Anda di halaman 1dari 3

Resume Tugas Hukum Surat Berharga dan Perbankan(R02)

Oleh:

Muhammad Dizky Irawan 183112330050198

Kelas:

R02

Dosen:

Erma Defiana Putriyanti,S.H.,M.H..

UNIVERSITAS NASIONAL

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

JAKARTA
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

1.Uraian singkat isi dari peraturan yang dipilih

Prinsip Perbankan Syariah merupakan bagian dari ajaran Islam yang berkaitan dengan
ekonomi. Salah satu prinsip dalam ekonomi Islam adalah larangan riba dalam berbagai
bentuknya, dan menggunakan sistem antara lain prinsip bagi hasil. Dengan prinsip bagi hasil,
Bank Syariah dapat menciptakan iklim investasi yang sehat dan adil karena semua pihak dapat
saling berbagi baik keuntungan maupun potensi risiko yang timbul sehingga akan menciptakan
posisi yang berimbang antara bank dan nasabahnya. Dalam jangka panjang, hal ini akan
mendorong pemerataan ekonomi nasional karena hasil keuntungan tidak hanya dinikmati oleh
pemilik modal saja, tetapi juga oleh pengelola modal.

Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara lain, adalah kegiatan usaha yang
tidak mengandung unsur:

a. riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi
pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan
(fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan Nasabah
Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena
berjalannya waktu (nasi’ah);
b. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan
bersifat untung-untungan;
c. gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui
keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur
lain dalam syariah;
d. haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau
e. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.

Mengenai substansi isi dari UU Nomor 21 tahun 2008 yaitu terdiri dari 13 bab dan 70
pasal. BAB I Ketentuan Umum, BAB II Asas, Tujuan, dan Fungsi, BAB III Perizinan,
Bentuk Badan Hukum, Anggaran Dasar, dan Kepemilikan, BAB IV Jenis dan Kegiatan
Usaha, BAB V Pemegang Saham Pengendali, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah,
Direksi, dan Tenaga Kerja Asing, BAB VI Tata Kelola, Prinsip Kehati-hatian, dan
Pengelolaan Risiko Perbankan Syariah, BAB VII Rahasia Bank, BAB VIII Pembinaan dan
Pengawasan, BAB IX Penyelesaian Sengketa, BAB X Sanksi Administratif, BAB XI
Ketentuan Pidana, BAB XII Ketentuan Peralihan, BAB XIII Ketentuan Penutup

2.sebutkan pasal-pasal yang menjadi kelemahan peraturan yang dipilih

Menurut saya dari peraturan yang telah saya pilih dari Undang-Undang Nomor 21 tahun
2008 yang menjadi kelemahan adalah pada pasa 55 dalam ayat (1) disebutkan bahwa
penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui pengadilan agama,namun di dalam ayat (2)
kewenangan pengadilan dikurangi,yaitu apabila para pihak menghendaki penyelesaian
sengketa melalui media lain,maka diperbolehkan.pada ayat (2) dijelaskan bahwa dalam hal
para pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa melalui selain dimaksud pada ayat
(1), penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi akad.ini artinya kewenangan absolute
dari pengadilan agama dalam menyelesaikan sengketa ekonomi syariah (Perbankan Syariah)
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang pengadilan agama menjadi bersifat
opsional dalam Undang-Undang perbankan syari’ah, tergantung kesepakatan para pihak.yang
artinya dapat dikatakan para pihak yang ingin mencari keadilan dapat menyelesaikan
sengketa ekonomi syariah ke pengadilan agama,pengadilan Negeri,atau ke badan arbitrase
sesuai dengan kesepakatan para pihak yang bersengketa.

3. cara mengatasi kelemahan tersebut

Menurut saya cara mengatasi kelemahan dari pasal 55 tersebut yaitu dengan merubah
pasal 55 pada ayat (2) dengan menghapus ayat tersebut agar tidak menimimbulkan multi
penafsiran sehingga para pihak yang bersengketa dapat dengan jelas menyelesaikan masalah
perselisihannya ke pengadilan agama.

Anda mungkin juga menyukai