sandi yang hanya dimengerti
oleh kelompoknya.
BAB 2
PERTUMBUHAN , PERKEMBANGAN DAN PERBEDAAN INDIVIDUAL
PESERTA DIDIK
8
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis.
9
diwariskan (diturunkan). Ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan
budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan.
b. Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons.
Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi.
Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya
dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi
lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak
demikian.
Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau
perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama
siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu
kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses: proses biologis,
proses kognitif dan proses sosial.
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan
pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase.
Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam
kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan fase remaja.
Perkiraan waktu ditentukaii padn setiap fase tintuk memperoleh gambaran waktu
suatu fase itu dimulai dan berakhir.
BAB 3
IMPLIKASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TERHADAPAT
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
10
secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses itu
tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan untuk memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang
menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara
fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu.
Pertumbuhan dapat pula diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif
berkesinambungan.
Adapun istilah perkembangan adalah sebagai berikut. Menurut Warner
(1957), perkembangan sesuai dengan prinsip arthogenetis, yaitu perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai pada keadaan
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi
itu bersifat totalitas pada diri anak, bahwa bagian-bagian penghayatan totalitas itu
lambat laun semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Spiker (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus
dihubungkkan dengan perkembangan.
1. Ortogenetik
Yaitu hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu
baru sampai dewasa.
2. Foligenetik
Yaitu perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang ini. Perkembangan
perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku
dan perubahan ini terjadi sejak permulaan adanya manusia. Jadi, perkembangan
orthogenetik mengarah pada suatu tujuan khusus sejalan dengan proses
perkembangan evolusi yang selalu mengarah pada kesempurnaan manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada
organisme adalah sebagai berikut.
1. Faktor sebelum lahir, seperti peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin
(janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi dalam kandungan), terkena infeksi
oleh bakteri siphilis, TBC, kolera, tifus, gondok, sakit gula, dan lain-lain.
2. Faktor pada saat kelahiran, seperti pendarahan pada bagian kepala bayi yang
disebabkan tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan dan efek susunan
syaraf pusat karena proses kelahiran bayi dilakukan dengan bantuan tang (tangver-
lossing).
11
3. Faktor yang dialami bayi sesudah lahir, seperti pengalaman traumatik pada
kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala janin terpukul, atau mengalami
serangan sinar matahari (zonnestiek). Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya
penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dipteria, dan lain-lain.
4. Faktor fisiologis, misalnya bayi atau anak yang ditinggal ibu, ayah atau kedua
orangtuanya cenderung akan mengalami gangguan fisiologis.
12
BAB 4
KONSEP EBUTUHAN DAN IMPILKASINYA TERHADAP PENYELENGGARAN
PENDIDIKAN
13
makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang airkecil dan besar,
seks, dan lain sebagainya.
Suatu teori kebutuhan yang sifatnya mendasar yang dikembangkan oleh Lindgren
(1980). Arti mendasar disini pada umumnya setiap individu memiliki kebutuhan ini.
Lindgren mengklasifikasikan kebutuhan dasar individu menjadi 4 aspek, yaitu :
Sesuai dengan perkembangan fisik anak yang bersifat individual, pada masa
tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi
makanan dan minuman meningkat. Karena perkembangan tubuh dan juga
kognitifnya, anak membutuhkan makanan bergizi sehingga perkembangan fisik dan
intelektualnya tidak terhambat.
BAB 5
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH
MENENGAH
14
A. Tugas perkembangan peserta didik pada usia sekolah menengah
Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap,prilaku dan keterampilan
idealnya harus dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor kematangan
fisik, tuntutan cultural kemasyarakatan, cita-cita, dan norma-norma agama.
1. Tugas-Tugas Perkembangan
Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Anak-Anak
1. Tugas-tugas perkembangan dalam masa bayi dan kanak-kanak awal:
a. Belajar berjalan.
b. Belajar makan makanan padat.
c. Belajar mengendalikan buang air kecil dan besar.
d. Belajar membedakan jenis kelamin dan menghargainya.
e. Memperoleh keseimbangan psikologis.
f. Menyusun konsep-konsep sederhana tentang realita social dan realita pisik.
g. Belajar menjalin hubungan secara emosional antara dirinya dengan orang tua,
saudara-saudara dan orang lain.
h. Belajar membedakan antara hal yang benar dengan yang salah, dan
mengembangkan “hati nurani”.
Tugas-tugas perkembangan dalam masa kanak-kanak akhir yaitu:
a. Belajar tentang ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan yang
ringan-ringan atau mudah.
b. Membentuk sikap-sikap sehat terhadapn dirinya demi kepentingan
organismenya yang sedang tumbuh.
c. Belajar untuk bergaul dan bermain bersama dengan teman seusia.
d. Belajar menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya sebagai wanita atau pria.
e. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung.
f. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
g. Mengembangkan kata hati, moral, dan ukuran nilai-nilai.
h. Mengembangkan sikap-sikap dalam memandang kelompok-kelompok social
dan lembaga masyarakat.
15
c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya dan orang-orang
dewasa lain.
d. Memperoleh kepastiandalam hal kebebasan pengaturan ekonomis.
e. Memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan atau jabatan.
f. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelektual
yang diperlukan dalam hidup sebagai warganegara yang terpuji.
g. Menginginkan dan dapat berperilaku yang diperbolehkan oleh masyarakat.
h. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.
i. Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia, yang
diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai.
3. Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Awal
a. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau calon istri)
b. Belajar hidup bersama dengan suami atau istri.
c. Mulai hidup dalam keluarga.
d. Belajar mengasuh anak-anak.
e. Mengelola rumah tangga.
f. Mulai bekerja dalam suatu jabatan.
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warganegara secara layak.
h. Memperoleh kelompok social yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya.
Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Akhir
a. Memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang berkewarganegara dan
hidup bermasyarakat.
b. Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi kehidupan.
c. Membantu anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan bahagia.
d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai dengan
orang dewasa.
e. Menciptakan hubungan diri dengan suami atau istri sebagai pribadi.
f. Menerima dan menyesuaikan diri sehubungan dengan adanya perubuhan-
perubahan pisiologis dalam masa dewasa akhir.
g. Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia.
4. Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Orang Tua
a. Menyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan pisik dan kesehatan.
b. Menyesuaikan diri dalam masa pension dan pendapatan yang berkurang.
c. Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri.
d. Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman (kelompok) seusia.
16
e. Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai warganegara berkewajiban dalam
hidup bermasyarakat.
f. Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal pisik.
BAB 6
KONSEP PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
17
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan
diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui
bahwa penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang terjadi
jika manusia/individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirnya dengan
lingkungannya dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan dimana
semua fungsi organisme/individu berjalan normal. Sekali lagi, bahwa penyesuaian
yang sempurna itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri lebih
bersifat sutau proses sepanjang hayat (lifelong process), dan tantangan hidup guna
mencapai pribadi yang sehat.
18
3. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,
6. Menghargai pengalaman,
BAB 7
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN MASALH PENYESUAIAN
DIRI PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
19
1) Penyesuaian diri terhadap peran identitas remaja
Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada aspek fisik
maupun psikis remaja sering mengalami krisis identitas diri. Remaja dihadapkan
pada fakta bahwa dirinya bukan lagi anak-anak tetapi juga belum sepenuhnya
dewasa, posisi ini mengakibatkan ia berjuang untuk mendapatkan pengakuan
dalam hal peran dan identitas.
20
5) Penyesuaian remaja terhadap penggunaan waktu luang, waktu luang,
Bagi remaja merupakan suatu kesempatan untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya. Ada kecendrunga kebutuhan remaja dipenuhi dalam betuk
kebebasan melakukan berbagai aktivitas yang disukai tanpa mempertimbangkan
kemanfaatan dan pada sisi lain tidak dapat lepas dari berbagai tanggung jawab
sosial dan pribadi. Adanya perbedaan kepentingan ini akan mewarnaia cirri
penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan waktu luang.
21
bakat dan intelektual yang sama, akibatnya banyak siswa yang mengalami kesulitan
belajar yang dapat dilihat dari rendahnya evaluasi belajar pada tingkat sekolah
maupun tingkat nasional.
22
untuk mencari jati diri yang mandiri dari pengaruh orangtua. Keduanya memiliki
kesamaan yang jelas: remaja adalah waktu yang kritis sebelum menghadapi hidup
sebagai orang dewasa.
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan
usia maupun peranannya sering tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianngap
sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau
batasan untuk pengategorian remaja. Hal ini karena usia pubertas yang dahulu
terjadi pada akhir usia belasan (15-18), kini terjadi pada awal belasan, bahkan
sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau
sedang) mengalami purbetas, namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai
remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi
dunia nyata orang dewasa meskipun di saat yang sama, ia juga bukan anak-anak
lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur,
remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti.Untuk memahami
remaja, perlu dilihat berdasarkan dimensi-dimensi tersebut.
23
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS
3.2.1 Kelemahan
• Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
• Terkadang ada kata kata yang tidak bisa saya translate karena tidak ada dikamus
bahasa inggris atau npun digoogle translate.
• Terkadang ada kata-kata yang tidak berhubungan dengan kalimat yang ada
dibuku tersebut.
3.2.2 Kelebihan
• Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang
sebenarnya.
• Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.
• Disetiap bab ada kata motivasi yang diciptakan oleh para ahli. Dan kita
termotivasi jika membacanya.
• Rumusan masalah dijelaskan dengan bagus,walaupun banyak kata yang susah
mengerti.
3.1 Perbandingan isi buku Psikologi Perkembangan Peserta Didik , Dra. Enung
Fatimah, M.M. dengan buku lain.
Banyak murid yang mengalami kebingungan dalam menerima pelajaran dan tidak
mampu mencerna materi yang diberikan. Tak jarang, justru mereka yang dituduh
“bermasalah”. Ternyata, kegagalan siswa mencerna informasi dari gurunya
disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dan gaya belajar siswa.
Padahal, apabila gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa, semua
pelajaran akan terasa sangat mudah dan menyenangkan.
Kritik :
• Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
24
Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
• Isi buku memiliki banyak pengertian dari para-para pendapat.
• Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang
sebenarnya.
• Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.
Lewat buku ringan dan praktis ini, Munif Chatib ingin membantu para orangtua
menyukseskan pendidikan anak-anaknya. Berdasarkan pengalamannya sebagai
praktisi pendidikan, baik mengajar langsung maupun menjadi konsultan, penulis
bestseller Sekolahnya Manusia dan Gurunya Manusia ini memberikan wawasan
baru yang mengubah paradigma orangtua bahwa setiap anak itu cerdas, setiap anak
berpotensi, setiap anak adalah bintang, dan tak ada “produk” yang gagal.
Kritik :
• Pengertian dari setiap kata banyak yang dibuat berulang-ulang, dan
• pengertiannya itu banyak menggunakan kata-kata pemborosan.
• Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti di kalangan pelajar
maupun dikalangan mahasiswa.
• Di setiap akhir sub-bagian penulis selalu membuat latihan-latihan untuk
dipraktikan dalam kehidupan untuk menjadi pemimpin.
• Banyaknya kata-kata motivasi yang dibuat oleh penulis.
• Disetiap bagian penulis membuat inti sari dari tulisan tersebut.
25
Judul : Gurunya Manusia
ISBN : 978-602-8994-44-6
Penerbit : Kaifa
Penulis : Munif Chatib
Halaman : 256 halaman
“Saya membuat lesson plan, tapi pada saat mengajar, semua rencana mengajar jadi kacau
….”
“Semua siswa asyik sendiri, ribut, dan tidak memberikan perhatian. Saya merasa tidak
diterima oleh mereka.”
“Rasanya, pada pertemuan kemarin saya telah mengajar dengan baik. Namun, hari ini, saat
akan melanjutkan materi, mereka semua bilang, pelajaran yang kemarin lupa dan masih
belum paham.”
Inikah yang Anda alami? Kalau ya, sungguh sangat disayangkan. Padahal, menit-menit
pertama dalam proses belajar adalah waktu terpenting untuk satu jam pembelajaran
selanjutnya. Tahukah Anda bahwa hak mengajar itu ada di tangan siswa, bukan di tangan
guru? Apabila siswa rela memberikan hak mengajar tersebut kepada seorang guru, sang guru
pasti akan diterima oleh siswanya saat proses belajar berlangsung. Nah, guru harus “merebut”
hak mengajar itu. Guru harus proaktif untuk memperoleh hak tersebut. Bagaimana caranya?
Setelah berhasil dengan Sekolahnya Manusia, kembali Munif Chatib memaparkan konsep,
tips, dan contoh-contoh untuk menjadi Gurunya Manusia, seorang guru sejati, guru yang
dirindukan siswanya, guru profesional yang dapat menjalankan Sekolahnya Manusia.
Berdasarkan belasan tahun pengalamannya di bidang pendidikan, dengan mudah, jelas, dan
ringan, sang konsultan pendidikan dan manajemen
Kritik :
• Buku ini membahas lebih mendalam tentang Pembelajaran
• Buku ini sangat sulit saya bahas karena ada bahasa yang saya tidak di mengerti.
• Buku ini menggunakan kata kata yang sulit juga dimengerti karena ada kata-kata
yang tidak bisa saya cari dikamus bahasa inggris.
• Disetiap baba da rumusan masalah dan saya dapat cepat mengerti karena
pembahasan yang saya sangat mudah mengerti
• Buku ini membahas Sistem Pembelajaran dari akar-akar sampai ujung
pembahasan
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
diterima sebagai individu yang mandiri dan mampu beradaptasi dengan berbagai
B. Saran-saran
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa
perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik
itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam
pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk
melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas.mereka akan mulai mengetehui
masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai
penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan
27
DAFTAR PUSTAKA
Mizan Pustaka.
Setia
28