Anda di halaman 1dari 21

USULAN PROGRAM PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT

PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


PENYULUHAN “HIPERTENSI” DI BANJAR SESANDAN KANGIN,
DESA MEGATI, KECAMATAN SELEMADEG TIMUR,
KABUPATEN TABANAN

Oleh:
Ketua : Ni Putu Ella Nataliani, S.Kep (C1219058)
Anggota : Ayu Dwi Brahmayanthi, S.Kep (C1220077)
I Kadek Excury Wijanata, S.Kep (C1220078)
Ni Komang Roli Erawati, S.Kep (C1220079)
I Komang Danton Adi Putra, S.Kep (C1220080)
Ayu Ika Cahya Dewantari, S.Kep (C1220081)
I Gusti Agung Istri Dwi Ardi, S.Kep (C1220082)
Ni Kadek Widiani, S.Kep (C1220083)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA USADA BALI
TAHUN 2020/2021

i
Halaman Pengesahan Usulan

Judul : Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat


Penyuluhan “Hipertensi” Di Banjar Sesandan
Kangin, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur,
Kabupaten Tabanan
Ketua Pelaksana Pengabdian
a. Nama Lengkap : Ni Putu Ella Nataliani, S.Kep
b. NIK/NIDN : C1219058
c. Pangkat/Golongan/Jab.Fungsi : Mahasiswi
d. Program Studi : Profesi Ners
e. Bidang Keahlian : Keperawatan
f. Nomor HP : 0899514575688
g. Alamat surel (email) : ellanataliani@gmail.com
h. Personalia
a. Jumlah anggota : 8 orang
b. Jumlah personalia : 8 orang
Jangka Waktu Kegiatan : 03-05 Maret 2021
Bentuk Kegiatan : Penyuluhan dan edukasi kesehatan
Tempat Kegiatan : Banjar Sesandan Kangin, Desa Megati, Kecamatan
Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan
Biaya yang diperlukan : Rp 55.000,-
Tabanan, 03 Maret 2021
Mengetahui,
Preseptor Akademik Ketua Pelaksana Pengabdian

Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep Ni Putu Ella Nataliani, S.Kep
NIK. 11.01.0045 NIM. C1219058

Program Studi Profesi Ners


Ketua

Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep


NIK. 11.01.0045

ii
ABSTRAK

Lanjut usia (lansia) merupakan seseorang yang mencapai usia > 60 tahun yang
rentan mengalami penyakit yang berhubungan dengan proses menua salah satunya
hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya penyakit
kardiovaskuler. Seseorang dikatakan hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah
sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg.
Beberapa faktor resiko diduga memiliki peran dalam terjadinya hipertensi seperti
gaya hidup dan pola makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya
hidup dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia.
Untuk mengurangi kasus hipertensi perlu adanya cara untuk mencegahnya seperti
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hipertensi, melakukan senam
hipertensi bagi penderita penyakit hipertensi untuk selalu mengontrol tekanan darah dan
menghindari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
ABSTRAK.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Analisa Situasi.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
BAB II : TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
A. Tujuan..................................................................................................3
B. Manfaat Kegiatan................................................................................3
BAB III : PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pemecahan Masalah............................................................................4
B. Khalayak Sasaran Strategis.................................................................4
C. Metode Kegiatan.................................................................................5
D. Rencana kegiatan dan jadwal..............................................................5
E. Rencana Evaluasi................................................................................5
F. Organisasi Pelaksanaan.......................................................................6
G. Rencana Anggaran Biaya....................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Peningkatan populasi lanjut usia di dunia saat ini sejalan dengan
peningkatan jumlah kasus nyeri sendi (Eliopoulus, 2013). Pada sensus penduduk
Indonesia tahun 2010, jumlah lansia tercatat sebanyak 18,1 juta penduduk lansia
dan diperkirakan akan meningkat 10 tahun mendatang sebesar 60% (Badan Pusat
Statistik Indonesia, 2015). Hasil survey badan kesehatan dunia World Health
Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah lansia Indonesia pada tahun 2010
tersebut sudah menduduki sebesar 9,77% dari jumlah total penduduk Indonesia.
Menua (aging) merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya (Stanley, 2017). Proses penuaan
ditandai dengan perubahan fisiologis yang terjadi pada beberapa organ dan sistem.
Perubahan yang terjadi menyebabkan penurunan fungsi tubuh untuk melakukan
aktivitas. Seiring dengan peningkatan persentase lansia terjadi juga peningkatan
jumlah dan tingkat kejadian penyakit kronis yang disebabkan oleh penurunan
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan serta kelemahan pada
lansia. (Efendi & Makhfudli, 2019). Tujuh golongan penyakit yang banyak
dilaporkan terjadi pada lansia adalah arthritis, hipertensi, gangguan pendengaran,
kelainan jantung, sinusitis kronik, penurunan visus, dan gangguan pada tulang
(Stanley, 2017).
Hipertensi merupakan penyakit berbahaya yang membunuh secara diam –
diam karena tanda dan gejalanya adanya parameter yang pasti tentang penyakit ini.
Umumnya gejala dan tanda nya sering dialami oleh orang yang tidak beresiko tau
tidak menderita penyakit ini (Julius, 2018).
Prevalensi hipertensi di dunia diperkirakan sebesar 1 milyar jiwa dan
hampir 7,1 juta kematian setiap tahunnya akibat hipertensi, atau sekitar 13% dari
total kematian (Gusmira, 2012). Prevalensi hipertensi di Indonesia untuk penduduk
berumur diatas 25 tahun adalah 8,3%, dengan prevalensi laki-laki sebesar 12,2%
dan perempuan 15,5%.
Hipertensi seringkali ditemukan pada lansia. Dari hasil studi tentang kondisi
sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10
Provinsi tahun 2012, diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita lansia
adalah penyakit sendi (52,3%) dan Hipertensi (38,8%), penyakit tersebut
merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia (Kemenkes RI, 2013).

1
Selain itu, survai penyakit jantung yang dilaksanakan Boedhi Darmojo,
menemukan prevalensi hipertensi tanpa atau dengan tanda penyakit jantung
hipertensi sebesar 33,3% ( 81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke atas ). Dari hasil
studi kasus, didapatkan 68,4% termasuk hipertensi ringan ( diastolik 95 – 104
mmHg), 28,1% hipertensi sedang ( diastolik 105 – 129 mmHg ) dan hanya 3,5%
dengan hipertensi berat ( diastolik sama atau lebih besar dengan 130 mmHg )
(Julius, 2018).
Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) yang
dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2021 bertempat di Wantilan Pura Dalem
Banjar Serampingan, telah dirumuskan masalah lansia yang mengalami hipertensi
karena beberapa alasan tertentu yang merupakan permasalahan di Desa Megati,
maka dari itu mahasiswa Program Profesi Ners STIKES Bina Usada Bali berniat
untuk mengadakan Pengabdian Masyarakat yang bertemakan “Penyuluhan
Pencegahan dan Penanggulangan Hipertensi”. Kegiatan ini juga merupakan salah
satu jabaran dari Tri Dharma Perguruan Tinggi STIKES Bina Usada Bali. Adapun
masalah yang menjadi perhatian saat ini adalah mengenai kesehatan lansia
khususnya tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Diharapkan melalui kegiatan ini, STIKES Bina Usada Bali dapat
berpartisipasi dan dapat menjadi bukti pengabdian STIKES kepada masyarakat di
daerah yang benar-benar membutuhkan bantuan kesehatan sehingga akan terjadi
perbaikan taraf hidup serta peningkatan kesejahteraan berupa perubahan perilaku
masyarakat. (Zatnika, 2012)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dan fakta yang dilihat ketika melakukan survey dan diskusi
bersama dengan perangkat Banjar Sesandan Kangin, maka ditemukan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Masyarakat banjar sesandaan kangin belum terpapar ilmu mengenai hipertensi
dengan optimal.
2. Masyarakat belum semua tahu tentang penyebab hipertensi.
1. Masyarakat belum mengetahui tentang tanda dan gejala hipertensi
3. Masyarakat belum belum mengetahui tentang diet pada penyakit hipertensi
4. Masyarakat belum mengetahui tentang pencegahan penyakit hipertensi
5. Masyarakat belum mengetahui tentang senam hipertensi

2
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN

A. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam hipertensi, diharapkan peserta dapat memahami dan
melakukan latihan senam hipertensi secara mandiri di rumah untuk
pencegahan hipertensi.

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan dan senam hipertensi peserta dapat:
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Mampu menjelaskan penyebab hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan diet pada penyakit hipertensi
e. Menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi
f. Mampu melakukan senam hipertensi secara mandiri

B. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dari pemberian penyuluhan dan senam hipertensi ini adalah
menginformasikan serta mengenalkan secara langsung tentang senam hipertensi
yang diharapkan masyarakat dapat melakukan senam secara mandiri dan dapat
menurunkan angka kejadian hipertensi di Br. Sesandan kangin.

3
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pemecahan Masalah
Tahap pemecahan masalah dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah
Permasalahan yang muncul di masyarakat bisa diidentifikasi dengan banyak
hal salah satunya itu melihat data primer dan sekunder. Data primer dari hasil
wawancara mahasiswa ners Stikes Bina Usada Bali pada bulan februari 2021
didapatkan bahwa belum terpaparnya ilmu mengenai hipertensi secara optimal
serta mengajarkan senam hipertensi.
2. Membuat alternatif tindakan
Tahap ini berisi pengidentifikasian berbagai alternatif tindakan yang
memungkinkan pengambilan keputusan yang ada. Selama alternatif itu ada
hubungannya, walaupun sedikit tetap harus dipertimbangkan. Berbagai
alternatif dikembangkan yaitu :
a) Diadakan senam tentang hipertensi sebagai upaya untuk pencegahan
hipertensi kepada masyarakat khususnya lansia mengenai penyakit
hipertensi.
b) Mengusulkan pengadaan pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan Tekanan
darah) setiap 1 minggu sekali sebagai upaya dini untuk mengetahui
penyakit yang rawan muncul pada masyarakat khususnya pada lansia.
3. Memilih alternative
Alternatif tersebut harus dipilih. Pemilihan alternatif harus mempertimbangkan
berbagai aspek terutama keefektifan untuk memecahkan masalah dan bisa
untuk dilaksanakan. Atas pertimbangan tersebut alternatif yang dipilih yaitu
mengajarkan senam hipertensi.
4. Menetapkan keputusan
Senam hipertensi merupakan solusi dari berbagai permasalahan di atas.

B. Khalayak Sasaran Strategis


Sasaran pada pemberian senam hipertensi dengan tema “PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN HIPERTENSI” ini adalah lansia di Banjar Sesandan
Kangin, Desa Megati, Selemadeg Timur, Tabanan.

4
C. Metode Kegiatan
Adapun metode pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah:
a. Ceramah
a. Senam hipertensi

D. Rencana Kegiatan Dan Jadwal


1. Tahap Perencanaan

Sebelum pelaksanaan kegiatan, dilakukan koordinasi dan perijinan dengan kepala desa,
kelian Banjar Tahap Pelaksanaan di Banjar Sesandan Kangin, Desa Megati,
Selemadeg Timur, Tabanan.
Penyuluhan akan dilaksanakan pada 03-05 Maret 2021 dan diikuti oleh 8
orang lansia yang mengalami hipertensi khususnya lansia Banjar Sesandan
Kangin, Desa Megati, Selemadeg Timur, Tabanan.:
No Materi Jam Pelaksana
Tahap Persiapan
1. Persiapan materi ceramah mengenai 08.00-12.00 Tim Pengabdian
penyakit hipertensi
2. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan 08.00-12.00 Tim Pengabdian
untuk penyuluhan
3. Persiapan lokasi ceramah dan lokasi 08.00-14.00 Tim Pengabdian
senam hipertensi
Tahap Pelaksanaan

1. Ceramah 09.00-11.00 Tim Pengabdian


2. Senam hipertensi 09.00-11.00 Tim Pengabdian

E. Rencana Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan berupa tanya jawab dan mempraktekkan
kembali senam hipertensi yang telah diberikan. Pertanyaan yang diajukan berupa
pertanyaan secara lisan yang berkaitan dengan penyakit hipertensi.

F. Organisasi Pelaksana

Pembimbing Akademik : Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep

5
Pembimbing Klinik : I Dewa Made Yuniarta Negara
Penyuluhan : Ni Komang Roli Erawati, S. Kep
Moderator : I Kadek Exqurry Wijanata, S. Kep
Notulen : I Gusti Agung Istri Dwi Ardi, S. Kep
Observer : Ayu Ika Cahya Dewantari, S. Kep
Fasilitator : Ni Kadek Widiani, S. Kep
Ni Putu Ella Nataliani, S.Kep
Ayu Dwi Brahmayanthi, S.Kep
I Komang Danton Adi Putra, S.Kep

G. Rencana Biaya
No Jenis Pengeluaran Harga Satuan (Rp)
1 Perlengkapan Proposal Rp. 35.000,-
2 Print leaflet Rp. 20.000,-
Jumlah Rp. 55.000,-

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)


PENYULUHAN KESEHATAN
“ HIPERTENSI”

Pokok bahasan : Hipertensi

6
Sub pokok ahasan : Pencegahan Dan Penanggulangan Hipertensi
Sasaran : Lansia
Tanggal : 03-05 Maret 2021
Waktu : 09.00 - selesai
Tempat : Banjar Sesandan Kangin, Desa Megati, Kecamatan
Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 60 menit di Banjar Sesandan Kangin
Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan diharapkan lansia
mampu melakukan pencegahan penanggulangan hipertensi

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan tentang hipertensi pada lansia di Banjar Sesandan
Kangin:
1. Menyebutkan pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
4. Menyebutkan diet Hipertensi
5. Menyebutkan pencegahan Hipertensi
6. Melakukan Senam Hipertensi secara mandiri

D. MATERI (URAIN TERLAMPIR)


1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan gejala Hipertensi
4. Diet Hipertensi
5. Pencegahan Hipertensi
6. Senam Hipertensi
7. SOP Senam Hipertensi

E. PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

7
Pembukaan:
1. 5 menit
 Moderator mengucapkan salam  Doa bersama

 Doa bersama  Memperhatikan

 Melakukan perkenalan diri pengarahan dari

panitia moderator

 Menyampaikan maksud dan

tujuan

 Mengadakan kontrak waktu

Pelaksanaan:
2. 20 menit
 Menjelaskan tentang  Peserta mendengarkan

pengertian Hipertensi penjelasan penyaji

 Menjelaskan penyebab

Hipertensi

 Menjelaskan Tanda gejala

Hipertensi

 Menjelaskan Diet Hipertensi

 Menjelaskan Penjegahan

Hipertensi

 Melakukan senam hipertensi


Evaluasi:
3 30 menit
 Moderator mempersilakan  Peserta diperbolehkan

peserta untuk bertanya mengajukan pertanyaan

 Penyaji menjawab pertanyaan terkait materi yang

dari peserta disampaikan penyaji

 Penyaji memberikan  Peserta menjawab

pertanyaan kepada peserta pertanyaan dari penyaji

untuk mengevaluasi peserta sesuai kemampuan


Terminasi:
4 5 menit

8
 Men  Doa bersama

gakhiri kontrak

 Doa

bersama

 Sala

m penutup
Jumlah 60 Menit

F. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab

G. MEDIA
a. Leaflet
b. SOP senam hipertensi

H. PENGOEGANISASIAN KELOMPOK
Penyuluhan : Ni Komang Roli Erawati, S. Kep
Moderator : I Kadek Exqurry Wijanata, S. Kep
Notulen : I Gusti Agung Istri Dwi Ardi, S. Kep
Observer : Ayu Ika Cahya Dewantari, S. Kep
Fasilitator : Ni Kadek Widiani, S. Kep
Rincian Tugas
1. Moderator : Mengatur jalannya penyuluhan, membuka dan menutup acara
2. Penyuluh : Memberikan penyuluhan
3. Fasilitator : Memfasilitasi jalannya penyuluhan
4. Obsever : Mengawasi jalannya acara penyuluhan

I. SETTING TEMPAT

9
Keterangan gambar :
Penyuluh

Moderator

Observer

Fasilitator

Peserta

10
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan tiga hari sebelum kegiatan dengan melakukan
kontrak sebelumnya dengan keluarga dan informasi kepengurusan dua hari sebelum
kegiatan. Sarana prasarana seperti leaflet, dan materi penyuluhan disiapkan sehari
sebelum pelaksanaan.

2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta yang hadir 60% dari jumlah total peserta
c. Peserta yang aktif bertanya 50% dari total peserta.

3. Evaluasi Hasil
60% dari sasaran penyuluhan mampu:
a. Memahami kembali pengertian hipertensi
b. Memahami penyebab hipertensi
c. Memahami pencegahan hipertensi
d. Memahami penanganan hipertensi

11
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG HIPERTENSI

A. PENGERTIAN
Hipertensi atau Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah secara menetap > 140/90 mmHg.

B. PENYEBAB HIPERTENSI
1. Keturunan
2. Gaya hidup yang tidak sehat
a. Diit yang tidak sehat (kurang buah dan sayuran, tinggi lemak jenuh,
tinggi kolesterol,tinggi garam dan gula).
b. Kurang aktivitas fisik/olahraga
c. Kegemukan / Obesitas
d. Alkohol
e. Stress
f. Merokok
3. Sekitar 5 – 10 % berhubungan dengan penyakit ginjal, 1 – 2 %berhubungan
dengan kelainan hormon atau pemakaian obat tertentu (Pil KB).

C. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI


Seringkali hipertensi terjadi tampa gejala, sehingga penderita tidak merasa
sakit. Pada umumnya sebagai berikut :
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual dan muntah
4. Sesak nafas
5. Pandangan menjadi kabur
6. Mata berkunang –kunang
7. Mudah marah
8. Telinga berdengung
9. Sulit tidur
10. Rasa berat ditengkuk

12
D. DIET HIPERTENSI
Tujuan diet, Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi.

Syarat diet

 Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.


 Bentuk makanan sesuai keadaan penyakit.
 Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/
atau hipertensi.

Macam diet rendah garam

 Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na)


 Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)
 Diet Rendah Garam III ( 1000-1200 mg Na)

Makanan yang dianjurkan

 Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkwe, makanan yang diolah
dari bahan makanan tersebut tanpa garam dapur dan soda seperti makaroni, mie,
bihun, roti.
 Daging dan ikan maksimal 100 g sehari, telur maksimal 1 butir sehari.
 Semua kacang - kacangan dan hasil olahnya yang dimasak tanpa garam dapur.
 Semua sayuran dan buah segar, yang diawet tanpa garam dapur dan natrium
benzoat.
 Minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa garam.
 Teh dan kopi.
 Bumbu kering yang tidak mengandung garam.

Makanan yang tidak dianjurkan

 Roti, biskuit, dan kue - kue yang dimasak dengan garam dapur dan/atau baking
powder dan soda.
 Otak, ginjal, sardin, lidah, makanan yang diawet dengan garam dapur, seperti
dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, dan lain - lain.
 Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan
ikatan natrium lainnya.
 Sayuran dan buah yang diawet dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya,
seperti asinan, acar, sawi asin, sayuran/buah kaleng.
 Margarin dan mentega biasa.

13
 Minuman ringan.
 Bumbu - bumbu yang mengandung garam dapur, seperti kecap, terasi, maggi,
tomat ketchup, petis, dan tauco.

E. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Mengurangi dan memodifikasi faktor resiko dengan :
1. Tidak merokok
2. Olahraga / aktivitas fisik secara teratur
3. Pola makanan sehat dan seimbang
Batasan konsumsi garam untuk Hipertensi
a. Hipertensi ringan : ½ sendok teh perhari
b. Hipertensi sedang : ¼ sendok teh perhari
c. Hipertensi berat : Tampa garam
4. Melakukan kesehatan secara rutin
5. Melakukan senam hipertensi secara rutin

14
Standar Operasional Prosedur Senam Hipertensi
A. Nama Kegiatan Senam hipertensi
B. Pengertian Senam hipertensi adalah bagian dari usaha
untuk mengurangi berat badan dan
mengelola stress (factor yang mengelola
hipertensi)
C. Tujuan Untuk menurunkan tekanan darah
D. Waktu Dilakukan selama setiap hari ± 10
menit/senam
E. Prinsip senam 1) Selalu memperhatikan tekanan darah
sebelum dan sesudah senam
2) Latihan dilakukan secara bertahap
3) Latihan dilakukan secara teratur
F. Langkah - langkah 1) Pemanasan
a) Tekuk kepala kesamping lalu tahan
pada sisi yang sama dengan arah
kepala. Tahan dengan hitungan 8-10,
bergantian dengan sisi lain.
b) Tautkan kedua tangan dan angkat
lurus keatas kepala dengan posisi
kedua kaki dibuka selebar bahu.
Tahan dengan 8-10 hitungan rasakan
tarikan bahu dan pinggang.
2) Kegiatan inti
a) Lakukan gerakan seperti jalan
ditempat dengan lambaian kedua
tangan searah dengan sisi kaki yang
diangkat. Lakukan perlahan dan
hindari hentakan.
b) Buka kedua tangan dengan jemari
mengepal dan kaki dibuka selebar
bahu. Kedua kepalan tangan bertemu
dan ulangi gerakan semampunya
sambil mengatur napas.
c) Kedua kaki dibuka agak lebar lalu
angkat tangan menyerong, sisi kaki
yang searah dengan tangan sedikit
ditekuk. Tangan diletakkan

15
dipinggang dan kepala searah
dengan gerakan tangan. Tahan 8-10
hitungan. Lalu ganti dengan sisi lain.
d) Gerakan hamper sama dengan
sebelumnya, tapi jari mengepal dan
kedua tangan diangkat keatas.
Lakukan bergantian secara perlahan
dan semampunya
e) Hampir sama dengan gerakan inti 1,
tapi kaki digerakan kesamping.
Kedua tangan dengan jemari
mengepal kearah yang berlawanan.
Ulangi dengan sisi bergantian
f) Kedua kaki dibuka selebar bahu.
Satu lutut agak ditekuk dan tangan
yang searah lutut dipinggang.
Tangan sisi yang lain lurus kearah
lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan
kearah sebaliknya dan lakukan
semampunya.
3) Pendinginan
a) Kedua kaki dibuka selebar bahu.
Lingkarkan satu tangan ke leher dan
tahan dengan tangan lainnya
hitungan 8-10 kali pada sisi lainnya
b) Posisi tetap tautkan kedua tangan
lalu gerakkan kesamping dengan
gerakan setengah putaran. Tahan 8-
10 hitungan lalu arahkan tangan ke
sisi lainnya. Dan tahan dengan
hitungan yang sama

DAFTAR PUSTAKA

16
Aris, S. 2017. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
PT Intisari Mediatam.
Armilawaty. 2017. Hipertensi dan Faktor Resiko Dalam Kajian Epidemiologi.
Bagian Epidemiologi FKM UNHAS http//ridwanamiruddin. com/2017/12/08
hipertensi-dan-faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/, (online) diakses
tanggal 12 Oktober 2012
Barus, M., Ginting, A., & Turnip, A. J. (2019). Terapi Jus Mentimun Menurunkan Tekana
Darah Pada Penderita Hiperensi. Jurnal Mutiara, 2(2).
Hermawan, N. S. A., & Novariana, N. (2018). Terapi Herbal Sari Mentimun untuk
Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu
Kesehatan, 3(1), 1–8.
Keleher, H., MacDougall, C., & Murphy, B. 2017. Understanding Health Promotion.
Victoria, Australia : Oxford University Press.
Notoadmodjo, Sukidjo. (2017). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Renika Cipta :
Jakarta.
Ponggohong, C. E. (2015). PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN
TERHADAPTEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSIDI DESA
TOLOMBUKAN KEC. PASANKAB. MINAHASA TENGGARATAHUN 2015.
Jurnal Keperawatan, Volume 3 N.
Yanti, E., Niken, & Andriyani, D. (2017). PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN
(Cucumis sativus L) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HUPERTENSI. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 2, 1–12.

17

Anda mungkin juga menyukai