27 55 1 SM
27 55 1 SM
Metode dan Literatur - Daftar lampiran berupa format Catatan Mutu yang
merupakan pencatatan terhadap pelaksanaan
Pelaksanaan Uji Mutu ini dibuat sebagai pedoman kegiatan dari prosedur Mutu.
umum Tim Uji Mutu dan pihak-pihak terkait lainnya, agar
mempunyai pemahaman yang sama tentang pendekatan, Dalam rangka penerapan SMM konstruksi yang
sasaran dan tujuan uji mutu, kriteria pemilihan paket, mengacu kepada standar SMM SNI 19.9001:2001 maka
lingkup kegiatan, metode pengambilan dan pengujian terdapat prosedur mutu yang minimal wajib dimiliki
sampel, sampai dengan pembuatan dan penyampaian yaitu :
laporan, sehingga didalam pelaksanaannya terarah dan
- Prosedur Audit Mutu Internal;
terkendali.
- Prosedur Pengendalian Dokumen dan Data;
Dasar Pelaksanaan - Prosedur Pengendalian Produk yang tidak sesuai;
- Prosedur Tindakan Perbaikan; dan
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. - Prosedur Tindakan Pencegahan
04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu
(SMM) Ditjen Bina Marga. Rencana Mutu berisi rencana pelaksanaan kegiatan
2. Berdasarkan Permen PUPERA No. 34/PRT/M/2015 proyek dalam rangka penjaminan mutu konstruksi yang
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana dihasilkan.
Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rencana Mutu harus mengidentifikasiksi :
Rakyat, (dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak - Pejabat yang membuat, memeriksa dan
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti mengesahkan rencana Mutu;
dengan peraturan pelaksanaan yang baru). - Riwayat perubahan rencana Mutu;
3. Berdasarkan Permen PUPERA No. 20/PRT/M/2016 - Daftar distribusi Rencana mutu;
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana - Lingkup penerapan Rencana Mutu; dan
Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan - Referensi atau acuan yang digunakan dalam
Rakyat. Rencana Mutu.
4. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional XI Terdapat dua jenis Rencana Mutu yaitu :
No.005/KPTS/SATKER/Bz/2017 tanggal 2 Pebruari Rencana Mutu Proyek (RMP) adalah dokumen SMM
2017 tentang Monitoring Mutu Pelaksanaan konstruksi yang disusun oleh Unit Pelaksana sebagai
Pekerjaan/Uji Mutu dan Laboratorium. pengguna barang / jasa dalam rangka menjamin mutu
konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Dokumen RMP
digunakan sebagai panduan pelaksanaan pemantauan
Pedoman Kegiatan Uji Mutu dan peninjauan terhadap pelaksanaan kegiatan proyek
Pedoman mutu dikembangkan dan diterapkan pada dibandingkan dengan ketentuan dan persyaratan yang
tingkat Departemen, mencakup kebijakan mutu telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan
konstruksi pimpinan Departemen, struktur organisasi program.
yang berkaitan dengan SMM, ketentuan tentang
pengembangan dan penerapan SMM pada tingkat RMP minimal mencakup : kebijakan proyek; informasi
Direktorat Jenderal dan Unit Pelaksana Konstruksi, proyek; struktur organisasi proyek; lingkup kegiatan
serta batasan bagi penerapan SMM konstruksi pada proyek; jadwal pelaksanaan kegiatan; daftar peralatan
tingkat Direktorat Jenderal dan Unit Pelaksana kerja; bagan alir pelaksanaan kegiatan; sistem manajemen
Konstruksi. mutu proyek; dan Daftar Simak.
Manual Mutu dikembangkan berdasar Pedoman Mutu
pada tingkat Departemen, terkait kekhususan masing- Rencana Mutu Kontrak (RMK) adalah dokumen SMM
masing Direktorat Jenderal. Manual Mutu harus konstruksi yang disusun oleh Penyedia barang / jasa
mengidentifikasi seluruh elemen yang dipersyaratkan untuk setiap kontrak pekerjaan, digunakan untuk
dalam SMM SNI 19.9001.2001 menjamin bahwa spesifikasi teknis yang melekat pada
kontrak antara Penyedia Barang/Jasa dengan Pengguna
Prosedur mutu berisi petunjuk pelaksanaan kegiatan Barang/Jasa sebagai wakil dari Departemen Pekerjaan
atau aktivitas yang berkaitan dengan penjaminan mutu Umum dipenuhi sebagaimana mestinya.
konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal terkait. RMK minimal mencakup: informasi pengguna dan
Minimal mencakup mengenai Pejabat yang membuat, penyedia jasa; bagan organisasi pelaksana pekejaan
memeriksa dan mengesahkan Prosedur Mutu; termasuk organisasi pengguna barang/ jasa serta konsultan
- Riwayat perubahan Prosedur Mutu; pengawas; uraian tugas & tanggung jawab pelaksana
- Daftar distribusi Prosedur Mutu; pekerjaan; prosedur pelaksanaan pekerjaan; prosedur
- Lingkup penerapan dari Prosedur Mutu; instruksi kerja; bagian alir kegiatan pokok; gambar kerja
(shop drawing); daftar bahan; daftar peralatan; jadwal
- Referensi atau acuan yang digunakan dalam Prosedur
kegiatan; & jadwal inspeksi; jadwal mobilisasi bahan,
Mutu;
peralatan utama dan personil inti; lembar kerja dan daftar
- Tahapan proses, aktivasi, atau kegiatan dari Prosedur simak.
Mutu;
3. Mengacu pada syarat dari spesifikasi teknik yang Mengapa perlu adanya SMK3. Sistem manajemen
digunakan. diperlukan untuk meningkatkan upaya K3 yang dijalankan
4. Bagian dari penjaminan mutu (quality assurance). dalam perusahaan agar berjalan secara efisien dan efektif.
5. Sebagai pertanggung jawaban kontraktor terhadap
hasil pekerjaan saat masa PHO (Provisional Hand Over) Penilaian Kinerja Penerapan Penyelenggaraan SMK3
dan FHO (Final Hand Over) Untuk mengetahui Kinerja Penerapan
Penyelenggaraan SMK3 Proyek Peningkatan Struktur Jalan
Peraturan Mengenai Uji Mutu Konstruksi Batas Kota Muara Tewe Kandui, dilakukan Monitoring dan
Permen 04/PRT/M/2009 diterbitkan untuk Evaluasi SMK3 Konstruksi (Monev SMK3). Maksud
memudahkan Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Penyelenggaraan Monev SMK3 adalah untuk mengukur
Kegiatan, serta Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan tingkat penyelenggaraan SMK3 dalam pemenuhan syarat-
tugas pemerintahan (TUSI) di bidang Pekerjaan Umum syarat keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja pada
(sesuai Permen PUPR 15/PRT/M/2015) agar tercapai tempat kegiatan konstruksi dan bertujuan untuk
kinerja yang direncanakan secara akuntabel, efisien dan pembinaan penerapan SMK3 Konstruksi di lingkungan
efektif dalam rangka mewujudkan ”tata pemerintahan Kementerian PU. Monev dilakukan kepada pihak pengguna
yang baik (Good Governance)” jasa, yaitu Satker dan PPK serta pihak penyedia jasa.
`b. Sasaran mutu bersifat Konsultan tidak 1. Lampiran I, Bab Agar dibuat sasaran
umum dan belum memahami lingkup 7.1.3 Sub bab 1.b. mutu bagian yang
memenuhi kaidah kegiatan yang telah : spesifik dengan
SMART dijelaskan dalam Sasaran Mutu yang menggunakan
KAK. Akibatnya menguraikan target kaidah SMART
sasaran mutu yang pencapaian mutu yang (Specific,
disusun tidak sesuai terukur sesuai dengan Measurable,
dengan lingkup KAK/RKS; Applicable,
kegiatan dalam KAK 2. Bab 5,Sub bab 5.3.4 Reasonable, Time
tentang Sasaran Mutu Frame), meliputi
Kegiatan cara metode
pencapaian dan pelaksanaan,
bilamana diperlukan cara sasaran mutu
mengukur terhadap input
keberhasilannya. (sesuai KAK)
persiapan dan
mobilisasi yang
tepat waktu, proses
pelaksana-annya
memenuhi
Spesifikasi
Umum/Khusus,
PP/IK/SOP Kegiatan,
output progres
realisasi dan
progres bulanan,
minimum misalnya
5% dibawah
rencana
BPI, 2018, 1(2), 83-90 | 88
pemenuhan serta
kelengkapan data
administrasi teknik
dan keuangan (back
up data MC dan
Buletin Profesi Insinyur 1(2) (2018) 83–90
Kesimpulan
Sesuai hasil implementasi uji mutu konstruksi pada
paket Pekerjaan Pembangunan Jalan Batas Kecamatan Referensi
Siding/Seluas-Batas Kecamatan Sekayam/Entikong
(MYC) Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut: Peraturan Menteri PU No. 04/PRT/M/2009, tanggal 16
1. Pelaksanaan SMM (Sistem Manajemen Mutu) pada Maret 2009, tentang Sistem Manajemen Mutu
rencana mutu pelaksanaan Pejabat Pembuat Departemen Pekerjaan Umum
Komitmen di Paket tersebut perlu perbaikan dan Peraturan Menteri No. 38/PRT/M/2007, tentang
melengkapi dokumen RMP tersebut.. Hal tersebut Pedoman Pola Klasifikasi Arsip Departemen
diwujudkan dalam bentuk kinerja penerapan Pekerjaan Umum
penyelenggaraan SMM berdasarkan Peraturan Peraturan Menteri PU No. 39/PRT/M/2007, tentang
Menteri PU No. 04/PRT/M/2009, tanggal 16 Maret Pedoman Jadwal Retensi Arsip Departemen
2009, tentang Sistem Manajemen Mutu Pekerjaan Umum
Departemen Pekerjaan Umum. Dokumen Manual Mutu, Direktorat Jenderal Bina Marga
2. Rencana Mutu Kegiatan (RMK) Konsultan No. DJBM/SMM/MM Rev. 01, Tanggal 26 Agustus
pengawasan masih perlu perbaikan dan melengkapi 2013
kekurangan, seperti sasaran mutu yang bersifat Manual Sistem Manajemen Terintegrasi :
umum dan belum memenuhi kaidah SMART (Mutu,Keselamatan Kesehatan Kerja dan
(Specific, Measurable, Applicable, Reasonable, Time Lingkungan), No. MMK3L DJBM/2016. Tanggal 01
Frame) Juli 2016