Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pergaulan anak muda zaman sekarang sangat memprihatinkan padahal


mereka adalah generasi muda untuk suatu bangsa. Tidak dipungkiri,
banyak anak muda yang terjerumus dalam pergaulan yang negative salah
satunya adalah obat-obatan penenang yang seharusnya tidak dikonsumsi
secara legal. Pergaulan anak muda sangat berperan penting terhadap
perilaku dan tindakan para remaja, karena kebanyakan remaja lebih
mengikuti teman bergaulnya dibandinglan dengan orang tua maupun guru
mereka.

Di zaman yang makin maju dengan perkembangan teknologinya,


masyarakat khususnya generasi muda sangat membutuhkan perhatian
khusus dalam mengikuti era pergaulan zaman sekarang, terutama bagi
orang tua yang mempunyai anak di usia remaja.

Berdasarkan data yang dirilis oleh BKKBN, ada beberapa contoh


kenakalan remaja yang meningkat dari tahun ke tahun [1]:

1. Tingkat aborsi yang mencapai angka 700-800 ribu remaja

2. Narkoba dan miras

3. HIV/AIDS yang 70% merupakan remaja

Adapula data hasil penelitian dari BNN (Badan Narkotika Nasional)


yang bekerjasama dengan UI (Universitas Indonesia) menunjukkan bahwa
69% remaja menjadi kelompok teratur pakai narkoba dan 31% kelompok
pecandu dengan proporsi laki-laki 79% dan perempuan 21% [2]. (Badan

1
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional fenomena kenakalan
remaja di Indonesia 09 Februari 2011)
Dari permasalahan tersebut, penulis terinspirasi untuk mengangkat
tema tentang bagaimana pengedaran, pemakaian, bahayanya dan juga
jenis-jenis obat penenang tersebut.

Obat penenang adalah depresan yang tergolong pada kelompok obat


yang disebut 'benzodiazepine'. Obat-obat ini diresepkan oleh para dokter
untuk mengurangi stres, kecemasan, untuk membantu orang tidur dan
kegunaan kedokteran lainnya. Biasanya obat-obat ini berbentuk kapsul
atau tablet.

Obat golongan Benzodiazepine yang dikenal masyarakat sebagai obat


penenang merupakan obat yang paling populer di dunia. Sejak ditemukan
jenisnya pertama kali yang bernama Chlordiazepoxide oleh Leo Sternbach
(1908–2005) pada 1957 dan diteruskan dengan ditemukannya Diazepam,
obat golongan ini menjadi fenomena yang menakjubkan di kalangan
medis.

Kemampuannya yang bermula sebagai suatu sedatif (sifatnya membuat


tidur) dan hipnotik lalu kemudian beranjak menjadi indikasi untuk hal
yang lain. Saat ini, tersedia begitu banyak jenis Benzodiazepine di pasaran
dengan berbagai merk baik yang paten maupun generik. Beberapa jenis
yang terkenal adalah Diazepam, Alprazolam, Estazolam, Nitrazepam,
Lorazepam, dan Clobazam. Masing-masing jenis Benzodiazepine ini
dibedakan berdasarkan sifat farmakokinetiknya.

Kegunaan Benzodiazepine saat ini terutama untuk penyebab penyakit


yang dihubungkan dengan gangguan psikiatri dan non psikiatri seperti
kesulitan tidur, menghilangkan kecemasan, pengobatan delirium tremens,
sedasi sebelum proses operasi, untuk menghilangkan kejang epilepsi dan
juga pada spasme otot. Sifatnya yang segera dan efektif membuat banyak
dokter menggunakan obat ini juga sebagai campuran untuk pengobatan

2
pasien-pasien dengan gangguan lambung yang dasarnya adalah fungsional
(gejala psikosomatik) dan juga pasien-pasien gangguan jantung yang
cemas.

Tahun 1996 Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengeluarkan sebuah


pegangan program ketergantungan zat yang salah satunya adalah “Rational
Use of Benzodiazepine” . Ini disebabkan karena ternyata pada praktek
sehari-hari, walaupun kebanyakan anticemas golongan benzodiazepine ini
diindikasikan untuk pasien-pasien dengan gangguan psikiatri, pada
kenyataannya kebanyakan yang memakai obat golongan benzodiazepine
ini adalah dokter umum dan dokter non spesialis psikiatri.

Penelitian yang dilakukan Wood, Katz dan Winger yang dimuat dalam
pegangan WHO ini mengatakan 80 persen obat golongan Benzodiazepine
diresepkan oleh dokter umum dan merupakan obat kedua terbanyak
diresepkan setelah obat untuk jantung dan pembuluh darah. Sayangnya,
penggunaan ini banyak yang tidak rasional dan menyalahi aturan dari
pegangan-pegangan yang sudah diputuskan bersama oleh badan-badan
organisasi kesehatan dan kesehatan mental di dunia. (health kompas.com,
waspadai penggunaan obat penenang tak rasional, 20 Mei 2011).

Beberapa orang menyalahgunakan obat penenang karena efeknya yang


memabukkan.Berbagai nama lainnya: Dumolid, Riklona, Threx, Valium,
Rohypnol, Mogadon, Librium, Lexotan, Ativan, BK, Koplo,Xanax dll.

Di Indonesia beberapa obat penenang, khususnya yang dibeli di jalanan,


dibuat secara ilegal. Berarti bahwa bahan-bahan pembuat pil serta
kemurniannya tidak dapat dikontrol. Hal ini berbahaya karena
meningkatkan kemungkinan bahwa si pemakai telah menelan bahan-bahan
yang akan menimbulkan pengaruh buruk.

Kerja obat ini sangat cepat dan instan. Obat ini aman jika dikonsumsi
jangka pendek beberapa hari saja. Namun jika diminum setiap hari dalam
jangka waktu tertentu akan menimbulkan berbagai macam bahaya.

3
Bahaya pertama yaitu menimbulkan ketergantungan jika diminum setiap
hari dalam jangka waktu tertentu. Apabila sudah menimbulkan
ketergantungan, ketika konsumsi obat dihentikan maka akan menimbulkan
gejala putus obat (withdrawal). Jangka waktu untuk menimbulkan
ketergantungan ini berbeda – beda tiap orang. Dalam dunia kedokteran batas
waktu untuk memberi benzo ini adalah selama 2-4 minggu setiap hari.
Namun ada orang yang ketergantungan hanya setelah minum 4 hari saja.
Potensi ketergantungan ini juga tergantung jenis obatnya. Semakin cepat obat
itu bereaksi dan keluar dari tubuh semakin cepat pula menimbulkan
ketergantungan. Misalnya Xanax/calmlet/zypraz/alganax/apazol (generiknya
alprazolam) adalah yang paling besar potensinya menimbulkan kecanduan
dalam jangka waktu singkat karena obat ini sangat cepat reaksinya dan sangat
cepat keluar dari tubuh.

Withdrawal (gejala putus obat) bermacam – macam jenisnya dan dapat


melibatkan semua organ tubuh. Mulai yang ringan seperti merasa pikiran
tidak enak, mual, muntah,panik,cemas dll sampai yang dapat menimbulkan
kematian semisal seizure (kejang – kejang) dan kenaikan tekanan darah.
Lama, macam dan tingkat parahnya withdrawal berbeda – beda tiap orang.
Ada orang yang minum dosis tinggi dalam jangka waktu lama bisa langsung
berhenti dengan withdrawal yang sebentar dan minim gejala, ada yang hanya
minum selama seminggu dengan dosis minimum tetapi merasakan
withdrawal yang parah selama 2 tahun lebih.

Bahaya kedua yaitu jika seseorang mengkonsumsi rutin obat ini maka
dalam waktu tertentu dosis obat tersebut menjadi tidak mempan (istilahnya
toleransi) dan untuk mencapai efek yang sama diperlukan tambahan dosis.
Apabila dosis tidak dinaikkan, akan menimbulkan withdrawal tanpa kita
mengurangi dosis.

Bahaya ketiga yaitu penggunaan jangka panjang obat ini akan


menimbulkan kesulitan berpikir, konsentrasi, menjadi pelupa. Juga dapat

4
menimbulkan depresi, memperparah kecemasan, emotional blunting (tidak
dapat merasakan senang, sedih atau perasaan lainnya), kehilangan minat, dan
dapat merubah kepribadian. Banyak pengguna jangka panjang yang merasa
hidup seperti zombie. Dalam penggunaan lama dosis tinggi dapat
menimbulkan halusinasi (melihat / merasakan yang tidak ada). (blog isantoza
tentang bahaya-obat-penenang-indikasi-alprazolam-xanax-ativan-merlopam-
valisanbe-dll, 08 September 2013)

Dari pemaparan di atas, penulis jadi tahu bagaimana bahaya dari


mengkonsumsi obat penenang tersebut, maka dari itu penulis ingin membuat
sebuah karya dalam bentuk program berita investigasi yang berjudul
“INTIP”, dengan harapan program acara ini dapat memberi informasi
mengenai pengedaran dan pemakaian obat-obat penenang, agar masyarakat
terutama para orang tua dapat meminimalisir adanya peredaran obat-obat
penenang di masyarakat.

“INTIP” merupakan sebuah program berita investigasi, dimana berita


adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik
dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti
surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet berita investigasi.
Dalam pembuatan program berita investigasi ini penulis dapat
mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan selama dibangku perkuliahan
oleh dosen-dosen ataupun masukan dari teman-teman mengenai teknik-teknik
pembuatan berita investigasi. Dari ide pemilihan judul, teknik pengambilan
gambar, editing dan yang terpenting mengatasi kendala-kendala yang tak
diinginkan ketika produksi berlangsung.

Agar dalam proses produksi pembuatan program berita investigasi berjalan


secara lancar, dibutuhkan team yang solid, konsep yang matang dan juga
persiapan mental dan materi saat produksi berlangsung. Dari ide yang telah
ada maka dapat di kembangkan dalam bentuk produksi TV dengan format

5
program berita investigasi yang di dalamnya banyak terkandung pelajaran
hidup yang dapat dijadikan manfaat bagi pemirsa terutama generasi muda.

1.1.1 Alasan Pemilihan Tema

Dalam pembuatan program acara yang berjudul “INTIP” penulis


mengambil sebuah cerita tentang bagaimana pengedaran dan pemakaian obat
penenang golongan G yang terjadi di pergaulan anak muda jaman sekarang.
Karena penulis banyak menemukan remaja yang memakai ataupun
mengedarkan obat penenang tersebut padahal obat tersebut dilarang oleh
Pemerintah dan Agama.

1.1.2 Alasan Pemilihan Jenis Karya

Format karya yang di hasilkan dalam pembuatan program acara yang


berjudul “INTIP” adalah program berita investigasi. Berita Investigasi
dengan durasi pendek, pembuat berita investigasi di tuntut selektif dalam
memilih apa saja yang pantas untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan
berita investigasi, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat termuat
dalam waktu singkat. Selain itu, berita investigasi disebut juga acara yang
minim biaya, karena dikerjakan dengan dana yang relatif sedikit dan
peralatan yang tidak terlalu banyak.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Setidaknya banyak kejadian di sekitar masyarakat yang merugikan atau


berdampak buruk bagi masyarakatnya sendiri, tetapi mereka kurang
mengetahui hal tersebut karena kurang adanya media yang mengulas
kejadian tersebut. Dari alasan tersebut, penulis mengulas permasalahan

6
yang ada di masyarakat untuk dikupas lebih lengkap ke dalam format berita
investigasi. Untuk itu permasalahan yang penulis temui adalah :
1. Bagaimana memperkenalkan dan mengulas lebih dalam mengenai
obat penenang(obat golongan G) yang beredar bebas di masyarakat
ke dalam format Investigasi
2. Bagaimana teknik menjadi pengarah acara dalam program yang
berformat investigasi.

1.3 TUJUAN

Pemecahan dari semua permasalahan diatas yaitu dengan :


1. Menciptakan sebuah karya berformat investigasi tentang obat
penenang (obat golongan G) yang ada di kalangan masyarakat
2. Menjadi pengarah acara dalam memproduksi suatu program acara
investigasi yang mengangkat mengenai obat penenang

1.4 BATASAN MASALAH

Sesuai dengan judul “INTIP” maka disini penulis memiliki batasan –


batasan yang digunakan untuk memfokuskan arah program ini, baik dari
segi tema maupun job decription yang akan lebih ditekankan, yaitu
sebagai berikut :
1. Judul yang dipilih adalah INTIP, dengan harapan pemirsa atau
penonton yang menyaksikan program yang berformat investigasi ini
mampu mengetahui dan mengenal jenis - jenis obat penenang yang
beredar bebas dimasyarakat serta mengetahui transaksi dan pemakaian
obat tersebut.
2. Penulis menitikberatkan job description selaku pengarah acara dalam
program INTIP yang berformat investigasi, sebagai kompetensi pilihan
yang dikuatkan dalam berkarya. Pemilihan kompetensi ini dirasa

7
sesuai, karena untuk menghasilkan sebuah karya investigasi yang baik
dan aktual sesuai konsep sebuah berita.

1.5 MANFAAT

1.5.1 Manfaat Akademis


1. Sebagai dokumen dan arsip dalam bentuk karya audio visual
2. Sebagai referensi untuk pembelajaran mahasiswa di Universitas
Dian Nuswantoro Semarang
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu dan
kualitas belajar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang konsep berita khususnya
yang berformat investigasi
2. Sebagai sarana kepedulian penulis terhadap lingkungan sekitar
yang terlalu dianggap sebelah mata oleh masyarakat untuk
diangkat menjadi sebuah program
3. Bukti penulis mampu mengaplikasikan ide kreatif menjadi
sebuah karya investigasi.
1.5.3 Manfaat Social
1. Sebagai sarana media pembelajaran bagi masyarakat yang
melihat siaran ini.
2. Sebagai sarana media informasi tentang ivestigasi
3. Sebagai tontonan yang memberikan inspirasi dan motivasi
terhadap orang yang melihatnya.

1.6 METODE PENGUMPULAN DATA

1.6.1 Metode Yang Digunakan Dalam Menyelesaikan Proyek Akhir :

a. Observasi

8
Mengumpulkan data dengan cara melihat dan mengamati langsung
serta mencari tau cara pengedaran dan pemakaian obat-obat terlarang.

b. Wawancara

Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara langsung dengan


narasumber, serta mewawancarai orang-orang yang kenal dekat
dengan narasumber.

c. Studi pustaka

Mengumpulkan data dengan membaca dan mencari referensi terkait


dengan program berita investigasi yang baik dan berkualitas dan
mempelajari literatur program televisi. Dan mengetahui apa saja yang
terdapat disana dan keunggulannya.

1.6.2 Pemilihan Responden / Target Audien

Program acara yang berjudul “INTIP” berformat berita investigasi


dengan memilih target audience segala umur, karena dalam program ini
banyak terkandung informasi mengenai obat – obat terlarang mulai dari
jenisnya, bahayanya, pengedarannya dan cara pemakaiannya. Informasi
tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi masyarakat yang menonton
agar berhati-hati dan tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

1.6.3 Pemilihan Lokasi

Saat produksi program berita investigasi ini penulis memilih lokasi


sekitar kota Semarang, karena di kota Semarang banyak ditemui
masyarakat yang menggunakan obat penenang golongan G.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BERITA INVESTIGASI

2.1.1 Pengertian Program Berita Investigasi

Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ),
yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat
menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena
pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi – segi
human interest seperti humor, emosi dan ketegangan. (Dja’far H
Assegaf)

Investigasi adalah aktifitas atau proses pencarian dan pengumpulan


data (menggali dan menganalisis) informasi tentang fakta yang
menyangkut suatu masalah dengan menggunakan metode tertentu.

Tahap awal dalam pemahaman investigasi adalah mengenai


identifikasidan pengenalan isu yang berkaitan dengan lokasi tertentu.
Informasi ini dapat berasal dari omong-omongan, guntingan berita,
laporan resmi perusahaan, dokumen-dokumen dan lain sebagainya.

Tahapan selanjutnya setelah informasi diperoleh adalah melakukan


penyelidikan tentang kebenaran informasi tersebut yang harus dapat
memberikan keyakinan bahwa itu semua dapat dijadikan bukti yang tidak
terbantahkan.

Tahap akhir adalah mengemas semua bukti-bukti yang diperoleh dari


hasil investigasi kedalam laporan yang singkat namun padat untuk dapat
disampaikan dan di pahami oleh pihak-pihak lain yang menerima laporan
investigasi tersebut.

10
Adapun metode investigasi terdiri dari :

 Pengamatan lapangan atau lokasi tempat terjadinya investigasi.

 Penggalian informasi untuk mendukung investigasi.

 Pendokumentasian investigasi dalam bentuk foto, film,


rekaman suara.

Jenis-jenis Investigasi dibagi menjadi 2, yaitu ;

 Langsung : Investigator menjadi bagian secara langsung


penyebab masalah(karyawan pabrik, buruh, pengusaha
kayu,dll).

 Tidak Langsung : Investigator merupakan pihak lain dalam


persoalan yang terjadi. Dalam penggalian data, apabila kita
sudah ditolak, jangan bicara kayu lagi. Kita harus lakukan
improfisasi bagaimana agar orang tersebut mau berkata dan
gali pengakuannya. Bangun hubungan emosional dulu, jangan
langsung kepada pembicaraan, hal ini merupakan tekhnik
yang perlu dipraktekkan.Jika menggunakan pendekatan etnis
susah, gunakan pendekatan agama atau ikuti style masyarakat
setempat, yang penting lakukan improvisasi.

2.1.2 Teknik Penggalian Data Investigasi


Pengumpulan Data
 Dari dokumentasi berupa surat, laporan, peta, kliping.
 Wawancara yang bersifat terbuka, terfokus, terstruktur.
 Untuk wawancara terstruktur biasanya pertanyaan telah
disediakan terlebih dahulu.
 Observasi dilapangan (lanjutan tehnik pengumpulan data).
 Menggunakan perangkat fisik teknologi seperti foto audio
visual.

11
2.2 JURNALISME INVESTIGASI

Jurnalisme investigasi merupakan salah satu bagian penting dalam


dunia keilmuan jurnalistik. Jurnalisme investigasi tidak hanya sekedar
meliput, mencatat jawaban who, what, where, when, how dan why,
kemudian merekamnya dan membuatnya menjadi berita. Wartawan yang
menggeluti dunia investigasi harus bisa mencari data dan fakta yang lebih
mendalam yang berhubungan dengan kasus yang sedang digelutinya.
Mulai dari data dan fakta yang tampak di hadapan publik hingga data dan
fakta yang belum terungkap di depan publik.

Kasus investigasi meliputi hal-hal yang memalukan,


penyalahgunaan kekuasaan, dasar faktual dari hal-hal aktual yang tengah
menjadi pembicaraan publik, keadilan yang korup, manipulasi laporan
keuangan, bagaimana hukum dilanggar, perbedaaan antara profesi dan
praktisi, hal-hal yang disembunyikan, dan lain-lain. Wartawan investigasi
mencoba mendapatkan kebenaran yang tidak jelas, samar, atau tidak pasti.
Topik-topik investigasi mereka mengukur moralitas benar atau salah,
dengan pembuktian yang tidak memihak yang didapat melalui riset atau
penelitian. Tidak hanya sekedar menolak kesepakatan melainkan juga
menyatakan apakah sesuatu yang terjadi itu sesuai dengan moral atau
tidak.

Robert Greene dari newsday memberikan devinisi bahwa


investigasi adalah karya sesorang atau tim untuk menguak sesuatu yang
disembunyikan dari publik demi kepentingan masyarakat. Kegiatan
investigasi sendiri memiliki tiga elemen dasar. Pertama, kegiatan ini
merupakan ide orisinil dari investigatornya, bukan merupakan hasil
investigasi orang lain yang dilanjutkan oleh sebuah media. Kedua, subjek
investigasi merupakan kepentingan bersama yang mempengaruhi
kehidupan sosial masyarakat. Serta yang ketiga adalah bahwa ada pihak-
pihak yang mencoba menyembunyikan kasus tersebut dari publik.

12
Sedangkan Goenawan Mohammad menyatakan bahwa kegiatan
jurnalistik investigasi merupakan jurnalisme “membongkar investigasi”.
Secara umum investigasi bisa diartikan sebagai upaya pencarian dan
pengumpulan data, informasi dan temuan lainnya untuk mengetahui
kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta. Umumnya memang hanya
kalangan-kalangan tertentu saja yang bisa melakukan investigasi akan
tetapi tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat untuk bisa
melakukannya sehingga kegiatan investigasi ini bisa diperluas menjadi
kegiatan publik.

Aktifitas jurnalisme investigasi mencakup fungsi-fungsi to


describe, to explain, and to persuade. Reporter investigasi mengumpulkan
akumulasi materi faktual ke dalam gambaran pengisahan yang utuh.
Banyak dari berbagai materi itu yang perlu diperjelas dengan mengurutkan
kembali letaknya pada sebuah konteks, kemudian menunjukkan
keterkaitannya, sebab dan akibatnya, serta konsekuensinya.

Pada akhirnya, pekerjaan jurnalisme investigasi justru mengajak


masyarakat untuk memerangi pelanggaran yang tengah berlangsung dan
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Kerja jurnalisme investigasi masuk
ke dalam berbagai wacana publik yang tengah bergejolak atau
berkonflik. Pada saat-saat tertentu, para juranalis investigasi ikut terlibat
di dalam alur perkembangan politik nasional. (Santana Septiawan K,
Jurnalisme Investigasi, edisi revisi, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia,
2009 , hal 8-10)

2.3 CARA KERJA JURNALIS INVESTIGASI

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa investigasi tidak


hanya sekedar mengumpulkan data kemudian mengolahnya menjadi
berita.namun ada tahapan-tahapan tertentu yang harus dilakukan oleh
wartawan investigasi untuk mensukseskan laporan investigasinya. seperti

13
cara kerja investigasi menurut Paul N Williams, seorang wartawan
investigasi mengidealisasikan gambaran reportase investigasi secara
lengkap melalui bukunya “Investigative Reporting and Writing” dalam
menjelaskan 11 langkah Investigative Reporting, yaitu :

 Conception

Unsur awal dari kerja investigasi ini berkaitan dengan apa yang disebut
sebagai pencarian ide. Dan menurut Williams sebuah ide atau gagasan ide
bisa didapat melalui saran dari seseorang, menyimak dari berbagai
sumber, membaca, kepekaan dalam suatu peristiwa, dan bisa melalui
observasi secara langsung.

 Feasibility Study

Hasil dari mengkonsep suatu gagasan atau ide yaitu dengan


mengukur kemampuan dan perlengkapan yang diperlukan yang bisa
menghambat terhadap jalan kerjanya suatau kegiatan investigasi seperti
jumlah anggota investigasi atau tim investigasi, tekanan-tekanan yang
didapat baik secara personal maupun intansi media lain, dan menjaga
kerahasiaan tema atau usulan investigasi dari individu atau intansi media
lain.

 Go – No – Go Decision

Langkah ini merupakan pengukuran dari hasil investigasi yang akan


dilakukan. Setiap liputan investigasi harus dapat memperhitungkan hasil
akhir dari proyek investigasi atau penyelidikan yang akan dilakukan,
dengan kesepkatan melanjuti peliputan atau menghentikan peliputan
investigasi.

 Basebuilding

14
Langkah ini berkaitan dengan upaya dari wartawan untuk mencari
dasar pijakan atau dasar teori dalam menganalisis suatu kasus atau
peristiwa yang akan dikupas secara lebih mendalam.`

 Planning

Langkah perencanaan yang berkaitan dengan langkah kerja yang akan


dilakukan baik peliputan yang berawal dari perencanaan, pengumpulan
data, penyusunan, dan pemilihan orang yang akan melakukan tugas-tugas
tertentu.

 Original Reseach

Kegiatan ini umumnya terbagi menjadi dua, papers trails dan people
trails. Papers trails adalah pencarian berbagai keterangan yang bersifat
tekstual. Ini meliputi penggalian terhadap sumber-sumber skunder seperti
surat kabar, majalah, selebaran, naskah-naskah, buku referensi, desertasi,
tesis, database komputer, internet dan lain-lain.

Di samping itu yang lebih penting adalah dokumen-dokumen primer


seperti, naskah, perjanjian, catatan administrasi, pajak, data-data kelahiran,
kematian, keuangan, sampai database pemerintah. Sementara itu, people
trails meliputi pekerjaan mencarai dan mewawancarai sumber-sumber
terkait.

 Reevaluation

Setelah semua data terkumpul dan dievaluasi, kembali


pertanyakan, haruskah investigasi dilanjutkan? Atau haruskah disusun
sekarang? Atau ditunda dulu untuk sementara waktu?

 Filling the Gap

Ini adalah fase kegiatan yang mengupayakan beberapa bagian yang


belum terdata.

15
 Final Evaluation

Tahap ini berbeda dengan tahap sebelumnya. Tahap evaluasi final


ini ialah mengukur hasil investigasi dengan kemungkinan buruk atau
negatif, seperti, menghitung apakah pekerjaan penelusuran ini berdasarkan
pretensi jurnalisme atau politik atau lainya. Atau bahkan tidak terkait
dengan kaidah dasar pekerjaan kewartawanan. Bila diekspos, apakah tidak
ada persoalan dengan privasi (hak privasi) dari seorang tokoh publik. Di
sini juga diperhitungkan keamanan sumber-sumber yang tak mau
disebutkan, atau diberitakan. Di tepi lain, perlu perhitungan apakah berita
ini melanggar hukum atau tidak. Dan yang paling penting adalah
mengevaluasi keakurasian pihak-pihak yang hendak diaporkan, sesuai
dengan standar jurnalistik.

 Writing And Writing

Menulis laporan investigasi memerlukan kesabaran, ketekunan dan


kemauan untuk terus memerbaiki penulisan berita, secara terus menerus
bila diperlukan.

 Publication and Follow-Up Stories

Pelaporan berita investigasi biasanya tak hanya muncul dalam satu


kali penerbitan. Masyarakat kerap menunggu dari masalah yang telah
diungkap. Penyelesaian dari pihak-pihak yang terungkap dan
sebagainya.dan cara Langkah Liputan Investigatif menurut Sheila Coronel
Sheila Coronel, Direktur Philippines Center for Investigative Reporting
(PCIJ), mengatakan bahwa tahapan kegiatan investigative dapat dibagi ke
dalam dua bagian kerja. Bagian pertama merupakan proses penjajakan dan
pekerjaan dasar, sedangkan bagian kedua sudah merupakan penajaman dan
pelaksanaan investigasi. Pada masing-masing bagiannya terbagi ke dalam
tujuh kegiatan rinciannya.

16
 Bagian Pertama

 First Lead (petunjuk awal) : Petunjuk awal bisa


didapat melalui gagasan atau ide yang didapat dan
menjadi tema atau judul terhadap apa yang akan
dikupas atau diinvestigasi.

 Initial Investigation (investigasi pendahuluan) :


Investigasi pendahuluan adalah pengamatan atau
pencarian data awal terhadap apa yang akan
diinvestigasi dan merupakan pengamatan dari
seorang wartawan yang telah mendapat gagasan
atau ide sebelumnya.

 Forming an investigative hypothesis


(pembentukan hipotesa) : Pembuatan hipotesa
merupakan pembuatan hipotesis atau hasil dari
pengamatan awal yang telah dilakukan, hal ini
dianggap penting karena sebagai suatu landasan
atau gambaran terhadap apa yang akan menjadi
hambatan atau hasil dari sebuah peliputan
investigasi.

 Literature Search (pencarian dan pendalaman


bahan tertulis) : Pencarian dan pendalaman bahan
tertulis merupakan pencarian dalam pembentukan
landasan teori terhadap apa yang akan dikupas dari
suatu kasus maupun peristiwa yang akan dijadikan
liputan investigasi.

 Interviewing Experts (wawancara dengan para


pakar dan sumber ahli) : Wawancara dengan para
pakar atau para ahli merupakan salah satu metode

17
dalam pencarian bahan yang akan menjadi landasan
investigasi, sehingga seorang wartawan atau tim
yang menjadi anggota investigasi memiliki
gambaran atas investigasi suatu kasus maupun suatu
peristiwa yang akan dikupas, dan tidak keluar dari
tujuan investigasi yang telah ditentukan
sebelumnya.

 Finding a paper trail (penjejakan dokumen-


dokumen) : Mencari hasil-hasil referensi atas suatu
kasus maupun peristiwa yang akan dijadikan liputan
investigasi, dinilai memiliki peran penting terhadap
landasan-landasan atau bahan-bahan yang akan
dijadikan pedoman dalam pencarian investigasi.

 Interviewing key informants and sources/finding


people trail (wawancara dengan sumber-sumber
kunci dan saksi-saksi atau penjejakan terhadap
orang-orang yang terlibat. Mencari bahan lebih
mendalam terhadap orang-orang yang pernah
terlibat sebelumnya mengenai suatu kasus atau
peristiwa yang akan dijadikan liputan investigasi
agar wartawan atau tim memiliki bahan reverensi
lebih kumplit dan memiliki bukti mengapa suatu
kasus atau peristiwa tersebut harus dijadikan liputan
investigasi.

 Bagian Kedua

 First hand observation (pengamatan langsung di


lapangan) : Merupakan penggerakan dari
wartawan atau tim yang telah dibentuk dengan
langsung observasi lapangan terhadap hasil

18
pendalaman bahan suatu kasus maupun peristiwa
yang telah ditentukan dan didapatkan dari
pengumpulan data sebelumnya pada bagian
pertama.

 Organizing files (pengorganisasian file dan


dokumen-dokumen) : Pengorganisasian file dan
dokumen-dokumen merupakan pengumpulan-
pengumpulan data yang telah didapat pada kegiatan
pengamatan langsung lapangan sebelumnya, dan hal
ini dimaksud agar tim atau wartawan mengetahui
apakah data yang didapat masih kurang atau sudah
memenuhi sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan.

 More interviews (wawancara lebih lanjut,


khususnya untuk konfirmasi dan klarifikasi) :
Apabila dari data lapangan dinilai belum mencukupi
wartawan atau tim dapat mewawancara lebih lanjut
terhadap narasumber untuk dapat mengkonfirmasi
dan mengklarifikasi atas data yang didapat
sebelumnya oleh wartawan atau tim liputan
investigasi, dan narasumber memiliki wewenang
penuh apakah dapat mengkonfirmasi data tersebut
benar atau mengklarifikasi apabila hasil data yang
didapat dinilai memiliki dampak yang negatif.

 Analyzing and organizing data (analisa dan


pengorganisasian data) Merupakan proses dimana
wartawan atau tim liputan investigasi menganalisa
kembali data-data yang diapat agar pada saat

19
laporan hasil liputan investikasi mendapatkan hasil
yang sempurna.

 Writing (penulisan) : Penulisan naskah laporan


merupakan bagian yang dimana wartawan atau tim
liputan investigasi menuangkan hasil-hasil
liputannya.

 Fact checking (pengecekan fakta) : Mengkaji lebih


jauh apakah hasil penulisan yang didapat sesuai
dengan fakta atau realitas yang sebenarnya,
sehingga tidak adanya rekayasa atau hasil laporan
yang seakan dianggap sengaja atau dibuat-buat.

 Libel check (pengecekan terhadap kemungkinan


gugatan pencemaran nama baik) : Mengkonfirmasi
kembali kepada narasumber wawancara apakah
identitas dari narasumber akan dipublikasikan atau
dijaga kerahasiaannya sehingga tidak adanya kasus
yang berbuntut terhadap hasil liputan investigasi.
(Santana Septiawan K,Jurnalisme Investigasi, edisi
revisi, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2009 , hal
36-48)

2.4 KARAKTERISTIK JURNALISME

Dari keseluruhan kerja peliputan yang dilakukan jurnalisme


investigasi, pada umumnya, ditemukan beberapa unsur yang dapat dikenali
yang menjadi karakteristik wacana reportase investigasi. Weinberg
memberikan unsur – unsur tersebut, sekaligus menunjukkan langkah –
langkah kerja reportase investigative biasanya dilakukan. Yakni sebagai
berikut ;

20
 Subjek Investigasi

Jurnalisme Investigasi memerlukan pengenalan terhadap subjek –


subjek liputan. Sebelum melakukan kerja investigasinya wartawan-
investigator mesti mengukur ketepatan subjek investigasinya.

 Hipotesis Riset

Bantuan bagaimana yang dibutuhkan, dan bagaimana


mengaktualisasikannya? Siapa menang siapa kalah ? Mengapa ?
Bagaimana? Beberapa pertanyaan ini mendasari pengembangan keja
jurnalisme investigasi.

 Sumber Sekunder

Informasi yang telah di publikasikan atau disiarkan merupakan


informasi yang telah menjawab pertanyaan – pertanyaan mendasar
(answering basic questions). Berbagai informasi tersebut disebut
materi keterangan dari sumber sekunder. Bagi jurnalisme investigasi,
bila bahan keterangan tersebut telah layak periksa (independently
verified), dapat menjadi petunjuk. Pemakaian metode penyelidikan
polisi dan peralatan anti kriminalitas. Termasuk metode penyamaran
serta memakai kamera tersembunyi.

 Narasumber

Tiap dokumen sebenarnya menunjukkan kepada lokasi keberadaan


narasumber (human sources) yang hendak di invetigasi keterangannya.

 Teknik Riset

Dalam buku Get the Facts on Anyone : How You Can Use Public
Sources to Check the Background of Any Person or Organization,
wartawan Dennis King menyatakan istilah paper and people trails
untuk pencarian informasi data parallel backgrounding and indirect

21
backgrounding, Latar belakang parallel dan latar belakang tak
langsung. Hal ini mengondisikan upaya pengumpulan informasi yang
memisahkan, sekaligus menggabungkan, latar belakang informasi yang
bersifat parallel dan tak langsung.

 Mengorganisir Informasi dan Menulis – ulang

Bahan yang terkumpul dari secondary sources, primary document dan


human sources, kerap menjadi terlalu banyak dan luas. Untuk itu,
diperlukan langkah pengevalusian secara berkala (mingguan
misalnya), membuat pilihan pendahuluan mengenai bahan/
keterangan/ informasi yang paling bernilai (valuable).

Jurnalisme investigasi berbeda dengan kegiatan jurnalisme


investigasi lainnya. Liputan jurnalisme investigasi tidak berdasarkan pada
agenda pemberitaan yang terjadwal. Peliputannya pun tidak dibatasi pada
tekanan-tekanan waktu. Wartawan investigasi memaparkan kebenaran
yang mereka temukan, melaporkan adanya kesalahan-kesalahan serta
menyentuh dan mengafeksi masyarakat terhadap persoalan yang
ditemukan.

Jurnalisme investigasi tidak terikat dengan deadline, yang artinya


seorang reporter infestigasi tidak diminta untuk membuat laporan harian.
Ia memiliki rentan waktu yang lebih lama sehingga ada kebebasan
mengembangkan bahan-bahan yang sudah diperoleh. Ia harus menelusuri
kasus tersebut sampai benar-benar tuntas serta membuat masyarakat
mengetahui akan kebenaran dari kasus tersebut. (Santana Septiawan K,
Jurnalisme Investigasi, edisi revisi, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia,
2009 , hal 253-261)

22
2.5 OBAT PENENANG

Obat penenang golongan G adalah depresan yang tergolong pada


kelompok obat yang disebut 'benzodiazepine'. Obat-obat ini diresepkan oleh
para dokter untuk mengurangi stres, kecemasan, untuk membantu orang
tidur dan kegunaan kedokteran lainnya. Biasanya obat-obat ini berbentuk
kapsul atau tablet.

Beberapa orang menyalahgunakan obat penenang karena efeknya yang


memabukkan.Berbagai nama lainnya: Dumolid, Riklona, Thirex, Valium,
Rohypnol, Mogadon, Librium, Lexotan, Ativan, BK, Koplo, dll.

Di Indonesia beberapa obat penenang golongan G, khususnya yang dibeli


di jalanan, dibuat secara ilegal. Berarti bahwa bahan-bahan pembuat pil serta
kemurniannya tidak dapat dikontrol. Hal ini berbahaya karena meningkatkan
kemungkinan bahwa si pemakai telah menelan bahan-bahan yang akan
menimbulkan pengaruh buruk. (health kompas.com, waspadai penggunaan
obat penenang tak rasional, 20 Mei 2011).

2.5.1 Pengaruh Obat Penenang

Pengaruh obat penenang terhadap tiap orang berbeda-beda tergantung


besarnya dosis, berat tubuh, umur seseorang, bagaimana obat tersebut
dipakai dan suasana hati si pemakai. Pengaruh tersebut antara lain :

• Relaksasi/rasa santai.

• Pusing dan bingung.

• Berbicara tidak jelas atau tergagap.

• Pandangan kabur dan berbayang.

• Hilangnya daya ingat jangka pendek.

• Mabuk yang serupa dengan mabuk alcohol.

23
2.5.2 Akibat jangka panjang pemakaian

• Peningkatan berat badan.

• Sulit tidur.

• Nafsu makan lebih besar.

• Kehilangan ingatan.

• Sulit berpikir.

• Perubahan kepribadian.

• Gangguan seksual.

• Gangguan menstruasi pada wanita.

Pemakaian dosis tinggi setelah beberapa waktu dapat mengakibatkan


kebingungan, kurangnya koordinasi, depresi dan bicara pelo.

 Ketergantungan

Ketergantungan fisik dan psikologis dapat timbul? setelah beberapa


bulan pemakaian obat penenang. Pemakai yang tergantung secara
psikologis merasa bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa obat
penenang. Ketergantungan fisik timbul ketika tubuh seorang
pemakai menyesuaikan diri dengan obat penenang.

 Kecelakaan lalu lintas

Mengendarai kendaraan bermotor setelah menelan obat penenang


sangat berbahaya. Obat penenang merusak penilaian dan mengurangi
konsentrasi serta koordinasi.

 Kehamilan

24
Obat penenang yang dipakai dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Gangguan kemampuan belajar pada anak-anak
dapat dikaitkan dengan pemakaian obat penenang. Obat penenang
juga dapat diteruskan dari ibu ke bayinya melalui air susu ibu.

 Mencampur Obat

Memakai obat penenang bersama dengan obat-obatan lain, termasuk


alcohol sangat berbahaya. Pengaruh obat meningkat dan
kemungkinan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh negatif yang
tidak dapat diperkirakan, termasuk kematian. (health kompas.com,
agar tak ketergantungan obat, 23 Februari 2012)

2.6 JENIS OBAT PENENANG

Adapun beberapa jenis obat penenang golongan G yang biasa ditemukan di


kalangan masyarakat dan sering di edarkan secara illegal, yaitu :

2.6.1 XANAX

Xanax adalah obat resep untuk mengelola gejala kecemasan dan


serangan panik. Sesuai penelitian medis, kecemasan dan kondisi
medis terkait diwujudkan karena meningkatnya aktivitas otak.
Dengan demikian, obat anti ansietas dirumuskan dengan tujuan
untuk menghambat atau memperlambat aktivitas otak (sampai
batas tertentu) dan mengelola gejala. Karena neurotransmitter
secara tidak langsung bertanggung jawab untuk memulai aktivitas
otak, target obat anti ansietas dalam mengurangi efek dari bahan
kimia ini.

25
Nama generik pil Xanax adalah alprazolam yang diklasifikasikan
dalam kelas obat, benzodiazepin. Kelas yang sama termasuk obat
lain seperti clonazepam, diazepam, lorazepam dan flurazepam.
Nama merek lain obat alprazolam adalah Xanax XR (diperpanjang
rilis Xanax) dan Niravam. Pil Xanax tersedia dalam konsentrasi
yang bervariasi (0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg dan 2 mg), yang masing-
masing digunakan sesuai dengan kondisi pasien. Hal ini juga
tersedia dalam bentuk larutan, dengan konsentrasi 1 mg / ml.

Setelah menelan Xanax dan sama pil keluarga alprazolam, mereka


mengubah keseimbangan kimia otak dengan mengangkat Gamma
Amino Butyric Acid (GABA) efek. GABA adalah inhibitory
neurotransmitter yang dikeluarkan oleh tubuh dalam kondisi stres.
Sejak Xanax meningkatkan produksi GABA, memberikan efek
menenangkan dan konsekuensi dari kegelisahan, kekhawatiran dan
kecemasan yang disebabkan oleh depresi berkurang jauh.

Sebuah perhatian utama dengan pil Xanax adalah bahwa mereka


adalah obat membentuk kebiasaan. Reguler asupan obat-obat ini
untuk beberapa waktu menyebabkan efek adiktif kepada penerima
obat. Oleh karena itu, pengobatan untuk gangguan kecemasan
dengan pil Xanax harus dilakukan hanya jika dokter meresepkan
mereka. Sangat sering, remaja dan orang dewasa mengambil ini
obat anti ansietas sebagai obat rekreasi. Dalam kasus seperti itu,
orang harus mengambil perhatian medis segera. Dokter mungkin
menyarankan pengurangan bertahap dosis untuk membantu
berhenti Xanax tanpa mewujudkan gejala penarikan. ("Xanax
(Alprazolam) Clinical Pharmacology – Prescription Drugs and
Medications".RxList. First DataBank. July 2008.)

26
Gambar 2.1 Obat Xanax

2.6.1.1 Efek samping obat xanax

Adapun beberapa efek samping yang dihasilkan dari obat penenang


ini, diantaranya :

 Disinhibition

 Perubahan libido

 Penyakit kuning

 Halusinasi

 Mulut kering

 Ataksia, bicara cadel

 Keinginan bunuh diri

 Retensi urin

 Ruam kulit, depresi pernafasan, sembelit

 Anterograde amnesia dan konsentrasi masalah

 Mengantuk, pusing, kepala ringan, kelelahan, kegoyangan dan


gangguan koordinasi, vertigo

27
2.6.2 Trihexyphenidyl

Trihexyphenidyl adalah golongan obat antiparkinsonian. Trihexyphenidyl


ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit Parkinson.
Trihexyphenidyl juga dapat digunakan untuk mengurangi kegoyahan
dan gelisah yang dapat disebabkan oleh beberapa obat penenang.
Trihexyphenidyl bertindak pada sistem saraf dan memperbaiki beberapa
ketidakseimbangan kimia yang menyebabkan penyakit Parkinson serta
gejala yang disebabkan oleh beberapa obat.

2.6.2.1 Penyalahgunaan Obat Trihexphenidyl Sebagai Obat Penenang

Triheksifenidil (trihexyphenidyl) atau sering disingkat lagi dengan


nama THP, adalah obat untuk mengatasi gejala Parkinson, dan juga
digunakan untuk mengurangi efek samping obat antipsikotik pada
pasien gangguan jiwa/skizoprenia.

 Parkinson’s

Penyakit Parkinson’s adalah penyakit degenerasi syaraf atau


penurunan fungsi syaraf yang bersifat progresif (berkembang
terus) yang umumnya terjadi pada usia lanjut, di atas 50 tahun.
Gangguannya terjadi pada sistem saraf dopaminergik, yang
berperan dalam fungsi gerakan, jadi penyakit ini ditandai
dengan gangguan gerakan, misalnyatremor/gemetar, gerakan
melambat dan kaku, dan seringkali terjadiketidakstabilan
postur. Pasien mengalami kekurangan neurotransmiter
dopamindalam sistem syarafnya. Gejala Parkinson akan
muncul ketika sudah terjadi kematian 50-80% saraf
dopaminergik.

28
Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa diperlambat
perkembangannya dengan obat-obatan. Obat-obat yang
dipakai adalah obat yang bisa meningkatkan ketersediaan
dopamin, seperti levodopa, dan obat yang bisa mengaktifkan
reseptor dopamin seperti apomorfin dan bromokriptin. Di sisi
lain, untuk mencegah aksi kolinergiknya, digunakanlah obat
seperti triheksifenidil, seperti yang disebut di judul posting ini.
Triheksifenidil adalah tergolong obat antikolinergik atau
antimuskarinik, yang bekerja menghambat reseptor asetilkolin
muskarinik.

29
2.2 Efek yang ditimbulkan dari obat Trihexphenidyl

 Skizoprenia / penyakit kejiwaan

Penyakit ini merupakan gangguan jiwa kronis yang ditandai


dengan adanya gejala halusinasi, delusi (waham),
disorganisasi pikiran, dan juga kadang disertai paranoid,
menarik diri dari lingkungan, dll. Secara patofisiologi,
penyakit ini disebabkan karena ketidak-seimbangan
neurotransmiter dopamin di otak, di mana terjadi kelebihan
aksi dopamin pada bagian mesolimbik, dan kekurangan
dopamin pada bagian mesokortis. Karena itu, salah satu
pengobatan skizoprenia adalah menggunakan obat-obat yang
bisa menekan reseptor dopamin, yang disebut golonganobat
antipsikotik. Contohnya adalah haloperidol, klorpromazin, dll.
Nah, karena kerja obat-obat ini menekan aksi dopamin, maka
efek samping obat ini mirip seperti kondisi kekurangan
dopamin dan kelebihan aksi asetilkolin pada pasien
Parkinson, yang diistilahkan sebagai pseudoparkinson atau
Parkinson semu. Gejala-gejalanya antara lain kekakuan otot
yang nyeri, tremor, dan gerakan-gerakan tubuh yg tidak
terkendali, yang disebut juga efek samping ekstrapiramidal.
Gejala-gejala ini sering membuat pasien tidak patuh pada
pengobatan, padahal mereka harus menggunakan obat-obat
tersebut dalam jangka panjang. Karena itu, untuk mecegah dan
mengatasi efek samping tersebut, pasien sering diberi obat
seperti triheksifenidil/THP ini. Jadi, obat THP digunakan
bersama-sama dengan obat antipiskotik tipikal untuk
mencegah efek samping ekstra piramidal.

30
2.3 Obat Trihexphenidyl

2.6.2.2 Efek samping dan dosis Trihexyphenidyl

Adapun efek samping dari obat penenang ini, yaitu :

 Detak Jantung Meningkat

 Pusing dan pengelihatan kabur

 Mual dan muntah

 Diare

 Susah buang air kecil

 Depresi dan Kebinggungan

Dosis :
Parkinson idiopatik: Dosis awal 1 mg pada hari pertama,
kemudian ditingkatkan menjadi 2 mg, 2-3 x sehari selama
3-5 hari atau sampai tercapai dosis terapi.
Pasca ensefalitis: 12-15 mg/hari.
Parkinson karena gangguan ekstrapiramidal/efek
samping obat lain: Dosis harian total 5-15mg/hr, pada awal
terapi dianjurkan 1 mg/dosis. ( blog zulliesikawati tentang
obat trihexyphenidyl, 14 Oktober 2013)

31
2.7 Pengarah Acara
2.7.1 Pengertian Pengarah Acara
Pengarah Acara adalah orang yang bertugas
menginterpretasikan naskah seorang produser, menjadi
suatu bentuk, suasana gambar dan suara, dalam
menginterpretasikan harus selalu mengingat akan
kepentingan penontonnya, dengan demikian pola
pemikirannya harus sejalan dengan produser, hal demikian
dimaksudkan agar hasil karyanya menjadi tontonan yang
benar-benar dapat dinikmati.(darwanto)

2.7.2 Kriteria Menjadi Pengarah Acara


Seorang yang mempunyai profesi untuk bertanggung jawab
terhadap kreativitas dan kwalitas gambar yang nampak di
layar dimana di dalamnya ia bertugas mengontrol teknik
sinematik, mempelajari dan meliput jalannya acara, dan
memimpin kerabat kerja berbagai bidang televisi seperti
penata kamera, penata lampu, penata audio dan lain-lain,
hingga menjadi tontonan yang berbobot dan dapat
dinikmati. (Naratama)
Beberapa kompetensi atau kriteria orang yang layak
dijadikan Pengarah Acara itu antara lain :

• Memiliki pengetahuan yang cukup tentang


perencanaan dan produksi acara televisi

• Memiliki wawasan yang luas (sehingga memiliki


kemampuan konseptual)

• Mampu menterjemahkan naskah kedalam bentuk


visual

• Memahami Philosofis Gambar / Visual

32
• Memahami Grammer of Edit

• Berjiwa seni (pekerja televisi adalah perpaduan


antara pekerja teknis dan artistik)

• Mampu berkomunikasi dengan kelompok produksi


(tentunya sesuai kaidah-kaidah pertelevisian)

• Memiliki ketegasan

• Memiliki Komitment yang jelas

2.7.3 Peranan Pengarah Acara

 Peranan Presentasional

Peranan Pengarah Acara pada tingkat ini terbatas


pada teknik penyuguhan acara televisi yang bersifat
merangkai gambar dan suara, dari hasil pemikiran seorang
perencana acara atau producer.Acara yang ditangani
masih bersifat umum, misalnya: Siaran Berita, Panel
diskusi, Wawancara dan sejenisnya.

 Peranan yang selektif

Pengarah Acara di sini akan memimpin suatu


kelompok kerja produksi, di mana anggotanya merupakan
tenaga ahli di bidangnya. Pada saat pertemuan pertama
kerabat kerjanya akan memberikan saran, pemikiran dan
pendapat atas pemikiran dan rencana yang disampaikan
Pengarah Acara, di sini Pengarah Acara akan meneliti
berbagai saran dan pendapat dari kerabat kerjanya untuk
kemung-kinannya dapat diterapkan pada saatnya nanti.

Pada akhirnya Pengarah Acara akan


berkonsentrasi pada tugasnya, sedangkan anggota kerabat

33
kerjanya telah mempersiapkan segala kemampuannya,
agar acara yang akan ditangani bersama dapat berhasil
sebaik-baiknya.

Karena dinamika acara yang ditangani cukup


tinggi maka masalah kordinasi di antara anggota
kerabatnya merupakan masalah yang mutlak, sehingga
setiap anggota dapat mencurahkan ke bidang tugas
masing-masing dengan penuh rasa tanggungjawab.

 Peranan sebagai organisator

Sebagai organisator Pengarah Acara akan


merancang dan memikirkan seluruh konsep produksi
acara yang ditangani, sedangkan pada hal-hal tertentu
akan menulis pula naskahnya, merancang staging
treatmentnya.

Pengarah Acara akan bertindak sebagai pimpinan


di dalam melaksanakan produksi, baik dilakukan di dalam
studio maupun di luar studio.

Segala pemikiran Pengarah Acara yang tertuang di


dalam konsep, akan direalisasikan menjadi suatu
kenyataan oleh seluruh anggota kerabat kerjanya,
sehingga akhirnya acara televisi bisa menjadi kenyataan
dan yang lebih penting lagi sesuai dengan selera,
keinginan serta kebutuhan khalayak. (Lalu Hendri Bagus.
(2013). Crew Produksi Program Televisi Dan Tugasnya.
Institut Seni Indonesia Yogyakarta)

34
BAB III

METODE PENCIPTAAN KARYA

3.1 Deskripsi Karya

Penulis memilih format berita dalam produksi ini, isi cerita dalam
berita investigasi bersifat jurnalis .
1. Nama Program : INTIP (Investigasi Tiap Pekan)
2. Media : TV
3. Kategori Program : Berita Investigasi
4. Format Program : Investigasi
5. Format Produksi : outdoor
6. Sifat Produksi : Tapping
7. Sasaran/ Segmantasi : Semua Umur/ SES ABC
8. Durasi : ± 20 menit

3.2 Obyek Karya dan Analisa Obyek


Dalam karya ini penulis mengangkat tema berita investigasi,
khususnya mengenai peredaran dan pemakaian obat penenang golongan G
secara ilegal. Keaktualan yang terjadi di sekitar masyarakat ini membuat
penulis mengangkat tema peredaran dan pemakaian obat penenang secara
illegal menjadi sebuah tema dalam berita investigasi.

Semarang dipilih karena di kota ini juga sudah mulai banyak yang
menggunakan obat penenang, kebanyakan dari mereka adalah kalangan
pelajar dan mahasiswa.

Objek dalam karya ini tentu adalah obat penenang itu sendiri yaitu
obat Trihexypenidyl dan Xanax yang ternyata memang paling banyak di
konsumsi di kalangan remaja di Semarang. Untuk membahasnya lebih
detail, penulis memilih lokasi di daerah krapyak karena di tempat itu

35
penulis menemukan para remaja yang sedang melakukan transaksi obat
penenang, dari alasan itulah penulis penasaran ingin mengetahui apa
sebenarnya alasan mereka untuk mengkonsumsi dan mengedarkan obat
penenang tersebut, dan terakhir penulis juga tidak lupa untuk
menginformasikan efek samping juga bahaya yang ditimbulkan jika terus
menerus mengkonsumsi obat penenang dengan dosis tinggi.

3.3 Komparasi Program

Setiap program pasti memiliki ciri khas atau kekuatan program


sebagai daya tarik, baik menciptakan konsep baru maupun memodifikasi
program yang sudah ada, begitu pula program news investigasi INTIP
yang terinspirasi dari beberapa program, diantaranya :

1) SIGI
Sigi investigasi merupakan salah satu program investigasi yang
ditayangkan disalah satu TV Swasta yaitu SCTV. Program ini
mencoba memotret kejadian yang terdapat unsur-unsur kecurangan
terhadap kepentingan masyarakat atau yang berdampak besar bagi
masyarakat. Dalam hal ini SCTV dalam program Sigi Investigasi
menggunakan Strategi pelaksanaan atau eksekusi dalam investigasi
meliputi beberapa tahapan, metode dan teknik. Bagian dari tahapan
adalah membentuk tim, melakukan riset, observasi awal,
menentukan angle (fokus) dan merumuskan hipotesis, merancang
strategi eksekusi, dan menyiapkan skenario pasca publikasi.
Dengan memenuhi tiga syarat strategi pelaksanaan investigative
reporting tersebut, maka liputan ini termasuk kedalam kategori
peliputan investigative reporting.

36
2) Reportase Investigasi
Reportase Investigasi adalah salah satu acara
televisi dari stasiun televisi Trans TV. Reportase Investigasi
berisikan materi berita untuk menguak suatu kejadian yang ada di
sekitar masyarakat yang dikemas secara investigasi. Reportase
Investigasi ini dikemas secara santai dan berada di dalam program
Reportase Sore.

3) INTIP

INTIP adalaha program televise yang berformat news


investigasi. Program INTIP dikemas secara investigative untuk
menguak berbagai masalah yang ada disekitar masyarakat, supaya
menjadi sumber informasi bagi masyarakat lainnya. INTIP
disajikan dengan adanya seorang host sebagai cirri khas program
tersebut.

3.4 Perencanaan Konsep Kreatif dan Konsep Teknis

3.4.1 Konsep Kreatif

Kekhasan INTIP ini berada di format penyajiannya, dengan


menggunakan konsep investigasi, program Acara INTIP
menyajikan hal hal yang ada disekitar masyarakat untuk dikuak
dengan tujuan masyarakat lebih waspada.

Konsep yang penulis tuangkan dalam proyek akhir ini


adalah sebuah investigasi dengan pendekatan konvensional, gaya
penyajian yang ringan dan menarik serta menggunakan struktur
penuturan secara kronologis.

1. Pendekatan Konvensional

37
Yang dimaksud pendekatan konvensional disini adalah
adanya presenter (host) yang dianggap dapat menjadi daya tarik
kemasan acara (Ayawaila, Gerzon R.2008).

Implementasi dari karya ini yaitu adanya presenter (host)


yang memiliki karakter atraktif, gaya (style) santai serta bahasa
tutur yang ringan dan tegas. Alur cerita di setiap segmennya di
tuturkan tahap demi tahap di sesuaikan dengan realita,
disajikan dengan karakter presenter (host) serta narasi yang
mendukung, misalnya adegan presenter (host) mmbawakan
acara setiap segmennya dengan mimik dan intonasi yang tegas,
sehingga dapat memperkuat keaslian dari program INTIP yang
membahas mengenai obat penenang golongan G. Segmen yang
di sajikan di tiap alurnya di buat sedetail mungkin sehingga
dapat menjadi sumber informasi bagi penonton khususnya di
kalangan remaja, agar lebih berhati – hati dan waspada di
lingkungan pergaulannya.

2. Gaya Penyajian
Gaya penyajian yang penulis konsep adalah ringan, tegas
dan menarik namun tetap memberikan Knowledge kepada
penonton. Gaya ini dipilih untuk menghindarkan acara yang
bersifat membosankan atau bersifat menggurui.

3. Struktur Penuturan Secara Kronologis


Peristiwa dituturkan secara berurutan dari awal hingga
akhir. Konsep penyajiannya dengan gaya bertutur “buku
harian”, dilakukan teknik kilas-balik (Ayawaila, Gerzon
R.2008). Implementasi dalam karya ini adalah presenter (host)
sebagai jembatan untuk mengantarkan ke segmen berikutnya.

38
3.4.1.1 Sinopsis
Program yang berudurasi kurang lebih 20 menit ini
menginformasikan lebih detail mengenai obat penenang, di
segmen pertama INTIP menjelaskan apakah obat penenang
itu, kemudian di segmen kedua INTIP mencoba mengikuti
seorang pengedar bagaimana cara dia mendapatkan obat
tersebut, dan mengedarkannya, lalu siapa saja yang
mengkonsumsi, bagaimana caranya membeli obat
penenang, kemudian dilanjutkan memberi informasi obat
apa yang termasuk dalam jenis obat penenang, dan alasan
para remaja untuk mengkonsumsi obat penenang itu
sendiri, lalu di segmen terakhir INTIP akan lebih
menjelaskan apa sebenarnya efek samping dan bahaya yang
akan ditimbulkan jika menggunakan obat penenang dengan
melebihi dosis yang tidak sesuai anjuran dokter.

3.4.1.2 Treatmen
Tabel 3.1: Treatmen Program “INTIP

Treatment

NO SEGMEN Gambar Narasi

1. Cuplikan segmen Judul episode

2. Opening tune
3. 1 Host opening (in frame ) Narasi
4. 1 Bridging
5. 1 Gambar obat penenang , Narasi (dubbing menjelaskan
orang depresi, saraf, tentang obat penenang)
6 1 Bridging
7 2 Host (segmen 2) Narasi
8 2 Bridging

39
9 2 Gambar ikut jalan si Narasi (dubbing)
pengedar menuju
rumahnya
10 2 Pengedar ( menjelaskan Narasi
tentang pengedaran
obat)
11 2 Pemakai (menjelaskan Narasi
bagaimana cara
mendapatkan obat, dan
apa saja yang di
konsumsi)
12 2 Gambar obat Narasi (dubbing mengenai
trihexypenidyl dan obat yang dikonsumsi adalah
Xanax trihex dan Xanax)
Gambar Jalan ke apotik
13 2 apotik (wawancara Narasi
dengan pemilik apotik)
14 2 Insert Gambar apotik Narasi (dubbing menjelaskan
bahwa pihak apotik
memerlukan resep untuk obat
trihex)

15 2 Bridging

16 3 Insert Dr.zaenal Narasi. (dubbing mengenai


apa efek samping dan bahaya
dari obat trihex dan Xanax)

17 3 Dr.zaenal (menjelaskan Narasi


mengenai obat trihex)
18 3 Insert Dr.Zaenal Narasi (dubbing mengenai
resep dokter yang diperlukan

40
untuk membeli obat trihex)

19 3 Dr. Zaenal (menjelaskan Narasi


mengapa obat trihex
perlu resep dokter untuk
dikonsumsi)
20 3 Insert Dr.zaenal Narasi ( dubbing mengenai
obat Xanax)

21 3 Dr. Zaenal (menjelaskan Narasi


mengenai obat Xanax)
22 3 Gambar kalangan Narasi (dubbing mmberikan
remaja kesimpulan)

23 3 Host closing Narasi

24 3 OBB

3.4.1.3 Shooting script


Tabel 3.2: Shooting Script “INTIP”

NO KAM TYPE SHOT VIDEO AUDIO

SEGMEN 1

1. 2 MEDIUM LONG SHOT HOST OPENING NARASI

MEDIUM SHOT

2. 1 CLOSE UP ESTABILIS KOTA NARASI


SEMARANG /
FULL SHOT
PERGAULAN
LONG SHOT
ANAK – ANAK
EXTREME CLOSE UP SEKOLAH /

41
HIDDEN KAMERA GAMBAR OBAT
PENENANG

SEGMEN 2

3. 1 MEDIUM LONG SHOT HOST NARASI


MENGANTARKAN
MASUK KE
SEGMEN 2

4. 1 HIDDEN KAMERA TRANSAKSI NARASI


PEMBELIAN OBAT
LONG SHOT
PENENANG

5. 1 MEDIUM LONG SHOT STATEMENT NARASI


PENGEDAR

6. 1 MEDIUM LONG SHOT STATEMENT NARASI


PEMAKAI

7. 1 HIDDEN KAMERA PESTA OBAT NARASI


PENENANG/
LONG SHOT
MENUJU APOTIK
YANG TIDAK
MENJUAL BEBAS
OBAT PENENANG

SEGMEN 3

8. 1 MEDUM SHOT STATEMEN NARASI


DOKTER ZAENAL

9. 1 CLOSE UP ESTABILIS NARASI


PERGAULAN
MEDIUM LONG SHOT
ANAK – ANAK
FULL SHOT YANG BAIK/

42
KELUARGA YANG
HARMONIS

3.4.1.3 Naskah
Tabel 3.3: Naskah Program “INTIP”

NO SEGMEN Gambar Narasi


1 OBB
2 1 Host opening (in DI ERA SEKARANG TERNYATA
BANYAK KALANGAN REMAJA YANG
frame )
MENGALAMI FRUSTASI DAN
TEKANAN DALAM MENJALANI
KEHIDUPANNYA. BISA DILIHAT
MULAI BANYAK BEREDAR DI
BEBERAPA MEDIA TENTANG
KELAKUAN REMAJA YANG TIDAK
SEHARUSNYA MEREKA LAKUKAN/
DIANTARANYA MEREKA BERANI
MELAKUKAN TINDAKAN ABORSI,
PEMERKOSAAN/ TAWURAN ANTAR
PELAJAR, DAN LAIN SEBAGAINYA//
HAL TERSEBUT TENTU BUKAN
KEINGINAN MEREKA SEMATA/
NAMUN ADA BEBERAPA FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MEREKA
UNTUK MELAKUKAN HAL
TERSEBUT// FAKTOR YANG DIDUGA
ADALAH MEREKA MENGALAMI
STRESS/ TRAUMA DAN BROKEN
HOME. HAL ITU YANG MEMBUAT
MEREKA MEMBERANIKAN DIRI
UNTUK MENGGUNAKAN OBAT
PENENANG/ DENGAN ALASAN
UNTUK MENGURANGI RASA STRESS
TANPA HARUS MERUGIKAN ORANG

43
LAIN// LALU APAKAH OBAT
PENENANG ?/ MENGAPA SEBAGIAN
DARI MEREKA MENGGUNAKAN
OBAT TERSEBUT ?/ DALAM EPISODE
INTIP KALI INI // KAMI AKAN
MEMBAHAS LEBIH DALAM
MENGENAI OBAT PENENANG
BERSAMA SAYA TANTRI SOFYANA
PUTRI/ INILAH INTIP//

3 1 Bridging
PERGAULAN REMAJA MEMANG
SALAH SATU HAL YANG SELALU
MENARIK UNTUK DIBAHAS/
PASALNYA REMAJA ADALAH MASA
– MASA UNTUK MENEMUKAN JATI
DIRI MEREKA/ SEHINGGA BANYAK
HAL YANG DAPAT MEREKA
LAKUKAN DALAM BERGAUL
MAUPUN BERSOSIALISASI DENGAN
BANYAK ORANG// PERGAULAN
REMAJA SENDIRI MEMPUNYAI 2
JENIS/ PERGAULAN YANG POSTIF
DAN PERGAULAN NEGATIVE/
SEBAGAI REMAJA TENTU MEREKA
PUNYA HAK SENDIRI UNTUK
MENENTUKAN DENGAN SIAPA
NANTINYA MEREKA AKAN
BERGAUL/ SAYANGNYA SEKARANG
INI PERGAULAN REMAJA CUKUP
MENG-KAWATIRKAN/ HAL ITU BISA
DIBUKTIKAN DENGAN BANYAKNYA
BEREDAR DI BEBERAPA MEDIA
TENTANG KELAKUAN REMAJA
YANG TIDAK SEHARUSNYA
DILAKUKAN/ SALAH SATUNYA

44
ADALAH MENGKONSUMSI OBAT
PENENANG// ALASAN MEREKA
YANG PALING KUAT DALAM
MENGKONSUMSI OBAT PENENANG
ADALAH UNTUK MELUPAKAN
MASALAH YANG MEREKA ALAMI
DENGAN CARA MENENANGKAN DIRI
MELALUI KONSUMSI OBAT
PENENANG//
4 1 Gambar obat OBAT PENENANG ADALAH
DEPRESAN YANG TERGOLONG PADA
penenang , orang
KELOMPOK OBAT YANG DISEBUT
depresi, saraf,
'BENZODIAZEPINE'//BENZODIAZEPIN
E (BENZO) ADALAH OBAT YANG DI-
INDIKASI-KAN UNTUK SEDATIF
HYPNOTIC ATAU MEMUDAHKAN
TIDUR/ ANTI CEMAS/ ANTI KEJANG/
DAN PELEMAS OTOT// OBAT INI DI
INDONESIA SANGAT SERING
DIRESEPKAN UNTUK INSOMNIA/
CEMAS BERLEBIHAN /PANIK/
STRESS/ DAN LAIN SEBAGAINYA//
BIASANYA OBAT-OBAT INI
BERBENTUK KAPSUL ATAU TABLET//

OBAT GOLONGAN BENZODIAZEPINE


YANG DIKENAL MASYARAKAT
SEBAGAI OBAT PENENANG
MERUPAKAN OBAT YANG PALING
POPULER DI DUNIA// SAAT INI/
TERSEDIA BEGITU BANYAK JENIS
BENZODIAZEPINE DI PASARAN
DENGAN BERBAGAI MERK BAIK
YANG PATEN MAUPUN GENERIK.
BEBERAPA JENIS YANG TERKENAL
ADALAH DIAZEPAM/ ALPRAZOLAM/
ESTAZOLAM/ NITRAZEPAM/

45
LORAZEPAM DAN CLOBAZAM//

SIFATNYA YANG SEGERA DAN


EFEKTIF/ MEMBUAT BANYAK
DOKTER MENGGUNAKAN OBAT INI
JUGA SEBAGAI CAMPURAN UNTUK
PENGOBATAN PASIEN-PASIEN
DENGAN GANGGUAN LAMBUNG
YANG DASARNYA ADALAH
FUNGSIONAL (GEJALA
PSIKOSOMATIK) DAN JUGA PASIEN-
PASIEN GANGGUAN JANTUNG YANG
CEMAS/
NAMUN BEBERAPA ORANG JUSTRU
MENYALAHGUNAKAN OBAT
PENENANG TERSEBUT/ KARENA
EFEKNYA YANG MEMABUKKAN//
5 1 Bridging
6 2 Host (segmen 2) OBAT PENENANG KINI BUKANLAH
HAL YANG ASING BAGI REMAJA DI
SEKITAR KITA/ LALU
BAGAIMANAKAH MEREKA
MENDAPATKAN OBAT TERSEBUT ?/
BERIKUT LIPUTANNYA//
7 2 Bridging
8 2 Gambar ikut jalan SEPERTI YANG KITA TAHU BAHWA
OBAT PENENANG SEKARANG INI
si pengedar
SANGAT MUDAH DI TEMUKAN
UNTUK DI KONSUMSI// DI
SEMARANG SENDIRI SUDAH
BANYAK BEREDAR BEBERAPA OBAT
PENENANG/ KHUSUSNYA DI
JALANAN/ YANG DIBUAT SECARA
ILEGAL// KEBANYAKAN DARI
MEREKA YANG MENGKONSUMSI
ADALAH KALANGAN PELAJAR DAN

46
MAHASISWA// DALAM SITUASI INI/
KAMI TIM INTIP/ MENCOBA
MENCARI DAN MENYELIDIKI
BAGAIMANA SEBENARNYA CARA
MEREKA MENDAPATKAN MAUPUN
MENGEDARKAN OBAT TERSEBUT//

9 2 Pengedar

10 2 Insert Pemakai SETELAH MENGETAHUI CARA


MENGEDARKAN OBAT/ KAMI JUGA
MENCARI TAHU SEBENARNYA APA
ALASAN PARA REMAJA SEKARANG/
UNTUK MENGKONSUMSI OBAT
PENENANG DAN BAGAIMANA
BIASANYA MEREKA MENDAPATKAN
OBAT ITU ?//

11 2 Pemakai

12 2 Gambar obat SETELAH DISELIDIKI TERNYATA

trihexypenidyl dan BANYAK KALANGAN PELAJAR


MAUPUN MAHASISWA YANG
Xanax
MENGGUNAKAN OBAT PENENANG
BERNAMA TRIHEXYPENIDYL DAN
XANAX YANG BERGOLONGAN
BENZODIAZEPINE// ALASAN
MEREKA UNTUK MENGKONSUMSI
OBAT ITU SENDIRI KARENA MUDAH
UNTUK DIDAPAT DAN JUGA HARGA
YANG CUKUP TERJANGKAU, YAITU
BERKISAR ANTARA 10 HINGGA 20
RIBU SAJA//

KAMI TIM INTIP MULAI PENASARAN/


MENGAPA MEREKA DENGAN
MUDAH MENDAPATKAN OBAT
TERSEBUT/ MAKA KAMI MULAI
Gambar Jalan ke
MENCOBA MEMBELINYA DI SEBUAH

47
apotik APOTIK DI SEMARANG//

13 2 apotik (wawancara
dengan pemilik
apotik)
14 2 Gambar apotik TERNYATA DARI PIHAK APOTIK
SENDIRI/ JUSTRU TIDAK LANGSUNG
MEMBERIKAN OBAT YANG KAMI
MINTA/ KARENA KEDUA OBAT ITU
MEMANG MERUPAKAN OBAT YANG
BERGOLONGAN G/ DIMANA OBAT
TERSEBUT HANYA AKAN DIBERIKAN
DENGAN RESEP DOKTER/ SEHINGGA
TIDAK SEMBARANGAN ORANG
DAPAT MENGKONSUMSI ATAU
MEMBELI OBAT BERGOLONGAN G
TERSEBUT//

15 2 Bridging

16 3 Dr.zaenal SETELAH MENGETAHUI BAHWA


OBAT TRIHEXYPENIDYL DAN
XANAX MERUPAKAN OBAT
BERGOLONGAN G/KAMI TIM INTIP
SEGERA MENCARI TAHU AKAN EFEK
SAMPING DAN BAHAYA DARI OBAT
TERSEBUT ?/ SEHINGGA
DIPERLUKAN RESEP DOKTER UNTUK
MENDAPATKANNYA//

17 3 Dr.zaenal JADI OBAT TRIHEXYPENIDYL ATAU


KALAU DI PASARAN BIASA DISEBUT
TRIHEX/ SEBENARNYA ADALAH
OBAT UNTUK MENGOBATI SAKIT
PARKINSON// SAKIT PARKINSON ITU
ADA GEJALA TRIMOR/ KEMUDIAN
KESULITAN BERJALAN/ JADI
KEGUNAANYA ADALAH UNTUK

48
MENGURANGI GEJALA TERSEBUT//
TAPI MEMANG TENTUNYA SETIAP
OBAT ITU MEMILIKI EFEK SAMPING//
KALAU DIGUNAKAN DENGAN DOSIS
UMUM TENTUNYA EFEK
SAMPINGNYA AKAN SEDIKIT/ TAPI
KALAU DIGUNAKAN DENGAN DOSIS
YANG TIDAK SESUAI DENGAN
PERATURAN DOKTER/ TENTUNYA
AKAN MENIMBULKAN EFEK
SAMPING// KEMUDIAN SELAIN
UNTUK ANTI PARKINSON/
SEBENARNYA OBAT INI JUGA
DIGUNAKAN UNTUK MENGURANGI
GEJALA AKIBAT DARI SUATU OBAT
YANG ARTINYA ADA OBAT
PSIKOTROPIK YANG DIGUNAKAN
UNTUK PASIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN JIWA/ JADI JUGA UNTUK
MENGURANGI EFEK SAMPING
TERSEBUT/ EFEK SAMPING YANG
SERING ADA ITU BANYAK SEKALI
MISALNYA MULUTNYA KERING/
PENGLIHATAN BISA KABUR/ MUAL
MUNTAH DAN SERING JUGA
DESORIKASI ITU BERARTI MEREKA
TIDAK TAU POSISI MEREKA
DIMANA/ DENYUT JANTUNGNYA
MENINGKAT/ DAN TENTUNYA
BAHAYA YANG PALING BESAR ITU
JIKA DOSISNYA TINGGI// TIDAK
SESUAI ANJURAN DOKTER ITU AKAN
MENYEBABKAN KEMATIAN// BISA
MENIMBULKAN DEPRESI ATAU
PENEKANAN PADA PUSAT
PERNAFASAN/ ITU BIASANYA
TERJADI JIKA MENGGUNAKAN

49
DOSIS YANG SANGAT TINGGI//

18 3 Insert Dr.Zaenal DENGAN MENGETAHUI EFEK


SAMPING DAN BAHAYA OBAT
TRIHEX YANG BERESIKO MAKA
DALAM MEMBELI OBAT TRIHEX
SIAPAPUN ITU HARUS MEMILIKI
RESEP DARI DOKTER//

19 3 Dr. Zaenal UNTUK OBAT TRIHEXYPENIDYL


ATAU THP INI SEBENARNYA
MEMANG OBAT YANG DIPAKAI
OLEH DOKTER/ ARTINYA OBAT ITU
MEMANG UNTUK PASIEN – PASIEN
YANG DI DIAGNOSA SEPERTI TADI/
UNTUK PARKINSON/ ATAU KARENA
GANGGUAN JIWA/ TETAPI MEMANG
OBAT INI DISALAHGUNAKAN/ TAPI
SEBENARNYA SAYA KIRA MEMANG
SEMUA OBAT ITU MERUPAKAN ZAT
KIMIA/ MEMPUNYAI EFEK SAMPING/
YANG TENTUNYA TIDAK BOLEH
DIPAKAI TANPA INDIKASI YANG
SESUAI// JADI SAYA KIRA SIAPAPUN
BAIK PELAJAR/ MAUPUN ORANG
YANG TIDAK TERDAPAT INDIKASI
PENYAKIT TERSEBUT SEBAIKNYA
TIDAK MENGGUNAKAN/ KARENA
TENTUNYA KALAU DOKTER
MEMBERIKAN OBAT PASTI ADA
DOSIS JADI KALAU MEREKA
MENGGUNAKAN SENDIRI DAN
SUDAH MELAMPAUI DOSISNYA ITU
AKAN FATAL//

20 3 Insert Dr.zaenal SUDAH BISA DIBUKTIKAN BAHWA


TRIHEX MEMANG BUKANLAH OBAT
YANG SEMBARANGAN UNTUK DI

50
KONSUMSI/ KARENA MEMANG
MEMILIKI DOSIS YANG SUDAH
DIANJURKAN OLEH DOKTER//
BERBEDA DENGAN TRIHEX/ XANAX
JUGA MEMILIKI EFEK SAMPING DAN
BAHAYANYA SENDIRI//

21 3 Dr.zaenal KALAU TRIHEX ITU SEBENARNYA


UNTUK PARKINSON/ TAPI KALAU
XANAX INI SEBENARNYA UNTUK
PENDERITA GANGGUAN
PSIKOLOGIS/ TERMASUK
DIDALAMNYA SEPERTI GEJALA
ORANG YANG MENGALAMI
KECEMASAN/ KEMUDIAN PANIK ITU
SALAH SATUNYA YA UNTUK
MENGOBATI ATAU SEBAGAI
PENENANG/ KARENA KAN DI
DALAMNYA TERMASUK GOLONGAN
BENZODIAZEPINE YANG EFEKNYA
UNTUK MENGURANGI GEJALA
KECEMASAN// ITU JUGA HARUS
SESUAI DENGAN DOSIS YANG
DIANJURKAN/ DENGAN BEGITU
MEREKA AKAN SESUAI YA KARENA
DI DALAM SUATU OBAT ITU SUDAH
DIUKUR DOSISNYA// NAH AKIBAT
YANG SAMA KALAU DALAM
JANGKA PANJANG/ BISA
MENYEBAKAN KETAGIHAN/
KARENA DENGAN OBAT ITU
MEREKA BISA MERASAKAN
KETENANGAN/ YANG KEDUA BISA
MENYEBABKAN GANGGUAN PADA
SISTEM PERNAFASAN/ SEHINGGA
NANTI BISA MENYEBABKAN
DEPRESI PERNAFASAN DAN

51
MENINGGAL/ YA MUNGKIN MASIH
BANYAK LAGI/ APALAGI KALAU
DIKONSUMSI DENGAN CAMPURAN
OBAT YANG LAIN/ KADANG –
KADANG YANG DISALAHGUNAKAN
OLEH PARA REMAJA/ MISALNYA
DICAMPUR DENGAN ALKOHOL/ ITU
BIASANYA AKAN SANGAT
BERBAHAYA//

22 3 Gambar kalangan BAHAYA YANG DITIMBULKAN OLEH


KEDUA OBAT PENENANG TERSEBUT
remaja
MEMANG BUKANLAH HAL YANG
SEPELE/ HAL INI MEMBUKTIKAN
BAHWA OBAT TRIHEX DAN XANAX/
SUDAH SEHARUSNYA DIGUNAKAN
UNTUK GEJALA – GEJALA
KECEMASAN/ PARKINSON/ PANIC
DAN GANGGUAN JIWA. UNTUK ITU/
AWASI PERGAULAN REMAJA
SEKARANG INI/ KARENA
KEBANYAKAN DARI MEREKA AKAN
MEMILIH MENGKONSUMSI OBAT
PENENANG UNTUK KELUAR DARI
MASALAH YANG MEREKA HADAPI/
PADAHAL SEBENARNYA OBAT
PENENANG BUKANLAH SATU –
SATUNYA JALAN KELUAR DARI
SUATU MASALAH/ NAMUN MASIH
BANYAK HAL POSITIF YANG BISA
DILAKUKAN OLEH MEREKA/
SEPERTI MISALNYA MENDEKATKAN
DIRI DENGAN TUHAN/ MENGIKUTI
KEGIATAN DI SEKOLAH ATAU DI
KAMPUS/ DAN SEBAGAI ORANG TUA
HENDAKNYA SERING
MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA

52
ANAK-ANAKNYA/ SEPERTI
MENGAJAK NGOBROL ATAU
SEKEDAR MENGAJAK JALAN -
JALAN KELUAR RUMAH// DENGAN
BEGITU/ SECARA TIDAK LANGSUNG
ORANG TUA BISA MEMINIMALISIR
PENGGUNAAN OBAT PENENANG
PADA SANG ANAK//

23 3 Host closing DARI LIPUTAN TADI/ KITA BISA


MELIHAT BAHWA PERHATIAN DAN
KEIKUTSERTAAN PERAN ORANG
TUA DALAM MENGAWASI DAN
MENDIDIK ANAKNYA SANGATLAH
PENTING/ BEGITU JUGA DENGAN
LINGKUNGAN SEKITARNYA/ UNTUK
ITU HENDAKNYA PARA ORANG TUA
MENGAWASI PERILAKU DAN
PERGAULAN ANAK DI SEKITARNYA//
DEMIKIAN EPISODE INTIP HARI INI/
SAYA TANTRI SOYANA PUTRI
DENGAN KERABAT KRU YANG
BERTUGAS PAMIT UNDUR DIRI DAN
TERIMAKASIH //

24 3 Credit title

3.4.2 Konsep Teknis

3.4.2.1 Pemilihan Alat dan Bahan (Software)

Dalam membuat sebuah program acara hendaklah terlebih


dahulu memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan, agar
nantinya tidak menghambat proses kerja produksi. Begitu juga
dalam pembuatan Proyek Akhir ini, yang menggunakan beberapa

53
peralatan yang digunakan selama proses produksi. Adapun alat
dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4: Alat dan Bahan

JENIS PERALATAN JMLH

NAMA TIPE MEREK

SPY 1
Kamera

Kamera
1. DSLR 60D SD memory 2.Canon
2

Clip on Clip on 1

Tripod TH 650 DV Libec 1

Perekam Recorder Tascam Tascam 1


Audio

Komputer 1. Processor Intel Core i3 2,1


Ghz
Editing
2. Kartu Grafis nvidia ge
force gt 540 2gb discrate
graphic,
3. Ram 2gb
4. HDD 640gb
Software :

1. Video 1. Adobe Premier Pro CS 6


dan Adobe After Effects
CS 6
2. Adobe Audiotion 6

54
2. Audio 3. Windows 7

3.4.2.2 Set Desain atau Strategi Desain


1. Setting
Setting tempat program berita investigasi Proyek
Akhir ini adalah out door. Karena konsep program ini
adalah menampilkan kejadian kejadian para remaja
yang menggunakan obat penenang golongan G

2. Looks, Mood, Tone and Manner


a. Atraktif
b. Santai
c. Menghibur
d. Knowledge
e. Modern
3. Strategi Verbal
Sesuai konsep program dokumenter dalam Proyek
Akhir ini adalah bercerita mengenai investigasi obat
penenang yang dipakai para anak mudas jaman
sekarang. Host deprogram ini sebagai penghubung ke
segmen berikutnya supaya masyarakat lebih paham dan
mengerti.

4. Strategi Audio-Visual
a. Ilustrasi musik yang digunakan adalah
instrument music yang tegas supaya lebih
menyakinkan penonton mengenai berita
investigasi.

55
b. Tipografi huruf teks di opening tune,
menggunakan huruf yang tegas dan adanya
gambar luv untuk mendukung ketegasan suatu
investigasi dalam melacak suatu kejadian.

3.4.2.3 Sistem Kerja atau Produksi


Sistem kerja yang digunakan saat produksi
berlangsung adalah :

a. Pengambilan gambar dengan berpegang pada treatmen,


meskipun ada pengembangan adegan dilapangan.
b. Menggunakan SPY kamera digunakan sebagai alat
utama dalam pengambilan gambar dalam produksi ini,
karena adegan yang ada di gambar adalah adegan murni
tanpa settingan terlebih dahulu.
c. Menggunakan sistem multi cam (menggunakan lebih
dari satu kamera). Satu kamera DSLR menjadi kamera
master, satu kamera DSLR untuk insert-insert close up
maupun detail-detail, dan satu kamera DSLR untuk
pengambilan establish dan back up insert dan
pengambilan detail.
d. Berkoordinasi dengan narasumber untuk mendapatkan
statement yang nyata dan tepat kepada ahlinya.

3.4.2.4 Teknik Berkarya


Sebagai program director dalam pembuatan berita
investigasi Proyek Akhir ini, ada beberapa langkah atau
teknik yang dilakukan, yaitu :

a. Ide atau gagasan, menentukan ide apa yang akan dibuat.


Disini ide yang ditemukan adalah penyalahgunaan obat
penenang golongan G

56
b. Setelah ide telah ditentukan, kemudian melakukan riset
atau pengumpulan data sesuai dengan ide yang akan
dibahas. Karena yang akan dibahas adalah obat
penenang khususnya xanax dan trihek, maka
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara
dengan ahli kesehatan dan para pemakai obat tersebut.
c. Setelah data telah terkumpul, tahap selanjutnya adalah
mentranskrip hasil-hasil wawancara dan merekap data-
data pustaka yang telah didapat. Kemudian memilah-
milah bahan/ data mana yang akan digunakan dan
bahan mana yang tidak digunakan.
d. Tahap selanjutnya adalah penentuan konsep program
akan dibuat seperti apa. Setelah konsep telah
ditentukan, sinopsis dibuat
e. Dari sinopsis kemudian lebih diperjelas lagi setiap
adegannya dalam treatmen
f. Dari treatmen dibuat outline naskah (rancangan
naskah). Karena jalan cerita atau naskah bisa saja
berubah saat dilapangan
g. Setelah produksi selesai, akan masuk tahap editing,
dibuat full naskah untuk memudahkan editor dalam
mengedit. Dalam full naskah dijelaskan bentuk ilustrasi
musik, narasi dan hasil wawancara yang akan dipakai.

3.5 Proses Berkarya

Suatu produksi program berita investigasi yang melibatkan


peralatan, orang dan juga biaya yang tidak sedikit, selain memerlukan
suatu organisasi yang rapi juga diperlukan suatu tahap pelaksanaan
produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya

57
dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Proses produksi meliputi tiga
bagian yaitu :
1) Pra Produksi
2) Produksi
3) Pasca Produksi

3.5.1 Pra Produksi


a. Pengumpulkan semua data-data yang diperlukan (riset) untuk
mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang obat penenang
golongan G
b. Membuat sinopsis, treatmen dan perencanaan naskah sebagai
landasan saat produksi nanti. Kemudian dianalisa dan
dipahami
c. Menyusun team work yang akan membantu dari proses pra
produksi, produksi dan pasca produksi

Tabel 3.5 : Crew Program “INTIP “

NO NAMA JOBDESK
1. Inten Mautia L Produser
Restu Dwi R
Kinanti Puji P
2. Inten Mautia L PD/ Director
3. Restu Dwi R Kameraman
4. Kinanti Puji P Program director
5. Restu Dwi R Peralatan
6. Inten Mautia L Editor
7. Kinanti Puji P Unit Manager & Make up
8. Roeben Oenang Dubber
9. Tantri Sofyana P Presenter (Host)
d. Melakukan hunting lokasi.

58
e. Pengaturan semua jadwal kegiatan
Tabel 3.6: Working Schedule Program “INTIP”

Target Per Minggu

N Taha Aktifita Ja Feb Maret April


O p s n

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penemu V
an ide

2 Riset V

3 Huntin V
g

4 Meetin V
g
Pra Produksi

Produk
si

5 Shootin V V V V
g

6 Evaluas V
i
Produk
Produksi

si

7 Loggin V
g
Produksi
Pasca

8 Dubing V

59
9 On line V
Editing

f. Perencanaan Budget
Tabel 3.7: Perencanaan Budget Program “INTIP”

NO JENIS BARANG JUMLAH HARGA

1. Perlengkapan Rp 300.000,00
Produksi :

1. Kamera DSLR
2. SPY Kamera
3. Tripod
4. Clip On
2. Konsumsi 3 orang x Rp 200.000,00
4 hari

3. Transportasi 4 hari Rp 50.000,00

4. Biaya Lain-Lain Rp 50.000,00

Total Pengeluaran Rp 700.000,00

g. Perencanaan Jadwal Shooting


Rencana jadwal produksi dibuat supaya penulis dapat
mengetahui estimasi waktu yang dibutuhkan untuk produksi
Program investigasi “INTIP” ini, adapun rencana produksi
yang telah ditentukan:

Tabel 3.8: Perencanaan jadwal shooting Program “INTIP”

TANGGAL LOKASI KEGIATAN

60
17-19 Feb Rumah Bandar Mengambil gambar
2014 obat penenang Bandar obat yang
sedang transaksi di
rumahnya

25-27 Feb Daerah rumah Pengambilan gambar


2014 pemakai obat pemakai obat penenang
penenang di di Semarang barat
daerah Semarang
barat

3 Maret 2014 UDINUS Pengambilan statemen


dari dokter mengenai
obat penenang

5 Maret 2014 Apotik Jl. Nakula Mencoba membeli obat


tanpa resep dr dokter

7 Maret 2014 Sekitaran kota Pengambilan gambar


Semarang kehidupan remaja
jaman sekarang

18-20 Maret Perumahan Take host dan retake


2014 Graham Padma host

h. Pertemuan Tim Produksi


Dalam roduksi ini penulis melakukan tiga kali pertemuan.
Pertemuan pertama menjelaskan mengenai konsep acara
kepada tim produksi serta penyusunan job desk masing-masing.
Pertemuan kedua persiapan tiap-tiap jobdesk dan sharing
tentang program acara yang akan dibuat. Dan yang terakhir
persiapan final menuju proses produksi.

61
i. Mempersiapkan segala sesuatu hal mulai dari peralatan,
transportasi, akomodasi dan lain-lain.

3.5.2 Produksi
Proses pengambilan gambar dalam pembuatan investigasi
Proyek Akhir ini dilakukan beberapa penggambilan gambar
dengan rentan waktu yang berbeda supaya tidak menimbulkan
rasa curiga terhadap target, wawancara narasumber dan
pengambilan adegan presenter (host). Pengambilan gambar
dilakukan sesuai dengan treatmen yang telah dibuat walaupun ada
pengembangan saat produksi. Berikut proses pengambilan
gambar investigasi “INTIP (penyalahgunaan obat penenang)”

Tabel 3.9: Proses shooting Program “INTIP”

TANGGAL SHOOTING KE- KEGIATAN

17 Feb 2014 Ke satu Pengambilan gambar


rumah Bandar
menggunakan spy
kamera

19 Februari Ke dua Pengambilan gambar


2014 rumah Bandar
menggunakan spy
kamera

25 February Ke tiga Pengambilan gambar


2014 pemakai obat penenang
dengan spy kamera
27 February Ke empat Pengambilan gambar

62
2014 pemakai obat penenang
dengan spy kamera

3 Maret 2014 Ke lima Pengambilan gambar


dan statemen dari
dokter mengenai obat
penenang

5 Maret 2014 Ke enam Pengambilan gambar


saat membeli obat di
apotek tanpa resep

7 Maret 2014 Ke tujuh Pengambilan stock


gambar pergaulan anak
muda jaman sekarang

18 Maret Kedelapan Take host


2014

20 Maret Kesembilan Retake shooting tanggal


2014 18 Maret 2014

3.5.3 Pasca Produksi


Pada proses pasca produksi ini terdiri dari proses editing.
Disini peran program director tidak begitu menonjol karena editor
lah yang berperan penting. Meski begitu, program director tetap
memantau kerja sang editor agar sesuai dengan naskah yang telah
dibuat oleh program director. Adapun proses pasca produksi
antara lain :

a. Logging

63
Sebelum pelaksanaan editing, terlebih dahulu melakukan
pendataan dengan logging untuk membuat editing list.
Logging ini merupakan pendataan timecode yaitu dengan
melihat hasil gambar yang telah diambil dan mencatat mana
saja yang dipakai maupun yang tidak dipakai.

b. Dubbing
Sebelum video diedit, terlebih dahulu melakukan proses
dubing. Ini dilakukan agar dalam proses edit nanti
memudahkan editor untuk menyelaraskan gambar dengan
narasi. Narasi dibacakan oleh seorang dubber, untuk
menjelaskan gambar

c. Offline Editing

Proses menyatukan beberapa gambar yang sudah dipastikan


akan dipakai. Proses ini hanya sekedar mengurutkan
gambar, namun sudah mulai terlihat runtutan ceritanya dari
awal hingga akhir.

d. Transisi
Pemberian transisi antar gambar baik itu cut, dissolve, dip
to white maupun dip to black agar lebih sistematis dan
dinamis.

e. Online Editing
Yang meliputi pemberian efek warna, efek suara, dan efek
gambar serta memberikan title seperti judul, nama pemain,
nama kru. Selain itu diberikan tambahan grafis pada
gambar.

f. Preview

64
Melihat hasil editing dan melakukan koreksi-koreksi yang
diperlukan untuk menambah sempurna hasil gambar dan
suara.

g. Rendering
Proses menyatukan hasil editing video ke dalam sebuah
video yang utuh.

3.6 Jobdesk Pengarah Acara

3.6.1 Tanggung Jawab pengarah acara

Sebagai pengarah acara dituntut untuk menjadi pengamat yang


mengerti kondisi serta kebutuhan dari stasiun televisi, sponsor, dan
penonton. Di sini tidak hanya membicarakan persoalan seni visual
dan imajinasi personal, tetapi juga dampak karya visual terhadap
penonton.
Beberapa trik yang dilakukan sutradara untuk mendongkrak rating:

 Mengubah rundown format acara,


 Memperkaya artistik set panggung,
 Mereposisi pembawa acara,
 Mengajukan usulan penjadwalan penayangan televisi.

Seorang PD (program director) bertanggung jawab menyiapkan


detail - detail pra produksi, produksi dan pasca produksi. Setiap
pelaksanaan produksi memerlukan tahapan-tahapan yang cermat. Hal
ini bukan saja masalah gambar yang harus dicermati dalam
pengambilannya namun juga dalam penyusunannya, disamping
masalah penataan suara dan beberapa aspek yang tidak bisa
diabaikan. Semua anggota kerabat kerja produksi harus mendapatkan
informasi secukupnya sehingga semua kegiatan yang mereka lakukan

65
sesuat dengan rencana produksinya. Pada dasarnya proses produksi
suatu acara ada tiga tahapan yaitu :

a) Pra produksi :

Pra produksi adalah suatu kegiatan dalam pencarian ide sampai


dengan selesainya naskah suatu program acara yang akan dibuat.

Pra Produksi dilakukan untuk merencanakan atau persiapan awal


seperti :

1) Ide / gagasan

Ide bias berasal dari beragam sumber diri kita sendiri, orang
lain, merenung, membaca buku ataupun imajinasi. Satu ide
dapat dibagi beberapa tema.

2) Sinopsis

Tidak sekedar garis besar jalan cerita,tetapi merupakan :

 Garis besar cerita dari pengembangan tema

 Memuat alur cerita dari awal hingga akhir

 Mengambarkan situasi lokasi dan waktu kejadian serta


perkembangannya

 Melukiskan karakter tokoh peran/pemaindan pokok


pembicaraan

 Sumber informasi penulisan selanjutnya

3) Treatment

Pengatagorian setiap permasalahan yang akan dijabarkan


berdasarkan garis besar cerita

4) Format / bentuk

 Naskah yang sudah lengkap sebagai perkembangan dari


sinopsis yang sudah diisikan interprensi gambaran dari

66
adegan-adegan dan suara yang sesuai

 Rancangan bangunan suatu program acara siaran


menurut pendekatan teknik pengajian dalam bahasa
gambar

5) Scenario

Merupakan tulisan pengembangan dari sinopsis dan treatment


serta merupakan isi cerita alur dari awal hingga akhir, lalu
diterjemahkan kedalam bahasa gambar dan suara, sudah
ditulis sangat rinci dan sistematis.ada tiga jenis scenario :

 Full script : untuk drama, iklan

 Semi script : untuk produksi feature dan documenter

 Un script : untuk berita, dibuat setelah melihat gambar


yang ada, untuk menjelaskan informasi gambar
memakai narasi dengan gaya bahasa serta
disingkronkan.

6) Shooting script

Ditulis lebih terperinci dari pada naskah, yang didalamnya


terdapat pedoman pelaksanaan untuk memterjemahkan
naskah kedalam bahasa audio-visual berupa :

 Urutan pengambilan gambar

 Diskripsi gambar

 Jenis suara yang direkam

b) Produksi :

Produksi adalah suatu kegiatan pengambilan gambar sesuai


dengan naskah yang telah buat dalam pra produksi. PD ( program
directing) harus mengetahui komposisi gambar dan angel camera.

1) Komposisi gambar

67
Komposisi gambar adalah pengaturan / penataan,
penyusunan dan menempatkan unsur-unsur gambar
kedalam bingkai gambar. Komposisi gambar harus
memperhatikan factor keseimbangan, keindahan, ruang dan
warna dari unsure-unsur gambar serta daya tarik tersendiri.

Menurut alan wurtzel,ph.D dan Stephen R.


acker,ph.D dalam “television prodaction” mengatakan
bahwa komposisi yang baik harus memenuhi beberapa
kreteria, yaitu :

 Unsur-unsur gambar menyatu

 Letak : posisi foreground(Fg), middelground(Mg) atau


background(Bg)

 Change focus / pull focus / rack focus : pelatihan focus


dari satu objek ke objek lain dalam satu frame.

 Suara : dialog, ilustrasi, SFX

 Lighting

 warna

2) Angle kamera

Angle kamera adalah peletakan kamera pada sudut


pandang pengambilan yang tepat dan mempunyai motivasi
tersendiri. Dalam produksi tv, PD dan peñata kamera harus
mengambil sekian banyak shot dari unsure gambar yang ada
dilokasi kejadian sesuai dengan alur cerita. Tiap shot
membutuhkan penampilan kamera pada posisi yang paling
baik, indah dan menarik bagi pandangan mata penonton. PD
harus mengetahui angel camera yaitu :

1. Long shot (LS)

68
2. Medium shot (MS) .

3. Close up (CU)

4. Zoom :

Pergerakan elemen-elemen lensa sehingga


mempengaruhi adanya perubahan sudut pandang
dan ukuran gambar. Zoom terdapat dua yaitu :

 Zoom in :

Teknik pengambilan gambar dengan


pergerakan lensa gambar yang luas menuju
gambar yang lebih sempit kesatu objek

 Zoom out :

Teknik pengambilan gambar dengan


pergerakan lensa gambar yang sempit
menuju gambar yang lebih luas kesatu
objek.

5. Panorama (PAN) :

Pergerakan kamera pada bidang horizontal


atau kamera meoleh (dari kiri kekanan atau
sebaliknya) sesuai kecepatan yang diinginkan,
kamera tetap pada porosnya. PAN terdapat dua yaitu
:

 Pan kanan : kamera bergerak kekanan


dari objek utama

 Pan kiri : kamera bergerak kekiri dari


objek utama

6. Tilt

69
Pergerakan kamera dari bidang vertical ( dari atas
kebawah atau sebaliknya). Tilt terdapat dua yaitu :

 Tilt up

 Tilt down

Seorang PD jaga harus mengetahui garis imajiner,


karena akan terjadi jumping shoot. Garis imajiner
tersebut membatasi pengambilan gambar dengan
tujuan menentukan blocking kamera yang benar dan
tepat sehingga akan didapatkan arah pandang dari
kedua sisi yang benar dan tepat pula.
(Gunawan,Drs.B.Guntur. (2007). Proses Produksi
Acara Televisi. Jakarta: Balai Diklat LPP TVRI)

3.6.2 Kerja dan tugas pokok Pengarah Acara

a. Menemukan dan Menentukan nada dasar


Tugas utamanya adalah mencari motif yang ditemukan
dalam sebuah karya lakon (naskah/skenario) dan memberi jiwa
(ada ciri khas) agar menjadi suatu wujud yang dikehendaki
kemudian. Inilah yang biasa disebut menentukan nada dasar
penampilan. Nada dasar ini harus bersifat

 Menentukan dan memberi suasana khusus


 Membuat lakon gembira/sedih menjadi lucu/haru
 Mengurangi bobot tragedi yang terlalu berlebihan
 Memberikan prinsip dasar pada lakon
b. Mengetahui Tata dan Teknik Pertunjukan

Pengarah acara paling tidak memiliki pengetahuan


tentang tata dan teknik pertunjukan yaitu segala hal yang
menyangkut kebutuhan suatu pertunjukan baik kostum, make

70
up, dekorasi bahkan lighting. Ini sangat mendukung nada dasar
yang dikehendaki. Atas kemampuan sutradara dalam keadaan
ini maka akan hadir kesesuaian antara warna/suara dan
perasaan. Inilah penguatan terhadap nada dasar.

c. Menciptakan Aspek - Aspek Laku


PD memberikan saran kepada pengisi acara agar
menciptakan laku simbolik [acting creative]. Laku simbolik
adalah cara berperan (kondisi ini biasanya tidak ada dalam
instruksi naskah atau skenario). Penciptaan aspek laku ini
hanya untuk memperkaya permainan, menguatkan batin
seorang peran bagi penonton. (Heriyanto. Produksi-Acara
Televisi, MMTC, Yogyakarta)

71
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN ANALISA KARYA

4.1 Implementasi Karya


Dalam produksi Proyek Akhir News investigasi “INTIP
(Investigasi Tiap Pekan)” penulis bertindak sebagai pengarah acara.
Dimana pengarah acara berperan penting dalam membuat rangkaian cerita
supaya menjadi satu paket program acara yang utuh. Berikut print out
karya serta penjabarannya :
Tabel 4.0 Print Out Karya

N PRINT OUT KETERANGAN


O KARYA GAMBAR NARASI
1
COLOR BAR

Gambar 4.1
IDENTITAS
2 KARYA

Gambar 4.2
COUNTDOWN
3

72
Gambar 4.3
SEGMEN 1

4 OPENING
PROGRAM

Gambar 4.4

5 OPENING
PROGRAM

Gambar 4.5

6 OPENING
PROGRAM

Gambar 4.6

7 JUDUL

Gambar 4.7

73
HOST
8 MEMBUKA MEDIUM LONG SHOT
PROGRAM
ACARA Host membuka acara
memperkenalkan tema
INTIP episode minggu ini

Gambar 4.8
HOST
9 OPENING CLOSE UP
SEGMENT
Host membuka acara
memperkenalkan tema
INTIP episode minggu ini

Gambar 4.9
GAMBAR
10 ANAK LONG SHOT, SPY ANGEL
REMAJA
JAMAN Bertujuan untuk
SEKARANG
memperlihatkan pergaulan
anak jaman sekarang,

Gambar 4.10 ditampilkannya beberapa


pergaulan remaja.

Gambar 4.11
GAMBAR MEDIUM, LONG SHOT
11 OBAT TRIHEK
DAN XANAX Bertujuan untuk
menampilkan jenis obat
penenang yang
bergolongan G
Gambar 4.12

74
Gambar 4.13
GAMBAR MEDIUM SHOT, CLOSE UP
12 EFEK DARI
PENGGUNAA Bertujuan untuk
N OBAT
menampilkan jenis obat
penenang yang
bergolongan G dan efek
Gambar 4.14 dari penggunaan.

13

BUMPER OUT

Gambar 4.15
SEGEMEN 2

14
BUMPER IN

Gambar 4.16

75
HOST
15 MEMBUKA MEDIUM SHOT
SEGMENT 2
Bertujuan host membuka
segmen 2 dan menghantar
ke gambar selanjutnya.

Gambar 4.17
GAMBAR MEDIUM SHOT
16 WAWANCAR
A DENGAN Bertujuan untuk
PEMAKAI
mengetahui apa saja yang
OBAT
dilakukan oleh pemakai
PENENANG
obat penenang.
Gambar 4.18
WAWANCAR MEDIUM SHOT
A DENGAN
PENGEDAR Bertujuan untuk
OBAT
memberitahu kepada
PENENANG
pemirsa mengenai
pengedar obat penenang.
Gambar 4.19

GAMBAR SPY ANGEL


17 REMAJA
MENGKONSU Bertujuan untuk
MSI OBAT memberitahu kepada
pemirsa tentang cara
pemakaian obat penenang.
Gambar 4.20

GAMBAR SPY ANGEL


18 MENUJU Bertujuan untuk
APOTEK
memberitahu kepada
pemirsa bagaimana kita
dapat menemukan obat
penenang tersebut.
Gambar 4.21

76
SPY ANGEL
19 GAMBAR
WAWANCAR Bertujuan untuk
A DENGAN
memberikan informasi
PENJUAL
bahwa obat penenang
OBAT
tidak mudah untuk ditemui
di sembarang apotek.
Gambar 4.22

20 BUMPER OUT

Gambar 4.23
SEGMEN 3

21 BUMPER IN

Gambar 4.24
MEDIIUM SHOT
22 PENGANTAR
KE Bertujuan untuk
STATEMEN
memberitahu kepada
DOKTER
pemirsa tentang bahaya
obat penenang melalui
Gambar 4.25
pendapat dokter yang
terkait.

77
STATEMENT MEDIUM SHOT
23 DOKTER
ZAENAL Bertujuan untuk
memberitahu kepada
pemirsa tentang bahaya
obat penenang melalui
Gambar 4.26 pendapat dokter yang
terkait.

24 STATEMEN Bertujuan untuk


DOKTER
memberitahu kepada
MENGENAI
pemirsa tentang bahaya
OBAT XANAX
obat penenang melalui
Gambar 4.27 pendapat dokter yang
terkait.

25 GAMBAR FULL SHOT


KALANGAN
REMAJA Bertujuan untuk
memberitahu kepada
pemirsa tentang cara cara
menjauhi obat penenang
Gambar 4.28

Gambar 4.29

78
MEDIUM SHOT
26 HOST Bertujuan untuk
MEMBERI
memberitahu bahwa host
KESIMPULAN
juga memberikan
DAN
MENUTUP kesimpulan mengenai
SEGMENT episode minggu ini dan

Gambar 4.30 menutup segmen

Gambar 4.31
27
CREDIT TITLE

Gambar 4.32

4.2 Analisa Karya


Dalam Proyek Akhir ini penulis membuat sebuah program news
investigasi, yang membahas mengenai obat penenang, karena obat
penenang sebenarnya adalah obat yang tidak untuk diperjualbelikan
dengan bebas, namun ternyata banyak masyarakat yang menyalahgunakan
obat penenang, sebagai obat yang dapat memabukkan atau membuat
euoria tersendiri.
Dengan konsep investigasi yang dikemas secara tegas dan santai
penulis mencoba menguak lebih dalam mengenai obat penenang yang

79
dipakai oleh beberapa masyarakat yang disajikan dengan format yang
berbeda disampaikan tidak terkesan membosankan maupun menggurui.
Untuk itu penulis merangkumnya dalam sebuah program news investigasi
“INTIP” episode penyalahgunaan obat penenang. Program investigasi ini
akan dianalisis lebih lanjut menggunakan sistem SWOT yang dijelaskan
sebagai berikut :
4.2.1 Strength (Kekuatan Karya)
a. News investigasi ini mengangkat tentang obat penenang yang
disalahgunakan beberapa masyarakat terutama di kalangan
remaja. Mulai dari cara mngedarkan dan cara mendapatkan
obat penenang, serta menginformasikan bahaya dan efek
samping dari obat penenang terutama jika dikonsumsi dengan
dosis tinggi.
b. Konsep penyajiannya dengan menggunakan presenter (Host)
yang mengantarkan di setiap segmen. Disini presenter (Host)
membawakan acara di setiap segmen dengan tegas namun juga
santai, Host juga membantu penonton untuk mengikuti alur
cerita program news investigasi, agar penonton mengerti setiap
detail informasi yang ditampilkan dalam program INTIP.
c. Bahasa yang digunakan adalah bahasa tutur sehingga mudah
dipahami bagi semua kalangan
d. Selain itu kalimat-kalimat yang digunakan berupa kalimat
santai namun tetap tegas, supaya penonton bisa lebih mudah
memahami setiap informasi yang diberikan.

4.2.2 Weakness (Kelemahan Karya)


a. Pengambilan gambar yang goyang karena menggunakan spy
kamera
b. Gambar yang sedikit gelap karena dilakukan pada malam hari.
c. Butuh waktu lama dalam mencari remaja yang benar-benar
mengkonsumsi obat penenang.

80
d. Audio yang kurang begitu jelas saat pengambilan gambar
menggunakan spy kamera.
e. Ada beberapa bagian, penggunaan narasi terlalu biasa atau
lugas

4.2.3 Oppurtunities (Kesempatan Karya)


Program news investigasi INTIP ini memiliki banyak
potensi yang besar untuk diterima oleh khalayak sebagai program
acara televisi yang menarik dan mendidik,yaitu memberikan
informasi mengenai penyalahgunaan, bahaya dan pengedaran obat
penenang. Untuk itu penulis telah menyiapkan sepuluh tema jika
nantinya program ini akan dijadikan program televisi regular.
Kesepuluh tema tersebut antara lain :
1. Investigasi – Roti Pemicu Kanker
2. Investigasi – Seks Bebas Remaja Gaul
3. Investigasi – Cumi – cumi Busuk Berdetergen dan
Berformalin
4. Investigasi – Bensin Oplosan
5. Investigasi – Bebek Parasetamol
6. Investigasi – Nugget Ikan dan Udang Busuk
7. Investigasi – Sayuranku Beracun.
8. Investigasi – Obat Pelangsing Berboraks.
9. Investigasi – Pangsitku Renyah Pangsitku Berbahaya.
10. Investigasi – Cantiknya Cokelat Kadaluarsa..

4.2.4 Threat (Ancaman Karya)


a. Banyaknya news investigasi yang tidak asli atau rekayasa saja
yang bermunculan.
b. Banyaknya news investigasi atau karya audio visual yang
membahas mengenai obat penenang, baik yang termasuk
psikotropika ataupun hanya penyalahgunaan obat penenang

81
yang dikonsumsi tanpa resep dokter yang notabene lebih
banyak dikenal dan menimbulkan ketertarikan untuk di tonton
oleh beberapa masyarakat daripada obat trihexypenydil
maupun Xanax.
c. Ada beberapa program yang konsep penyajiannya meniru
persis program investigasi lainnya tanpa ada perbedaan.

4.2.5 Prospek
Program news investigasi INTIP episode penyalahgunaan
obat penenang dengan berbagai macam kekurangan dan
kelebihannya tersebut memiliki begitu besar prospek ke depan.
Hal ini berdasarkan keunikan program ini yang menyajikan sebuah
news investigasi yang membahas mengenai penyalahgunaan obat
penenang yang dipakai oleh kalangan remaja, sebagai tujuan untuk
meringankan beban mereka. Dimana hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kemajuan perilaku remaja Indonesia
Dengan beberapa alasan tersebut, program ini layak untuk
ditayangkan di Televisi lokal maupun Nasional. Jika program ini
ditayangkan di stasiun televisi, maka nantinya program ini akan
dibuat program regular yang ditayangkan setiap satu minggu
sekali. Nantinya program news investigasi ini akan membahas
mengenai beberapa hal yang akan diinvestigasi untuk mengetahui
hal yang benar-benar fakta dan menguak sesuatu yang ada di
sekitar masyarakat, karena banyak hal-hal yang perlu diinvestigasi
karena di era sekarang banyak oknum-oknum nakal yang
mencurangi untuk mendapatkan hasil yang lebih dan tentu saja
masyarakat lainnya yang menjadi korban.

4.3 Laporan Penciptaan

N Perubahan Konsep Proses Kendala

82
O Awal Produksi
1 Jadwal 9 hari 14 hari - Terkendala pada
Produksi target yang akan
diivestigasi,
karena target tiba-
tiba tidak bisa
ditemui
- Ada beberapa
adegan presenter
yang harus di re-
take
- Kesibukan
masing-masing
kru
2 Perubahan Rp 700.000,00 Rp 850.000,00 - Jadwal produksi
Budget yang bertambah
3 Perubahan Adanya penemuan
Naskah ide saat melakukan
investigasi
dilapangan,
sehingga sedikit
merubah naskah,
tapi tanpa merubah
konsep yang telah
dibuat
Tabel 4.1: Laporan Penciptaan
4.4 Karya Pendukung dan Strategi Promo
Sebuah karya di ciptakan tentu untuk diperlihatkan atau
dipublikasikan kepada semua masyarakat. Untuk itu diperlukan sebuah
media promosi. Program yang bagus tanpa teknik strategi promosi yang
bagus maka jarang masyarakat mengetahuinya, maka dari itu penulis

83
menggunakan beberapa strategi promo untuk mendukung program ini
dikenal oleh masyarakat, bentuk strategi promonya antara lain :

a. Youtube
Media Youtube adalah media paling ampuh untuk
digunakan sebagai media promosi dalam bentuk video, yakni
dengan cara melihat ataupun mengunduh video program INTIP
episode penyalahgunaan obat penenang. Dan jangka panjang
ketika program ini akan berlanjut sebagai program regular yang
membahas investigasi lainnya, maka masyarakat yang melewatkan
episode tertentu dapat mengunduh dan melihat tayangan ini tanpa
harus memantau di televisi.
b. Facebook
Media facebook dijaman sekarang sangat berperan penting
dalam memperkenalkan ataupun mempromosikan sebuah karya.
Hampir setiap masyarakat memiliki akun facebook yang bisa
diakses kapan saja. Dengan menggunakan media ini diharapkan
masyarakat bisa melihat link youtube dari INTIP yang ditulis di
fanpage facebook INTIP.
c. Poster
Poster merupakan salah satu karya pendukung yang penulis
ciptakan untuk
menunjang karya dalam
program ini.

gambar 4.41 poster program

84
BAB V
PENUTUP
5.1 Rekomendasi
Program news investigasi INTIP (Investigasi Tiap Pekan)
diharapkan mampu memberikan informasi mengenai penyalahgunaan
obat penenang, tidak hanya memberikan informasi tetapi juga
mengedukasi masyarakat bahwa banyak sekali oknum yang
penyalahgunakan obat disekitar kita yang perlu kita ketahui dan pelajari,
karena apabila dari masyarakatnya sendiri tidak mengetahuinya, akan
membahayakan bagi remaja di Indonesia.
Dengan adanya program news investigasi INTIP (Investigasi Tiap
Pekan), penulis memiliki beberapa masukan yang dapat dijadikan referensi
di kemudian hari pada konsep pembuatan karya dengan format news
investigasi, khususnya news investigasi seperti ini. Adapun rekomendasi
yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1) Riset yang kuat dan mendalam. Selain itu riset memudahkan kita
untuk menentukan konsep penyajian yang seperti apa
2) Pemilihan narasumber, dalam news investigasi kita harus berhati-
hati dalam menentukan narasumber, terlebih narasumber yang on
atau berperan dalam konsep news investigasi kita. Karena news
investigasi menyajikan hal-hal yang nyata, maka diperlukan
narasumber yang memiliki kompetensi dalam bidang yang terkait
dengan tema news investigasi kita
3) Merancang konsep, alur cerita agar informasi yang ingin
disampaikan sampai dan menarik untuk ditonton.
Setiap konsep maupun alur pasti membutuhakan seseorang untuk
memimpin dalam pembuatan sebuah program, maka perlu bagi penulis
untuk memberikan beberapa masukan bagaimana menjadi pengarah acara,

85
khususnya pengarah acara news investigasi seperti ini. Adapun
rekomendasi yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1) Mampu bekerjasama dengan tim produksi
2) Harus mampu menyampaikan maksud / pesan tayangan audio
visual tersebut
3) Mampu mengarahkan tim untuk mendapatkan hasil yang
semaksimal mungkin, karena dalam pembuatan investigasi banyak
kendala yang dihadapi
4) Menyajikan cerita yang tidak habis saat selesai ditonton, namun
harus berkesan di mata penonton atau membekaskan sesuatu yang
berarti di dalam hati penontonnya
5) Dan yang tak kalah penting adalah seorang pengarah acara harus
bertanggungjawab atas semua hasil yang telah diproduksi.

5.2 Evaluasi
Program news investigasi INTIP (Investigasi Tiap Pekan) ini
memiliki begitu banyak kekurangan dan kelebihan yang layak untuk
dieksploitasi kembali di kemudian hari. Disamping itu tema
penyalahgunaan obat penenang ini bisa dikemas dengan berbagai cara dan
berbagai format. Dengan adanya program news investigasi yang
membahas tentang penyalahgunaan obat penenang, tentu akan membuat
masyarakat kita “melek” dengan oknum yang tidak bertanggung jawab
dengan melakukan penyalahgunaan obat penenang, yang sering tidak
diketahui oleh masyarakat sekitar.
Evaluasi yang di dapat setelah program news investigasi ini
diproduksi, penulis harus mampu menentukan konsep dan mengatur
blocking kamera serta bekerja sama dengan team karena dalam produksi
ini, penulis terlibat sebagai pengarah acara.

86
DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari buku :


Santana Septiawan K. (2009), Jurnalisme Investigasi, edisi revisi, Jakarta
Yayasan Obor Indonesia.
Rukmananda Naratama. (2004), Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grarindo
Satria, (2008) Pengertian Televisi, Stasiun Televisi, dan Stasiun Televisi IT
Global.
Heriyanto. (2000), Produksi-Acara Televisi, MMTC, Yogyakarta.
Fiske John, Hartly John. Reading Television. Jakarta : Grasindo
Gunawan,Drs.B.Guntur. (2007). Proses Produksi Acara Televisi. Jakarta: Balai
Diklat LPP TVRI
Robert Greene, Berita Investigasi, 2009. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Goenawan Mohammad, Jurnalisme Investigasi, 2009,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Paul N Williams, Investigative Reporting and Writing, 2009, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta
Sheila Coronel, Langkah Liputan Investigasi, 2009, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta
Dja’far H Assegaf, Berita. 2009, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Sumber dari : Tesis atau Skripsi


Lalu Hendri Bagus. (2013). Crew Produksi Program Televisi Dan Tugasnya.
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Sumber dari : Internet


Dr.Andri, SP. KJ (2011) waspadai penggunaan obat penenang tak rasional.
Kompas.com . Di update tanggal 20 Mei 2011, di akses 25 April 2014
Dr.Andri, SP. KJ (2011) Agar tak ketergatungan obat.
Kompas.com . Di update tanggal 23 Februari 2012 , di akses 25 April
2014
Hangugan. (2010) Pengarah Acara Program Director. Wordpress. Diakses 20
Juni 2014

87
LAMPIRAN

Foto take narasi dokter

Persiapan take dengan dokter Zaenal

Persiapan take host

Foto dengan host program

88

Anda mungkin juga menyukai