Anda di halaman 1dari 8

Buletin Profesi Insinyur 1(2) (2018) 83–90

Penulisan ini bertujuan untuk (1) Mengetahui


Implementasi Uji Mutu implementasi uji mutu pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi pada Paket Pembangunan Jalan Batas Kec.
Siding/Seluas – Batas Kecamatan Sekayam/Entikong
Konstruksi Paket (MYC) Provinsi Kalimantan Barat, dan (2) Mengetahui
ketidaksesuaian; akar penyebab masalah; acuan/aturan
Pembangunan Jalan Batas dalam pelaksanaan uji mutu konstruksi pada paket
tersebut disertai saran perbaikan. Setelah monitoring
Kec. Siding/Seluas – pelaksanaan uji mutu konstruksi pada paket tersebut,
didapatkan bahwa (1) Pelaksanaan sistem manajemen
Batas Kecamatan kesehatan dan keselamatan kerja pada sistem
Sekayam/Entikong (Myc) kesehatan dan keselamatan kerja dalam kondisi yang
baik. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk kinerja
Provinsi Kalimantan Barat penerapan penyelenggaraan kesehatan dan
keselamatan kerja berdasarkan Peraturan Menteri PU
Deddy Junaidi No. 9 tahun 2008, (2) Ketidaksesuaian, akar penyebab
Penulis adalah pegawai PNS pada dan saran perbaikannya.
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Balai Direktorat Jenderal Kata kunci: Uji mutu konstruksi, pekerjaan konstruksi
Bina Marga pada Unit Kerja Besar jalan
Pelaksanaan Jalan Nasional XI (Kalsel,
Kalteng, Kalbar), Bidang Pembangunan dan
Pengujian, sebagai Kepala Seksi
Pembangunan dan Pengujian Jalan BBPJN
XI. d3ddybalai11@gmail.com
www.buletinppi.ulm.ac.id

Pendahuluan dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari


komponen peralatan dan material yang memenuhi
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI mempunyai tugas persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara
dan fungsinya sebagai pengendalian dan pengawasan memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan
konstruksi pelaksanaan pembangunan jaringan jalan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk
nasional termasuk jalan bebas hambatan dan penyesuaian mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis
kontrak pelaksanaan konstruksi. tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum
diserahterimakan (FHO) kepada pemilik proyek/konsumen,
Dalam kegiatan tersebut harus dilakukan monitoring dan
tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang
evaluasi dalam pelaksanaannya untuk pencapaian mutu
siklus proyek mulai dari penyusunan program,
konstruksi jalan yang dipersyaratkan, baik fisik maupun non
perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan
fisik dengan penekanan terhadap tertib penyelenggaraan dan
pengendalian mutu. Kegiatan tersebut dikenal dengan
hasil pekerjaan konstruksi yang meliputi aspek perencanaan
penjaminan mutu (Quality Assurance-QA)
pekerjaan konstruksi, pengadaan, manajemen pengendalian,
pelaksanaan kontrak yang didukung kompetensi
Quality Control dalam pekerjaaan konstruksi memegang
penyelenggara. (Permen 04/PRT/M/2009)
peranan yang cukup penting, karena dapat menentukan
Penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib mewujudkan kualitas dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Pengawasan
hasil pekerjaan konstruksi yang handal dan bermanfaat terhadap mutu pekerjaan yang baik akan menghasilkan
dengan memenuhi ketentuan tertib penyelenggaraan kualitas pekerjaan yang baik pula. Hal ini akan
pekerjaan konstruksi, seperti persyaratan keselamatan umum, menumbuhkan kepercayaan Owner (pemilik proyek)
konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan kepada kontraktor pelaksana dan pengawas proyek.
dan/atau komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai
dengan standar atau norma yang berlaku. Disamping itu tetap Quality Contol juga membuat laporan pemeriksaan kepada
mengutamakan keamanan, keselamatan, dan kesehatan quality assurance. Oleh karena itu, quality control
tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan perundang– membutuhkan pengalaman dan juga pemahaman yang
undangan yang berlaku. baik tentang pengendalian mutu melalui spesifikasi teknik
yang digunakan dan metode praktis dalam pemeriksaan
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran mutu pekerjaan. Untuk lebih mengetahui tentang tugas
pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan tanggung jawab utama seorang quality control dapat
dan jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam dilihat di bawah ini.
hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja
diangap memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi
semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan
spesifikasi. Dengan demikian, instalasi/bangunan yang

BPI, 2018, 1(2), 83-90 | 83


Buletin Profesi Insinyur 1(2) (2018) 83–90

Metode dan Literatur - Daftar lampiran berupa format Catatan Mutu yang
merupakan pencatatan terhadap pelaksanaan
Pelaksanaan Uji Mutu ini dibuat sebagai pedoman kegiatan dari prosedur Mutu.
umum Tim Uji Mutu dan pihak-pihak terkait lainnya, agar
mempunyai pemahaman yang sama tentang pendekatan, Dalam rangka penerapan SMM konstruksi yang
sasaran dan tujuan uji mutu, kriteria pemilihan paket, mengacu kepada standar SMM SNI 19.9001:2001 maka
lingkup kegiatan, metode pengambilan dan pengujian terdapat prosedur mutu yang minimal wajib dimiliki
sampel, sampai dengan pembuatan dan penyampaian yaitu :
laporan, sehingga didalam pelaksanaannya terarah dan
- Prosedur Audit Mutu Internal;
terkendali.
- Prosedur Pengendalian Dokumen dan Data;
Dasar Pelaksanaan - Prosedur Pengendalian Produk yang tidak sesuai;
- Prosedur Tindakan Perbaikan; dan
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. - Prosedur Tindakan Pencegahan
04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu
(SMM) Ditjen Bina Marga. Rencana Mutu berisi rencana pelaksanaan kegiatan
2. Berdasarkan Permen PUPERA No. 34/PRT/M/2015 proyek dalam rangka penjaminan mutu konstruksi yang
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana dihasilkan.
Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rencana Mutu harus mengidentifikasiksi :
Rakyat, (dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak - Pejabat yang membuat, memeriksa dan
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti mengesahkan rencana Mutu;
dengan peraturan pelaksanaan yang baru). - Riwayat perubahan rencana Mutu;
3. Berdasarkan Permen PUPERA No. 20/PRT/M/2016 - Daftar distribusi Rencana mutu;
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana - Lingkup penerapan Rencana Mutu; dan
Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan - Referensi atau acuan yang digunakan dalam
Rakyat. Rencana Mutu.
4. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional XI Terdapat dua jenis Rencana Mutu yaitu :
No.005/KPTS/SATKER/Bz/2017 tanggal 2 Pebruari Rencana Mutu Proyek (RMP) adalah dokumen SMM
2017 tentang Monitoring Mutu Pelaksanaan konstruksi yang disusun oleh Unit Pelaksana sebagai
Pekerjaan/Uji Mutu dan Laboratorium. pengguna barang / jasa dalam rangka menjamin mutu
konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Dokumen RMP
digunakan sebagai panduan pelaksanaan pemantauan
Pedoman Kegiatan Uji Mutu dan peninjauan terhadap pelaksanaan kegiatan proyek
Pedoman mutu dikembangkan dan diterapkan pada dibandingkan dengan ketentuan dan persyaratan yang
tingkat Departemen, mencakup kebijakan mutu telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan
konstruksi pimpinan Departemen, struktur organisasi program.
yang berkaitan dengan SMM, ketentuan tentang
pengembangan dan penerapan SMM pada tingkat RMP minimal mencakup : kebijakan proyek; informasi
Direktorat Jenderal dan Unit Pelaksana Konstruksi, proyek; struktur organisasi proyek; lingkup kegiatan
serta batasan bagi penerapan SMM konstruksi pada proyek; jadwal pelaksanaan kegiatan; daftar peralatan
tingkat Direktorat Jenderal dan Unit Pelaksana kerja; bagan alir pelaksanaan kegiatan; sistem manajemen
Konstruksi. mutu proyek; dan Daftar Simak.
Manual Mutu dikembangkan berdasar Pedoman Mutu
pada tingkat Departemen, terkait kekhususan masing- Rencana Mutu Kontrak (RMK) adalah dokumen SMM
masing Direktorat Jenderal. Manual Mutu harus konstruksi yang disusun oleh Penyedia barang / jasa
mengidentifikasi seluruh elemen yang dipersyaratkan untuk setiap kontrak pekerjaan, digunakan untuk
dalam SMM SNI 19.9001.2001 menjamin bahwa spesifikasi teknis yang melekat pada
kontrak antara Penyedia Barang/Jasa dengan Pengguna
Prosedur mutu berisi petunjuk pelaksanaan kegiatan Barang/Jasa sebagai wakil dari Departemen Pekerjaan
atau aktivitas yang berkaitan dengan penjaminan mutu Umum dipenuhi sebagaimana mestinya.
konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal terkait. RMK minimal mencakup: informasi pengguna dan
Minimal mencakup mengenai Pejabat yang membuat, penyedia jasa; bagan organisasi pelaksana pekejaan
memeriksa dan mengesahkan Prosedur Mutu; termasuk organisasi pengguna barang/ jasa serta konsultan
- Riwayat perubahan Prosedur Mutu; pengawas; uraian tugas & tanggung jawab pelaksana
- Daftar distribusi Prosedur Mutu; pekerjaan; prosedur pelaksanaan pekerjaan; prosedur
- Lingkup penerapan dari Prosedur Mutu; instruksi kerja; bagian alir kegiatan pokok; gambar kerja
(shop drawing); daftar bahan; daftar peralatan; jadwal
- Referensi atau acuan yang digunakan dalam Prosedur
kegiatan; & jadwal inspeksi; jadwal mobilisasi bahan,
Mutu;
peralatan utama dan personil inti; lembar kerja dan daftar
- Tahapan proses, aktivasi, atau kegiatan dari Prosedur simak.
Mutu;

BPI, 2018, 1(2), 83-90 | 84


Buletin Profesi Insinyur 1(2) (2018) 83–90

(QAP) maupun yang dilaksanakan oleh Kontraktor


Pendekatan Kegiatan Uji Mutu (QCP).
1. Kegiatan ini hanya dalam rangka pembinaan mutu 3. Melakukan test mutu pekerjaan, langsung uji
internal, untuk bahan perbaikan mutu pekerjaan jalan lapangan dan sekalian pengambilan sample sesuai
dan jembatan kedepan, jadi sifatnya bukan kebutuhan untuk uji laboratorium antara lain:
pemeriksaan apalagi untuk mencari-cari kesalahan, a. Untuk Timbunan Tanah: dilakukan test
tujuannya hanya mengarahkan agar kepadatan uji lapangan (Sandcone, dengan
kontraktor/konsultan bekerja sesuai koridor spesifikasi jumlah titik yang nanti disepakati bersama)
teknis.
b. Untuk Agregat A / B / S : dilakukan test
2. Agar kegiatan ini berjalan dengan lancar perlu dijalin kepadatan uji lapangan (Sandcone, dengan
kerja sama yang baik antar (Satker/PPK, Konsultan, jumlah titik yang nanti disepakati bersama) dan
Kontraktor dan Tim Uji Mutu). mengambil sample agregat, hanya untuk test
3. Kami berharap dengan kerja sama yang baik, tidak akan gradasi dilaboratorium BBPJN VII Banjarmasin
terjadi mis-informasi yang berakibat laporan menjadi mengingat waktu yang terbatas.
keliru sehingga merugikan pihak lain. c. Untuk Aspal Hotmix (AC-Base/AC-BC/AC-WC,
4. Dengan adanya kegiatan ini tidak berarti dan serta- HRS-Base/HRS-WC):
merta mengurangi /menghilangkan peran tugas dan c.1. Dibatasi hanya untuk test ketebalan dan
tanggung jawab Satker/PPK, Konsultan dan Kontraktor, uji kepadatan/density (Coredrill, dengan
baik terhadap fisik maupun keuangan sesuai ketentuan jumlah titik yang ditentukan/disepakati 5
dan peraturan-peraturan berlaku yang melekat – 10 titik).
padanya. c.2. Jika saat uji petik AMP berproduksi
dan/atau pelaksanaan penghamparan
5. Kegiatan ini semata-mata tidak hanya untuk aspal sedang berjalan, maka diambil
pembelajaran tetapi juga sebagai pembinaan serta sample gembur dibelakang finisher atau
evaluasi pelaksanaan pekerjaan kontraktual maupun di AMP untuk pengujian kadar aspal
swakelola/rutin secara internal. dilaboratorium (Ekstraksi).

Tujuan dan Sasaran Uji Mutu d. Untuk pekerjaan Beton :


d.1. Jika saat uji petik sedang dalam
1. Melaksanakan salah satu Tugas pokok dan fungsi Balai
pelaksanaan cor beton lakukan tes kadar
Besar Pelaksana Jalan Nasional XI yaitu melaksanakan
air lapangan (Slump-test)
Pembinaaan terhadap Satker/PPK, Kontraktor dan
d.2. Untuk cek kuat tekan beton dilakukan
Konsultan.
dengan (Hammer-test, yang dapat
2. Agar didalam pelaksanaan pekerjaan baik QAP mewakili tiap kegiatan pekerjaan beton)
(Quality Assurance Plan) tanggung jawab konsultan d.3. Test core inti beton jika
dan QCP (Quality Control Plan) tanggung jawabnya diperlukan/disepakati.
kontraktor, selalu berkesesuaian dengan dokumen
kontrak (Spesifikasi seksi 1.21 Manajemen Mutu). Metode Pengujian Sample :
1. Pengujian analisa saringan agregat halus dan kasar
3. Untuk bahan evaluasi perbaikan mutu pekerjaan Jalan berdasarkan (SNI 03-1968-1990)
dan Jembatan kedepan. 2. Pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus
4. Dapat dijadikan Raport Satker/PPK, Kontraktor dan pasir berdasarkan (SNI 03-2828-1992)
Konsultan Supervisi. 3. Kepadatan kering maksimum berdasarkan (SNI
1743:2008)
Kriteria Pemilihan Paket Pekerjaan Uji Mutu: 4. Cara uji keausan agregat dengan masin abrasi los
1. Paket-paket proyek yang akan PHO/Proses PHO angeles berdasarkan (SNI 2417-2008)
2. Paket-paket proyek yang rawan capaian mutu dan 5. Density aspal berdasarkan (SNI 03-6757-2002)
waktu, 6. Cara Slump Beton berdasarkan (SNI 1972:2008)
3. Paket-paket MYC, 7. Kuat Tekan Beton berdasarkan (SNI 03-1974-1990)
4. Paket-paket yang nilai kontrak > Rp. 20 Milyar (Long 8. Pengujian kadar aspal cara senterifius berdasarkan
Segment), (SNI 03-6894-2002)
5. Paket-paket permintaan/masukan dari Satker/PPK, 9. Dan lain-lain sesuai yang tercantum dalam spesifikasi
Penyedia Jasa atau masyarakat untuk dilakukan uji 2010 revisi 3
mutu.
Hasil uji mutu dapat digunakan antara lain:
Lingkup Kegiatan Tim Uji Mutu Meliputi : 1. Sebagai syarat untuk dapat dilakukan pembayaran
1. Monitoring teknis baik masalah metode kerja maupun terhadap pekerjaan yang telah diterima hasil pengujian
mutu hasil pekejaan. quality control atau pengendalian mutu.
2. Monitoring pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan 2. Sebagai syarat untuk disetujui tahapan pekerjaan
dengan teknis pengendalian mutu oleh konsultan selanjutnya.

BPI, 2018, 1(2), 83-90 | 85


Buletin Profesi Insinyur 1(2) (2018) 83–90

3. Mengacu pada syarat dari spesifikasi teknik yang Mengapa perlu adanya SMK3. Sistem manajemen
digunakan. diperlukan untuk meningkatkan upaya K3 yang dijalankan
4. Bagian dari penjaminan mutu (quality assurance). dalam perusahaan agar berjalan secara efisien dan efektif.
5. Sebagai pertanggung jawaban kontraktor terhadap
hasil pekerjaan saat masa PHO (Provisional Hand Over) Penilaian Kinerja Penerapan Penyelenggaraan SMK3
dan FHO (Final Hand Over) Untuk mengetahui Kinerja Penerapan
Penyelenggaraan SMK3 Proyek Peningkatan Struktur Jalan
Peraturan Mengenai Uji Mutu Konstruksi Batas Kota Muara Tewe Kandui, dilakukan Monitoring dan
Permen 04/PRT/M/2009 diterbitkan untuk Evaluasi SMK3 Konstruksi (Monev SMK3). Maksud
memudahkan Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Penyelenggaraan Monev SMK3 adalah untuk mengukur
Kegiatan, serta Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan tingkat penyelenggaraan SMK3 dalam pemenuhan syarat-
tugas pemerintahan (TUSI) di bidang Pekerjaan Umum syarat keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja pada
(sesuai Permen PUPR 15/PRT/M/2015) agar tercapai tempat kegiatan konstruksi dan bertujuan untuk
kinerja yang direncanakan secara akuntabel, efisien dan pembinaan penerapan SMK3 Konstruksi di lingkungan
efektif dalam rangka mewujudkan ”tata pemerintahan Kementerian PU. Monev dilakukan kepada pihak pengguna
yang baik (Good Governance)” jasa, yaitu Satker dan PPK serta pihak penyedia jasa.

1. Peraturan Menteri PU No. 9 Tahun 2008 Monev Pengguna Jasa (Satker):


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Satker menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU secara
(SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara penuh mengacu pada Permen PU No. 09/PRT/M/2008
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, Dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi Umum
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan 2. Persyaratan K3 dimasukkan dalam Dokumen
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja Pemilihan Penyedia Jasa oleh Pokja Satker
guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien 3. Satker sudah mempunyai dan memasang Kebijakan K3
dan produktif. dan Pakta Komitmen K3 Kementerian PU, dipasang di
SMK3 konstruksi bidang pekerjaan umum adalah tempat yang mudah dibaca dan disosialisasikan
SMK3 pada sektor jasa konstruksi yang berhubungan kepada unit kerja/staf di bawah kendali Satker
dengan kepentingan umum (masyarakat) antara lain 4. Satker mempunyai Prosedur Teknis tentang
pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung Pelaksanaan SMK3 Konstruksi yang diterbitkan oleh
fasilitas umum, sistem penyediaan air minum dan Pejabat Eselon I, sesuai Permen PU No.
perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan 09/PRT/M/2008 Pasal 7 ayat (1)
perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman 5. Satker mempunyai Petunjuk Teknis Pelaksanaan
pantai, irigasi, bendungan, bendung, waduk, dan lainnya. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan SMK3
Konstruksi
2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen Hasil dan Pembahasan
perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
Hasil pelaksanaan uji mutu konstruksi (sampel) pada
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
Paket Pembangunan Jalan Batas Kec. Siding/Seluas – Batas
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
Kecamatan Sekayam/Entikong (MYC) Provinsi Kalimantan
produktif.
Barat ditunjukkan sebagaimana dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1 : Hasil pelaksanaan uji mutu konstruksi


Akar Penyebab/
Saran
No. Ketidaksesuaian Masalah Acuan
Perbaikan
A. SMM
1. RMP PPK Terdapat 1. Permen PU No. Melakukan
perbedaan dalam 04/PRT/M/2009 koordinasi terkait
memahami 2. Manual Sistem penerapan SMM
Permen PU 04 Manajemen Terintegrasi antara pusat
tahun (SMMK3L) dengan Balai
2009 3. Petunjuk Pelaksanaan RMP sehingga tidak
No. DJBM/SMM/PP/13 terdapat perbedaan
4. Permen PUPR pemahaman
No. 20/PRT/M/2016
5. Prosedur
Pengendalian Dokumen

BPI, 2018, 1(2), 83-90 | 86


Buletin Profesi Insinyur 1(2) (2018) 83–90

a. Lembar pengesahan belum 1. Lampiran I, Bab 7.1.2.2. : Lembar Pengesahan


ditanda tangan pada Atasan Langsung dari Kepala agar segera
“Pemeriksa” dan Satuan Kerja/SNVT/SKS/PPK ditandatangani,
“Pengesah” bertanggung jawab atas kemudian
pengesahan pelaksanaan dilanjutkan dengan
RMP dan digunakan sebagai pengendalian
dokumen monitoring dokumen
kegiatan

b. No. Unit Kerja 2. Lampiran 05, Daftar Distribusi Agar disesuaikan


pada Daftar Dokumen dan Notasi No. Unit Kerja pada
Distribusi Dokumen belum Daftar Distribusi
sesuai Dokumen dan
BBPJN XI
c. Sasaran mutu 3. Lampiran 9.5. Sasaran Mutu Sasaran mutu agar
belum Kegiatan harus ditetapkan mencantumkan
mencantumkan sebagai tolok ukur pencapaian tolok ukur
tolok ukur organisasi yang harus dievaluasi pencapaian dari
pencapaian yang tingkat pencapaiannya, Sasaran masing-masing
sesuai Mutu Kegiatan ditetapkan kegiatan
beserta pernyataan bagaimana
cara pencapaian dan bilamana
diperlukan cara mengukur
keberhasilannya

d. Struktur Organisasi 1. hirarki


belum mencantumkan Lampiran I, Bab 7.1.2.1.d. :
di atasnya Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yaitu bagan agar
struktur organisasi pelaksanaan mencantumkan 1
kegiatan hirarki di atasnya

e. Struktur Organisasi Pengelola SMMK3L belum


2. ada
Bab 5.5.12. : Struktur organisasi Agar dibuat Struktur
pengelola SMMK3L pada Organisasi
Satuan Kerja PJN dan P2JN Pengelola SMMK3L
sesuai dengan
Manual SMMK3L

f. Kebutuhan sumber daya 1. Lampiran I, Bab 7.1.2.1.f. : Kebutuhan Sumber


sarana dan prasarana Kebutuhan Sumber Daya Daya Sarana agar
belum dibuat Manusia dan Sumber Daya dibuat dan
lainnya dalam rangka dilengkapi
memenuhi mutu yang
dipersyaratkan

g. Jadwal Pelaksanaan 3. Penjelasan lampiran 9.9 : Jadwal


Kegiatan belum melakukan Sebagai fungsi kontrol untuk pelaksanaa
pencatatan pencapaian melakukan evaluasi maka n kegiatan agar
pelaksanaan kegiatan sedapat mungkin jadwal mencantumkan
(realisasi) secara konsisten kegiatan menyediakan kolom kolom realisasi
dan berkala realisasi untuk pelaksanaan
kegiatannya

BPI, 2018, 1(2), 83-90 | 87


Buletin Profesi Insinyur 1(2) (2018) 83–90

h. Daftar kriteria penerimaan 1. Lampiran I, Bab 7.1.2.1.l. : Daftar Daftar kriteria


belum dibuat Kriteria Penerimaan yaitu penerimaan agar
menguraikan ketentuan- dibuat dan
ketentuan dari setiap tahapan dilengkapi
proses dan hasil pekerjaan
sesuai dengan persyaratan
(KAK, spesifikasi teknis, standar
atau peraturan perundang-
undangan)

i. Daftar Dokumen Sistem 1. Lampiran I, Bab 7.1.2.1.m. : Daftar Dokumen


Mutu belum Daftar Dokumen SMM dalam Sistem Mutu agar
mencantumkan dokumen rangka mencapai kesesuaian mencantumkan
yang berlaku mutu yang dipersyaratkan dokumen yang
berlaku dan
dikendalikan

2. RMK KONSULTAN PT. 1. Permen PU No.


WESITAN 04/PRT/M/2009
2. Petunjuk
Pelaksanaan
Rencana Mutu
Kontrak
DJBM/SMM/PP/1
a. Pengesahan RMK Konsultan
4 tidak 1. Lampiran IV (Contoh Format Sesuai dengan
ditandatangani oleh PPK mengikuti acuan RMK) : Lembar Pengesahan Permen PU No.
bukan oleh Ka. Satker yang ada 2. Bab 5.2 : Untuk Pekerjaan 04/PRT/M/2009
Konstruksi, RMK diperiksa yang mengesahkan
oleh PPK dan disahkan oleh RMK adalah Ka.
Kepala Satker yang Satker bukan PPK.
dipergunakan sebagai Oleh sebab itu RMK
acuan pelaksanaan agar direvisi sesuai
kegiatan. dengan ketentuan
yang berlaku

`b. Sasaran mutu bersifat Konsultan tidak 1. Lampiran I, Bab Agar dibuat sasaran
umum dan belum memahami lingkup 7.1.3 Sub bab 1.b. mutu bagian yang
memenuhi kaidah kegiatan yang telah : spesifik dengan
SMART dijelaskan dalam Sasaran Mutu yang menggunakan
KAK. Akibatnya menguraikan target kaidah SMART
sasaran mutu yang pencapaian mutu yang (Specific,
disusun tidak sesuai terukur sesuai dengan Measurable,
dengan lingkup KAK/RKS; Applicable,
kegiatan dalam KAK 2. Bab 5,Sub bab 5.3.4 Reasonable, Time
tentang Sasaran Mutu Frame), meliputi
Kegiatan cara metode
pencapaian dan pelaksanaan,
bilamana diperlukan cara sasaran mutu
mengukur terhadap input
keberhasilannya. (sesuai KAK)
persiapan dan
mobilisasi yang
tepat waktu, proses
pelaksana-annya
memenuhi
Spesifikasi
Umum/Khusus,
PP/IK/SOP Kegiatan,
output progres
realisasi dan
progres bulanan,
minimum misalnya
5% dibawah
rencana
BPI, 2018, 1(2), 83-90 | 88
pemenuhan serta
kelengkapan data
administrasi teknik
dan keuangan (back
up data MC dan
Buletin Profesi Insinyur 1(2) (2018) 83–90

c. Struktur Organisasi Pemahaman 1. Lampiran IV (Contoh Bagan Struktur


penyedia jasa tidak kontraktor yang Format RMK) : Strukutur Organisasi
mencantumkan hirarkhi masih kurang Organisasi Penyedia Jasa agar
diatasnya 2. Bab 5,Sub bab 5.3.6 mencantumkan
Struktur Organisasi hirarki diatasnya
disajikan dalam bentuk
organigram, lengkap
dengan penjelasan
nama bagian bagiannya,
serta nama pejabatnya serta
garis intruksi maupun garis
koordinasinya dengan
struktur organisasi unit
pelaksana kegiatan;

d. Kerangka Acuan Kerja, Konsultan tidak 2. Bab 5, Konsultan agar


Metode Verifikasi, faham dan kurang Sub bab 5.3.15 membuat kerangka
Validasi, Monitoring, mengerti Rencana dan Metode acuan kerja, metode
Evaluasi, Inspeksi dan Verifikasi, Validasi, verifikasi, validasi,
Pengujian & Kriterian Monitoring, Evaluasi, monitoring, evaluasi,
Penerimaan belum ada Inspeksi dan Pengujian dan inspeksi dan
Kriteria untuk menjamin pengujian & kriterian
bahwa setiap input yang penerimaan
digunakan adalah
memadai/sesuai
persyaratan, setiap proses
yang dilakukan adalah
sesuai dengan
rencana/sesuai persyaratan
dan produk kegiatan sesuai
dengan
rencana/persyaratan
beserta metode
pemeriksaan dan kriteria
penerimaannya;Penerimaan
nya yaitu menguraikan
rencana kegiatan

Kesimpulan
Sesuai hasil implementasi uji mutu konstruksi pada
paket Pekerjaan Pembangunan Jalan Batas Kecamatan Referensi
Siding/Seluas-Batas Kecamatan Sekayam/Entikong
(MYC) Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut: Peraturan Menteri PU No. 04/PRT/M/2009, tanggal 16
1. Pelaksanaan SMM (Sistem Manajemen Mutu) pada Maret 2009, tentang Sistem Manajemen Mutu
rencana mutu pelaksanaan Pejabat Pembuat Departemen Pekerjaan Umum
Komitmen di Paket tersebut perlu perbaikan dan Peraturan Menteri No. 38/PRT/M/2007, tentang
melengkapi dokumen RMP tersebut.. Hal tersebut Pedoman Pola Klasifikasi Arsip Departemen
diwujudkan dalam bentuk kinerja penerapan Pekerjaan Umum
penyelenggaraan SMM berdasarkan Peraturan Peraturan Menteri PU No. 39/PRT/M/2007, tentang
Menteri PU No. 04/PRT/M/2009, tanggal 16 Maret Pedoman Jadwal Retensi Arsip Departemen
2009, tentang Sistem Manajemen Mutu Pekerjaan Umum
Departemen Pekerjaan Umum. Dokumen Manual Mutu, Direktorat Jenderal Bina Marga
2. Rencana Mutu Kegiatan (RMK) Konsultan No. DJBM/SMM/MM Rev. 01, Tanggal 26 Agustus
pengawasan masih perlu perbaikan dan melengkapi 2013
kekurangan, seperti sasaran mutu yang bersifat Manual Sistem Manajemen Terintegrasi :
umum dan belum memenuhi kaidah SMART (Mutu,Keselamatan Kesehatan Kerja dan
(Specific, Measurable, Applicable, Reasonable, Time Lingkungan), No. MMK3L DJBM/2016. Tanggal 01
Frame) Juli 2016

BPI, 2018, 1(2), 83-90 | 89


Buletin Profesi Insinyur 1(2) (2018) 83–90

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Bina Marga, Prosedur Tindakan
Perbaikan, SOP/UPM/DJBM-05
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Bina Marga, Prosedur
Pengendalian Arsip, SOP/UPM/DJBM-02
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Bina Marga, Prosedur
Pengendalian Hasil Pekerjaan /Produk Tidak Sesuai,
SOP/UPM/DJBM-04
Kementrian Pekerjaan Umum. 2011. Kebijakan
Pemerintah Tentang K3.
Permen PU No: 09/PRT/M/2008. 1 Juli 2008. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 1997. Dasar-dasar K3


Konstruksi. Menteri Tenaga Kerja PERMEN Nomor:
PER–05/MEN/1999. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2012

BPI, 2018, 1(2), 83-90 | 90

Anda mungkin juga menyukai