Penilaian Psikomotor
Penilaian Psikomotor
KARIMA
PENILAIAN PSIKOMOTOR
Penulis:
Dr. Agus Dudung, M.Pd
Penerbit:
KARIMA
Redaksi:
KARIMA
Vila Pamulang Blok DG-10/6-7, Bojongsari, Depok.
Website: karima.elfirdaus.net
Email: elfirdaus95@gmail.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Buku ini dilindungi Undang-Undang Hak Cipta. Segala bentuk penggandaan, reproduksi atau
penerjemahan, baik melalui media cetak maupun elektronik harus seizin penerbit, kecuali untuk
kutipan ilmiah.
ii
KATA PENGANTAR
.............................................................
..............................................................
...............................................................
................................................................
................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN I
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
v
1
BAB I
RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian hasil kegiatan belajar peserta didik merupakan hal yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Dengan melaksanakan penilaian hasil belajar
akan dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah
menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru. Dengan
penilaian hasil belajar juga dapat dijadikan acuan untuk melihat tingkat
keberhasilan atau keefektivitas guru dalam proses pembelajaran. Belajar secara
umum dapat diartikan suatu aktivitas mental atau psikis yang secara berlangsung
dalam interaksi yang aktif di lingkungan yang akan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap itu
bersifat konstan dan membekas (W.S.Winkel, 1996: 59). Hal yang paling mendasar
dari konsep belajar adalah perubahan melalui pengalaman yang permanen pada
diri individu, dengan demikian proses belajar merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pendidikan, dalam pendidikan harus adanya kegiatan belajar dan
kegiatan belajar sebagai wujud dari pendidikan. Sedangkan menurut Good dan
Brophy (1990:124) dalam proses belajar individu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal yang berasal dari individu itu sendiri, dan faktor eksternal yang
bersumber dari luar individu. Faktor internal terkait dengan kemampuan intelektual,
kemampuan emosional, minat bakat, perhatian, kenyakinan, keadaan fisik, motivasi
dll. Faktor eksternal berasal dari lingkungan belajar, guru, kurikulum, metodologi,
media pendidikan yang digunakan, serta faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Dalam hal belajar menurut Slameto (2010:1) adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan seberapa jauh siswa telah menguasai
materi pelajarannya.
Sejalan dengan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan proses
dimana terjadi perubahan permanen melalui pengalaman, dalam memperoleh
pemahaman, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan.
Dalam mengukur hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui tes hasil belajar
(achievement test). Hasil belajar merupakan dasar untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Hasil belajar tampak
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diukur
dalam bentuk perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
sebelumnya (Oemar Hamalik, 2008:155). Dari uraian diatas kata kunci dari definisi
belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan yang didasari dan timbul akibat
praktek, pengalaman, latihan. Terbentuknya tingkah laku hasil mempunyai dua ciri
pokok yakni (a) tingkah laku baru berupa kemampuan aktual dan potensial, dan (b)
kemampuan baru diperoleh melalui usaha. Sedangkan Bloom (1976:76) membagi
hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Ranah kognitif terkait dengan hasil belajar intelektual, yang terdiri
enam aspek yaitu pengetahuan (C1), mengingat (C2), aplikasi (C3), analisis (C4),
sintesis, evaluasi (C5), dan mencipta (C6). Ranah afektif berkenaan dengan sikap
yang terdiri dari lima aspek yaitu (1) penerimaan, (2) jawaban atau reaksi, (3)
penilaian, (4) organisasi, dan (5) internalisasi. Sedangkan ranah psikomorik terkait
dengan hasil belajar (1) keterampilan dan kemampuan gerak dasar, (2)
kemampuan perceptual, (3) keharmonisan dan ketepatan, (4) gerakan keterampilan
kompleks, dan (5) gerakan ekspresif dan interpretatif. Adapun taxonomi psikomotor
menurut Harrow di kutip dari Reynolds (2006:176), terdiri dari (a) reflex
movenments, (b) basic fundamental movements (c) perceptual abilities (c) physical
abilities (d) skilled movements dan (e) nondiscursive communication.
RANAH AFEKTIF
Menerima Merespon Menghargai Mengorganisasik Karakterisasi
(A1) (A2) (A3) an Menurut Nilai
(A4) (A5)
Mengikuti Mengompro- Mengasumsi-kan Mengubah Membiasa-kan
Menganut mikan Meyakini Menata Mengubah
Mematuhi Menyenangi Meyakinkan Mengklasifika-sikan perilaku
Meminati Menyambut Memperjelas Mengombinasi-kan Berakhlak mulia
Mendukung Memprakarsai Mempertahan-kan Mempengaruhi
Menyetujui Mengimani Membangun Mengkualifikasi
Menampilkan Menekankan Membentuk Melayani
Melaporkan Menyumbang pendapat Membuktikan
Memilih Memadukan Memecahkan
Mengatakan Mengelola
Memilah Menegosiasi
Menolak Merembuk
RANAH PSIKOMOTOR
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti membuat Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Membangun Menunjukkan, Menggabungkan Mengelola
Melakukan, Menyempurna- Koordinat,
Mengulangi Menciptakan
Melaksanakan, kan Mengintegrasikan
Mematuhi Mengkalibrasi Beradaptasi
Menerapkan
Mengendalikan Mengembangkan
Merumuskan,
Memodifikasi
Master
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dimulai
dengan kegiatan pengukuran, dengan demikian penilaian adalah suatu prosedur
yang sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta
menginterprestasikan informansi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan
tentang karakteristik seseorang. Gronlund & linn (1990:5) penilaian sebagai suatu
proses yang sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan,menganalisis serta
menginterprestasikan informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa
atau kelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik
aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
Tujuan penilaian diarahkan pada empat hal berikut, (a) penelusuran (keeping
track), untuk menelusuri agar proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana,
(b) pengecekan (checking–up) untuk mengecek kelemahan-kelemahan yang
dialami oleh siswa selama proses pembelajaran, (c) pencarian (finding-out) untuk
mencari dan menemukan hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan
kesalahan dalam proses pembelajaran, dan (d) menyimpulkan (summing up) untuk
menyimpulkan keberhasilan siswa telah menguasai kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum. Penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta
didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan
selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian
pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus
dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya
dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan,
kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Pendidik yang profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses
pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini dilakukan karena salah satu indikator
keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai
peserta didik. Hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses
pembelajaran dan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran yang dilakukan pada peserta didik.
berapa yang yang menjadi prinsip dalam penilaian adalah (a)proses
penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran,
(b) penilaian harus menjerminkan dunia nyata (real Word problem), (c) penilaian
harus mengunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar, dan (d) penilai harus mencakup
semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan spikomotorik).
Penilaian hasil belajar peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak
merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai (harus memiliki
asas keadilan ), dan penilaian tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi,
budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian hasil belajar juga merupakan bagian
dari proses pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk lebih
berprestasi.
Ada empat konsep penilaian dalam keberhasilan belajar peserta didik, yaitu,
a. Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, terhadap
suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas
fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks kepercayaan konsumen
(Wikipedia bahasa Indonesia, 2012). Sedangkan pengukuran menurut beberapa
para ahli adalah proses penetapan angka dengan cara sistematik untuk
menyatakan keadaan individu ( Allen & yen dalam Djemari Mardapi, 2000:1).
Menurut Gilbert Sax (1980) menyatakan “measurement: The assignment of
numbers to attributes of characteristics of person, evenrs, or object according to
explicit formulations or rules”. Pengukuran (Measurement) adalah suatu proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan (Cangelosi,1995:21).
Pengukuran didefenisikan sebagai the process by which information about the
attributes or characteristics of thing are determinied and differentiated
(Oriondo,1998:2). Pengukuran adalah penentuan angka-angka atas observasi-
observasi sedemikian rupa sehingga angka-angka itu sesuai dengan analisis
melalui pemanfaatan atau penanganan menurut hukum-hukum tertentu (Sidney
siegel:1992). Pengukuran pendidikan mencakup beberapa bidang, bidang kognitif
yang diukur melalui uji tes, bidang afektif yang diukur melalui kuesioner,
wawancara dan mungkin juga pengamatan, sedangkan bidang psikomotorik, diukur
melalui perbuatan dan pengamatan (Dali S Naga, 1992:1). Pengukuran
(measurement) adalah assigning numbers to, quantifying, thing according to a set
of rules (Guilford in griffin & nix 1991:3). Pengukuran proses penetapan angka
terhadap individu atau karakteristiknya maenurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie.
1986: 14). Robert L. Ebel dan David A. Frisbie (1986) merumuskan pengkuran
sebagai “Measurment is a process of assigning numbers to the individual numbers
of a set of objects or person for the purpose of indicating differences among them in
the degree to which they posscess the characteristic being measured. Pengukuran
adalah suatu perangkat aturan yang berhubungan dengan proses pemberian angka
terhadap objek atau kegiatan tertentu (Gronlund: 1983). Pengukuran (measurement)
adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu
(Guilford, 1982). Robert L. Ebel dan David A. Frisbie (1986) merunuskan pengkuran
sebagai “Measurment is a process of assigning numbers to the individual numbers
of a set of objects or person for the purpose of indicating differences among them in
the degree to which they posscess the characteristic being measured. Pengukuran
pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau
kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat
menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau
kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan
angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik,
cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik.
Dapatlah dikatakan bahwa pengukuran adalah sutu proses sistematis untuk
memberikan kuantitas objek dengan cara membandingkan alat ukur dengan objek
ukur.
b. Pengujian (test)
Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan
kegiatan penilaian. Hasil pengukuran pendidikan baik melalui tes maupun nontes
menghasilkan data kuantitatif yang berupa sekor, hasil sekor ini ditafsirkan
sehingga menjadi nilai. Dalam Encyclopedia Of Educational Evaluation, tes
diartikan sebagai “any series of questions or exercise or other means of measuring
the skill, knowledge, intelligence, capacities or aptitudes of an individual or group”,
(Anderson, dkk. 1990).Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak
atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau
prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh
anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes hasil belajar juga
diterjemahkan sebagai salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk
mengetahui hasil belajar seseorang dalam proses belajar-mengajar atau suatu
program pendidikan. tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan
atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana
testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu,
penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar
atau test lainnya. Pengertian tersebut mungkin belum mencakup semua elemen
dari tes. Tetapi masih banyak definisi lain dari tes. Tes menurut Allen dan Yen,
adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu. Karena itu, di dalam
tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus
dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu
(sampel perilaku) berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes
tersebut ( anastari, 1982:22). Pada buku Psychological Testing, Anastari, (1982:22)
menyatakan tes merupakan pengukuran yang obyektif dan standard. Cronbach
menambahkan bahwa tes adalah prosedur yang sitematis guna mengopservasi
dan member deskripsi sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan bantuan skala
numerik atau suatu system kategoris.
Dengan demikian bisa dinyatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis
dimana butir tes disusun berdasarkan cara dan aturan tertentu, pemberian skor
harus jelas dan dilakukukan secara terperinci, serta individu yang menempuh tes
tersebut harus mendapat butir tes yang sama dan dalam kondisi yang sebanding.
tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau tugas atau seperangkat
tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait (sifat) atau
atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
c. Penilaian (assessment)
Penilaian digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta
didik. Berepa definisi penilaian menurut para ahli, penilaian adalah semua cara
yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok (griffin & nix,
1991:3). Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan
pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan
berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau
sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kualitatif (suharsimi
arikunto: 2012). Penilaiaan (assessment) adalah semua cara yang digunakan untuk
menilai unjuk kerja individu atau kelompok tertentu (Eko P: 2011). Penilaian adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk
memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses
penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar peserta didik. Penilaian menyeluruh dan berkelanjutan dalam
Konsep Penilaian dari Implementasi peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, membawa implikasi terhadap model dan
tehnik penilaian proses dan hasil belajar. Pelaku penilaian terhadap proses dan
hasil belajar diantaranya internal dan eksternal. Penilaian internal merupakan
penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran
berlangsung. Sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan
oleh pihak luar yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, biasanya dilakukan
oleh suatu institusi / lembaga baik didalam maupun diluar negeri. Penelitian yang
dilakukan lembaga / institusi tersebut dimaksudkan sebagai pengendali mutu
proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian adalah penerapan berbagai cara
dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta
didik. Penilaian adalah tindak lanjut dari hasil pengukuran dimana hasil-hasil
pengukuran dibandingkan dengan kriteria-kriteria tertentu yang bersifat kualitatif.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif dan nilai
kuantitatif. Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan,
bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah
mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat
dinyatakan dengan nilai. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh
karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja,
tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan
administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode
dan/atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang
peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar
B. Prinsip Penilaian
Penilaian atau asesmen merupakan bagian yang terpenting dalam
penyelenggaraan pendidikan, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan
dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas system
penilaian. Sistem penilaian yang digunakan di setiap satuan pendidikan harus:
a. Memberi informasi yang akurat, meliputi kompetensi dasar yang telah
dicapai dan yang belum tercapai peserta didik.
b. Mendorong peserta didik belajar.
c. Memotivasi guru mengajar
d. Meningkatkan kinerja lembaga
lulus, sebab berada di atas rata-rata kelas, padahal skor 45 dari maksimum skor
100 termasuk rendah. Kelemahan yang lain ialah kurang praktis sebab harus
dihitung dahulu nilai rata-rata kelas, apalagi jika jumlah siswa cukup banyak.
Sistem ini kurang menggambarkan tercapainya tujuan pembelajaran sehingga tidak
dapat dijadikan ukuran dalam menilai keberhasilan mutu pendidikan. Demikian juga
kriteria keberhasilan tidak tetap dan tidak pasti, bergantung pada rata-rata kelas,
makanya standar penilaian ini disebut stándar relatif. Dalam konteks yang lebih
luas penggunaan standar penilaian ini tidak dapat digunakan untuk menarik
generalisasi prestasi siswa sebab rata-rata kelompok untuk kelas yang satu
berbeda dengan kelas yang lain, sekolah yang satu akan berbeda dengan sekolah
yang lain. Standar penilaian acuan norma tepat jika digunakan untuk penilaian
formatif.
10. Sistematis,
Penilaian bersifat sistemati, terencana dan dilakukan secara bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah yang baku.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik
antara lain:
a) Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian
kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;
c) Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;
d) Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;
e) Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
Mengacu pada prinsip penilaian tersebut di atas, berikut ini tabel dari tiap mata
pelajaran dengan ketiga aspek pengetahuan, praktik, dan sikap (Afektif). Tanda
blok () pada Pengetahuan dan Praktik menunjukkan bahwa aspek tersebut
sangat tipis (tidak dominan) untuk dinilai secara mandiri.
BAB II
TEKNIK PENILAIAN
A. Teknik Penilaian
dapat dengan mudah digunakan oleh guru, misalnya: (1) tes (tertulis, lisan,
perbuatan.
sampai dengan hasil yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada
umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat
sedemikian rupa agarpendidik dapat menuliskan angka-angka yang
diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat
disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual,
sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan
yang dilaksanakan secara kelompok digunakan format tertentu yang sudah
disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.
Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui
berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah.
a) Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau kemajuan dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
b) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan
satu kompetensi dasar (KD) atau lebih.
c) Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut.
d) Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester.
Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
e) Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik pada akhir semester genap pada satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester genap.
f) Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
g) Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta
didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan.
B. Teknik Nontes,
Merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai
karakteristik, sikap, atau kepribadian.
1. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap
peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan
pembelajaran. Teknik penilaian ini yang dilakukan oleh pendidik dengan
menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya. Observasi
dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan
kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun
informal. Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan pendidik untuk
mendapatkan informasi tentang peserta didik dengan cara mengamati tingkah
laku dan kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi
dapat ditujukan kepada peserta didik secara perorangan atau kelompok. Dalam
kegiatan observasi perlu disiapkan format pengamatan. Format pengamatan
dapat berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2) batas
waktu pengamatan.
2. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok. Penilaian dengan penugasan ini, suatu teknik
penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar
kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat diberikan
dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat
berupa tugas atau proyek. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di
laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.
3. Teknik penilaian melalui wawancara
Teknik wawancara pada satu segi mempunyai kesamaan arti dengan tes lisan
yang telah diuraikan di atas. Teknik wawancara ini diperlukan pendidik untuk
tujuan mengungkapkan atau menanyakan lebih lanjut hal-hal yang kurang jelas
informasinya. Teknik wawancara ini dapat pula digunakan sebagai alat untuk
menelusuri kesukaran yang dialami peserta didik tanpa ada maksud untuk
menilai.
mengukur apa yang hendak diukur. Nitko (1996 : 36) menyatakan bahwa validitas
berhubungan dengan interpretasi atau makna dan penggunaan hasil pengukuran
peserta didik. Messick (1993: 13) menjelaskan bahwa validitas tes merupakan
suatu integrasi pertimbangan evaluatif derajat keterangan empiris yang
mendasarkan pemikiran teoritis yang mendukung ketepatan dan kesimpulan
berdasarkan pada skor tes. Adapun validitas dalam model Rasch adalah sesuai
atau fit dengan model (Hambleton dan Swaminathan, 1985: 73). Messick (1993:
16) menyatakan bahwa validitas secara tradisional terdiri dari: (1) validitas isi, yaitu
ketepatan materi yang diukur dalam tes; (2) validitas criterion-related, yaitu
membandingkan tes dengan satu atau lebih variabel atau kriteria, (3) valitidas
prediktif, yaitu ketepatan hasil pengukuran dengan alat lain yang dilakukan
kemudian; (4) validitas serentak (concurrent), yaitu ketepatan hasil pengukuran
dengan dua alat ukur lainnya yang dilakukan secara serentak; (5) validitas
konstruk, yaitu ketepatan konstruksi teoretis yang mendasari disusunnya tes. Linn
dan Gronlund (1995 : 50) menyatakan hahwa valilitas terdiri dari: (1) konten. (2)
test-criterion relationship, (3) konstruk, dan (4) consequences, yaitu ketepatan
penggunaan hasilpengukuran. Sedangkan menurut Oosterhof (190 : 23) yang
mengutip berdasarkan "Standards for Educational and Psychological Testing,
1985" yang didukung oleh Ebel dan Frisbie (1991 : 102-109), serta Popham (1995 :
43) bahwa tipe validitas adalah validitas: (1) content, (2) criterion, dan (3)
construction.
Di samping validitas, informasi tentang reliabilitas tes sangat diperlukan. Nitko
(1999 : 62) dan Popham (1995 : 21) menyatakan bahwa reliabilitas berhubungan
dengan konsistensi hasil pengukuran. Pernyataan ini didukung oleh Cohen dkk,
yaitu bahwa reliabilitas merupakan persamaan dependabilitas atau konsistensi butir
(Cohen dkk : 192 : 132 ) karena tes yang memiliki konsistensi/reliabilitas tinggi,
maka tesnya adalah akurat, reproducible; dan gereralizable terhadap kesempatan
testing dan instrumen tes yang sama. (Ebel dan Frisbie (1991 : 76). Faktor yang
mempengaruhi reliabilitas yang berhubungan dengan tes adalah: (1) banyak butir,
(2) homogenitas materi tes, (3) homogenitas karakteristik butir, dan (4) variabilitas
skor.Reliabilitas yang berhubungan dengan peserta didik dipengaruhi oleh faktor:
(1) heterogenitas kelompok, (2) pengalaman peserta didik mengikuti tes, dan (3)
motivasi peserta didik. Sedangkan faktor yang mempengaruhi reliabilitas yang
berhubungan dengan administrasi adalah batas waktu dan kesempatan menyontek
(Ebel dan Frisbie, 1991: 88-93).
Linn dan Gronlund menyatakan bahwa metode estimasi dapat dilakukan
dengan mempergunakan: (1) metode test-retest, yaitu diberikan tes yang sama dua
kali pada kelompok yang sama dengan interval waktu; tujuannya adalah
pengukuran stabilitas; (2) metode equivalent form, yaitu diberikan dua tes paralel
pada kelompok yang sama dan waktu yang sama; tujuannya adalah pengukuran
menjadi ekuivalen; (3) metode test-retest dengan equivalen form, yaitu diberikan
dua tes paralel pada kelompok yang sama dengan interval waktu; tujuannya adalah
pengukuran stabilitas dan ekuivalensi; (4) metode split-half, yaitu diberikan tes
sekali, kemudian skor pada butir yang ganjil dan genap dkorelasikan dengan
Adapun proses penentuannya secara lengkap dapat dilihat pada bagan berikut
ini.
- KINERJA (PERFORMANCE)
- PENUGASAN (PROJECT)
- HASIL KARYA (PRODUCT)
- DLL
BAB III
PENILAIAN PSIKOMOTOR
A. Pengertian Psikomotor
Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama
lain secara eksplisit. . Ranah psikomotor adalah ranah yang sangat berkaitan
dengan keterampilan (skill) setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam
suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Psikomotor berhubungan dengan
hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari
tercapainya kompetensi pengetahuan. Kompetensi keterampilan ini sebagai
implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan dari peserta didik.
Apapun mata pelajarannya selalu mengandung tiga ranah itu, namun
penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang menuntut kemampuan praktik lebih
menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut
kemampuan teori lebih menitik beratkan pada ranah kognitif, dan keduanya selalu
mengandung ranah afektif.
Sebelum menjelaskan pengertian penilaian kompetensi keterampilan perlu
dijelaskan terlebih dahulu pengertian keterampilan (psikomotorik). Ranah
psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Psikomotor
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill)
sebagai hasil dari tercapainya kompetensi atau pengetahuan. Hal ini berarti
kompetensi keterampilan itu sebagai implikasi dart tercapainya kompetensi
pengetahuan dari peserta didik. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat
keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
Hasil belajar psikomotorik ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat).
Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotorik apabila
peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan
makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektif
Kompetensi peserta didik dalam ranah psikomotor menyangkut kemampuan
melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi, gerakan
berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan indah dan kreatif. Kemampuan
melakukan gerakan refleks, artinya respons terhadap stimulus tanpa sadar. Dalam
kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: mengupas mangga dengan
pisau, memotong dahan bunga, menampilkan ekspresi yang berbeda, meniru suatu
B. Pembelajaran Psikomotor
Menurut Ebel (1972), ada kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai, metode
pembelajaran, dan evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh karena ada perbedaan
titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi
pembelajarannya juga berbeda. Menurut Mills (1977), pembelajaran keterampilan
akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil
mengerjakan (learning by doing). Leighbody (1968) menjelaskan bahwa
keterampilan yang dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan menjadi
kebiasaan atau otomatis dilakukan. Sementara itu Goetz (1981) dalam
penelitiannya melaporkan bahwa latihan yang dilakukan berulang-ulang akan
memberikan pengaruh yang sangat besar pada pemahiran keterampilan. Lebih
lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan saja tidak cukup
menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun diperlukan umpan balik yang
relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali berkembang maka
kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.
Sementara itu, Gagne (1977) berpendapat bahwa kondisi yang dapat
mengoptimalkan hasil belajar keterampilan ada dua macam, yaitu kondisi internal
dan eksternal. Untuk kondisi internal dapat dilakukan dengan cara (a)
mengingatkan kembali bagian dari keterampilan yang sudah dipelajari, dan (b)
mengingatkan prosedur atau langkah-langkah gerakan yang telah dikuasai.
Sementara itu untuk kondisi eksternal dapat dilakukan dengan (a) instruksi verbal,
(b) gambar, (c) demonstrasi, (d) praktik, dan (e) umpan balik.
Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada
beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan
hasil yang optimal. Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam
mengajar praktik adalah (a) menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, (b)
menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan, (c) mendemonstrasikan
keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan memberikan perhatian
pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar, (d) memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan
bimbingan, (e) memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.
Edwardes (1981) menjelaskan bahwa proses pembelajaran praktik mencakup
tiga tahap, yaitu (a) penyajian dari pendidik, (b) kegiatan praktik peserta didik, dan
(c) penilaian hasil kerja peserta didik. Guru harus menjelaskan kepada peserta
didik kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Kompetensi kunci adalah kemampuan utama yang harus dimiliki seseorang agar
tugas atau pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara benar dan hasilnya optimal.
Sebagai contoh, dalam memukul bola, kompetensi kuncinya adalah kemampuan
peserta didik menempatkan bola pada titik ayun. Dengan cara ini, tenaga yang
dikeluarkan hanya sedikit namun hasilnya optimal. Contoh lain, dalam
mengendorkan mur dari bautnya, kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta
didik memegang kunci pas secara tepat yakni di ujung kunci. Dengan cara ini
tenaga yang dikeluarkan untuk mengendorkan mur jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan pengendoran mur dengan cara memegang kunci pas yang
tidak tepat.
Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan kerja tidak boleh
dikesampingkan, baik bagi peserta didik, bahan, maupun alat. Leighbody (1968)
menjelaskan bahwa keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dari proses
pembelajaran psikomotor. Guru harus menjelaskan keselamatan kerja kepada
peserta didik dengan sejelas-jelasnya. Oleh karena kompetensi kunci dan
keselamatan kerja merupakan dua hal penting dalam pembelajaran keterampilan,
maka dalam penilaian kedua hal itu harus mendapatkan porsi yang tinggi.
E. Konstruksi Instrumen
Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah
psikomotor juga harus mengacu pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan
menjadi kompetensi dasar. Setiap butir standar kompetensi dijabarkan minimal
menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir kompetensi dasar dapat dijabarkan
menjadi 2 indikator atau lebih, dan setiap indikator harus dapat dibuat butir soalnya.
Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu kata kerja
operasional.
Selanjutnya, untuk menilai hasil belajar peserta didik pada soal ranah
psikomotor perlu disiapkan lembar daftar periksa observasi, skala penilaian, atau
portofolio. Tidak ada perbedaan mendasar antara konstruksi daftar periksa
observasi dengan skala penilaian. Penyusunan kedua instrumen itu harus mengacu
pada soal atau lembar perintah/lembar kerja/lembar tugas yang diberikan kepada
peserta didik. Berdasarkan pada soal atau lembar perintah/lembar tugas dibuat
daftar periksa observasi atau skala penilaian. Pada umumnya, baik daftar periksa
observasi maupun skala penilaian terdiri atas tiga bagian, yaitu: (1) persiapan, (2)
pelaksanaan, dan (3) hasil.
F. Penyusunan Rancangan Penilaian
Sebaiknya guru merancang secara tertulis sistem penilaian yang akan
dilakukan selama satu semester. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka,
sehingga peserta didik, guru lain, dan kepala sekolah dapat melihatmya.
Langkah-langkah penulisan rancangan penilaian adalah:
1. Mencermati silabus yang sudah ada
2. Menyusun rancangan sistem penilaian berdasarkan silabus yang telah
disusun
Selanjutnya, rancangan penilaian ini diinformasikan kepada peserta didik pada
awal semester. Dengan demikian sistem penilaian yang dilakukan guru semakin
sempurna atau semakin memenuhi prinsip – prinsip penilaian.
G. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat.
Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun yang menulis soal
akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama.
Bahan
Materi Bentuk Nomor
Kompetensi Dasar kelas/S Indikator
Pembelajaran soal soal
em
waktu. Misalnya juga untuk contoh olah raga lari cepat (1) posisi mulai
(starting position), (2) teknik mulai (starting action), (3) tekniklari (sprinting action),
dan (4) teknik memasuki garis finish (finishing action).
c. Mengidentifikasi aspek-aspek keterampilan dari setiap aspek keterampilan
kunci
d. Menentukan jenis instrumen untuk mengamati kemampuan peserta didik,
apakah daftar periksa observasi atau skala penilaian
e. Menuliskan aspek-aspek keterampilan dalam bentuk pertanyaan/ pernyataan
ke dalam tabel
f. Membaca kembali skala penilaian atau daftar periksa observasi untuk
meyakinkan bahwa instrumen yang ditulisnya sudah tepat
g. Meminta orang lain untuk membaca atau menelaah instrumen yang telah
ditulis untuk meyakinkan bahwa instrumen itu mudah dipahami oleh orang
lain.
h. Langkah (f) adalah upaya penulis agar instrumen memiliki validitas isi tinggi,
sedangkan langkah (g) adalah upaya penulis agar instrumen memiliki
reliabilitas tinggi.
Langkah 5
Lakukan pembubutan kedua permukaan benda kerja panjang 100 mm dan
Lakukan pembubutan lulus sampai diameter16 mm.
Langkah 6
Pembuatan lubang menggunakan center Drill / Counter zig
Langkah 7
Lakukan pembuatan Knurling / Kartel sepanjang 60 mm
Langkah 9
Pembuatan Key slot dengan menggunakan mesin end milld 10 mm
Langkah 10
Pembuatan bakal ulir sepanjang 10 mm dengan diameter 8 mm
Langkah 11
Langkah 12
Pembuatan champer C1 dan C3
Langkah 13
Pembuatan ulir M8 x 1,25
Langkah 14
Pembuatan benda kerja dengan diameter 24 dan panjang 55 mm
Langkah 15
Pembuatan tirus dengan sudut 14o
Langkah 16
Pemboran diameter 8,75 dengan kedalaman 20 mm
Sekor 0
III. HASIL KERJA
-10
17. Kualitas ukuran
18. Kualitas rakitan
Jumlah Skor Hasil Kerja
Sekor
IV. SIKAP KERJA
0 - 10
19.Penggunaan alat perkakas tangan dan alat ukur
20.Penggunaan alat keselamatan kerja
Jumlah Skor Sikap Kerja
Sekor 0-
V. WAKTU
10
21.Penyelesaian pengerjaan komponen
22.Ketepat gunaan benda kerja
Jumlah Skor Waktu
Nilai Praktik
Prosentase Bobot Komponen Penilaian
(NP)
Sikap
Persiapan Proses Hasil Waktu NK
Kerja
1 2 3 4 5 6
Skor
Komponen
NK
Keterangan :
Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari
setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program
keahlian.
NK = Nilain komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen
NP = Penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen.
Jakarta, ………………….2012
Penilai
……………………………….
Berilah centang () di bawah skor 5 bila Anda anggap cara melakukan aspek
keterampilan sangat tepat, skor 4 bila tepat, 3 bila agak tepat, 2 bila tidak tepat, dan
skor 1 bila sangat tidak tepat untuk setiap aspek keterampilan di bawah ini!
kriteria (rubrik)
Nomor Skor
Aspek Keterampilan
Butir 5 4 3 2 1
Starting Position
Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di depan
01
ujung kaki lainnya
Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari agak
02
rapat mengarah ke samping luar.
Waktu jonkok posisi punggung segaris dengan
03
kepala
04 Pandangan kira-kira 1 meter di depan garis start
Tampak dalam skala penilaian di atas bahwa penilai harus bekerja keras untuk
menilai apakah aspek keterampilan yang muncul itu sangat tepat sehingga harus
diberi skor 5, atau agak tepat sehingga skornya 3. Oleh karena itu, dalam
menggunakan skala penilaian ini harus dilakukan secermat mungkin agar skor
yang didapat menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sedikit
berbeda dengan skala penilaian, skor yang ada di lembar daftar periksa observasi
tidak banyak bervariasi, biasanya hanya dua pilihan, yaitu: ada atau “ya” dengan
skor 1 dan “tidak” dengan skor 0. Kriteria (rubrik) dan penggunaannya pada datar
periksa observasi dapat dilihat pada contoh berikut.
Berilah centang (√) di bawah kata “ya” bila aspek keterampilan yang dinyatakan itu
muncul dan benar, dan berilah centang di bawah kata “tidak” bila aspek keterampilan
itu muncul tetapi tidak benar atau aspek itu tidak muncul sama sekali. Kata “ya” diberi
skor 1, dan kata “tidak” diberi skor 0.
kriteria (rubrik)
Nomor Jawaban
Aspek keterampilan
Butir Ya Tidak
Starting Position
Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di depan ujung kaki
01
lainnya
Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari agak rapat
02
mengarah ke samping luar.
03 Waktu jonkok posisi punggung segaris dengan kepala
04 Pandangan kira-kira 1 meter di depan garis start
Starting action
6 Gerakan kaki dan tangan saat mulai
7 lari
Posisi lutut saat kaki kiri menolak
8 pada waktu lari dimulai
Kecepatan gerakan kaki kanan
9 setelah kaki kiri digerakkan
10 Jangkauan ayunan dan ketinggian
kaki kanan
Posisi lutut saat kaki kanan
mendarat di tanah
Sprinting action
11 Keadaan lutut kaki belakang saat
menolak ke depan
12 Keadaan telapak kaki saat kaki
depan menapak ke tanah
13 Sumber ayunan lengan saat lari
14 Posisi siku saat lari
15 Posisi badan saat lari
Finishing Action
16 Gerakan kaki saat masuk finish
17 Pandangan mata saat masuk finish
18 Kecepatan saat masuk finish
19 Posisi badan saat masuk finish
20 Kecepatan lari setelah masuk finish
JUMLAH
Apabila ditetapkan batas kelulusan 75% dari skor maksimal maka peserta didik
yang mendapat skor 75 ke atas dikatakan lulus sedangkan peserta didik yang
mendapat skor kurang dari 75 diharuskan mengikuti program remedial. Dalam
contoh ini, karena skor yang dicapai peserta didik adalah 67, maka peserta
didik itu masih perlu remedial.
Apabila tiap-tiap aspek keterampilan tidak sama bobotnya, maka skor akhir
yang dicapai peserta didik sama dengan jumlah skor tiap-tiap butir yang sudah
ditentukan bobotnya. Skor tiap-tiap butir sama dengan skor yang dicapai dibagi
banyaknya pilihan jawaban kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing
butir.
Pada contoh lembar penilaian “Lari cepat 100 meter” dengan bobot untuk
kelompok starting position = 25%, starting action = 25%, sprinting action =
30%, dan kelompok finishing action 20% dari skor maksimal, bobot tiap-tiap
butir sama dengan bobot kelompok itu dibagi dengan jumlah butir, jadi bobot
tiap-tiap butir dalam kelompok aspek keterampilan starting position adalah 5%,
starting action = 5%, sprinting action = 6%, dan finishing action 4% dari skor
maksimal. Oleh karena skor maksimalnya 100 maka bobot tiap-tiap butir dalam
kelompok aspek keterampilan starting position adalah 5, starting action = 5,
Ternyata ada perbedaan sedikit antara jumlah skor yang menggunakan bobot
dan jumlah skor yang tidak menggunakan bobot. Jumlah skor setelah
memperhatikan bobot adalah 67. Selanjutnya, apabila batas kelulusan itu 75
maka peserta didik ini dikategorikan belum lulus.
Daftar periksa observasi yang bobot tiap-tiap aspek keterampilannya sama,
penskorannya lebih mudah.
Berdasar Tabel 2 di atas, tampak bahwa peserta didik sudah menguasai aspek
keterampilan dalam menendang bola menggunakan kaki bagian dalam dan
BAB IV
PENILAIAN KETERAMPILAN KOMPETENSI INTI
(KI 4)
Pengertian penilaian kompetensi inti (KI 4) pada kurikulum 2013, adalah ranah
yang berkaitan dengan skill kemampuan bertindak setelah peserta didik menerima
pengalaman dalam proses belajar keterampilan tertentu. Dalam kurikulum 2013
kompetensi keterampilan menjadi kompetensi inti 4 (KI 4).
Keterampilan ini menunjukkan tingkat keahlian peserta didik dalam suatu tugas
tertentu. Proses belajar kompetensi inti 4 ini, dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan individu. Hasil belajar kompotensi inti (KI 4) ini sebagai aspek
psikomotor sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil
belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar
psikomotorik apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektif.
Dari penjelasan tentang pengertian keterampilan (psikomotorik) di atas dapat
dikemukakan bahwa penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang
dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari
peserta didik yang meliputi beberapa aspek (a) imitasi, (b) manipulasi, (c) presisi,
(d) artikulasi, dan (e) naturalisasi. Kompetensi inti 4 (KI 4), yakni keterampilan tidak
dapat dipisahkan dengan kompetensi inti 3 (KI 3), yakni pengetahuan.
Berikut ini penjelasan dari kompetensi keterampilan dalam kurikulum 2013.
Tabel 4.2 Kompetensi Inti (KI 4) Kelas IV, V, dan VISekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah
Di dalam kompetensi keterarnpilan itu ada lima jenjang proses berpikir, yakni:
(1) imitasi, (2) manipulasi, (3) presisi, (4) artikulasi, dan (5) natualisasi. Berikut ini
penjelasan masing-masing proses berpikir keterampilan (psikomotorik), yakni:
1. Imitasi
Kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis
dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang
peserta didik di SMK dapat menggerinda dengan tepat karena pernah
melihat atau memerhatikan hal yang sama sebelumnya.
2. Manipulasi
Kemampuan melakukan kegiatan dalam keterampilan yang sangat
sederhana yang belum pernah dilihat, tetapi berdasarkan pada pedoman
atau petunjuk saja. Sebagai contoh, seorang peserta didik SMK dapat
mengelas atau siswa SMA dengan tepat hanya berdasarkan pada petunjuk
guru atau teori yang dibacanya.
3. Presisi
Kemampuan melakukan kegiatan katerampilan yang akurat sehingga
mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik SMK
dapat mengelas sesuai dengan tujuan atau aturan yang tepat , peserta didik
SMA dapat mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang
diinginkan.
4. Artikulasi
Kemampuan melakukan kegiatan atau keterampilan yang kompleks dan
tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh sesuai dengan
tujuan atau aturan yang tepat. Sebagai contoh, peserta didik siswa SMA
dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah
bola sesuai dengan target yang diinginkan. Siswa SMK dapat mengerjakan
keterampilan mengelas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini,
peserta didik siswa SMA sudah dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat,
yaitu lari dengan arah dan kecepatan tepat serta memukul bola dengan arah
yang tepat pula. Peserta didik siswa SMK sudah dapat mengelas dengan
baik dan sesuai dengan aturan dalam belajar pengelasan.
5. Naturalisasi
Kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang
melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh tanpa
berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya
dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.
dikuasai peserta didik. Dengan demikian, kompetensi inti 3 (pengetahuan) itu untuk
menggambarkan bahwa peserta didik telah tahu tentang kompetensi pengetahuan
yang dipelajari, sedangkan kompetensi inti 4 (keterampilan) itu menggambarkan
bahwa peserta didik telah bisa tentang kompetensi keterampilan yang dipelajari.
Jadi kompetensi pengetahuan mencerminkan "mengetahui", sedangkan
kompetensi keterampilan mencerminkan "dapat melakukan". Jadi dalam kurikulum
2013 semua mata pelajaran mengakomodasi ranah psikomotorik (keterampilan)
yang merupakan satu kesatuan dengan ranah kognitif (pengetahuan) dan ranah
afektif.
Complex overt
5. Response Sangat terampil yang digerakkan oleh aktivitas motoriknya
2) Indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada tugas
atau sistematika pada hasil kerja peserta didik.
3) Rubrik dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid).
4) Rubrik dapat digunakan dalam menilai kemampuan peserta didik.
5) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
6) Rubrik disertai dengan penskoran yang jelas untuk pengambilan keputusan.
Sekor
I. Persiapan Kerja: 0 -10
1. Melakukan prosedur kerja
Langkah 5
Lakukan pembubutan kedua permukaan benda kerja panjang 100 mm dan
Lakukan pembubutan lulus sampai diameter16 mm.
Langkah 6
Pembuatan lubang menggunakan center Drill / Counter zig
Langkah 7
Lakukan pembuatan Knurling / Kartel sepanjang 60 mm
Langkah 9
Pembuatan Key slot dengan menggunakan mesin end milld 10 mm
Langkah 10
Pembuatan bakal ulir sepanjang 10 mm dengan diameter 8 mm
Langkah 11
Pembuatan alur dengan panjang 2 mm dan diameter 5 mm
Langkah 12
Pembuatan champer C1 dan C3
Langkah 13
Pembuatan ulir M8 x 1,25
Langkah 14
Pembuatan benda kerja dengan diameter 24 dan panjang 55 mm
Langkah 15
Pembuatan tirus dengan sudut 14o
Langkah 16
Pemboran diameter 8,75 dengan kedalaman 20 mm
V. WAKTU Sekor 0-
10
Skor
Komponen
NK
Keterangan :
Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program keahlian.
NK = Nilain komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen
NP = Penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen.
Jakarta, ………………….2012
Penilai
Contoh 2.
Penilaian Praktek Teknik Sipil
Amatilah perbedaan tekstur tanah liat, debu/endapan, atau pasir. (Skor 22)
Contoh Rubrik Penskoran Kinerja
No. Kreteria Jawaban Skor Mak Skor
Perolehan
1. Tahap persiapan
a. Memilih bahan (tepat= 3, cukup= 2, 3 3
kurang= 1)
Jumlah 8 7
3. Tahap hasil pengamatan
a. Warna tanah (ada atau tidak): 1 1
b. Tekstur tanah (ada atau tidak): 1 0
c. Tanah (terpisah/bersatu) dengan air 1 1
d. Dapat dibentuk atau tidak
e. Daya serap dan porositas 1 1
Kesimpulan/hipotesis percobaan adalah 1 0
Jumlah 5 3
Skor Perolehan 18
Skor Maksimal 22
Nilai = 11 x 100
22
= 80,1
Konversi skala 4:
80,1
100 X 4 = 3,2 (B)
Keterangan penilaian:
1) Sangat kompeten bila mendapatkan nilai 91 sampai dengan 100
2) Kompeten bila mendapatkan nilai 71 sampai dengan 90
3) Cukup kompeten bila mendapatkan nilai 61 sampai dengan 70
4) Kurang kompeten bila mendapatkan nilai kurang dari 61
Dan perolehan nilai unjuk kerja di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
atau kompetensi peserta didik tersebut dalam percobaan adalah kompeten.
Contoh 3
Penilaian Praktek Olah Raga (Kesehatan Jasmani)
Berilah centang (V) untuk setiap aspek keterampilan di bawah ini:
a) Skor 5 bila Anda anggap cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat,
b) Skor 4 bila tepat,
c) Skor 3 bila agak tepat,
d) Skor 2 bila tidak tepat, dan
e) Skor 1 bila sangat tidak tepat
Finishing Action
16. Gerakan kaki saat masuk finish
17. Pandangan math saat masuk finish
18. Kecepatan saat masuk finish
19. Posisi badan saat masuk finish
20. Kecepatan lari setelah masuk finish
Jumlah
TOTAL
Contoh 4
Penilaian Kinerja Pidato Bahasa Inggris
Menggunakan Check List (V)
NO. ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
1. Berdiri tegak
2. Memandang ke arah hadirin
3. Pronunciation baik
4. Sistematika baik
5. Mimik baik
6. Intonasi baik
7. Penyampaian gagasan jelas
Skor yang dicapai
Skor maksimum
Contoh 5
Penilaian Kinerja Diskusi
Menggunakan Skala Lembar Observasi
Keterangan:
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
Pengukuran Keefektifan Peserta Diskusi
KRETERIA KATEGORI
BAIK CUKUP KURANG
A. Sikap
1. Kerja sama
2. Semangat
KRETERIA KATEGORI
BAIK CUKUP KURANG
JUMLAH
B. Uraian
3. Masuk akal
4. Teliti
5. Jelas
6. Relevan
JUMLAH
C. Bahasa:
7. Kejelasan
8. Ketelitian
9. Ketepatan
10. Menarik
11. Kewajaran
JUMLAH
D. Kesopanan:
12. Menggunakan
bahasa yang
sopan
13. Membantu
kelompok pada
arah yang benar
14. Meluruskan
penyimpangan
15. Menunjukkan
sikap yang terpuji
JUMLAH
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Contoh 6
Penilaian Kinerja Presentasi Lisan Bahasa Indonesia
NO ASPEK/ BAIK CUKUP KURANG KETERANGAN
KRITERIA Skor Skor Skor
(3) (2) (1)
1. Penyampaian B = Presentasi siswa tampak
alami dan santai tanpa
mengurangi keseriusan
C = Siswa dapat
menyampaikan dan tidak
membaca materi
presentasi
K = Penyajian siswa
tergantung banyak pada
catatan/media visual;
siswa lebih banyak
membaca daripada
melakukan presentasi
2. Penampilan B = Penampilan sesuai
dengan konteks dan
penuh semangat .
Menggunakan ekspresi
C = wajah dan kontak mata
untuk menjaga
komunikasi dengan
siswa lain
C = Pengucapan cukup
baik, sehingga
presentasi cukup
mudah dipahami dan
jeda terjaga dengan
cukup baik
K = Pengucapan kurang
baik, sehingga
presentasi kurang
dipahami dan jeda
terjaga dengan kurang
baik
5. Pemanfaatan B = Peranti bahasa
peranti bahasa dimanfaatkan secara
jelas,tepat, dan canggih
Penggunaan peranti
C = bahasa sesuai dengan
tujuan meskipun
beberapa bagian
presentasi tidak begitu
jelas
Penguasaan peranti
K = bahasa terbatas;
presentasi dipenuhi
dengan bahasa gaul,
jargon; peranti
kebahasaan yang
digunakan sangat
membosankan
6. Alat bantu B = Siswa secara kreatif
visual mengintegrasikan
teknologi/visual untuk
presentasi
C = Siswa memadukan
penggunaan
teknologi dan/atau
audi-visual,
penggunaannya
mendukung
K = Penggunaan teknologi
visual mengganggu
dan/atau tidak
mendukung presentasi
7. Tanggapan B = Tanggapan terhadap
terhadap pertanyaan peserta
pertanyaan terfokus dan relevan;
ringkasan disampaikan
apabila diperlukan
Tanggapan terhadap
C = pertanyaan peserta
pada umumnya
relevan, tetapi
penjelasan masih
kurang
Tanggapan terhadap
pertanyaan peserta
K = kurang dan masih
kurang
8. Isi B = Penguasaan topik
lengkap dengan
perincian yang jelas
C = Penguasaan topik
cukup lengkap dengan
perincian cukup jelas
Penguasaan topik
K = kurang lengkap dengan
perincian kurang jelas
Contoh 7
Penilaian Kinerja Keterampilan Pengamatan Preparat dengan Mikroskop
Penilaian Kinerja Penggunaan Mikroskop
No. Indikator Hasil Penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Menggunakan baju praktikum
2. Mengeluarkan mikroskop dari kotak
Contoh 8
Penilaian Kinerja Keterampilan Melakukan Percobaan
NO. ASPEK YANG DINILAI HASIL PENILAIAN
BAIK CUKUP KURANG
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Merencanakan percobaan
4. Menyiapkan alat-alat percobaan
5. Merangkai alat percobaan
6. Melakukan pengamatan/pengukuran
7. Melakukan analisis data
8. Menarik kesimpulan hasil percobaan
9. Kerja sama dalam kelompok
10. Presentasikan laporan hasil
percobaan
Rubrik Penskoran:
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Merumuskan masalah Perumusan Perumusan masalah Perumusan
masalah dilakukan dengan masalah kurang
dilakukan secara bantuan guru tepat
mandiri
2. Merumuskan hipotesis Perumusan Perumusan hipotesis Perumusan hipo-
hipotesis dilakukan dengan tesis kurang tepat
dilakukan dengan bantuan guru
mandiri
3. Merencanakan Perencanaan Perencanaan Perencanaan per-
percobaan percobaan percobaan dilakukan cobaan kurang
dilakukan secara dengan bantuan guru tepat
mandiri
4. Menyiapkan alat- alat Penyiapan alat- Penyiapan alat-alat Penyiapan alat-alat
percobaan alat percobaan percobaan dilakukan percobaan kurang
dilakukan secara dengan bantuan guru tepat
mandiri
5. Merangkai alat Rangkaian alat Rangkaian alat benar, Rangkaian alat
percobaan benar, rapi, dan tetapi kurang rapi atau benar tetapi tidak
memerhatikan kurang memer-hatikan rapi atau tidak
kesela-matan keselamatan kerja memerhatikan
kerja keselamatan kerja
6. Melakukan Pengamatan Pengamatan cermat, Pengamatan
pengamatan/ cermat dan tetapi mengandung
kurang cermat
pengukuran bebas inter- interpretasi
pretasi
7. Melakukan analisis Kurang mampu Dilakukan dengan Dilakukan secara
data me-lakukan bantuan guru mandiri
analisis
8. Menarik kesimpulan Kurang mampu Dilakukan dengan Dilakukan secara
hasil percobaan melakukan bantuan guru mandiri
kesimpulan
9. Kerja sama dalam Kerja sama Kerja sama dalam Kerja sama dalam
Kerja sama dalam dalam kelompok kelompok cukup kelompok kompak
kelompok kurang kompak kompak
10. Presentasikan laporan Menguasai isi Cukup menguasai isi Kurang menguasai
hasil percobaan hasil percobaan hasil percobaan isi hasil percobaan
Contoh 9
Penilaian Kinerja Keterampilan Teknik Dasar Melempar dan Menangkap
Permainan Bolabasket
Penilaian Unjuk Kerja Teknik Dasar Melempar dan Menangkap Permainan Bola
Basket
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Sikap awal
2. Pelaksanaan gerak
3. Pelaksanaan akhir
Rubrik Penskoran:
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awal Jika memenuhi 3 jika hanya 2 jika hanya 1
kriteria: kriteria yang kriteria yang
1. Pandangan mata dilakukan dilakukan
ke arah secara benar secara benar
datangnya bola.
2. Badan sedikit di
condongkan ke
depan dan berat
badan terletak
diantara kedua
kaki.
3. lutut ditekuk,
badan condong
ke depan dan
jaga ke
seimbangan.
2. Pelaksanaan gerak Jika memenuhi 4 jika hanya 2-3 jika hanya 1
kriteria: kriteria yang kriteria yang
1. Bola didorong dilakukan dilakukan
dari depan secara benar secara benar
2. Kedua lengan
lurus ke depan
3. Badan
dicondongkan ke
depan
4. Pandangan mata
tertuju pada
lepasnya bola
3. Pelaksanaan akhir Jika memenuhi 3 jika hanya 2 jika hanya 1
kriteria: kriteria yang kriteria yang
1. Badan tetap dilakukan dilakukan
condong ke secara benar secara benar
depan
2. Pandangan mata
tertuju pada
lepasnya bola
3. Kaki kiri ke depan
dan kaki kanan di
belakang
Contoh 10
Penilaian Kinerja Keterampilan Seni Rupa
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Keaslian gagasan atau Ide
2. Kreativitas
3. Keseimbangan
4. Warna
5. Komposisi
6. Kerapian pembuatan
7. Keindahan produk
Contoh 11
Penilaian Kinerja Keterampilan Seni Musik Menyanyi
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Mengucapkan lirik lagu sesuai dengan
bentuk mulut
2. Membedakan tinggi dan rendah nada
3. Memiliki pernapasan diagframa
4. Mengekspresikan nyanyian
5. Memiliki harmonisasi
6. Kejelasan link lagu
7. Kemerduan suara
Contoh 12
Penilaian Kinerja Praktik Shalat
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Kebersihan pakaian
2. Ketepatan gerakan
3. Kelancaran bacaan
4. Kebenaran bacaan
5. Keserasian antara bacaan dan
gerakan
6. Ketertiban
7. Kehidmatan
1) Kemampuan pengelolaan,
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola
waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
2) Relevansi,
Tugas atau proyek yang diberikan pada peserta didik harus sesuai dengan
karakteristik materi, lingkungan sekolah dan karakteristik peserta didik.
3) Keaslian,
Tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik benarbenar hasil pekerjaan
peserta didik dengan bimbingan guru.
Contoh
…
2. …………………………..
3. …………………………
….
4. …………………………
……
dst …………………………
……
Skor Perolehan ……………………………………………..
Skor Maksimal ………………………………………………
.
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
Skor 1 = Kurang
Skor 1 = Kurang
Skor 1 = Kurang
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
6 Laporan Skor 3 = Sistematis
diskusi
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
Contoh 2
Penilaian Proyek
Nama Proyek: Perkembangan Islam di Nusantara
Kategori
No Aspek BAIK CUKUP KURANG
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1 Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 Pelaksanaan
a. Sistematika
penulisan
b. Keakuratan sumber
data/infomasi
c. Kuantitas sumber
data
d. Analisis data
e. Penarikan
kesimpulan
3 Presentasi Laporan
Proyek
a. Penampilan
(Performance)
b. Penguasaan materi
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Nilai Akhir =
No Portofolio Tes
1 Penilaian berdasarkan seluruh tugas Penilaian berdasarkan se-jumlah
dan hasil kerja yang berkaitan tugas yang terbatas.
dengan kinerja yang dinilai.
2 Siswa turut menilai perkembangan Hanya guru yang menilai
yang berlangsung selama proses berdasarkan yang ter-batas
pembelajaran.
3 Penilaian diri oleh siswa menjadi Penilaian diri oleh siswa bukan
tujuan merupakan tu-juan.
4 Menilai setiap siswa berdasarkan Menilai semua siswa dengan
pencapaian masing-masing dengan menggunakan satu kriteria
mempertimbangkan perbedaan
sosial
5 Penilaian melibatkan guru, siswa Proses penilaian tidak kolaboratif.
dan orang tua
6 Penilaian mencakup kemajuan, Penilaian hanya memper-
usaha dan pencapaian timbangkan hasil akhir
7 Penilaian, pengajaran dan Pembelajaran testing dan
pembelajaran terkait erat pengajaran terpisah
kali atau satu semester bisa dijadikan portofolio dan dianalisis bagaimana
perkembangan dari nilai ulangan hariannya. Penilaian berbasis portofolio
juga menerapkan prinsip penilaian berkelanjutan. Hal ini terlihat dari adanya
kontinuitas penilaian, baik penilaian hasil maupun proses tidak boleh ada yang
terputus. Ulangan formatif (harian) misalnya, harus dilakukan secara
berkelanjutan (ulangan formatif 1, 2, 3 dan seterusnya) sampai pada ulangan
sumatif atau ulangan kenaikan kelas (UKK): Tugas-tugas terstruktur harus
diberikan secara berkelanjutan dari tugas 1, 2, 3 dan seterusnya. Demikian
juga dengan catatan harian (anekdot) minggu ke-1, 2, 3 dan seterusnya.
Dengan prinsip penilaian portofolio yang berkala dan berkelanjutan, maka
informasi tentmg pertumbuhan dan perkembangan hasil belajar peserta didik
dapat terpantau.
3) Prinsip penilaian yang adil. Penilaian berbasis portofolio menerapkan prinsip
bahwa dalam melakukan penilaian portofolio harus memegang prinsip-prinsip
keadilan. Artinya penilaian portofolio itu tidak boleh diskriminatif terhadap
peserta didik. Setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama dalam
mendokumentasikan dan memaparkan kumpulan portofolionya.
Mapel Semester
...................................
6) Menyiapkan map yang diberi identitas: nama peserta didik, kelas/ semester,
nama sekolah, nama mata pelajaran, dan tahun ajaran sebagai wadah
pendokumentasian portofolio peserta didik.
Sedangkan pelaksanaan penilaian portofolio, harus memenuhi beberapa kriteria
berikut, yakni:
1. Melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilainya
pada saar kegiatan tatap muka, tugas terstruktur atau tugas mandiri ridak
rerstruktur, disesuaikan dengan karakteristik mara pelajaran dan tujuan
kegiatan pembelajaran.
2. Melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah
ditetapkan atau disepakati bersama dengan peserta didik.
3. Penilaian portofolio oleh peserta didik bersifat sebagai evaluasi diri.
4. Peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi
dirinya.
5. Mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah
ditentukan.
6. Memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara berkesinam- bungan
dengan cara memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut,
cara memperbaikinya dan diinformasikan kepada peserta didik.
7. Memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan dan
menyimpan portofolio masing-masing dalam satu map atau folder di rumah
masing-masing atau di Ioker sekolah.
8. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, peserta didik diberi
kesempatan untuk memperbaikinya.
9. Membuat "kontrak" atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan dan
penyerahan karya hasil perbaikan kepada guru.
10. Memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio
dengan cara menempel di kelas.
11. Mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang
telah diberi identitas masing-masing peserta didik untuk bahan laporan kepada
sekolah dan orang tua pesena didik.
12. Mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan
peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu
untuk bahan laporan kepada sekolah dan/atau orang tua peserta didik.
13. Memberikan nilai akhir portofolio masing-masing peserta didik disertai umpan
balik.
2) Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil
tes, perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi
aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar.
3) Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup
belajar, uraian tugas, kriteria penilaian.
4) Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengem-
bangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan,
keterampilan).
5) Uraian tugas bersifat terbuka, dalarn arti mengakomodasi dihasilkannya
portofolio yang beragam isinya.
6) Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang
komunikatif dan mudah dilaksanakan.
7) Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio
tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh.
Sedangkan rubrik penilaian portofolio harus memenuhi kriteria berikut, yakni:
1. Rubrik memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan dinilai
penacapaiannya dengan portofolio.
2. Rubrik memuat aspek-aspek penilaian yang macamnya relevan dengan isi tugas
portofolio.
3. Rubrik memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas.
4. Rubrik mudah untuk digunakan oleh guru dan peserta didik.
5. Rubrik menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.
Contoh 1:
Nama siswa :
Semester/Kelas :
Portofolio : Kemampuan peserta didik dalam mengarang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama guru :
3 Menulis paragraph
………………… ………………………….
Keterangan:
Portofolio adalah kumpulan pekerjaan seseorang yang dalam bidang
pendidikan berarti kumpulan dari tugas-tugas peserta didik yang memiliki
keteraturan dan kebulatan untuk menghasilkan satu kompetensi tertentu.
Selanjutnya kumpulan tugas ini dicermati untuk melihat perkembangan
kemampuan peserta didik pada materi tertentu. Misalnya, guru akan menilai
kemampuan peserta didik dalam menulis karangan dengan menggunakan
portofolio. Berarti guru akan menilai tugas-tugas peserta didik atau hasil karya
peserta didik yang berkaitan dengan: (a) kemampuan peserta didik menulis
kalimat-kalimat pendek; (b) kemampuan peserta didik dalam menulis kalimat-
kalimat panjang; (c) kemampuan peserta didik menulis paragraf; (d)
kemampuan peserta didik membuat kalimat penghubung; dan (e) kemampuan
peserta didik dalam menulis karangan.
Contoh 2:
Nama siswa :
Semester/Kelas :
Portofolio : Kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama guru :
No. Kemampuan Yang Diamati Tgl Tugas Hasil Paraf
Dibuat Penilaian Guru
1. Tulisan siswa: teks laporan hasil observasi
2. Tulisan siswa: teks prosedur kompleks
3. Tulisan siswa: teks eksposisi
4. Tulisan siswa: teks anekdot
5. Tulisan siswa: teks negosiasi
………....… ……………
Teknik penilaian holistik dalam konsep penelitian ini diarahkan sebagai teknik
penilaian yang dilakukan untuk memberikan skor kepada siswa secara lengkap,
menyeluruh dan sekaligus. Artinya materi-materi yang diajarkan
oleh guru dalam suatu periode belajar tertentu diujikan sekaligus dalam satu
kegiatan ujian. Teknik penilaian ini mengharuskan peserta didik memiliki
pengetahuan daya ingat yang tinggi terhadap seluruh materi pelajaran praktik yang
diujikan. Sehingga harus mampu menguasai materi praktik secara lengkap.
Penskoran secara holistik memerlukan pendapat ahli (guru) yang memberikan
skor, pemberian skor dilakukan secara global dan tidak melihat elemen-elemen
utama dari hasil pekerjaan siswa yang akan dinilai, Guru hanya melihat secara
keseluruhan saja dari pekerjaan praktik mesin siswa. Metode pemberian sekor
secara holistik ini mengutamakan keseluruhan dan kebulatan dari hasil pekerjaan
praktik mesin siswa. Penilaian Holistik memiliki tiga prinsip yaitu: (a) memandang
pembelajaran dan penilaian sebagai satu kesatuan, (b) melibatkan siswa secara
aktif di dalam belajar dan evaluasinya, dan(c) melihat perkembangan belajar siswa,
baik sebagai individu maupun kelompok, sebagai suatu proses yang menyeluruh
dan terus menerus. Sementara itu Popham (1981:281) mengatakan bahwa
penskoran secara holistik memerlukan pertimbangan atau pendapat dari guru atau
memberikan sekor tentang kualitas secara keseluruhan. Selanjutnya Nitko
berpendapat bahwa penilaian secara holistik memerlukan pertimbangan dari
pemberian skor yang mempunyai kualitas, penilai tidak menganalisis secara
tertentu pada bagian-bagian dari pekerjaan siswa. Sedangkan menurut, Wiersma
dan Jurs mengemukakan bahwa metode pemberian sekor secara holistik adalah
pemberian sekor secara global. Dalam penilaian praktik mesin secara holistik
adalah guru melakukan penilaian secara keseluruhan tidak melihat elemen-elemen
utama yang
dinilai guru, hanya melihat secara global dari pekerjaan praktik mesin siswa.
Metode penilaian secara holistik ini mengutamakan keseluruhan dan kebulatan dari
hasil pekerjaan praktik mesin siswa.
a. Format Penilaian Produk
Dalam melakukan penilaian produk atau hasil guru dapat menggunakan
instrumen penilaian produk peserta didik dengan menggunakan alat atau instrumen
penilaian berupa lembar penilaian produk berupa daftar cek (check list) dan Skala
Penilaian (Rating Scale). Berikut ini contoh format lembar penilaian produk dengan
daftar cek (check list) dan Skala Penilaian (Rating Scale).
Contoh
Format Penilaian Produk dengan menggunakan daftar cek (check list).
Sekolah :…………………Tahun pelajaran : ……………………………..
Nama siswa : …………………Kelas/semester : ……………………………..
Contoh.
Penilaian Produk dengan Menggunakan Skala (Rating Scale)
NO. ASPEK YANG KATEGORI
DINILAI Sangat Baik Cukup Kurang
Baik (Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
(Skor 4)
1. …………………………
…………
2. …………………………
………..
3. …………………………
…………
4. …………………………
………….
dst …………………………
…………
Skor Perolehan …………………………………………
Skor Maksimal …………………………………………
Skor Perolehan
Nilai Akhir = X 100
Skor Maksimal
Contoh
Penilaian Produk dan Penskoran
2) Panjang tulisan cerita pendek 3 halaman kertas folio (jika ditulis tangan)
atau 3 halaman kertas ukuran A4 (jika diketik spasi 1,5)
3) Dikerjakan dalam waktu satu minggul
4) Selamat mengerjakan
Kurang menguasai
permasalahan;
kurang ada
substansi; kurang
relevan;
(skor 1)
K =
2. Organi- SB = Ekspresi sangat
sasi lancar; gagasan
diungkapkan
dengan sangat
jelas; padat; tertata
K =
7)
4. Penggu- SB = Konstruksi
naan kompleks dan
Bahasa efektif; terdapat
hanya sedikit
kesalahan
penggunaan
bahasa
(urutan/fungsi kata,
artikel, pronomina,
preposisi)
(skor 4)
Konstruksi
B = sederhana tetapi
efektif; terdapat
kesalahan kecil
pada konstruksi
kompleks; terjadi
sejumlah
kesalahan
penggunaan
bahasa (fungsi/
urutan kata, artikel,
pronomina,
preposisi), tetapi
makna cukup jelas
(skor 3)
Terjadi banyak
kesalahan dalam
konstruksi kalimat
C = tunggal/kompleks
(sering terjadi
kesalahan pada
kalimat negasi,
urutan/fungsi kata,
artikel, pronomina,
kalimat fragmen,
pelesapan; makna
membingungkan
atau kabur (skor 2)
Tidak menguasai
tata kalimat;
K =
5. Mekanik SB = Menguasai aturan
penulisan; terdapat
sedikit kesalahan
ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf
kapital, dan
penataan
paragraph
(skor 4)
Kadang-kadang
terjadi kesalahan
ejaan, tanda baca,
B = penggunaan huruf
kapital, dan
penataan paragraf,
tetapi tidak
mengaburkan
makna
(skor 3)
Sering terjadi
kesalahan ejaan,
tanda baca,
penggunaan huruf
kapital, dan
penataan paragraf;
C = tulisan tangan tidak
jelas; makna
membingungkan
atau kabur (skor 2)
Tidak menguasai
aturan penulisan;
terdapat banyak
kesalahan ejaan,
tanda baca,
penggunaan huruf
kapital, dan
penataan paragraf;
tulisan tidak
Contoh 2
Penilaian Keterampilan Menulis (Writing) Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Kompetensi Dasar Pengetahuan:
3.2 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks lisan
dan tulis untuk perkenalan diri, dengan sangat pendek dan sederhana
Kompetensi Dasar Keterampilan:
4.2 Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespons perkenalan
diri, dengan sangat pendek dan sederhana, dengan memerhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan
konteks
Petunjuk:
1) Buatlah teks secara tertulis yang berisi perkenalan diri dan responsnya
2) Panjang tulisan 1 halaman kertas folio (jika ditulis tangan) atau 2 halaman
kertas ukuran A4 (jika diketik spasi 1,5)
3) Selamat mengerjakan
Penilaian Produk atau Hasil Membuat Teks Tertulis
Keterangan:
SB = Sangat Baik; B = Baik; C = Cukup; K = Kurang
Contoh 3
Penilaian Hasil Laporan Tugas
Petunjuk Tugas:
1. Lakukan identifikasi permasalahan lingkungan yang ada di tempat
tinggalmu!
2. Cari solusi atau upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang ada
di tempat tinggalmu!
3. Buatlah laporan basil dari tugas tersebut!
4. Selamat bekerja!
Lembar Penilaian Dokumen Laporan Tugas Upaya Mengatasi Permasalahan
Lingkungan di Tempat Tinggal Peserta Didik
8. Ketepatan
9. Pendukung
10. Grafis/Ilustrasi/Tabel/Dokumentasi
C. Sistematis
11. Berkaitan satu dengan lain
12. Urutan secara runut
Keterangan:
Baik; B = Baik (skor 3); C = Cukup (skor 2); K = Kurang (skor 1)
Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal
Keterangan:
Baik; B = Baik (skor 3); C = Cukup (skor 2); K = Kurang (skor 1)
Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal
BAB V
SISTEM PENILAIAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
kebutuhan dunia usaha dan industri. Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan
muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama.
Dengan demikian ada beberapa mata pelajaran yang sama antara SMA dan
SMK, dan antara SMK namun berbeda peminatannya. Untuk peminatan bidang
keahlian Teknologi dan Rekayasa kurikulumnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Mata pelajaran SMK/MAK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
KELAS DAN SEMESTER
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan 3 3 3 3 3 3
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika 2 2 2 2 - -
11 Kimia 2 2 2 2 - -
12 Gambar Teknik 2 2 2 2 - -
C 2. D asar P rogram K eahli an 18 18 - - - -
C 3. P aket K eahl i an - - 18 18 24 24
TOTAL 48 48 48 48 48 48
Tabel 1 menunjukkan bahwa semua program keahlian yang berada dalam bidang
keahlian Teknologi dan Rekayasa memiliki jumlah dan nama pata pelajaran yang
sama pada kelompok C1 nya, yaitu: Fisika, Kimia, dan Gambar Teknik. Untuk
program keahlian yang berbeda maka nama dan jumlah mata pelajaran yang ada
di dalamnya juga berbeda. Sebagai contoh untuk program keahlian Teknik Mesin
dapat dilihat pada Tabel 2.
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan 3 3 3 3 3 3
Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian: Teknologi dan Rekayasa
10 Fisika 2 2 2 2 - -
11 Kimia 2 2 2 2 - -
12 Gambar Teknik 2 2 2 2 - -
C 2. Da s a r P rog ra m Ke a hli an : Te k n i k M es in
13 Teknologi Dasar Mesin 18 6 6
14 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin 18 6 6
15 Teknik Listrik dasar Mesin - 6 6
C2. P a k e t K e a h l i a n : T e k n i k P e m e s i -n a n
16 Pekerjaan Teknologi Dasar - 6 6 8 8
17 Pekerjaan Teknologi Menengah - 6 6 8 8
18 Pekerjaan Teknologi Tinggi 6 6 8 8
TOTAL 48 48 48 48 48 48
A. INSTRUMEN PENILAIAN
Penilaian Pencapaian Kompetensi peserta didik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga
dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap
standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup
materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan
proses. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
1. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,
penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri.
c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta
didik.
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
123
d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta
didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya.
Jenis penilaian yang dapat digunakan oleh pendidik untuk menilai
kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap adalah
penilaian otentik. Penilaian otentik adalah penilaian perilaku peserta didik secara
multi-dimensional pada situasi nyata. Penilaian seperti ini tidak hanya
menggunakan tes kertas pensil atau tes tertulis saja tetapi juga menggunakan
berbagai metode, misalnya tes perbuatan, pemberian tugas, dan portofolio.
Hargreaves dan Lorna Earl (2002) menjelaskan bahwa penilaian otentik mampu
memotivasi peserta didik untuk lebih bertanggungjawab atas belajar mereka
sendiri, membuat penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran,
mendorong peserta didik untuk lebih berkreasi dan menerapkan pengetahuannya
daripada hanya sekedar melatih ingatan.
Nilai dalam bentuk angka (1-4) yang tertera dalam raport merupakan gabungan dari
berbagai hasil penilaian yang menggunakan berbagai teknik penilaian. Nilai
kompetensi pengetahuan yang tertera dalam raport merupakan gabungan dari hasil
penilaian yang menggunakan teknik: tes tertulis, tes lisan, dan penugasan (lihat
pada Sub Bab Pendekatan dan instrumen). Proporsi dari ketiga hasil penilaian itu
tergantung pada bobot atau penting/tidak pentingnya ke tiga jenis penilaian itu
menurut guru. Bisa saja tes tertulis digunakan untuk ujian akhir semester (UAS),
ujian lisan untuk ujian tengah semester (UTS), dan nilai tugas disingkat NT maka
skor akhir (SA) adalah:
Contoh:
Pada mata pelajaran Matematika, seorang siswa “A” memperoleh skor sebagai
berikut.
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) = 75
Nulai Ujian Tengah Semester (UTS) = 80
Nilai Tugas (Nt) = 80
(SA) = {(3xUAS) + (2xUTS) + (Nt)}/6
(SA) = {(3x75) + (2x80) + (80)}/6
= 77,5
Jadi, skor yang diperoleh siswa “A” untuk mata pelajaran matematika adalah 77,5.
Selanjutnya dengan menggunakan pedoman pada Tabel 1, skor tersebut
dikonversi menjadi Nilai Akhir yaitu 4 (Sangat Baik). Jadi Nilai Akhir siswa “A”
adalah 4 (Sangat Baik).
Nilai kompetensi keterampilan yang tertera dalam raport merupakan
gabungan dari hasil penilaian yang menggunakan teknik: tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio (lihat pada Sub Bab Pendekatan dan instrumen). Proporsi dari
ketiga hasil penilaian itu tergantung pada bobot atau penting/tidak pentingnya ke
tiga jenis penilaian itu menurut guru. Misal, tes praktik dianggap yang memiliki
bobot paling tinggi karena siswa diminta mendemonstrasikan keterampilannya dan
dinilai secara langsung. Teknik yang memiliki bobot penting adalah penilaian
dengan projek karena dengan tugas ini, siswa harus bekerjasama dengan teman
lain dan proses pengerjaan juga dinilai. Bobot terrendah dari ke tiga teknik
penilaian keterampilan adalah teknik portofolio karena teknik ini proses pengerjaan
tidak diamati oleh guru, sehingga skor terakhir (SA) adalah:
(SA) = {(3xUP) + (2xUPJ) + (NP}/6
SA = Skor Akhir, 1 - 100
UP = nilai ujian akhir praktik, 1 – 100
UPJ = nilai proyek, 1 – 100
NP = nilai portofolio. 1 - 100
Selanjutnya skor 1 – 100 pada SA dikonversi ke Nilai Akhir (NA) 1 – 4 dengan
menggunakan ketentuan seperti Tabel 1.
Contoh:
Pada mata pelajaran Pekerjaan Teknologi Menengah, seorang siswa “B”
memperoleh skor sebagai berikut.
Nilai Ujian Praktik (UP) = 85
Nilai Proyek (UPJ) = 80
NILAI KOMPETENSI
C+ 2.33 2.33
C
C 2.00 2.00
(Cukup)
C- 1.67 1.67
D+ 1.33 1.33 K
(Kurang)
D 1.00 1.00
CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan
Kesehatan
Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel
3 Prakarya dan
Kewirausahaan
Kelompok C : Teknik Mesin
I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika
2 Kimia
3 Gambar Teknik
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar
Mesin
2 Pekerjaan Dasar
Teknik Mesin
3 Teknik Listrik Dasar
Mesin
III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan
1 Pekerjaan Teknologi
Dasar
2 Pekerjaan Teknologi
Menengah
3 Pekerjaan Teknologi
Tinggi
Jumlah Nilai
Rata-rata
Kegiatan Ekstra
Deskripsi
Kurikuler
Ketidakhadiran
Sakit : ........... hari
Izin : ........... hari
Tanpa Keterangan : ........... hari
.................................. ....................................................
NIP:
=============================================================
Nama Sekolah : .......................... Kelas : ........................
Alamat : ......................... Semester : 1 (Satu)
Nama : ......................... Tahun Pelajaran : ........................
Nomor Induk/NISN : ................................
Deskripsi
No Mapel Kompetensi Catatan
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Pengetahuan
dan Budi Pekerti Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Pancasila Pengetahuan
dan Keterampilan
Kewarganegaraan Sosial dan spiritual
3 Bahasa Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
4 Matematika Pengetahuan
Keterampilan
................................. .................................
Ketidakhadiran
Sakit : ........... hari
Izin : ........... hari
Tanpa Keterangan : ........... hari
.................................. ....................................
NIP:
Deskripsi
No Mapel Kompetensi Catatan
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Pengetahuan
dan Budi Pekerti
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Pancasila Pengetahuan
dan
Kewarganegaraan Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Bahasa Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
4 Matematika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
5 Sejarah Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
6 Bahasa Inggris Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Kelompok B
1 Seni Budaya Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Keputusan:
Wali kelas
Berdasarkan hasil yang dicapai pada
semester 1 dan 2, peserta didik ditetapkan
............................................ naik ke kelas ............... (...........................)
NIP: .................................... tinggal di kelas ............ (...........................)
..................................., ........................20......
..............................
.............................. NIP.
CONTOH PENGISIAN
Nama Sekolah : Kelas :
Alamat : Semester :
Nama : Tahun Pelajaran :
Nomor Induk/NISN :
CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan
(KI-3) (KI-4) Spiritual
Kelompok A (Wajib)
Fisika
1 3.67 A- 3.00 B B
Nama guru: Tuti, MPd
Kimia
2 3.33 B+ 2.67 B- B
Nama guru: Putri, SPd
Gambar Teknik
3 4.00 A 3.33 B+ SB
Nama guru: Leonardo, MPd
g. Kegiatan ekstra kurikuler diisi dengan nilai kualitatif (SB = sangat baik,B
= baik,C = cukup, dan K = kurang) dilengkapi dengan keterangan
masing-masing kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti. Nilai dan
keterangan kegiatan ekstra kurikuler diperoleh dari guru
pembina/pelatih ekstra kurikuler.
Contoh:
Kegiatan Ekstra Kurikuler Deskrpsi
Contoh:
Ketidakhadiran
Sakit : 1 hari
Izin : --- hari
Tanpa Keterangan : --- hari
Contoh :
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
b. Tidak terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang belum tuntas/belum
baik pada semester kedua.
c. Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 15% dari
jumlah hari efektif.
4. Keterangan pindah keluar Satuan Pendidikan diisi dengan:
a. Tanggal ditetapkannya keluar dari Satuan Pendidikan.
b. Kelas yang ditinggalkan pada saat keluar dari Satuan Pendidikan.
c. Alasan keluar dari Satuan Pendidikan.
Nama
menjalankan
Kecermatan
No Skor Deskripsi
Siswa
Kerjasama
Kreatifitas
Responsif
Kejujuran
Proaktif
Toleran
Santun
agama
Tekun
Taat
Siswa sudah
menunjukkan
sikap toleran,
jujur, dan taat
menjalankan
perintah
agamanya akan
tetapi ketaatan
terhadap perintah
agama masih
perlu ditingkan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
RUBRIK PENSKORAN
Aspek : Tekun
No. Indikator Tekun Penilaian Tekun
1. Menyukai tantangan Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
ditunjukkan peserta didik
2. Giat dalam belajar dan Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
bekerja didik
3. Tidak mudah menyerah Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
menghadapi kesulitan didik
4. Berusaha menjadi lebih Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
baik didik
Aspek : Kerjasama
No. Indikator Kerjasama Penilaian Kerjasama
1. Terlibat aktif dalam bekerja Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
kelompok ditunjukkan peserta didik
2. Kesediaan melakukan Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
tugas sesuai kesepakatan didik
3. Bersedia membantu orang Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
lain dalam satu kelompok didik
yang mengalami kesulitan
4. Rela berkorban untuk Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
teman lain didik
Aspek : Tanggungjawab
No. Indikator Tanggungjawab Penilaian Tanggungjawab
1. Melaksanakan tugas Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
individu dengan baik ditunjukkan peserta didik
2. Menerima resiko dari Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
tindakan yang dilakukan didik
3. Mengembalikan barang Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
yang dipinjam didik
4. Meminta maaf atas Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
kesalahan yang dilakukan didik
Aspek : Toleran
No. Indikator Toleran Penilaian Toleran
1. Tidak mengganggu teman yang berbeda Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
pendapat yang konsisten ditunjukkan peserta didik
2. Menghormati teman yang berbeda suku, Skor 2 jika 2indikator kosisten
agama, ras, budaya, dan gender ditunjukkan peserta didik
3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda Skor 3 jika 3indikator kosisten
dengan pendapatnya ditunjukkan peserta didik
4. Dapat mememaafkan Skor 4 jika 4 indikator konsisten
kesalahan/kekurangan orang lain ditunjukkan peserta didik
Aspek : Kreativitas
No. Indikator Kreativitas Penilaian Kreativitas
1. Dapat menyatakan pendapat dengan jelas Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator muncul
(ideational fluency)
2. Dapat menemukan ide baru yang belum Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator muncul
dijelaskan guru (originality)
3. Mengenali masalah yang perlu dipecahkan Skor 3 jika 4 sampai 5 indikator muncul
dan tahu bagaimana memecahkannya
(critical thinking)
4. Senang terhadap materi pelajaran dan Skor 4 jika 6 sampai 7indikator muncul
berusaha mempelajarinya (enjoyment)
5. Mempunyai rasa seni dalam memecahkan
masalah (aesthetics)
6. Berani mengambil risiko untuk
menemukan hal-hal yang baru
(risk-taking)
7. Mencoba berulang-ulang untuk
menemukan ide yang terbaik
(cyclical procedure)
Aspek : Kejujuran
No. Indikator Kejujuran Penilaian Kejujuran
1. Tidak menyontek dalam mengerjakan Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator muncul
ujian/ulangan
2. Tidak menjadi plagiat Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator muncul
(mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
3. Mengemukakan perasaan terhadap Skor 3 jika 5 indikator muncul
sesuatu apa adanya
4. Melaporkan barang yang ditemukan Skor 4 jika 6 indikator muncul
5. Melaporkan data atau informasi apa
adanya
6. Mengakui kesalahan atau kekurangan
yang dimiliki
Aspek : Kecermatan
No. Indikator Kecermatan Penilaian Kecermatan
1. Mengerjakan tugas dengan teliti Skor 1 jika 1 indikator muncul
2. Berhati-hati dalam menggunakan Skor 2 jika 2 indikator muncul
peralatan
Aspek : Santun
No. Indikator Santun Penilaian Santun
1. Baik budi bahasanya (sopan Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
ucapannya)
2. Menggunakan ungkapan yang tepat Skor 2 jika terpenuhi dua indikator
3. Mengekspresikan wajah yang cerah Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
4. Berperilaku sopan Skor 4 jika terpenuhi semua indikator
Aspek : Responsif
No. Penilaian Responsif
1. Skor 1 jika acuh (tidak merespon)
2. Skor 2 jika ragu-ragu/bimbang dalam merespon
3. Skor 3 jika lamban memberikan respon/tanggapan
4. Skor 4 jika cepat merespon/menanggapi
Aspek : Proaktif
No. Indikator Proaktif Penilaian Proaktif
1 berinisiatif dalam bertindak Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
2 mampu menggunakan kesempatan Skor 2 jikaterpenuhi dua indikator
3 memiliki prinsip dalam bertindak (tidak Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
ikut-ikutan)
4 bertindak dengan penuh tanggung Skor 4 jikaterpenuhi semua indikator
jawab
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam
kesantunan. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap santun yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari
Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penyekoran:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Kemampuan Yang
Diujikan:
Menjelaskan hasil
pengukuran dengan
alat-alat ukur
Disajikan gambar
pengukuran, siswa
dapat menentukan Nomor Soal 1
hasil pengukuran
Kunci Jawaban B
dengan alat ukur
Pembahasan:
Mikrometer : 3mm + 0,50 mm + 0,33 mm = 3,83 mm
Jangka Sorong : 25 mm + 0,70 mm = 25,70mm
LEMBAR PENILAIAN
TES PRAKTIK/PROYEK
Nomor Peserta :
Nama Peserta :
1.1.Pengecekan kelengkapan
peralatan
1.2.Pengecekan spesifikasi peralatan
Skor Komponen :
II Proses (Sistematika & Cara Kerja) 4
2.1. Layer, folder, lay out, skala
Skor Komponen :
III Hasil Kerja 16
3.1 Gambar Auto Cad
3.1.1 Skala Gambar
3.1.2 Ketebalan garis ( line weight )
Dan tipe garis ( line type )
3.1.3 Kelengkapan gambar
3.1.4 Etiket gambar
Skor Komponen :
IV Sikap Kerja 8
Keterangan :
Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan perolehan
skor terendah dari sub komponen penilaian
Skor Max 6 3 12 6 3
Skor
Komponen
NK
Keterangan:
Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari
setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program
keahlian.
Penilai 1/ Penilai 2 *)
Nama Peserta
Nama Penilai
Judul Penugassan Penanganan Keluhan Pelanggan
Tgl ujian
Pengamatan peserta di tempat kerja menangani pertanyaan
Demonstrasi
pelanggan, masalah dan keluhan pelanggan
Bahan & Peralatan
Kinerja Yang Diamati Tidak/Ya Keterangan
Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan:
Memperiotaskan kebutuhan pelanggan yang
mendesak
Menawarkan beberapa pilihan
Menanyakan pertanyaan terbuka
Menggunakan teknik mendengarkan
Melayani konsumen dengan:
Menyatakan salam kepada pelanggan
Senyum
Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
Melakukan kontak mata dengan pelanggan
Mengetahui keluhan pelanggan
Membuat resume terhadap keluhan
Lembar Pertanyaan:
Penilaian Portofolio
Kriteria
Keteran
No KD Periode Kualitas / Waktu
Keaslian Kesesuaian gan
Kerapihan Pembuatan
Menggambar macam-
1.
macam pondasi
Membuat analisa
2. perencanaan
bangunan gedung
3. Dst..
Catatan:
Setiap karya peserta didik sesuai Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar
portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai
bukti pekerjaannya.
Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1 - 4 atau 0 - 100.
Semakin baik hasil penugasan/karya peserta didik, semakin tinggi skor yang
diberikan.
Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan
kekuatan/kelebihan bukti belajar (evidence) yang dinilai.
NILAI KOMPETENSI
CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel
dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan
Kesehatan
3 Prakarya dan
Kewirausahaan
Kelompok C : Teknik Mesin
I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika
2 Kimia
3 Gambar Teknik
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar
Mesin
2 Pekerjaan Dasar
Teknik Mesin
3 Teknik Listrik Dasar
Mesin
III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan
1 Pekerjaan Teknologi
Dasar
2 Pekerjaan Teknologi
Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel
Menengah
3 Pekerjaan Teknologi
Tinggi
Jumlah Nilai
Rata-rata
Kegiatan Ekstra
Deskripsi
Kurikuler
Ketidakhadiran
Sakit : ........... hari
Izin : ........... hari
Tanpa Keterangan : ........... hari
.................................. ............................................
NIP:
=============================================================
Nama Sekolah : ........................... Kelas : .......................
Alamat : .......................... Semester : 1 (Satu)
Nama : .......................... Tahun Pelajaran : ......................
Nomor Induk/NISN : ................................
Deskripsi
No Mapel Kompetensi Catatan
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Pengetahuan
dan Budi Pekerti
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Pancasila Pengetahuan
dan
Kewarganegaraan Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Bahasa Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
4 Matematika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
5 Sejarah Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
6 Bahasa Inggris Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Kelompok B
1 Seni Budaya Pengetahuan
Keterampilan
............................... .................................
CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan
(KI-3) (KI-4) Spiritual
Ketidakhadiran
Sakit : ........... hari
Izin : ........... hari
Tanpa Keterangan : ........... hari
.............................. ...................................
NIP:
Deskripsi
No Mapel Kompetensi Catatan
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Pengetahuan
dan Budi Pekerti
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Pancasila Pengetahuan
dan
Kewarganegaraan Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Bahasa Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
4 Matematika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
5 Sejarah Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
6 Bahasa Inggris Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Kelompok B
1 Seni Budaya Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Keputusan:
Wali kelas
Berdasarkan hasil yang dicapai pada
semester 1 dan 2, peserta didik ditetapkan
............................................ naik ke kelas ............... (...........................)
NIP: .................................... tinggal di kelas ............ (...........................)
..................................., ........................20......
..............................
.............................. NIP.
CONTOH PENGISIAN
Nama Sekolah : Kelas :
Alamat : Semester :
CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan
(KI-3) (KI-4) Spiritual
Kelompok A (Wajib)
Peserta didik
menunjuk-kan
1 Pendidikan Agama dan 4.00 A 3.67 A- SB sikap
Budi Pekerti sungguh-
Pendidikan
(Nama guruPancasila
: Achmad dan sungguh
2 Kewarganegaraan
Syukur, S,Ag) 3.67 A- 3.33 B+ B dalam
menerapkan
Nama guru: Drs. Widodo
Bahasa Indonesia sikap jujur dan
3 4.00 A 4.00 A SB kerjasama,
Nama guru: Indrawati, namun masih
S.Pd,
Matematika perlu ditingkat-
4 3.67 A- 3.00 B B
kan lagi sikap
Nama guru: Irawan, MPd
Sejarah Indonesia percaya diri.
5 3.00 B 3.33 B+ B
Nama guru: Ana Rosida,
Bahasa
S.Pd, MM Inggris
6 3.67 A- 3.67 A- SB
Nama guru: Safrida, S.Pd
Prakarya dan
3 Kewirausahaan 2.67 B- 2.33 C+ B
Nama guru: Drs. Rizki
Kelompok C: Teknik mesin
Fisika
1 3.67 A- 3.00 B B
Nama guru: Tuti, MPd
Kimia
2 3.33 B+ 2.67 B- B
Nama guru: Putri, SPd
Gambar Teknik
3 4.00 A 3.33 B+ SB
Nama guru: Leonardo, MPd
Kegiatan ekstra kurikuler diisi dengan nilai kualitatif (SB = sangat baik,B = baik,C =
cukup, dan K = kurang) dilengkapi dengan keterangan masing-masing kegiatan
ekstra kurikuler yang diikuti. Nilai dan keterangan kegiatan ekstra kurikuler
diperoleh dari guru pembina/pelatih ekstra kurikuler.
Contoh:
Kegiatan Ekstra Kurikuler Deskrpsi
Contoh:
Ketidakhadiran
Sakit : 1 hari
Izin : --- hari
Tanpa Keterangan : --- hari
Contoh :
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
d. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
e. Tidak terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang belum tuntas/belum
baik pada semester kedua.
f. Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 15% dari
jumlah hari efektif.
10. Keterangan pindah keluar Satuan Pendidikan diisi dengan:
f. Tanggal ditetapkannya keluar dari Satuan Pendidikan.
g. Kelas yang ditinggalkan pada saat keluar dari Satuan Pendidikan.
h. Alasan keluar dari Satuan Pendidikan.
i. Waktu penandatanganan pengesahan oleh Kepala Sekolah dan tanda
tangan kepala sekolah dibubuhi stempel.
j. Pengesahan kepindahan keluar Satuan Pendidikan dikuatkan dengan
tanda tangan orang tua/wali peserta didik.
11. Keterangan pindah masuk Satuan Pendidikan diisi dengan:
d. Nama peserta didik yang masuk diisi lengkap.
e. Identitas peserta didik ditulis apabila pindah masuk ke sekolah baru
(mutasi dari luar ke dalam Satuan Pendidikan).
f. Waktu penandatanganan pengesahan oleh Kepala Sekolah dan tanda
tangan kepala sekolah dibubuhi stempel.
12. Catatan prestasi yang pernah dicapai diisi dengan:
b. Identitas peserta didik.
Catatan prestasi yang menonjol pada bidang kurikuler (akademik), ekstra kurikuler
(nonakademik), dan catatan khusus lainnya yang berhubungan dengan sikap serta
hal-hal selain kurikuler dan ekstra kurikuler (misalnya memenangkan kejuaraan
dalam ajang pencarian bakat, dan sebagainya).
Tanggung jawab
Nama
menjalankan
Kecermatan
No Skor Deskripsi
Siswa
Kerjasama
Kreatifitas
Responsif
Kejujuran
Proaktif
Toleran
Santun
agama
Tekun
Taat
Siswa sudah
menunjukkan
sikap toleran,
jujur, dan taat
menjalankan
perintah
agamanya akan
tetapi ketaatan
terhadap perintah
agama masih
perlu ditingkan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
RUBRIK PENSKORAN
Aspek : Tekun
No. Indikator Tekun Penilaian Tekun
1. Menyukai tantangan Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
ditunjukkan peserta didik
2. Giat dalam belajar dan Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
bekerja didik
3. Tidak mudah menyerah Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
menghadapi kesulitan didik
4. Berusaha menjadi lebih Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
baik didik
Aspek : Kerjasama
No. Indikator Kerjasama Penilaian Kerjasama
1. Terlibat aktif dalam bekerja Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
kelompok ditunjukkan peserta didik
2. Kesediaan melakukan Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
tugas sesuai kesepakatan didik
3. Bersedia membantu orang Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
lain dalam satu kelompok didik
yang mengalami kesulitan
4. Rela berkorban untuk Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
teman lain didik
Aspek : Tanggungjawab
No. Indikator Tanggungjawab Penilaian Tanggungjawab
1. Melaksanakan tugas Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
individu dengan baik ditunjukkan peserta didik
2. Menerima resiko dari Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
tindakan yang dilakukan didik
3. Mengembalikan barang Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
yang dipinjam didik
4. Meminta maaf atas Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
kesalahan yang dilakukan didik
Aspek : Toleran
No. Indikator Toleran Penilaian Toleran
1. Tidak mengganggu teman yang berbeda Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
pendapat yang konsisten ditunjukkan peserta didik
2. Menghormati teman yang berbeda suku, Skor 2 jika 2indikator kosisten
agama, ras, budaya, dan gender ditunjukkan peserta didik
3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda Skor 3 jika 3indikator kosisten
dengan pendapatnya ditunjukkan peserta didik
4. Dapat mememaafkan Skor 4 jika 4 indikator konsisten
kesalahan/kekurangan orang lain ditunjukkan peserta didik
Aspek : Kreativitas
No. Indikator Kreativitas Penilaian Kreativitas
1. Dapat menyatakan pendapat dengan jelas Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator muncul
(ideational fluency)
2. Dapat menemukan ide baru yang belum Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator muncul
dijelaskan guru (originality)
3. Mengenali masalah yang perlu dipecahkan Skor 3 jika 4 sampai 5 indikator muncul
dan tahu bagaimana memecahkannya
(critical thinking)
4. Senang terhadap materi pelajaran dan Skor 4 jika 6 sampai 7indikator muncul
berusaha mempelajarinya (enjoyment)
5. Mempunyai rasa seni dalam memecahkan
masalah (aesthetics)
6. Berani mengambil risiko untuk
menemukan hal-hal yang baru
(risk-taking)
7. Mencoba berulang-ulang untuk
menemukan ide yang terbaik
(cyclical procedure)
Aspek : Kejujuran
No. Indikator Kejujuran Penilaian Kejujuran
1. Tidak menyontek dalam mengerjakan Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator muncul
ujian/ulangan
Aspek : Kecermatan
No. Indikator Kecermatan Penilaian Kecermatan
1. Mengerjakan tugas dengan teliti Skor 1 jika 1 indikator muncul
2. Berhati-hati dalam menggunakan Skor 2 jika 2 indikator muncul
peralatan
3. Memperhatikan keselamatan diri Skor 3 jika 3 indikator muncul
4. Memperhatikan keselamatan Skor 4 jika 4 indikator muncul
lingkungan
Aspek : Santun
No. Indikator Santun Penilaian Santun
1. Baik budi bahasanya (sopan Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
ucapannya)
2. Menggunakan ungkapan yang tepat Skor 2 jika terpenuhi dua indikator
3. Mengekspresikan wajah yang cerah Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
4. Berperilaku sopan Skor 4 jika terpenuhi semua indikator
Aspek : Responsif
No. Penilaian Responsif
1. Skor 1 jika acuh (tidak merespon)
2. Skor 2 jika ragu-ragu/bimbang dalam
merespon
3. Skor 3 jika lamban memberikan
respon/tanggapan
Aspek : Proaktif
No. Indikator Proaktif Penilaian Proaktif
1 berinisiatif dalam bertindak Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
2 mampu menggunakan kesempatan Skor 2 jikaterpenuhi dua indikator
3 memiliki prinsip dalam bertindak Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
(tidak ikut-ikutan)
4 bertindak dengan penuh tanggung Skor 4 jikaterpenuhi semua indikator
jawab
2 = jarang
1 = tidak pernah
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam
kesantunan. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap santun yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari
Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penyekoran:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Menjelaskan hasil
pengukuran dengan alat-alat
ukur
Disajikan gambar
pengukuran, siswa dapat
menentukan hasil Nomor Soal 1
pengukuran dengan alat ukur
Kunci Jawaban B
Pembahasan:
Mikrometer : 3mm + 0,50 mm + 0,33 mm = 3,83 mm
Jangka Sorong : 25 mm + 0,70 mm = 25,70mm
LEMBAR PENILAIAN
TES PRAKTIK/PROYEK
Nomor Peserta :
Nama Peserta :
1.3.Pengecekan kelengkapan
peralatan
1.4.Pengecekan spesifikasi
peralatan
Skor Komponen :
II Proses (Sistematika & Cara 4
Kerja)
2.1. Layer, folder, lay out, skala
Skor Komponen :
III Hasil Kerja 16
3.1 Gambar Auto Cad
3.1.1 Skala Gambar
3.1.2 Ketebalan garis ( line weight )
Dan tipe garis ( line type )
3.1.3 Kelengkapan gambar
3.1.4 Etiket gambar
Skor Komponen :
Keterangan :
Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan perolehan
skor terendah dari sub komponen penilaian
Skor Max 6 3 12 6 3
Skor
Komponen
NK
Keterangan:
Penilai 1/ Penilai 2 *)
Nama Peserta
Nama Penilai
Judul Penugassan Penanganan Keluhan Pelanggan
Tgl ujian
Pengamatan peserta di tempat kerja menangani
Demonstrasi
pertanyaan pelanggan, masalah dan keluhan pelanggan
Bahan & Peralatan
Kinerja Yang Diamati Tidak/Ya Keterangan
Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan:
Memperiotaskan kebutuhan pelanggan yang
mendesak
Menawarkan beberapa pilihan
Menanyakan pertanyaan terbuka
Menggunakan teknik mendengarkan
Melayani konsumen dengan:
Tanda tangan
Peserta
Tanda tangan
Penilai
Lembar Pertanyaan:
Penilaian Portofolio
Kriteria
Perio Kualitas / Waktu Keteran
No KD Keasli Kesesuai
de Kerapiha Pembu gan
an an
n atan
Menggambar
1. macam-macam
pondasi
Membuat analisa
2. perencanaan
bangunan gedung
3. Dst..
Catatan:
Setiap karya peserta didik sesuai Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar
portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai
bukti pekerjaannya.
BAB VI
MEKANISME PENETAPAN KRITERIAN
KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
KKM KKM
Indikator KD
KKM KKM
MP SK
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokanguru dalam
melakukanpenilaian;
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada
orang tua/wali peserta didik.
Contoh 1.
SK 2. : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
KD 2.2 : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-
hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan
konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia
Indikator : Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
Contoh 2.
SK 1. : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan
kimia
KD 1.1. : Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-
sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur
dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui
pemahaman konfigurasi elektron
Indikator : Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik
atau nomor atom unsur.
Contoh:
SK 3. : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
KD 3.3 : Menjelaskan keseimbangandan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseranarah keseimbangan dengan
melakukan percobaan
Indikator : Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi,
tekanan,dan volume pada pergeseran keseimbangan melalui
percobaan.
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat
penerimaan peserta didikbaru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP,
tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI
dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.
Contoh penetapan KKM
Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian
yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan
intake peserta didiksedang, maka nilai KKM-nya adalah:
1 + 3 + 2
x 100 = 66,7
9
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.
Contoh:
PENENTUAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL PER KD DAN
INDIKATOR
Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,47 dibulatkan
menjadi 72.
1. KD yang dapat dicapai oleh 75% - 100% dari jumlah peserta didikpada kelas X,
XI,atau XII;
2. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah peserta didik pada kelas
X, XI,atau XII;
3. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah siswa peserta didik kelas X, XI,
atau XII.
Manfaat hasil analisis adalahsebagai dasar untuk meningkatkan kriteria ketuntasan
minimal pada semester atautahunpembelajaran berikutnya. Analisis pencapaian
kriteria ketuntasan minimal dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan
nilai setiap peserta didik per mata pelajaran.
Contoh
FORMAT
ANALISIS PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PESERTA
DIDIK PER-KOMPETENSIN DASAR (KD)
Nama Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
1
2
3
4
5
dst
Rata-rata
Ketuntasan belajar
(dalam %)
≤ 49
Frekwensi
jml siswa
50-74
75-100
≥ KKM sekolah
Nama sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas :
Kondisi bulan :
KKM Tingkat KKM sekolah Tingkat KKM pencapaian
No SK No KD
Sekolah pencapaian maks rerata min maks rerata Min
KD.1.1 70.00 75.00
SK1 75 72,5 70 80 77,5 75
KD 1.2 75.00 80.00
KD 2.1 75.00 70.00
SK 2 KD 2.2 70.00 70.00 75 70 65 70 69 67
KD 2.3 65.00 67.00
dst
BAB VII
PENYUSUNAN KISI-KISI BUTIR SOAL
Menyusun butir soal adalah merakit soal yang siap digunakan menjadi satu
perangkat/paket tes atau beberapa paket tes paralel. Dasar acuan dalam merakit
soal adalah tujuan tes dan kisi-kisinya. Untuk memudahkan pelaksanaannya, guru
harus memperhatikan langkah-langkah perakitan soal.
Dalam bab ini juga diuraikan penskoran jawaban soal. Pemeriksaan terhadap
jawaban peserta didik dan pemberian angka merupakan langkah untuk
mendapatkan informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Pada
prinsipnya, penskoran soal harus diusahakan agar dapat dilakukan secara objektif.
Artinya, apabila penskoran dilakukan oleh dua orang atau lebih yang sama tingkat
kompetensinya, akan menghasilkan skor atau angka yang sama, atau jika orang
yang sama mengulangi proses penskoran akan dihasilkan skor yang sama.
Para pendidik dapat merakit soal menjadi suatu paket tes yang tepat, apabila
para pendidik memperhatikan langkah-langkah perakitan soal. Berikut langkah-
langkah perakitan soal.
1. Mengelompokkan soal-soal yang mengukur kompetensi dan materi yang
sama, kemudian soal-soal itu ditempatkan dalam urutan yang sama.
2. Memberi nomor urut soal didasarkan nomor urut soal dalam kisi-kisi.
3. Mengecek setiap soal dalam satu paket tes apakah soal-soalnya sudah
bebas dari kaidah “Setiap soal tidak boleh memberi petunjuk jawaban
terhadap soal yang lain”.
4. Membuat petunjuk umum dan khusus untuk mengerjakan soal.
5. Membuat format lembar jawaban.
6. Membuat lembar kunci jawaban dan petunjuk penilaiannya.
7. Menentukan/menghitung penyebaran kunci jawaban (untuk bentuk pilihan
ganda), dengan menggunakan rumus berikut.
Jumlah soal
Penyebaran kunci jawaban = + 3
Jumlah pilihan jawaban
8. Menentukan soal inti sebanyak 10 % dari jumlah soal dalam satu paket.
Soal inti ini diperlukan apabila soal yang dirakit terdiri dari beberapa tes
paralel. Tujuannya adalah agar antar tes memiliki keterkaitan yang sama.
Penempatan soal inti dalam paket tes diletakkan secara acak.
9. Menentukan besarnya bobot setiap soal (untuk soal bentuk uraian)
Bobot soal adalah besarnya angka yang ditetapkan untuk suatu butir soal
dalam perbandingan (ratio) dengan butir soal lainnya dalam satu perangkat
tes. Penentuan besar kecilnya bobot soal didasarkan atas tingkat
kedalaman dan keluasan materi yang ditanyakan atau kompleksitas
jawaban yang dituntut oleh suatu soal. Untuk mempermudah
perhitungan/penentuan nilai akhir, jumlah bobot keseluruhan pada satu
perangkat tes uraian ditetapkan 100. Perakit soal harus dapat
mengalokasikan besarnya bobot untuk setiap soal dari bobot yang telah
ditetapkan. Bobot suatu soal yang sudah ditetapkan pada satu perangkat
tes dapat berubah bila soal tersebut dirakit ke dalam perangkat tes yang
lain.
10. Menyusun tabel konversi skor
Tabel konversi sangat membantu para pendidik pada saat menilai lembar
jawaban peserta didik. Terutama bila dalam satu tes terdiri dari dua bentuk
soal, misal bentuk pilihan ganda dan uraian atau tes tertulis dan tes praktik.
Skor dari soal bentuk pilihan ganda tidak dapat langsung digabung dengan
skor uraian. Hal ini karena tingkat keluasan dan kedalaman materi yang
ditanyakan atau penekannya dalam kedua bentuk itu tidak sama. Nilai
keduanya dapat digabung setelah keduanya ditentukan bobotnya.
Misalnya, untuk soal bentuk pilihan ganda (45 soal dengan skor maksimum
45) bobotnya 60 % dan bentuk uraian (5 soal dengan skor maksimum 20)
bobotnya 40 %. Untuk menentukan skor jadinya adalah skor perolehan
peserta didik yang bersangkutan dibagi skor maksimum kali bobot. Tabel
konversi ini merupakan tabel konversi sederhana atau klasik.
Untuk memudahkan penggunaan tabel konversi, kita ingat proses
penyamaan skala atau konversi alat ukur suhu yang didasarkan pada
konversi rumus yang sudah standar, misal skala pengukuran: Celcius (titik
awal 00 titik didih 1000). Reamur(titik awal 00 titik didih 800), Fahrenheit
(titik awal 320 titik didih 2120 ), Kelvin (titik awal 2370 titik didih 3730).
Masing-masing skala pengukuran ini bukan untuk dibandingkan atau
sebagai penentu kelulusan atau sebagai pengatrol nilai, namun masing-
masing memiliki skala sendiri-sendiri. Keberadaan skala ini tidak bisa
dikatakan bahwa orang yang menggunakan skala pengukuran Celcius dan
Reamur akan selalu dirugikan karena keduanya memiliki nilai 0 sampai
dengan 4 (bila acuan kriterianya 4,01), sedangkan orang yang
menggunakan Fahrenheit dan Kelvin selalu diuntungkan karena titik
awalnya 32 dan 237. Demikian pula dengan konversi nilai dalam ulangan
atau ujian. Guru atau panitia ujian mau menggunakan konversi yang mana.
Dalam ilmu pengukuran, konversi dapat disusun melalui konversi biasa
dan konversi yang terkalibrasi dengan model respon butir. Apabila UN atau
US sudah mempergunakan konversi model respon butir, semua nilai
peserta didik harus mengacu pada model konversi ini, tidak
membandingkan dengan konversi lain/biasa.
Konversi biasa (model pengukuran secara klasik) penggunaannya biasa
digunakan guru di sekolah, yaitu untuk memperoleh nilai murni peserta
didik. Bila menghendaki skor maksimum 10 digunakan rumus (skor
perolehan: skor maksimum) x 10 dan bila menggunakan skor maksimum
100 digunakan nilai konversi dengan rumus (skor perolehan: skor
maksimum) x 100 atau bila menggunakan skor maksimum 4 digunakan
nilai konversi dengan rumus (skor perolehan: skor maksimum) x 4.
Konversi seperti ini memiliki dua kelemahan, pertama adalah bahwa setiap
butir soal dihitung memiliki tingkat kesukaran yang sama. Artinya peserta
didik manapun yang menjawab benar 40 dari 50 butir soal dalam satu tes
(terserah nomor butir soal berapa yang benar, apakah nomor 1 benar,
nomor 2 salah, nomor 3 benar atau sebaliknya dan seterusnya, yang
penting benar 40 soal) peserta didik yang bersangkutan akan memperoleh
nilai 8 (untuk konversi skor maksimum 10), 80 (untuk konversi skor
maksimum 100) 0,2 (untuk konversi skor maksimum 4). Kelemahan kedua
adalah bahwa tingkat kesukaran butir soal tidak ditempatkan/dikalibrasi
pada skala yang sama. Artinya bahwa butir-butir soal tidak disusun
berdasarkan tingkat kesukarannya dan kemampuan peserta didik sehingga
model konversi ini belum bisa menentukan nilai murni peserta didik yang
sebenarnya. Seharusnya hanya peserta didik yang memiliki kemampuan
tinggi (misal pada skala kemampuan 1, kemampuan 2, kemampuan 3)
yang dapat menjawab benar semua soal dalam tes pada skala yang
bersangkutan atau tingkat kesukaran butir (mudah, sedang, sukar) sesuai
dengan kemampuan peserta didik yang bersangkutan. Apabila sekolah
mempergunakan konversi biasa seperti ini justru akan merugikan peserta
didik yang memiliki kemampuan lebih tinggi.
Konversi yang terkalibrasi adalah konversi nilai yang disusun berdasarkan
kemampuan peserta didik dari tingkat kesukaran butir soal yang terkalibrasi
dengan model Rasch (Item Response Theory). Untuk memahami model
C. Penilaian Perilaku
Dalam menentukan perilaku yang akan diukur, penulis soal dapat mengambil
atau memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para ahli
pendidikan, di antaranya seperti Benjamin S. Bloom, Quellmalz, R.J. Mazano dkk,
Robert M. Gagne, David Krathwohl, Norman E. Gronlund dan R.W. de Maclay, Linn
dan Gronlund.
1. Ranah kognitif yang dikembangkan Benjamin S. Bloom adalah: (1) Ingatan
di antaranya seperti: menyebutkan, menentukan, menunjukkan, mengingat
kembali, mendefinisikan; (2) Pemahaman di antaranya seperti:
membedakan, mengubah, memberi contoh, memperkirakan,
mengambil kesimpulan; (3) Penerapan di antaranya seperti: menggunakan,
menerapkan; (4) Analisis di antaranya seperti: membandingkan,
F. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi
kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah
untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi
dapat berbentuk format atau matriks seperti contoh berikut ini.
Keterangan:
Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada
di dalam silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang
sendiri, kecuali pada kolom 6.
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini.
1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.
(1) Contoh model pertama untuk soal menyimak pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Indikator: Diperdengarkan sebuah pernyataan pendek dengan
topik "belajar mandiri", peserta didik dapat menentukan dengan
tepat pernyataan yang sama artinya.
Soal : (Soal dibacakan atau diperdengarkan hanya
satu kali, kemudian peserta didik memilih dengan tepat
satu pernyataan yang sama artinya. Soalnya adalah: "Hari
harus masuk kelas pukul 7.00., tetapi dia datang pukul
8.00 pagi hari.")
Lembar tes hanya berisi pilihan seperti berikut:
a. Hari masuk kelas tepat waktu pagi ini.
b. Hari masuk kelas terlambat dua jam pagi ini
c. Hari masuk Kelas terlambat siang hari ini,
d. Hari masuk Kelas terlambat satu jam hari ini
Kunci: d
(2) Contoh model kedua
Indikator: Peserta didik dapat menentukan dengan tepat
3 2 1
5 4 3 2 1
Agar soal yang disusun bermutu baik, maka penulis soal harus memperhatikan
kaidah penulisannya. Untuk memudahkan pengelolaan, perbaikan, dan
pengembangan soal, maka soal ditulis di dalam format kartu soal Setiap satu
soal dan pedoman penskorannya ditulis di dalam satu format. Contoh format
soal bentuk uraian dan format penskorannya adalah seperti berikut ini.
KARTU SOAL
Jenis Sekolah : …………………….....Penyusun:1. ……………………
Mata Pelajaran : ……………………...... 2. ……………………
Bahan Kls/Smt : ……………………........... 3. ………………......
Bentuk Soal : ………………..... Tahun Ajaran :……………
Aspek yang diukur : ……………………............
MATERI
NO SOAL:
INDIKATOR SOAL
KETERANGAN SOAL
DIGUNAKAN TANGG JUMLAH PROPORSI PEMILIH
NO TK DP KET.
UNTUK AL SISWA ASPEK
A B C D E OMT
NO
KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR
SOAL
KARTU SOAL
NO SOAL:
MATERI
KUNCI :
INDIKATOR SOAL
KETERANGAN SOAL
NO DIGUNAKAN TANGGAL JUMLAH TK DP PROPORSI PEMILIH KET.
UNTUK SISWA
A B C D E OMT
Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan pilihan
jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih satu jawaban
yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya mencakup: (1) dasar
pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal (stem), (3) pilihan jawaban yang
terdiri atas: kunci jawaban dan pengecoh.
1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan
perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan
indikator dalam kisi-kisi.
b. Pengecoh harus bertungsi
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu
soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.
2. Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya,
kemampuan/ materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak
menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang
suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh
peserta didik. Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik,
tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik,
atau tabel itu tidak berfungsi.
j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang
bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.
k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik
yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat
menjawab benar soal berikutnya.
3. Bahasa/budaya
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di
antaranya meliputi: a) pemakaian kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur
predikat, (3) anak kalimat; b) pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2)
penulisan kata, dan c) pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2)
penggunaan tanda baca.
b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya
mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.
c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok
soal.
BAB VIII
BUTIR SOAL NON-TES
A. Pengamatan
Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh
guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang sesuai dengan
kompetensi yang hendak diukur. Pengamatan dapat dilakukan dengan
menggunakan antara lain lembar pengamatan, penilaian portofolio dan penilaian
kecakapan hidup.
Pelaksanaan pengamatan sikap dapat dilakukan guru pada sebelum mengajar,
saat mengajar, dan sesudah mengajar. Perilaku minimal yang dapat dinilai dengan
pengamatan untuk perilaku/budi pekerti peserta didik, misalnya: ketaatan pada
ajaran agama, toleransi, disiplin, tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong,
kesetiakawanan, hormat-menghormati, sopan santun, dan jujur.
Portofolio merupakan deskripsi peta perkembangan kemampuan individu peserta
didik. Jadi portofolio merupakan ”kartu sehat” individu peserta didik. Bila ada
peserta didik yang ”sakit”, tugas guru adalah (1) menentukan penyakitnya apa,
kemudian (2) memberi obat yang tepat agar peserta didik cepat sembuh dari
penyakitnya.
JUMLAH SOAL
NOMOR
NO DIMENSI INDIKATOR PER
SOAL
INDIKATOR
1 ...................... ... . .................
.............
Untuk mengisi kolom dimensi dan indikator, penulis soal harus mengetahui
terlebih dahulu validitas konstruknya yang disusun/dirumuskan melalui teori.
Cara termudah untuk mendapatkan teori adalah membaca beberapa buku,
hasil penelitian, atau mencari informasi lain yang berhubungan dengan variabel
atau tujuan tes yang dikehendaki. Oleh karena itu, peserta didik atau
responden yang hendak mengerjakan tes ini (instrumen non-tes) tidak perlu
mempersiapkan/belajar materi yang hendak diteskan terlebih dahulu seperti
pada tes prestasi belajar. Setelah teori diperoleh dari berbagai buku, maka
langkah selanjutnya adalah menyimpulkan teori itu dan merumuskan
mendefinisikan (yaitu definisi konsep dan definisi operasional) dengan kata-
kata sendiri berdasarkan pendapat para ahli yang diperoleh dari beberapa buku
yang telah dibaca. Definisi tentang teori yang dirumuskan inilah yang
dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang telah dirumuskan itu, langkah
selanjutnya adalah menentukan dimensi (tema-objek/hal-hal pokok
yangmenjadi pusat tinjauan teori), indikator (uraian/rincian dimensi yang akan
diukur), dan penulisan butir soal berdasarkan indikatornya. Untuk lebih
memudahkan dalam menyusun kisi-kisi tes, perhatikan alur urutannya seperti
pada bagan berikut.
TEORI KONSTRUK
- Definisi
(Dari hasil konsep
penelitian/ - Definisi DIMENS INDIKATOR SOAL
pendapat dari: Operasiona I
l
1. Buku A
2. Buku B
3. Buku C
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
235
Berdasarkan bagan di atas, penulis soal dapat dengan mudah mengecek apakah
instrumen tesnya atau butir-butir soal sudah sesuai dengan indikatornya atau
belum. Misalnya soal nomor 1 sampai dengan soal terakhir berasal darimana? Dari
indikator. Indikator dari mana? Dari dimensi. Rumusan dimensi darimana? Dari
konstruk. Rumusan konstruk darimana? Dari teori. Jadi kesimpulannya instrumen
tes yang telah disusun merupakan alat ukur yang (sudah tepat atau belum tepat)
mewakili teori.
Dalam penulisan soal pada instrumen non-tes, penulis butir soal harus
memperhatikan ketentuan/kaidah penulisannya. Kaidahnya adalah seperti berikut
ini.
1.Materi
a.Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
b.Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam
kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi atau konasinya dan
pernyataan positif atau negatifnya).
2.Konstruksi
a.Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
b.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan objek yang
dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
d.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
e.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang faktual atau dapat
diinterpretasikan sebagai fakta.
f. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih
dari satu cara.
g.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau
dikosongkan oleh hampir semua responden.
h.Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
i. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti semua,
selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.
j. Jangan banyak mempergunakan kata hanya, sekedar, semata-mata.
Gunakanlah seperlunya.
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
236
3. Bahasa/Budaya
a. Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan
peserta didik atau responden.
b. Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
c. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
4. dst
1. Kesukaan Gairah 8, 13
Inisiatif 16, 17
2. Ketertarikan Responsif 10, 15, 20
Kesegeraan 2, 6, 9
3. Perhatian Konsentrasi 7, 19
Ketelitian 3, 10
4. Keterlibatan Kemauan 4, 5
Keuletan 1, 18
NO. PERNYATAAN SL SR JR TP
1. Saya Senang mengikuti pelajaran ini.
2. Saya rugi bila tidak mengikuti pelajaran ini.
3. Saya merasa pelajaran ini bermanfaat.
4. Saya berusaha menyerahkan tugas tepat waktu.
Saya berusaha memahami pelajaran ini.
5. Saya bertanya kepada guru bila ada yang tidak
jelas
6.
Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah.
NO. PERNYATAAN SL SR JR TP
Saya mendiskusikan materi pelajaran dengan
teman sekelas.
7.
Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini.
Saya berusaha mencari bahan pelajaran di
8.
perpustakaan
9.
10.
33,34,35,36 37,38,39,40 8
Jumlah Pernyataan 20 20 40
SKOR JAWABAN
Skor Jawaban a b c d e
Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5
3. Tes Kreativitas
Kreativitas merupakan proses berpikir yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan secara benar dan
bermanfaat (Devito, 1989 : 118). Disamping itu, kreativitas juga merupakan
kemampuan berpikir divergen yang mencerminkan kelancaran, keluwesan
dan orisinal dalam proses berpikir (Good Brophy, 1990 : 619). Ciri-ciri
kreativitas berkaitan dengan imaginasi, orisinalitas, berpikir devergen,
penemuan hal-hal yang bersifat baru, intuisi, hal-hal yang menyangkut
perubahan dan eksplorasi (Coben, 1976 : 17). Desain tes kreativitas terdiri
dari dua subtes yaitu dalam bentuk gambar dan verbal yang masing-
masing bentuk memiliki ciri kelancaran (fluency).keluwesan (flexibility),
keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration) (Torrance, 1974 : 8).
b. Keluwesan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
c. Keaslian 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
d. Keelaborasian 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
Definisi konsep stres belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan
sebagai interaksi dalam diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan
suatu peluang, kendala, atau tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa
yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang
tidak pasti atau penting. Definisi operasional stres belajar adalah suatu
kondisi kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dalam diri seseorang
akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan
belajar yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya
dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau penting yang dapat
diukur melalui: (1) tanggapan psikologis seperti perasaan cemas, khawatir,
takut, tidak senang, perasaan terganggu, dan lepas kendali, (2) tanggapan
fisik seperti rasa lelah, jantung berdebar, rasa sakit, dan tekanan darah
terganggu, dan (3) tanggapan perseptual seperti anggapan dan keyakinan.
Berikut contoh kisi-kisi dan soal tes stres belajar.
Tanggapan
3. 44,45,46,47,48,49,50
Persepsual a. Tanggapan dan
keyakinan
(terhadap pencapaian)
Keterangan: nomor soal ganjil adalah pernyataan positif, nomor soal genap
adalah pernyataan negatif.
6. Teknik Penskoran
Salah satu kegiatan dari penulisan butir soal yaitu teknik penskoran. Ada
cara sederhana untuk menskor hasil jawaban peserta didik dari instrumen
non-tes. Sebagai contoh, tes skala sikap di atas telah dikerjakan oleh salah
satu peserta didik.
Nama peserta didik : Susiana
ST
NO. PERNYATAAN SS S TS
S
1. Mau menerima pendapat orang lain merupakan X
ciri bertoleransi.
Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan
2. X
kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain
3. X
Memilih teman di sekolah, saya utamakan mereka
4. yang pandai saja
Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu X
5. mendengarkan usul-usul kedua orang tuaku. X
Penjelasan: Dalam kisi-kisi tes, soal nomor 1-6 hanya mewakili indikator
“mau menerima pendapat orang lain” dari dimensi “toleransi” untuk topik
“sikap belajar peserta didik di sekolah”. Sebagai contoh penskorannya
adalah seperti berikut ini.
1. Perilaku positif terdapat pada soal nomor 1, 3, 5 dengan pemberian
skor: SS= 4, S= 3, TS= 2, STS= 1.
2. Perilaku negatif terdapat pada soal nomor 2, 4, 6 dengan pemberian
skor: SS= 1, S= 2, TS= 3, STS= 4
3. Skor yang harus diperoleh dalam perilaku positif minimal 3 x 4 = 12,
Maksimal 3 x 5 = 15, (3 berasal dari 3 butir soal yang positif; 3 adalah
skor S; 4 adalah skor SS).
4. Skor yang harus diperoleh dalam perilaku negatif minimal 3 x 2 = 6,
Maksimal 3 x 1 = 3 (3 berasal dari 3 butir soal yang negatif, 2 adalah
skor S; 1 adalah skor SS).
5. Skor rata-rata: perilaku minimal adalah (12 + 6):2 = 9.
Perilaku maksimal adalah (15 + 3) : 2 = 9.
6. Jadi skor Susiana di atas adalah seperti berikut ini.
Perilaku positif 5+4+1 = 10, perilaku negatif 4+2+3 = 9.
Skor akhir Susiana adalah (10+9):2 = 9,5 atau 10.
BAB IX
PENYUSUNAN BUTIR SOAL
PENALARAN TINGGI
Penyusunan butir soal yang memerlukan penalaran tingkat tinggi atau Higher
Order Thingking Skills (HOTS), Dalam ranah Taksonomi Bloom, urutan tingkatan berpikir
(kognitif) dari tingkat tinggi, dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1. Kata Kerja Operasional Edisi Revisi Teori Bloom
RANAH KOGNITIF
Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
(C4) (C5) (C6)
4 5 6
Mendiferensiasikan Mengcek Membangun
Mengorganisasikan Mengkritik Merencanakan
Mengatribusikan Membuktikan Memproduksi
Mendiagnosis Mempertahankan Mengkombinasikan
Memerinci Memvalidasi Merangcang
Menelaah Mendukung Merekonstruksi
Mendeteksi Memproyek-sikan Membuat
Mengaitkan Menciptakan
Memecahkan Meng-abstraksi
Menguraikan
RANAH AFEKTIF
RANAH PSIKOMOTOR
Artikulasi Naturalisasi
(P4) (P5)
Membangun Mendesain
Mengatasi Menggabungkan Menentukan
Koordinat, Mengintegrasikan
Mengelola
Beradaptasi Mengembangkan
Merumuskan, Memodifikasi Menciptakan
Master
Penalaran tingkat tinggi atau Higher Order Thingking Skills (HOTS), berada pada
level analisis, evaluasi dan mencipta.
Penalaran tingkat tinggi dapat dikaitkan dengan proses untuk membuat keputusan
dan menyelesaikan masalah dan berpikir tingkat tinggi, Berpikir adalah proses
menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu.
Kemampuan berfikir terdiri dari empat tingkatan: (a) menghafal (recall thinking),
(c) dasar (basic thinking), (d) kritis (critical thinking), dan (e) kreatif (creative
thinking).
Kemampuan Menghafal hampir otomatis atau bersifat refleksif. Contoh dari
kemampuan ini adalah menghafal perkalian (5x5=25) dan penjumlahan (2+3=5).
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
249
Dalam menulis butir soal, penulis soal memiliki kecenderungan untuk menulis
butir-butir soal yang menuntut perilaku “ingatan”. Di samping mudah penulisan
soalnya, materi yang hendak ditanyakan juga mudah diperoleh dari buku pelajaran.
Untuk menuliskan butir soal yang menuntut penalaran tinggi, penulis soal biasanya
merasa agak kesulitan dalam mengkreasinya. Disamping sulit menentukan perilaku
yang diukur atau merumuskan masalah yang dijadikan dasar pertanyaan, juga
uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu
tersedia di dalam buku pelajaran. Bagaimana peserta didik bisa maju bila pola
berpikirnya hanya ingatan? Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat
dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut
penalaran tinggi. Caranya adalah seperti berikut ini.
1. Materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku: pemahaman,
penerapan, sintesis, analisis, atau evaluasi (bukan hanya ingatan). Perilaku
ingatan juga diperlukan, namun kedudukannya adalah sebagai langkah
awal sebelum peserta didik dapat memahami, menerapkan,
menyintesiskan, menganalisis, dan mengevaluasi materi yang diperoleh
dari guru. Uraian tentang perilaku ini dapat dilihat pada perilaku kognitif
yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom pada bab di depan.
2. Setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus).
3. Mengukur kemampuan berpikir kritis.
4. Mengukur keterampilan pemecahan masalah.
5. Penjelasan nomor 2, 3 dan 4 diuraikan secara rinci di bawah ini.
Glosarium
Kompetensi Dasar: Kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik dalam
penguasaan konsep/materi yang dibelajarkan.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): batas ketuntasan setiap mata pelajaran yang
ditetapkan oleh sekolah melalui analisis indikator dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, karakteristik setiap indikator, dan kondisi satuan
pendidikan.
Penilaian antarteman: teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan pendapatnya mengenai kelebihan dan kekurangan temannya
dalam berbagai hal.
Penilaian diri: teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai
dirinya sendiri mengenai berbagai hal.
Penilaian inventori: teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk
mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap sesuatu objek
psikologis.
Soal pilihan ganda: soal yang menyediakan sejumlah pilihan jawaban dengan
hanya ada satu pilihan jawaban yang benar.
Standar Isi: ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Tatap muka: pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam
pembelajaran di kelas.
Tes lisan: tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara
peserta didik dengan pendidik, pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan.
Tes praktik (kinerja): tes yang meminta peserta didik melakukan perbuatan/
menampilkan/mendemonstrasikan keterampilannya.
Tes tertulis: tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis
berupa pilihan dan/atau isian.
Ulangan akhir semester: kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester, yang cakupannya meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Ulangan kenaikan kelas: kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket, dan cakupannya
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
tersebut.
Ulangan tengah semester: kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran, yang cakupannya meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.